Amelia Tri Utami Hadi Ismanto Yuni Lestari

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN YANG BEROBAT DIINSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM SANGATTA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA RSUD KABUPATEN KARANGANYAR. Tutik Nuryanti 1),Slamet Djauhari 2) 1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

Nora Tristiana Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPERASI KARYAWAN SEJAHTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Intan Alfi Andini, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.09 Tegal Telp/Fax (0283)

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Metro Futsal Renon Denpasar. Oleh

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada IGD RSUD Larantuka)

Keywords : Premium Value, Service Quality, Selection Decision. Kata Kunci : Nilai Premi, Kualitas Pelayanan, Keputusan Pemilihan

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KANTOR KELURAHAN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

Oleh. B. Purnomo dan Y. Susanto (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SANGATTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KUALITAS PELAYANAN JASA PUSKESMAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN (Studi kasus pada Puskesmas Kedung Mundu Semarang)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SAMARINDA : YUDIANTO

KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA BALAI PENGOBATAN SANTA FAMILIA DI BARONG TONGKOK KAB. KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN JASA FOTO COPY TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN FE UPI Y.A.I

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Flowchart tahapan penelitian

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN LABORATORIUM KLINIK (Studi Kasus Laboratorium Klinik X Jakarta)

Keywords : responsiveness, tangibles and empathy and community satisfaction.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA SERVICE CENTER PERUSAHAAN OPPO SMARTPHONE DI SURAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Proposal Skripsi Manajemen Pemasaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Audit Operasional, Kualitas Pelayanan Karyawan Bagian Frontliner.

INDEKS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN POLEWALI MANDAR

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen Depok)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) RAYON MUARA TEWEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian lapangan (field research). Agar penelitian ini lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA L AMORE CAFE DI DENPASAR. Oleh Ni Kadek Yuliastina 1 Made Jatra 2

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP WORD OF MOUTH (WOM) DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN (Studi pada Salon Kecantikan De Mode Purworejo)

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PUBLIK DI KANTOR RADIO REPUBLIK INDONESIA, MALANG. Nunuk Harianti Taher Alhabsy Soekarto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN. Diah Yulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN HARGA DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Study Pada Pasien RSKU Surakarta)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN MEDICAL CHECK UP (MCU) PADA RUMAH SAKIT DR. AK. GANI PALEMBANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menginterpretasikan data dan akhirnya pada kesimpulan yang didasarkan pada

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG (Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA SEBAGAI PENGGUNA JASA KESEHATAN DI POLIKLINIK UKM BANDUNG. Florence Megawati NRP:

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Dalara suatu penelitian ilmiah salah satu unsur yang cukup penting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN BALAI BESAR TMC

penulis yang terangkum dalam daftar pertanyaan. Kemudian data yang

Transkripsi:

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN (Studi Kasus Pasien Rawat Jalan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek) Amelia Tri Utami Hadi Ismanto Yuni Lestari (Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jalan Majapahit 666B Sidoarjo, Telp/Fax. 031-8945444 / 031-894333, e-mail: jkmp.umsida@gmail.com) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dari dimensi kualitas pelayanan yaitu tangibles (bukti langsung), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati) terhadap kepuasan pasien. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dan accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas, uji F, koefisien determinasi, uji t dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang terdiri dari variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) secara simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Sedangkan secara parsial, variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ) dan Empaty (X 5 ) terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Sedangkan variabel Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) secara parsial tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Kata Kunci: bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, kepuasan pasien 83

84 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 INFLUENCE OF QUALITY SERVICE TOWARDS PATIENT SATISFACTION (Case Study of Outpatient in Emergency Room Bhayangkara Hospital Education Centre Mobile Brigade Watukosek) ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of service quality dimensions of service quality are tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy toward patient satisfaction. The sample used in this study is 100 respondents. The sampling method used purposive sampling and accidental sampling. Data collection used questionnaires. Data analysis method used quantitative analysis using validity and reliability test, F test, the coefficient of determination, t test and linear regression analysis. Based on the results of this study showed that the quality of service that consists of tangibles (X 1 ), reliability (X 2 ), responsiveness (X 3 ), assurance (X 4 ) and empathy (X 5 ) simultaneously significant effect on patient satisfaction. Partially, Tangibles variable (X 1 ), Reliability (X 2 ) and Empathy (X 5 ) showed significant effect on satisfaction (Y). While, variable Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) partially did not show significant effect on satisfaction (Y). Keywords: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy, patient satisfaction. PENDAHULUAN Pada era globalisasi pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien, pelayanan prima menjadi utama dalam pelayanan di rumah sakit. Strategi pelayanan prima bahwa setiap rumah sakit harus melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui standar pelayanan minimal yang berorientasi pada kepuasan pasien, agar rumah sakit tetap eksis, ditengah pertumbuhan industri pelayanan kesehatan yang semakin kuat. Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan diberikan. Menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry (dalam Tjiptono, 1997) terdapat lima dimensi pokok yang berkaitan dengan

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 85 kualitas jasa yang dikenal dengan teori Service Quality yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Keunggulan layanan tidak akan terwujud jika ada salah satu prinsip pelayanan ada yang dianggap lemah. Salah satu pelayanan umum medik di Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek adalah Unit Gawat Darurat. Unit Gawat Darurat merupakan salah satu fasilitas rumah sakit yang akan menangani calon pasien yang memiliki penyakit yang cukup parah sehingga perlu dilakukan penanganan secara cepat dan tepat serta merupakan pintu gerbang utama Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek. Unit Gawat Darurat memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam dengan dokter jaga serta tenaga paramedik yang bertanggung jawab untuk seluruh pelayanan darurat. Penanganan kasus gawat darurat sering menjadi sorotan publik sebagai pengguna jasa layanan kesehatan yang sering terabaikan. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian intergal dari pelayanan dasar yang terjangkau seluruh masyarakat. Pelayanan Unit Gawat Darurat merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek. Hal ini dikarenakan Unit Gawat Darurat wajib memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko seperti kematian, menanggulangi korban kecelakaan atau bencana lainnya yang langsung membutuhkan tindakan sehingga kualitas pelayanan yang diberikan Medis dan Paramedis harus baik. Dari uraian di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan oleh peneliti adalah bagaimana pengaruh kualitas pelayanan pasien rawat jalan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek terhadap kepuasan pasien? Sedangkan, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dari dimensi kualitas pelayanan yaitu tangibles (bukti langsung), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati) terhadap kepuasan pasien. LANDASAN TEORETIS Kualitas Pelayanan Menurut Goetsch dan Davis (dalam Zamit, 2005) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Tjiptono (2005), terdapat 5 (lima) sumber kualitas yang dijumpai, yaitu: (1) Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak; (2) Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun detail; (3) Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar; (4) Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang

86 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 menekankan peralatan yang terpelihara dengan baik, pekerja yang terlatih dengan baik, dan penemuan penyimpangan secara cepat; serta (5) Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama. Selanjutnya Stamatis (dalam Tjiptono, 1997) menjelaskan bahwa terdapat 7 (tujuh) dimensi kualitas, antara lain: (1) Fungsi (function), merupakan kinerja primer yang dituntut dari suatu jasa; (2) Karakteristik atau ciri tambahan (features), merupakan kinerja yang diharapkan atau karakteristik pelengkap; (3) Kesesuaian (conformance), merupakan kepuasan yang didasarkan pada pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan; (4) Keandalan (reliability), merupakan kepercayaan terhadap jasa dalam kaitannya dengan waktu; (5) Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan kemampuan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi kekeliruan; (6) Estetika (aesthetics), merupakan pengalaman pelanggan yang berkaitan dengan perasaan dan panca indera; serta (7) Persepsi (perception), merupakan reputasi kualitas. Gronroos mendefinisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006). Didalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 mendefinisikan pelayanan publik sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Menurut Ratminto dan Winarsih (2006) ada beberapa asas dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan perizinan yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Empati dengan customers. Pegawai yang melayani urusan perizinan dari instansi penyelenggara jasa perizinan harus dapat berempati dengan masyarakat pengguna jasa pelayanan. 2. Pembatasan prosedur. Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan demikian konsep one stop shop benar-benar diterapkan. 3. Kejelasan tata cara pelayanan. Tata cara pelayanan harus didesain sesederhana mungkin dan dikomunikasikan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan. 4. Minimalisasi persyaratan pelayanan. Persyaratan dalam mengurus pelayanan harus dibatasi sedikit mungkin dan sebanyak yang diperlukan.

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 87 5. Kejelasan kewenangan. Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat bagan tugas dan distribusi kewenangan. 6. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal mungkin dan setransparan mungkin. 7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak resah. 8. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan). 9. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu seringnya masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus ditetapkan selama mungkin. 10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan customers. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik bagi providers maupun bagi customers harus dirumuskan secara jelas, dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi. 11. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul keluhan, maka harus dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa keluhan tersebut akan ditangani secara efektif sehingga permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan dengan baik. Selain beberapa asas di atas, penyelenggaraan pelayanan publik juga harus memenuhi beberapa prinsip pelayanan sebagaimana yang disebutkan dalam Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Kesederhanaan. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan. Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal: (a) persyaratan teknis dan aministratif pelayanan publik, (b) unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik, serta (c) rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

88 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4. Aurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. 5. Keamanan. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang memadai. Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Simamora (2003) kualitas pelayanan yaitu perbandingan antara harapan sebelum menerima layanan dan pengalaman mereka setelah menerima layanan. Selanjutnya Zeithaml, Parasuraman dan Berry (dalam Tjiptono, 1997) terdapat lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa (dikenal dengan teori Servqual/Service Quality) yaitu: 1. Tangibles (bukti langsung) artinya fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2. Reliability (keandalan) adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 3. Responsiveness (daya tanggap) adalah keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memebrikan pelayanan dengan tanggap.

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 89 4. Assurance (jaminan) adalah mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, serta bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. 5. Empathy (empati) adalah kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Kepuasan Pelanggan Menurut Fandy Tjiptono (1996), kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau dikonfirmasikan yang disesuaikan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Menurut Kotler (1994), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Menurut Engel, et. al (dalam Fandy Tjiptono, 1996), kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (Out Come) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. HIPOTESIS 1. Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Unit Gawat Darurat 2. Variabel yang paling dominan dan berpengaruh dari diantara dimensi kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek di Unit Gawat Darurat adalah variabel Responsiveness (daya tanggap). METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Menurut Supratno (2001), explanatory reseach merupakan riset yang dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa. Hipotesa ini didasarkan atas pengalaman masa lampau atau teori yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, explanatory reseach menggunakan metode penelitian survei. Metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul (Umar, 2003). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, prosesnya dari teori, selanjutnya

90 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah dari dimensi kualitas pelayanan antara lain: pertama, variabel bebas/independent variable (X) yang merupakan dimensi kualitas pelayanan, antara lain: tangibles atau bukti langsung, reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati). Kedua, variabel terikat/dependent variable (Y) yang merupakan tingkat kepuasan pelanggan/pasien. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan accidental sampling. Adapun cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Tingkat ukuran yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah dengan skala Likert. Hasil perhitungan dari skor atau nilai kemudian digunakan dalam analisis statistik yang dilakukan dengan bantuan komputer, menggunakan program SPSS versi 16 untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antar variabel-variabel penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Responden berjenis kelamin perempuan serjumlah 58 pasien (58%), sedangkan sisanya adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 42 pasien (42%). Responden berdasarkan kelompok usia pasien Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek yang paling dominan Responden Usia, peneliti membagi adalah kelompok < 25 tahun yakni sebesar 16 pasien (16%) kemudian diikuti 26-35 yakni sebesar 52 pasien (52%), selanjutnya umur 36-45 tahun yakni sebesar 24 pasien (24%). Sedangkan kelompok terkecil yaitu pada usia >45 tahun yakni sebesar 8 pasien (8%). Responden berdasarkan tingkat pendidikan jumlah pasien terbanyak adalah dari kalangan yang berpendidikan SMA atau sederajat sebanyak 42 pasien (42%), kemudian SMP atau sederajat sebanyak 24 pasien (24%), untuk SD sederajat dan Akademik (D1, D2, D3) masing-masing sebanyak 14 pasien (14%) dan Sarjana sebanyak 6 pasien (6%). Responden berdasarkan pekerjaan jumlah pasien terbanyak adalah dari TNI/POLRI sebanyak 23 pasien (23%), kemudian Pegawai Negeri sebanyak 13 pasien (13%). Untuk Pelajar sebanyak 9 pasien (9%), Karyawan Swasta sebanyak 3 pasien (3%) serta untuk lainnya sebanyak 2 pasien (2%).

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 91 Hasil Uji Validitas Adapun hasil dari pengujian validitas pada variabel tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empaty dan kepuasan antara lain : 1. Hasil uji validitas variabel tangibles (X 1 ) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel tangibles (X 1 ) yaitu X 1.1 sampai dengan X 1.4 adalah valid, karena Corrected Item Total Correlation semua item pernyataannya lebih dari 0,30. 2. Hasil uji validitas variabel reliability (X 2 ) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel reliability (X 2 ) yaitu X 2.1 sampai dengan X 2.4 adalah valid, karena Corrected Item Total Correlation semua item pernyataannya lebih dari 0,30. 3. Hasil uji validitas variabel responsiveness (X 3 ) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel responsiveness (X 3 ) yaitu X 3.1 sampai dengan X 3.4, terdapat item pernyataan yang tidak valid yaitu X 3.4 karena Corrected Item Total Correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30. 4. Hasil uji validitas variabel assurance (X 4 ) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel assurance (X 4 ) yaitu X 4.1 sampai dengan X 4.4, terdapat item pernyataan yang tidak valid yaitu X 4.4 karena Corrected Item Total Correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30. 5. Hasil uji validitas variabel empathy (X 5 ) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel empathy (X 5 ) yaitu X 5.1 sampai dengan X 5.4, terdapat item pernyataan yang tidak valid yaitu X 5.3 karena Corrected Item Total Correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30. 6. Hasil uji validitas variabel kepuasan (Y) ditunjukkan bahwa item pernyataan yang mengukur variabel kepuasan (y) yaitu Y 1 sampai dengan Y 3 adalah valid, karena Corrected Item Total Correlation semua item pernyataannya lebih dari 0,30. Hasil Uji Realibilitas Adapun hasil dari pengujian reliabilitas pada variabel tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empaty dan kepuasan adalah reliabel, karena Cronbach s Alpha yang dihasilkan lebih dari 0,60. Nilai Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Berdasarkan hasil dari Unit Pelayanan (Nilai Interval Konversi IKM) untuk nilai kualitas pelayanan dari keseluruhan variable Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ), Empaty (X 5 ) sebesar 73.6% dan kepuasan (Y) sebesar 70%. Berdasarkan pedoman Keputusan Menpan Nomor: KEP/25/M.pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

92 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, 73.6% nilai kualitas pelayanan dan 70% nilai kepuasan berada pada nilai interval konversi antara 62.51 81.25 dengan kinerjanya unit pelayanan dinyatakan baik. Hasil Uji F Berdasarkan uji F diketahui bahwa F hitung sebesar 44,542 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5% maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) secara simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Hasil Uji t Nilai t hitung pada variabel tangibles (X 1 ) sebesar 3,823 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan pada variabel ini kurang dari 5% (sig < 5%), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel tangibles (X 1 ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Nilai t hitung pada variabel reliability (X 2 ) sebesar 4,736 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan pada variabel ini kurang dari 5% (sig < 5%), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel reliability (X 2 ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Nilai t hitung pada variabel responsiveness (X 3 ) sebesar 0,118 dengan tingkat signifikan sebesar 0,907. Karena tingkat signifikan pada variabel ini lebih dari 5% (sig > 5%), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel responsiveness (X 3 ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Nilai t hitung pada variabel assurance (X 4 ) sebesar 1,047 dengan tingkat signifikan sebesar 0,298. Karena tingkat signifikan pada variabel ini lebih dari 5% (sig > 5%), maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel assurance (X 4 ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Nilai t hitung pada variabel empathy (X 5 ) sebesar 4,199 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan pada variabel ini kurang dari 5% (sig < 5%), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel empathy (X 5 ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Koefisien Determinasi (R 2 ) Besarnya pengaruh Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) terhadap kepuasan (Y) dilihat dari nilai koefisien determinasi (R 2 ) yaitu Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,703 menunjukkan model regresi mampu menerangkan variabel kepuasan sebesar 70,3% sedangkan sisanya 29,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini, atau dengan kata lain besarnya pengaruh Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 )

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 93 dan Empaty (X 5 ) terhadap kepuasan (Y) adalah 70,3% sedangkan sisanya 29,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Persamaan Regresi Linier Berganda Persamaan regresi sebagai berikut : Y = -0,276 + 0,339 X 1 + 0,385 X 2 + 0,006 X 3 + 0,055 X 4 + 0,264 X 5 Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: a = Konstanta = -0,276 menunjukkan besarnya nilai dari kepuasan (Y) apabila variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) adalah konstan, maka Y sebesar -0,276. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = 0,339 artinya jika variabel tangibles (X 1 ) naik satu satuan, maka kepuasan (Y) akan naik sebesar 0,339 dengan asumsi variabel Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) adalah konstan. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0,385 artinya jika variabel Reliability (X 2 ) naik satu satuan, maka kepuasan (Y) akan naik sebesar 0,385 dengan asumsi variabel Tangibles (X 1 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) adalah konstan. b 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,006 artinya jika variabel Responsiveness (X 3 ) naik satu satuan, maka kepuasan (Y) akan naik sebesar 0,006 dengan asumsi variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) adalah konstan. b 4 = Koefisien regresi untuk X 4 = 0,055 artinya jika variabel Assurance (X 4 ) naik satu satuan, maka kepuasan (Y) akan naik sebesar 0,055 dengan asumsi variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ) dan Empaty (X 5 ) adalah konstan. b 5 = Koefisien regresi untuk X 5 = 0,264 artinya jika variabel Empaty (X 5 ) naik satu satuan, maka kepuasan (Y) akan naik sebesar 0,264 dengan asumsi variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ) dan Assurance (X 4 ) adalah konstan. Koefisien Beta Nilai koefisien beta tertinggi adalah variabel reliability (X 2 ) yaitu sebesar 0,392 diikuti oleh variabel tangibles (X 1 ) sebesar 0,347 dan empathy (X 5 ) sebesar 0,261. Sedangkan nilai koefisien beta terendah variabel assurance (X 4 ) yaitu sebesar 0,061 dan variabel responsiveness (X 3 ) yaitu sebesar 0,007. Hal ini berarti variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan adalah reliability

94 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 (X 2 ) sedangkan variabel yang paling kecil pengaruhnya terhadap kepuasan adalah responsiveness (X 3 ). SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan jawaban responden mengenai nilai persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan dari Unit Pelayanan (Nilai Interval Konversi IKM) untuk nilai kualitas pelayanan dari keseluruhan variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ), Empaty (X 5 ) sebesar 73.6% dan kepuasan (Y) sebesar 70%. Berdasarkan pedoman Keputusan Menpan Nomor: KEP/25/M.pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, 73.6% nilai kualitas pelayanan dan 70% nilai kepuasan berada pada nilai interval konversi antara 62.51 81.25 dengan kinerjanya unit pelayanan dinyatakan baik. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa: a. Dari hasil Uji F dan Uji t diatas menunjukkan bahwa hipotesis ke-1 penelitian ini dapat terjawab bahwa kualitas pelayanan dengan menggunakan teori Service Quality/Dimensi Kualitas Pelayanan antara lain variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ), Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) dan Empaty (X 5 ) secara simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Sedangkan secara parsial, variabel Tangibles (X 1 ), Reliability (X 2 ) dan Empaty (X 5 ) terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). Sedangkan variabel Responsiveness (X 3 ), Assurance (X 4 ) secara parsial tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan (Y). b. Nilai koefisien beta tertinggi adalah variabel reliability (X 2 ) yaitu sebesar 0,392 diikuti oleh variabel tangibles (X 1 ) sebesar 0,347 dan empathy (X 5 ) sebesar 0,261. Sedangkan nilai koefisien beta terendah variabel assurance (X 4 ) yaitu sebesar 0,061 dan variabel responsiveness (X 3 ) yaitu sebesar 0,007. Hal ini berarti variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan adalah reliability (X 2 ) sedangkan variabel yang paling kecil pengaruhnya terhadap kepuasan adalah responsiveness (X 3 ) sehingga hipotesis ke-2 ditolak. Dari Segi Responsiveness kurang disebabkan karena ketersediaan tenaga medis dan paramedis yang tidak memadai.

Amelia Tri Utami, dkk, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap 95 2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran antara lain: a. Pihak Manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Pendidikan Brigade Mobile Watukosek khususnya tenaga medis, paramedis dan non medis di Unit Gawat Darurat perlu meningkatkan aspek Responsiveness atau daya tanggap dalam memberikan pelayanan terhadap pasien seperti cepat tanggap tenaga medis dan paramedis dalam menyelesaikan keluhan pasien, memberikan pelayanan dengan tepat dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam memberikan pelayanan seperti ketersediaan tenaga medis dan paramedis selalu ada sesuai jadwal yang sudah ditetapkan serta dapat memberikan perhatian kepada setiap pasiennya terhadap keluhan-keluhan penyakit yang diderita pasiennya dan pemberian informasi kesehatan yang jelas terhadap pasien. b. Selain itu juga, aspek Assurance atau jaminan perlu ditingkatkan lagi antara lain seperti kesopanan dan keramahan tenaga medis dan paramedis dalam melayani pasien, kemampuan dalam hal pengetahuan dan wawasan yang luas serta kecakapan tenaga medis dan paramedis dalam menjalankan tugas. Diharapkan agar menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pada pasien rawat jalan Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Bhayangkara Pusat pendidikan Brigade Mobile Watukosek. DAFTAR PUSTAKA Kepmenpan. Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Kepmenpan. Nomor: KEP/25/M.pan/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah Kotler, Phlip. (1994). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid I. Jakarta: PT. Prehalindo. Ratminto dan Atik septi winarsih. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Supratno. (2001). Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.. (1997). Prinsip-prinsip Total Quality Service (TQS). Yogyakarta: Andi Offset.. (2005). Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.

96 JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, 1-110 Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Zamit, Yulian. (2005). Manajemen Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE