BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang ada, maka dapat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

(Studi Kasus di Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

Pertemuan Ke-4. Sarana dan prasarana transportasi di pedesaan perlu dipertimbangkan tidak kalah penting dengan angkutan perkotaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

moda udara darat laut

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu

BIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

RINCIAN KONSUMEN PENGGUNA DAN TITIK SERAH JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas untuk memenuhi dan mendapatkan pangan, sandang, dan

G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.011/2013 TENTANG

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

Pertemuan Ke-4. Sarana dan prasarana transportasi di pedesaan perlu dipertimbangkan tidak kalah penting dengan angkutan perkotaan

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

80/PMK.03/2012 JASA ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN JASA ANGKUTAN UMUM DI AIR YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PE

KONDISI FISIK WILAYAH

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB I. Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± pulau, sehingga dapat

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

RINCIAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BBM TERTENTU

2.4 Diskripsi Wilayah malioboro 12

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Kalimantan Selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

LAMPIRAN NOMOR 191 TAHUN 2014 RINCIAN KONSUMEN PENGGUNA DAN TITIK SERAH JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU. 1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II STUDI PUSTAKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap transportasi mengakibatkan perpindahan dan pergerakan, yang berarti terjadi lalu lintas (Sardjono,1991). Berbagai faktor menjadi petimbangan pelaku perjalanan sebelum memutuskan moda yang akan dipilih. Jika terdapat berbagai alternatif maka yang akan dipilih adalah yang mampu memberikan kepuasan terbesar secara individual. Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar dari pada biaya yang akan dikeluarkan unutuk pengangkutannya. Nilai yang diberikan transportasi adalah berupa nilai tempat (place utility) dan nilai waktu (time utility). Kedua nilai ini diperoleh jika barang telah diangkut ke tempat dimana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya. Lebih dari itu, peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilisasi manusia, transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal. Untuk itu juga, jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat (Nasution H.M.N, 1996). Papacotas ( 1997 ) mengatakan bahwa dalam sistem transportasi dapat 7

8 digolongkan kedalam 4 kategori besar, yaitu: 1. Transportasi darat : a. jalan raya b. jalan kereta api 2. Transportasi udara : a. domestik b. internasional 3. Transportasi air : a. pedalaman b. pesisir pantai c. laut 4. Tranportasi dalam pipa darat dan laut : a. minyak b. gas c. dan lain-lain Tamin, O.Z., (1997) mengemukakan, untuk mengimbangi dan menekan laju peningkatan angkutan pribadi harus dilakukan perbaikan sistem angkutan umum berdasarkan kemampuan angkut yang besar, kecepatan yang tinggi, keamanan dan kenyamanan perjalanan yang memadai. Karena digunakan secara misal, maka haruslah dengan biaya perjalanan yang memadai dan terjangkau. 2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Paling tidak ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan

9 keputusan dalam pemilihan moda (Tamin O.Z., 1997) antara lain sebagai berikut. 1. Ciri pengguna jalan, secara umum adalah : a. ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan umum, b. pemilikan surat ijin mengemudi (SIM), c. struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiunan, bujangan,dll), d. pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang menggunakan kendaraan pribadi e. faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja dan keperluan mengantar anak sekolah. 2. Ciri pergerakan, pemilihan moda dipengaruhi oleh hal berikut. a. Tujuan pergerakan. Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju biasanya lebih mudah dengan menggunakan angkutan umum karena ketepatan waktu dan tingkat pelayanan yang sangat baik dan ongkosnya relatif lebih murah dibandingkan dengan angkutan pribadi. Akan tetapi hal sebaliknya terjadi di negara sedang berkembang; orang masih tetap menggunakan mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih mahal, karena ketepatan waktu, kenyamanan, dan lainnya yang tidak dapat dipenuhi angkutan umum b. Waktu terjadinya pergerakan. Kalau kita ingin bergerak pada

10 tengah malam, kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang beroperasi c. Jarak perjalanan. Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi. 3. Ciri fasilitas moda transportasi. Hal ini dikelompokkan dalam dua kategori : a. Faktor kuantitatif seperti : 1. waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak dan lainlain, 2. biaya transportasi (tarif, biaya bahan baker, dan lainlain), 3. ketersediaan ruang dan tarif parkir. b. Faktor kualitatif. Faktor ini cukup sukar menghitungnya, meliputi : 1. kenyamanan dan keamanan 2. keandalan dan keteraturan 3. dan lain-lain Model pemilihan moda yang baik akan memasukkan faktor-faktor penting tersebut diatas.

11 Model distribusi perjalan dapat digunakan untuk memprediksi jumlah perjalanan dari daerah asal (generations) dan yang tertarik ke daerah tujuan (attractions). Bangkitan dan tarikan memberikan suatu gagasan dari tingkat pelayanan didalam daerah studi tetapi belum tentu memenuhi untuk dipakai sebagai model atau pengambilan keputusan (Ortuzar,1994). Secara umum Tamin.O.Z, (1997) menyatakan bangkitan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zonba atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik kesuatu tata guna lahan atau zona. Perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu zona lain, dikenal sebagai perjalan antar zona atau distribusi perjalanan. Selanjutnya orang akan memilih kendaraan yang akan digunakan untuk melakukan perjalan yang dimaksud. Perjalanan antar zona ini tidak mengandung arti pembagian macam kendaraan, melainkan semata-mata meliputi asal dan tujuan perjalan (Dickey,1975). 2.3. Angkutan Perairan Angkutan melalui perairan sangat penting artinya bagi Indonesia (Munawir dkk., 2002) sebab : 1. Indonesia merupakan Negara kepulauan. 2. Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan. Angkutan perairan Indonesia dapat dikelompokkan (Munawir dkk., 2002) sebagai berikut : 1. Pelayaran lokal dan pelayaran rakyat, yaitu pelayaran yang menghubungkan suatu pelabuhan ke pelabuhan lain dalam suatu pulau

12 atau pelayaran dari daerah pedalaman melalui jalur sungai dari suatu tempat ke tempat lain. Pelayaran tersebut menggunakan perahu tradisional atau motor kecil dengan menyusuri pantai, sungai atau danau. Yang termasuk pelayaran jenis ini antara lain : a. Pelayaran sungai terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan sebagainya. b. Pelayaran danau terdapat di Danau Toba, Danau Poso, dan sebagainya. c. Pelayaran yang terdapat di selat yang menghubungkan dua pulau dengan menggunakan kapal feri, misalnya Banyuwangi Bali (Gilimanuk), Jawa Barat Lampung, dan antar pulau di Maluku. 2. Pelayaran Nusantara (pelayaran interinsuler), yaitu pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau atau pelabuhan-pelabuhan utama di seluruh Indonesia dengan jalur pelayaran yang teratur. 3. Pelayaran khusus, yaitu pelayaran yang mengangkut minyak, gas alam, kayu, dan barang-barang lain yang sifatnya khusus untuk menuju keluar negeri maupun dalam negeri. 4. Pelayaran samudra, yaitu pelayaran yang menggunakan kapal besar untuk mengangkut barang atau penumpang antarnegara. Beberapa jenis alat transportasi air/sungai (wikipedia.org, 2009) adalah sebagai berikut. 1. Sampan Sampan adalah sebuah perahu kayu dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau

13 menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2-8 orang, tergantung ukuran sampan. Sampan biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk. Gambar 2.1. Sampan 2. Tongkang/Ponton Tongkang/Ponton adalah suatu kapal yang dengan lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung. Gambar 2.2. Tongkang/Ponton

14 3. Kapal Tarik/Tunda Kapal tarik/tunda adalah kapal yang digunakan untuk menarik atau mendorong kapal lainnya. Kapal tarik/tunda biasanya digunakan untuk menarik tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya. Gambar 2.3. Kapal Tarik/Tunda 4. Kapal Barang/Dagang Kapal Barang/Dagang digunakan khusus untuk mengangkut barang- barang dagangan (sembako), termasuk hasil hutan di dalam kapal tersebut. Kapal Barang/Dagang terbuat dari kayu, semua dinding terbuat dari papan dan atapnya menutupi keseluruhan dari kapal tersebut. Gambar 2.4. Kapal Barang/Dagang

15 5. Kapal Kelotok Kapal Kelotok adalah kapal yang menggunakan mesin diesel sebagai tenaga penggeraknya. Kapal kelotok berukuran lebih kecil dari kapal barang, umumnya hanya bisa memuat belasan orang saja. Gambar 2.5. Kapal Kelotok 6. Kapal Getek Kapal apal getek adalah jenis kelotok yang fungsinya khusus untuk mengangkut orang. Kapal Getek membawa penumpang lebih sedikit, karena digunakan untuk angkutan sungai jarak dekat. Gambar 2.6. Kapal Getek

16 7. Speed Boat Speed Boat adalah jenis kapal taksi tercepat. Speed Boat terbuat dari fiberglass, bisa mengangkut maksimal penumpang 8 penggerak berupa mesin tempel berkapasitas 40 PK. orang. Tenaga Penumpangnya memiliki kesan mewah, atau bisa dikatakan sebagai angkutan kelas satu sebab selain cepat, barang bawaan terbatas juga tarif penumpang lebih mahal dari angkutan lain. Gambar 2.7. Speed Boat 8. Long Boat Long Boat adalah perahu bentuk lebih panjang dan memuat penumpang lebih banyak namun kalah cepat dengan speed boat. Long Boat bisa mengangkut penumpang 10 hingga 15 orang. Tenaga penggeraknya sama seperti speed boat dengan mesin tempel berkapasitas 40 PK.

17 Gambar 2.8. Long Boat 9. Alkon Alkon adalah perahu penyeberangan penyeberangan jarak dekat digunakan untuk mengangkut penumpang. Alkon menggunakan mesin tempel berkapasitas 2 PK sebagai tenaga penggeraknya. Gambar 2.9. 2.4. Alkon Biaya Biaya adalah besaran pengorbanan dalam suatu proses produksi untuk tercapainya suatu hasil produksi (Sudarsono J. dkk., 1994). Hasil produksi disini maksudnya yaitu satu satuan unit produksi jasa angkutan. Macam-macam macam biaya (Soehardi Sigit, 2002) sebagai berikut berikut.

18 1. Biaya Tetap Biaya tetap (Fixed cost) adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain segala bentuk baiaya yang dikeluarkan, namun besar biaya tersebut tidak bergantung pada pengoperasian kendaraan. Contohnya biaya saat pembelian kendaraan, dimana biaya ini tidak tergantung pada pengoperasian kendaraan. 2. Biaya Variabel Biaya variabel (Variable Cost) adalah jenis-jenis biaya yang naik turun bersama-sama dengan volume kegiatan. Produksi bertambah, bertambahlah biaya variabel. Produksi turun, maka turunlah biaya variabel. Contohnya biaya BBM, biaya suku cadang kendaraan dan biaya perawatan. Biaya-biaya ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan pengoperasian kendaraan. 3. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung membentuk hasil produksi. Contohnya biaya administrasi kantor suatu agen kendaraan angkutan umum. Biaya ini harus dikeluarkan namun tidak berkaitan langsung dengan proses pengoperasian kendaraan. 2.5. Metode Break Even Point (BEP) 2.5.1. Pengertian Metode Break Even Point (BEP) Metode Break Even Point (BEP) merupakan metode penentuan besarnya biaya dalam suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu dimana dalam suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu dimana setelah

19 diadakan perhitungan laba rugi maka pemilik/perusahaan itu tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita kerugian (Soehardi Sigit, 2002). Analisa Break Even Point merupakan suatu cara atau teknik untuk mengetahui hasil perhitungan produksi dari jenis-jenis komponen biaya operasional kendaraan. Sehingga dengan mengetahui produksi dari jenis-jenis komponen biaya operasional kendaraan itu, dapat digunakan untuk menetapkan tarif. 2.5.2. Parameter dalam Analisis Break Even Point (BEP) Metode BEP sumbernya terdiri atas komponen-komponen biaya operasi kendaraan yang dianggap penting dalam melakukan analisa tarif angkutan. Komponen BEP tersebut adalah : 1. Biaya tetap, terdiri atas : a. Biaya administrasi. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh orang/pengusaha untuk pembayaran segala beban dan pajak yang berhubungan dengan angkutan, seperti biaya ijin trayek, biaya ijin usaha, biaya alat tulis kantor, biaya listrik dan air b. Biaya asuransi. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya asuransi kecelakaan, seperti biaya asuransi penumpang dan biaya asuransi kendaraan angkutan. c. Biaya investasi. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya modal untuk memulai atau meningkatkan usaha, seperti biaya sewa kantor, biaya harga beli angkutan, biaya depresiasi angkutan.

20 d. Biaya tenaga kerja. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar tenaga pengemudi yang mengoperasikan dan biaya untuk perbaikan kendaraan. 2. Biaya Variabel, terdiri atas : a. Biaya bahan bakar. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar untuk pengoperasian kendaraan, seperti bensin, solar, premix. b. Biaya minyak pelumas. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian oli atau minyak pelumas untuk kendaraan, seperti oli mesin. c. Biaya penggantian suku cadang. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian suku cadang yang telah rusak atau habis masa pakainya. d. Biaya pemeliharaan. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk service kendaraan agar dapat beroperasi maksimal. e. Biaya depresiasi. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh orang/perusahaan untuk penyusun nilai kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis kendaraan. 3. Biaya Overhead, merupakan biaya yang harus dikeluarkan diluar biaya tetap dan biaya variabel. Biaya overhead diperhitungkan karena biasanya didalam pengoperasian suatu moda transportasi pasti akan mengalami

21 gangguan-gangguan yang tak terduga. Contohnya kerusakan-kerusakan kecil pada kendaraan. 4. Biaya tak terduga, merupakan biaya lain-lain yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk hal-hal yang diluar dugaan selama perjalanan. 5. Keuntungan, merupakan laba yang diterima perusahaan tersebut dari hasil penetapan laba yang menjadi target setiap tahun (profit planning) dalam menentukan BEP 2.6. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Biaya Operasi Kendaraan (BOK) merupakan biaya-biaya yang berperan untuk mengoperasikan sebuah kendaraan bermotor. Unsur-unsur yang dimasukkan dalam biaya pengoperasian kendaraan adalah berlainan, tergantung sudut pandang yang diambil, sudut pandang disini maksudnya tergantung dari jenis dan model kendaraan. Adapun yang tergolong kedalam biaya operasi kendaraan secara umum antara lain : biaya-biaya bahan bakar, biaya pemakaian minyak pelumas, biaya perbaikan dan pemeliharaan, biaya penyusutan kendaraan, dan lain-lain (Clarkson H. Oglesby dan Garry R., 1990).