PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 8 TAHUN 2002

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 26 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, DAN/ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

BUPATI KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

KEPALA DESA LEMPUYANG KABUPATEN SERANG PERATURAN DESA LEMPUYANG NOMOR: 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun November 22. Perangkat Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2008 TATA CARA PENCALONAN, DAN PENGANGKATAN SERTA PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E 2006 SERI E

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 202 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, maka dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan pembangunan, perlu diatur tata cara pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undangn Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 2

11. Peraturan Daerah Kabupaten Majene Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majene (Lembaran Daerah Kabupaten Majene Tahun 2006 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJENE DAN BUPATI MAJENE MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Majene; 2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintahan Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Majene; 4. Bupati adalah Bupati Majene; 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Majene; 6. Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 3

8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 10. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat; 11. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut ; 12. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi; 13. Alokasi Dana Desa selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk Desa yang bersumber dari dana perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat da Pemerintahan daerah yang diterima oleh daerah ; 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat APB-Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapka dengan Peraturan Desa ; 15. Perangkat Desa adalah Pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; 16. Dusun adalah bagian wilayah Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa; 17. Kepala Dusun adalah Pemimpin dusun sebagai bagian wilayahn desa yang merupakan lingkungan kerja Pemerintah Desa; 18. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Majene; 19. Peraturan Desa adalah Peaturan Perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. BAB II SUSUNAN PERANGKAT DESA Perangkat desa dapat terdiri dari: Pasal 2 a. Unsur staf yaitu unsur pelayanan seperti Sekretariat Desa; b. Unsur pelaksana yaitu unsur pelaksana teknis lapangan seperti urusan Pemerintahan, urusan keamanan, urusan pembangunan, urusan umum dan urusan lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing desa; c. Unsur wilayah yaitu unsur pembantu Kepala Desa diwilayah bagian desa seperti Kepala Dusun. 4

Pasal 3 (1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal (2) dipimpin oleh seorang sekretaris dengan membawahi Kepala Urusan; (2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) diisi dari Pegawan Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan. BAB III PERSYARATAN CALON PERANGKAT DESA Pasal 4 (1) Pengisian sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2), setelah memenuhi persyaratan: a. berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat; b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan; c. mempunyai kemampuan dibidang administrasi perkantoran; d. mempunyai pengalaman dibidang administrasi keuangan dan perencanaan; e. memahami sosial budaya masyarakat; f. bersedia tinggal di Desa yang bersangkutan. (2) Perangkat Desa lainnya diangkat dari penduduk desa warga Negara Republik Indonesia dengan syarat sebagai berikut : a. bertaqwa kepda Tuhan Yang Maha esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia; c. berkelakuan baik, jujur, cerdas dan berwibawa; d. pernyataan tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang dikeluarkan pihak kepolisian; e. pernyataan tidak sedang menjalani pidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum pasti karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana sekurang-kurangnya 5 ( lima ) Tahun, yang dikeluarkan oleh pengadilan; f. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 1 ( satu ) Tahun terakhir dengan tidak terputus-putus, yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) setempat; g. sekurang-kurangnya berumur 20 (dua puluh) tahun setinggi-tingginya 50 ( lima puluh ) tahun untuk Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan sekurang-kurangnya berumur 21 ( Dua Puluh Satu ) tahun dan setinggitingginya berumur 50 ( Lima Puluh ) tahun untuk calon Kepala Dusun; 5

h. pernyataan sehat jasmani dan rohani yang dikeluarkan oleh Puskesmas setempat; i. sekurang-kurangnya berijazah SLTP atau sederajat untuk calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan, SD atau sederajat untuk calon Kepala Dusun; j. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Dusun selama 2 ( Dua ) kali masa jabatan di dusun yang bersangkutan; k. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Dusun. BAB IV PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Pasal 5 (1) Sekeretaris Desa sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2) diangkat oleh Sekretaris daerah Kabupaten atas nama Bupati; (2) Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa dengan Keputusan Kepala Desa setelah mendapat persetujuan melalui rapat BPD; (3) Setiap warga masyarakat desa yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dapat mengajukan lamaran secara tertulis sebagai calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan; (4) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah melalui seleksi dalam bentuk ujian penyaringan dari calon terdaftar; (5) Tata cara seleksi dan penyaringan calon yang terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. Pasal 6 (1) Pengangkatan Kepala Dusun dilakukan setelah dilaksanakan pemilihan langsung oleh masyarakat di dusun yang bersangkutan dari beberapa calon yang telah memenuhi persyaratan; (2) Kepala dusun diangkat oleh Kepala Desa dari calon yang terpilih berdasarkan hasil pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); (3) Masa jabatan Kepala Dusun maksimal 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan 6 (enam) tahun berikutnya; (4) Untuk pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk panitia pemilihan oleh Kepala Desa; 6

(5) Pengangkatan Kepala Dusun sebagaimana dimaksud ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa; (6) Tata cara Pemilihan calon Kepala Dusun diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB V KEDUDUKAN KEUANGAN Pasal 7 (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dengan anggaran pendapatan dan belanja desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah; (2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah; (3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai anggaran pendapatan dan belanja desa. BAB VI TUGAS DAN KEWAJIBAN PERANGKAT DESA Pasal 8 (1) Perangkat Desa membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Pasal 9 (1) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Perangkat Desa wajib bersikap dan bertindak adil, tidak diskriminatif serta tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; (2) Perangkat Desa yang bersikap dan bertindak tidak adil, serta diskriminatif dan mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat diberhentikan setelah melalui beberapa kali teguran dan atau peringatan oleh Kepala desa melalui rapat BPD. 7

BAB VII LARANGAN BAGI PERANGKAT DESA Setiap Perangkat Desa dilarang : Pasal 10 a. melaksanakan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat bangsa, Negara Kesatuan Republik indonesia, Pemeintah, Desa maupun perangkat Desa; b. menyalahgunakan wewenang / jabatan; c. tanpa ijin Pemerintah bekerja untuk Negara Asing; d. menyalahgunakan barang, uang, atau surat berharga milik Negara Kesatuan Republik Indonesia, Daerah maupun Desa; e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat berharga milik Negara Kesatuan Republik Indonesia, Daerah maupun Desa secara tidak sah; f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan ataupun pihak lain secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Daerah maupun Desa; g. menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang dapat mempengaruhi tindakan yang akan dilaksanakannya berkaitan dengan tugas-tugas perangkat Desa; h. memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat Perangkat Desa, kecuali untuk kepentingan tugas; i. bertindak sewenang-wenang terhadap masyarakat; j. melakukan sesuatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya; k. menghalangi jalannya tugas kedinasan; l. membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diketahui karen kedudukannya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain. BAB VIII TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP PERANGKAT DESA Pasal 11 (1) Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati; (2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah : 8

a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; b. Dituduh telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman mati; (3) Setelah tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan, hal itu harus dilaporkan kepada Bupati selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari. BAB IX PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA (1) Perangkat Desa berhenti karena : Pasal 12 a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri; c. diberhentikan; (2) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, karena : a. telah mencapai batas masa bhakti; b. telah diangkat pejabat baru; c. tidak lagi memenuhi persyaratan seperti dimaksud pada Pasal 4; d. melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinannya sebagai Perangka Desa; e. melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, f. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan dan/ atau norma dalam kehidupan masyarakat Desa setempat. (3) Batas masa bhakti sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a adalah 6 (enam) tahun. Pasal 13 (1) Setiap Perangkat Desa yang dituduh atau tersangkut dalam suatu tindak pidana dapat diberhentikan sementara; (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa; (3) Selama Perangkat Desa dikenakan pemberhentian sementara, maka pekerjaan sehari-harinya dilakukan oleh Kepala Desa atau Perangkat Desa yang lain yang ditunjuk oleh Kepala Desa; 9

(4) Berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum pasti, Kepala Desa mencabut pemberhentian sementara yang bersangkutan dan mengukuhkan kembali yang bersangkutan, bila yang bersangkutann dinyatakan tidak bersalah, atau memberhentikan yang bersangkutan bila yang bersangkutan dinyatakan bersalah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, lebih lanjut akan diatur melalui Keputusan Bupati. Pasal 15 (1) Perangkat Desa yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugasnya dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini; (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan yang mengatur tentang hal yang sama dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Majene. Ditetapkan di Majene pada tanggal 7 Juli 2009 BUPATI MAJENE, Diundangkan di Majene pada tanggal 9 Juli 2009 KALMA KATTA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJENE, MUHAMMAD RIZAL S. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJENE TAHUN 2009 NOMOR 2. 10

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA I. PENJELASAN UMUM Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Perangkat Desa bertanggung jawab kepada kepala desa. Perangkat Desa diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan dari Badan Permusyawaratan Desa. Susunan dan jumlah personil Perangkat Desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Desa yang bersangkutan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 unsur-unsur Perangkat Desa ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Jumlah Kepala Urusan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi Desa. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13. 11

12