Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan penyakit TBC memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur seperti Jepang dan China memiliki kejadian terendah PPOK, dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup lainya kapanpun diabetes bisa menyerang tanpa kita sadari. Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, walaupun dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling mutakhir adalah kejadian luar biasa diare-kolera di Kabupaten Nabire dan Paniai, Papua. Versi pemerintah menyebut 105 penduduk tewas, sedangkan versi Sinone menyebut angka lebih besar yakni 239 orang tewas. Kasus ini menjadi satu contoh bahwa sanitasi masih menjadi persoalan pelik di Indonesia. Persoalan yang sama tidak hanya melanda Papua yang tergolong tertinggal dalam pembangunan. April lalu misalnya, KLB diare terjadi di 16 desa wilayah Puskesmas Sape dan 6 desa di wilayah Kecamatan Lambu, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Wabah ini mengakibatkan korban meninggal sebanyak 4 orang, 130 orang dirawat inap, dan 244 orang rawat jalan. Munculnya wabah diare ini berbarengan dengan musim kering. Air sulit didapatkan oleh masyarakat. Mereka mengonsumsi air seadanya, jauh dari baku mutu yang ditetapkan. Ditambah lagi, mereka belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Mereka suka buang air besar sembarangan seperti di kebun dan di sungai, yang airnya juga mereka gunakan untuk mandi, mencuci, dan dikonsumsi sebagai air minum. Apalagi banyak masyarakat yang tidak membiasakan mencuci tangan sebelum makan dan mengelola air minum rumah tangga dengan baik, misalnya, tidak merebus air sebelum dikonsumsi. Bisa dibayangkan betapa mudahnya rantai penyebaran penyakit diare dengan perilaku jorok seperti itu. Data departemen menyebutkan, sedikitnya 30 ribu desa di 440 kabupaten di Tanah Air memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ini berarti belum ada satu kabupaten pun yang masyarakatnya sudah berperilaku hidup sehat. Akibatnya,

menurut Direktur Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Wan Al Kadri, angka kesakitan masyarakat sangat tinggi, terutama diare, thypoid, dan kolera. Angka departemen kesehatan itu memang tidak berbeda jauh dari jumlah desa tertinggal di Indonesia yakni sekitar 32.379 desa (45 persen) atau hampir separuh dari jumlah desa di Indonesia yang mencapai 70.611 desa. Ini menunjukkan bahwa desa-desa tertinggal itu identik dengan wilayah dengan sanitasi buruk. Sebagian besar dari desa tersebut berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Wabah diare ini hampir selalu terjadi setiap tahun. Tahun 2005 KLB tercatat 20 Kejadian Luar Biasa Diare di 11 provinsi di Indonesia. Diare tercatat paling banyak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni tiga KLB dengan jumlah penderita mencapai 2194 dan jumlah yang meninggal mencapai 28. NTT merupakan daerah dengan tingkat penderita diare tertinggi karena perilaku hidup bersih masyarakat yang memprihatinkan. Mereka lebih suka mengkonsumsi air mentah dibanding air yang dimasak, padahal air bersih di sana tidak terlalu banyak. Provinsi lain yang juga tinggi tingkat penderita diare terkait dengan perilaku hidup sehat masyarakat adalah Banten dan Papua. Namun tingkat kematian penderita yang paling tinggi justru terjadi di Sulawesi Tengah, dari 69 penderita di tahun 2005, sebanyak 13 di antaranya meninggal dunia. Penyakit ini tidak hanya melanda mereka yang jauh dari pusat pemerintahan atau di desa-desa yang jauh dari kota, tapi juga di kota. Malah, tahun lalu KLB diare terjadi di Ibukota negara Jakarta. Awal 2007 Jakarta Utara dinyatakan KLB diare karena membludaknya pasien diare yakni mencapai 285 orang, sebagian besar di antaranya adalah balita. Penyakit ini juga menyebar di seluruh wilayah Jakarta. Data

dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, total pasien diare di seluruh Jakarta saat itu mencapai 617 orang tersebar di 17 rumah sakit. Buruknya sanitasi lingkungan masyarakat berdampak buruk terhadap kematian anak dan balita. Menurut studi Bank Dunia tahun 2007, 19 persen kasus kematian anak di bawah usia 3 tahun (100.000 kematian anak balita) setiap tahun akibat diare. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama 2006, sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan, sebanyak 10.980 dan 277 di antaranya menyebabkan kematian (Mujiyanto, 2009). Dari keadaan morbiditas pasien rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang pada akhir tahun 2005 menunjukkan bahwa seluruh jumlah pasien rawat inap berjumlah 4.481 kasus terbanyak adalah diare yaitu sekitar 380 (7,4%) kasus dan 5 diantaranya pasien meninggal dunia. Sedangkan kasus yang lain presentasinya lebih rendah. Pada akhir bulan Mei 2007 jumlah keseluruhan pasien yang dirawat berjumlah 1238 kasus, diantaranya diare berjumlah 210 (3%). Sedangkan data yang penulis peroleh dari ruang rawat inap yaitu ruang C1L1 menunjukkan bahwa dalam tahun 2006 jumlah keseluruhan pasien yang dirawat sekitar 380 pasien.terdiri dari bermacam-macam penyakit dan terbesar adalah diare berjumlah sekitar 210 pasien (>50%) (Rekam Medik, 2007). Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis pada lingkungan. Dua faktor lingkungan yang dominan berpengaruh adalah sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Hal ini saling berinteraksi bersama perilaku manusia maka akan dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. Melihat kondisi Negara Indonesia yang masih sebagian besar penduduknya masih hidup dalam garis kemiskinan. Penyakit diare masih menjadikan penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat kita yang masih belum menyadari akan pentingnya sarana air bersih. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Gastroenteritis di C1L1 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh pengalaman atau gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gastroenteritis di C1L1 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengkajian, yang meliputi penyebab masalah kesehatan dan masalah keperawatan kilen gastroenteritis pada An.C sehingga tanda dan gejala serta komplikasinya dapat dicegah sedini mungkin. b. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada An C dengan penyakit utama gastroenteritis c. Mengidentifikasi rencana keperawatan secara langsung kepada An.C dengan masalah gastroenteritis

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan keluarga dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan dengan masalah gastroenteritis e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada An.C dengan masalah gastroenteritis setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan. f. Mengetahui faktor yang menghambat perawat dalam merawat klien gastroenteritis secara klinis di Rumah Sakit. C. Metode Penulisan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan proses keperawatan guna mengumpulkan data, analisa data, dan menarik kesimpulan untuk memperoleh bahan atau materi yang dibutuhkan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Adalah cara penelitian dengan menggunakan data secara komprehensif untuk mendapatkan data atau bahan-bahan yang berhubungan dengan diare dalam rangka mendapatkan dasar teoritis dengan jalan membaca buku, catatan kuliah, makalah literatur atau referensi. 2. Studi Dokumentasi

Adalah pengumpulan data dari catatan medis untuk menyesuaikan melaksanakan kegiatan teori dengan teknik. Studi dokumentasi dengan cara lain sebagai data yang diperoleh dapat dipercaya. 3. Wawancara Yaitu mengadakan wawancara dengan penderita maupun keluarganya dalam rangka mengumpulkan data mengenai riwayat kesehatan pasien tersebut. 4. Observasi Pasien Yaitu observasi dan pengelolaan langsung pada pasien yang dirawat di RS khususnya yang ada hubungannya dengan judul diatas. D. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I : Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode, dan teknik penulisan sistematika Penulisan Bab II : Berisi tentang konsep dasar yang meliputi : pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan, pengkajian fokus.

Bab III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien meliputi: pengkajian, pathways keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Bab IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang ada mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Bab V : Berisi tentang implikasi keperawatan yang berisi kesimpulan dan saran.