BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II TINJAUAN TEORETIS. sebagai a plan method, or series of ectivities designed to echieves a particular

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB II KAJIAN TEORI. dapai dipakai apabila konsep-konsep aktivitas dan ketentuan-ketentuan serta prinsip-prinsip

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mengkaji permasalahan. itu. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia akan melahirkan

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode the study group untuk. Negeri 006 Tanjung Bungo Kecamatan Kampar Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II STRATEGU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas baik secara individu maupun kelompok. 1 Selanjutnya Djamarah menyatakan bahwa metode dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode dapat pula diartikan sebagai pelicin dalam mencapai tujuan. Dengan penggunaan metode yang tepat tujuan yang telah dirumuskan akan lebih mudah untuk dicapai. Dengan kata lain antara metode dan tujuan harus searah. 2 Dengan demikian diartikan bahwa penggunaan metode mengajar bertujuan agar pelajaran dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. B. Pengertian Metode The Study Group Melvin L. Silberman menjelaskan metode pembelajaran the study group ini merupakan metode yang memberikan siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. 3 1 Abu Ahmadi, & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005, hlm. 52 2 Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm. 72 3 Melvin L. Silberman, Loc. Cit., hlm. 166

Selanjutnya menurut Tohirin belajar secara berkelompok pada dasarnya adalah memecahkan persoalan secara bersama (berkelompok). Dalam belajar kelompok setiap individu turut memberikan sumbangan fikiran dalam memecahkan masalah yang dibahas sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Fikiran banyak orang biasanya akan menghasilkan jalan keluar yang lebih baik dari pada sendiri. 4 Ada beberapa langkah dalam penerapan metode the study group, yaitu: 1) Berilah siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik dan menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya dalam hati. 2) Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk melaksanakan sesi belajar mereka. 3) Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan menjelaskan materinya dengan cermat. 4) Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya sebagai pengatur waktu, pencatat atau juru bicara. 5) Perintahkan siswa untuk kembali keposisi semula dan lakukan salah satu berikut ini: membahas materi secara bersama, beri siswa pertanyaan kuis, dapatkan pertanyaannya, perintahkan siswa untuk menilai seberapa baik mereka memahami materi dan sediakan latihan penerapan atau kuis bagi siswa untuk menguji pemahaman siswa. 5 Adapun kelebihan yang dimiliki oleh metode the study group adalah sebagai berikut: 4 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Hlm. 7 5 Melvin L. Silberman, Loc. Cit, hlm 166

1) Ditinjau dari segi pedagogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis, dan disiplin. 2) Ditinjau dari segi psikologis, timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok. 3) Ditinjau dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas. Adapun kelemahan metode pembelajaran the study group sebagai berikut: 1) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lain. 2) Bilamana guru kurang mengontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok. 3) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok tersebut. 6 C. Aktivitas Belajar Aktivitas berasal dari kata aktif yang artinya kegiatan. Sedangkan aktivitas dalam pembelajaran adalah berfungsinya semua alat yang ada pada diri siswa terutama pikiran, pandangan, penglihatan, tangan, dan lain lain. 7 Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian 6 Aina Mulyana, Metode Kerja Kelompok, (on line), tersedia di: http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/metode-kerja-kelompok.html, 30 September 2014 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, hlm. 86

kegiatan, misalnya dengan menbaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. 8 Aktivitas siswa akan lebih terfokus dengan baik apabila diikuti dengan perhatian yang tinggi, seperti yang dikatakan Sumadi Suryabrata bahwa aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap pelajaran dapat diterima oleh siswa dengan perhatian yang cukup intensif. 9 Martimis Yamin mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadilah perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotor dan efektif. 10 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan siswa dalam pembelajaran yang berupaya untuk aktif bertanya kepada guru maupun teman yang lain, mempertanyakan,dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan. Karna aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut, beberapa diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Paul B. Dierich dalam Oemar Hamalik yaitu : a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 18 hlm. 82 8 Sardiman AM, Loc. Cit., hlm. 20 9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 10 Martimis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007,

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, interviu, diskusi dan sebagainya. c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik, pidato, ceramah dan sebagainya. d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin dan sebagainya. e. Drawing activities, seperti menggambarkan, membuat kesimpulan, peta, patron dan sebagainya. f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, beternak dan sebagainya. g. Mental activities, seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya. h. Emotional activities, seperti menaruh minat, gembira, berani, tenang, gugup, kagum dan sebagainya. 11 Aktivitas merupakan bagian dasar mengajar yang paling penting dan merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan proses interaksi antar peserta didik dan pendidik. Adapun karakteristik aktivitas belajar adalah sebagai berikut: a. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali. b. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan ransangan berfikir kepada siswa untuk memecahkan masalah. c. Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa tertulis, maupun sumber manusia misalnya siswa itu sendiri menjelaskan permasalahan kepada murid lainnya, dan berbagai media yang diperlukan. d. Kegiatan siswa bervariasi, ada kegiatan secara berkelompok dalam bentuk diskusi, adapula kegiatan yang dilakukan secara mandiri. e. Hubungan guru dan siswa harus mencerminkan hubungan manusiawi. f. Situasi dan kondisi kelas tidak terikat dengan suasana yang mati. g. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai tetapi juga diukur dari proses belajar yang dilakukan. h. Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan dan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa lainnya dalam memecahkan maslah. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hal. 172

i. Guru mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas. 12 D. Hubungan Metode The Study Group dengan Aktivitas Belajar Siswa Metode the study group merupakan metode yang memberikan siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campurtangan guru. 13 Metode ini menuntun siswa untuk mampu memecahkan persoalan dalam materi yang diberikan oleh guru. Menurut Tohirin belajar secara berkelompok pada dasarnya adalah memecahkan persoalan secara bersama (berkelompok). Dalam belajar kelompok setiap individu turut memberikan sumbangan fikiran dalam memecahkan masalah yang dibahas sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. 14 Sesuai dengan judul penggunaan metode the study group siswa dituntut bukan hanya bekerjasama dalam sub kelompok melainkan hasil yang diperoleh siswa secara individu dapat didiskusikan kembali bersama teman sekelompoknya. Sehingga aktivitas belajar siswa menjadi maksimal dan apa yang diharapkan guru yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat tercapai. E. Penelitian yang Relevan Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, unsur relevannya dengan penelitian yang penulis laksanakan 12 Nana Sudjana & Wari Suwarya, Model-model Pembelajaran Mengajar CBSA, Bandung, Sinar baru, 1991, hlm. 33 13 Melvin L. Silberman, Loc. Cit, hlm 166 14 Tohirin, Loc. Cit., hlm. 7

adalah sama-sama dengan menggunakan metode the study group pada mata pelajaran PKn. Adapun penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Argusniati pada tahun 2012 yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada materi Sistem Pemerintahan Pusat Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran The Study Group Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Limau Manis Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Adapun Hasil belajar PKn siswa sebelum tindakan pada penelitian ini adalah 40,90% dari 36 orang siswa. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I dan 2 Hasil belajar siswa meningkat hingga 86,37%. Dengan demikian hasil belajar siswa secara umum telah mencapai indikator keberhasilan. 15 Selanjutnya dilakukan oleh saudari Yeni Marliza dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe The Study Group untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaram Matematika di kelas III Sekolah Dasar Negeri 018 Pulau Lawas Bangkinang Seberang. Dengan hasil belajar siswa yaitu 82,61%. Artinya seluruh siswa telah mencapai nilai keberhasilan yang telah ditetapkan minimal 75%. 16 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh saudari Yeni marliza dan Argusniati, penelitian ini sama-sama menggunakan metode the study group. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini terdapat pada variabel Y. 15 Argusniati, Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada materi Sistem Pemerintahan Pusat Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran The Study Group Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Limau Manis Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Pekanbaru: Skripsi Uin Suska Riau, 2012. 16 Yeni Marliza, Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe The Study Group untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaram Matematika di Kelas III Sekolah Dasar Negeri 018 Pulau Lawas Bangkinang Seberang, Pekanbaru: Skripsi Uin Suska Riau, 2010

Penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan Yeni marliza dan Argusniati untuk meningkatkan hasil belajar siswa. F. Kerangka Berfikir Proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggara pembelajaran, karna pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode belajar yang tepat. Selama ini dalam melakukan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Model pembelajaran ini cendrung menjadikan suasana menjadi monoton dan kurang menggairahkan sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan metode belajar yang tepat. Salah satu metode belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode the study group. Dengan pemahaman yang benar tentang konsep pendidikan kewarganegaraan diharapkan siswa dapat memecahkan berbagai maslah sehari-hari.

G. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas Guru Adapun indikator aktivitas guru dengan menerapkan metode the study group adalah: 1) Berilah siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik dan menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya dalam hati. 2) Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk melaksanakan sesi belajar mereka. 3) Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan menjelaskan materinya dengan cermat. 4) Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya sebagai pengatur waktu, pencatat atau juru bicara. 5) Perintahkan siswa untuk kembali keposisi semula dan lakukan salah satu berikut ini: membahas materi secara bersama, beri siswa pertanyaan kuis, dapatkan pertanyaannya, perintahkan siswa untuk menilai seberapa baik mereka memahami materi dan sediakan latihan penerapan atau kuis bagi siswa untuk menguji pemahaman siswa. b. Aktivitas Siswa Adapun indikator aktivitas siswa dengan menerapkan metode the study group adalah: 1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran yang akan dipelajari

2) Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing dan menentukan siapa ketua kelompok, sebagai pencatat, juru bicara dan pengatur waktu. 3) Siswa membaca materi secara berkelompok yaitu tentang Keputusan Bersama 4) Siswa meminta petunjuk yang jelas yang dapat memandu siswa belajar dengan cermat. 5) Siswa mencatat inti materi kemudian siswa diperintahkan untuk kembali ketempat duduk semula. 6) Siswa bersama guru membahas materi pelajaran secara bersama. 7) Siswa menjawab pertanyaan diberikan tentang materi yang telah dipelajari 8) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran Apabila aktivitas siswa dapat terlaksana 75% dalam menerapkan metode the study group, maka dapat dikategorikan tinggi atau sangat baik. H. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika metode The Study Group diterapkan, maka Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Keputusan Bersama di kelas V Sekolah Dasar Negeri 006 Tanjung Bungo Kecamatan Kampar Timur dapat meningkat.