Difusi dan disolusi. Arif budiman

dokumen-dokumen yang mirip
Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

6/2/2013. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed DISOLUSI

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ETIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA

6/2/2013. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika DIFUSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PERBANDINGAN AVAILABILITAS IN VITRO TABLET METRONIDAZOL PRODUK GENERIK DAN PRODUK DAGANG SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROSES PELEPASAN, PELARUTAN, DAN ABSOPRSI

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET IBUPROFEN MERK DAGANG DAN GENERIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

obat tersebut cenderung mempunyai tingkat absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu dan seringkali menghasilkan respon terapeutik yang minimum

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

PARAMETER YANG MEMPENGARUHI LANGSUNG PENYERAPAN OBAT. Laju penyerapan zat aktif akan tergantung pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

FORMULASI KOSMETIK UNTUK MENDAPATKAN EFEK YANG MAKSIMAL

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

Paradigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

a. Pengertian leaching

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rumus bangun parasetamol (dapat dilihat pada Gambar 2.1)

NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAKALAH DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

KROMATOGRAFI. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan

Bilamana beberapa fase berada bersama-sama, maka batas di antara fase-fase ini dinamakan antarmuka (interface).

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

Sifat Koligatif Larutan

PENETRASI PERKUTAN IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 Metodologi Penelitian

identik dengan semua campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat digunakan dengan mencampur partikel pembawa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-molekul obat

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

Analisis Fisiko Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb)

FORMULASI GLIBENKLAMID DENGAN METODE SELF EMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM (SEDDS) DAN UJI IN- VITRO DISOLUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Laporan Kimia Fisik KI-3141

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

Transkripsi:

Difusi dan disolusi Arif budiman

PERTUKARAN GAS DI ALVEOLI Termasuk difusi pasif Subtansi bergerak karena adanya gradien konsentrasi menuju konsentrasi yang lebih rendah. O berpindah dari alveoli (konsentrasi O tinggi) ke dalam darah (konsentrasi O rendah, peristiwa ini terjadi terus menerus untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh) Sebaliknya dengan CO...

the PROCESS of DIFFUSION Molecule migration from region of high to low concentration Brownian movement of solute molecule Achieve equilibrium state

DIFUSI PASIF Garis putus-putus adalah membran yang permiabel terhadap ion atau molekul yang digambarkan sebagai RED DOTS. Awalnya semua titik-titik berada dalam membran, setelah beberapa waktu terjadi proses difusi dengan keluarnya red dots dari membran dengan adanya perbedaan konsentrasi. Ketika konsentrasi didalam dan diluar membran sama, proses difusi pasif akan berhenti. Kadang-kadang titik-titik merah masih tetap berdifusi keluar atau masuk membran, tapi selisih yang keluar atau masuk adalah 0.

RATE of DIFFUSION Gas > liquid > solid Jarak antar molekul dalam cairan lebih pendek dibandingkan dalam gas. Tubrukan lebih sering terjadi Perpindahan menjadi berkurang. Dengan demikian difusi akan melambat

DIFUSI Proses transfer massa molekul zat yang berkaitan dengan perbedaan konsentrasi. (a) Membran homogen tanpa pori (b) Membran dari bahan padat dengan pori-pori lurus (c) Membran selulose. 6

Hukum Fick-1 Sejumlah M benda yang mengalir melalui satuan penampang melintang (S) dalam waktu (t) dikenal sebagai aliran (J) J = dm S dt Aliran juga berbanding lurus dengan perbedaan konsentrasi (dc/dx) J = - D dc dx

Hukum Fick- Perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam daerah tertentu adalah sebanding dengan perubahan dalam perbedaan konsentrasi pada titik itu dalam sistem tersebut.

STEADY STATE DIFFUSION Suatu bentuk sediaan dengan aktivitas konstan mungkin tidak menunjukkan proses keadaan masa tunak dari waktu pelepasan awal. Karena tahap awal itu merupakan keadaan nonsteady-state. Selanjutnya, laju difusi konstan, kurva menjadi benar-benar garis lurus dan sistem berada pada keadaan masa tunak (steady-state)

Molekul akan bergerak dari kompartemen donor ke kompartemen reseptor Dalam sistem ini, larutan dalam kompartemen reseptor dipindahkan dan diganti secara terus menerus dengan mengganti pelarut agar konsentrasi selalu rendah Sink Condition

Kondisi Kuasi Stasioner

Berdasarkan diagram kuasi stasioner, J = D C1-C h K = C1 Cd = C Cr Pada sink condition, Cr ~ 0 dm dt = DSK (Cd-Cr) h dm dt = PSCd P =? (cm/detik) Dibuat kurva antara Cd dan t untuk mendapatkan P

13 - = = h C C D dt S dm J 1 tas permeabili Koefisien sink kondisi P : cm/sek h DK P t PSC M PSC h DSKC dt dm 0 :C h C C DSK dt dm d d d r r d = = = = - = 0 = z e D partisi K :Koefisien r d 1 C C C C K = =

Difusi Multilapis: Gbr. Passage of a drug on the skins surface through a lipid layer, h 1 and a hydrous layer, h and into the deeper layers of the dermis. The curve of concentration against distance changes sharply at the two boundaries because the two partition coefficients have values other than unity. 14

Pi = Di Ki / hi dan Ri = 1/ Pi = hi / Di Ki P :permeabilitas; R :hambatan (tahanan) pada difusi; D : koefisien difusi; K :koefisien distribusi. P = 1 1 1 h1 6D1K 1 1 1 1 waktu lag sampai masa tunak (steady state): t L = D1K 1DK h D K h D K h D h h h1 DK D D1K h / D K h / D K 1 1 1 h 6D K Jika lalu suku Sistem kulit dua t L = Koefisien partisi h 1 / 6D 1 lapis : kedua lapis sama, h/d yang satu lainnya; 15

DISOLUSI Obat mengalami proses disintegrasi, deagregasi, dan disolusi sebelum obat siap diabsorpsi Secara umum tahapannya adalah: Disintegrasi dan deagregasi diikuti oleh pelepasan zat aktif Disolusi zat aktif dalam permukaan air Absorpsi melalui membran saluran cerna ke sirkulasi sistemik

Proses Perjalanan Obat ke dalam Tubuh Tablet atau Kapsul Disintegrasi Disolusi Granul atau Agregat Obat dalam larutan (invitro atau invivo) Absorpsi (invivo) Obat dalam darah, cairan tubuh, dan jaringan lain Deagregasi Disolusi Partikel-partikel halus

Disolusi Merujuk pada proses dimana suatu fase padat (misalnya tablet atau serbuk) menuju fase larutan. Disolusi obat adalah proses molekul obat yang dibebaskan dari fase padat dan memasuki fase larutan Jika tetap dalam fase padat walaupun dalam fase larutan hasilnya suatu suspensi.

DISOLUSI adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Di dalam disolusi diperhatikan terutama kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan molekular. Penentuan jumlah zat aktif yang terlarut dalam berbagai waktu akan memberi informasi tentang : Kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan padat Jumlah maksimal zat aktif yang akan larut Kinetika kecepatan disolusi

KECEPATAN DISOLUSI Persamaan Noyes-Whitney dm dt = DS h (Cs-C) dc dt = DS Vh (Cs-C) Pada kondisi sink, C jauh lebih kecil daripada Cs; dm dt = DSCs h K = D/h

Suatu granul obat seberat 0,55 g dan luas permukaannya 0,8 m (0,8x10 4 cm ) dilarutkan dalam 500 ml air pada suhu kamar. Setelah menit pertama, 0,76 g terlarut. Jika kelarutan obat C s =15 mg/ml. Hitung k! Kondisi sink: dm 760 mg = k S Cs = k dt 60sek -4 k = 3,010 cm/sek 0,810 4 cm 15mg/cm 3 Kondisi nonsink: Setelah 1 menit obat terlarut = 760 mg/500 ml = 1,5 mg/cm 3 dm = k S dt - k = 3,3510 760 mg 4 3 3 C - C = k 0,810 cm 15 mg/cm - 1,5 mg/cm 4 s cm/sek 60 sek Jika tebal lapisan difusi h pada percobaan diatas = 5x10-3 cm. Hitung D D k = D h = -4-3 -6 3,3510 cm/sek 5 10 cm= 1,6810 cm / sek. 1

Uji Disolusi Obat-obat berbentuk padat yang dikonsumsi secara oral harus dilakukan uji disolusi Uji disolusi (in vitro) dilakukan untuk mengukur jumlah zat aktif yang terdisolusi dalam media cair yang diketahui volumenya pada suatu waktu tertentu dan alat tertentu Uji disolusi Uji disolusi intrinsik Penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas penampangnya dibuat konstan (untuk zat aktif) Uji disolusi nyata Untuk uji disolusi zat aktif dalam sediaan (Contoh: tablet) Keranjang Dayung

Uji disolusi Intrinsik Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. UJI DISOLUSI INTRINSIK Uji disolusi intrinsik (hakiki) adalah penetapan zat yang terdisolusi dalam suatu sistem yang luas permukaannya dibuat selalu konstan. Media disolusi zat aktif yang dimampatkan

UJI DISOLUSI NYATA Adalah metode yang digunakan oleh farmakope untuk menetapkan kecepatan disolusi zat aktif dari sediaannya (tablet atau kapsul). Uji disolusi nyata adalah jumlah zat aktif yang terdisolusi dalam satu waktu tertentu. Dalam hal ini luas permukaan zat (S) berubah dengan waktu. Tablet yang tidak berdesintegrasi menunjukan pengurangan luas permukaan sejak uji disolusi dimulai.

Tipe 1 Tipe

Disolusi Tablet, Kapsul, dan Granul Gbr. Dissolution apparatus. (a) Hansen paddle equipment for granules and tablets. (b) Research design to ensure a constant surface area of tablet or compacted powder as the drug dissolves and diffuses out of the dosage form. 6

7

8

9

Gb. 0. Profil disolusi noretindron asetat dalam berbagai media dan metode 30

Gb.1. Profil disolusi teofilin dalam kapsul gelatin lunak dalam berbagai media. 31

Faktor yang mempengaruhi disolusi obat 1. Sifat fisikokimia Bentuk ion dan anion Ukuran partikel Bentuk kristal Kompleks obat. Faktor formulasi 3. Faktor fisiologi manusia

Bentik ion dan anion Garam elektrolit lemah lebih larut air dibandingkan dengan asam atau basa lemah, sehingga disolusi nya lebih cepat Obat yang basa lemah akan lebih cepat terdisolusi di lambung daibandingkan dengan di usus begitu pula sebaliknya.

Ukuran partikel semakin kecil semakin cepat terdisolusi Bentuk kristal obat dalam bentuk kristal lebih lambat dibandingkan dengan amorf karena lebih banyak energi yang diperlukan untuk memecahkan kristal Kompleks obat pembentukan kompleks lebih cepat terdisolusi tetapi kadang tidak efisien pada absorpsi karena ukuran molekul besar

KRITERIA SEDIAAN TABLET YANG DIUJI DISOLUSI Mengandung zat aktif yang digunakan untuk pengobatan penyakit gawat. Mengandung zat aktif yang jarak terapinya relatif kecil (LD50/ED50). Mengandung zat aktif yang sulit atau tidak larut (asam lemah, basa lemah, neutral, dan amfoter) Mengandung zat aktif yang dapat berubah menjadi bentuk tidak larut dalam cairan pencernaan. zat aktif dari tablet bersalut perlu diuji disolusinya.

FAKTOR-FAKTOR LANGSUNG YANG MEMPENGARUHI UJI DISOLUSI IN-VITRO Pengadukan (Semakin besar intensitas pengadukan makin cepat laju disolusi) Ukuran partikel (ukuran partikel kecil luas penampang besar laju disolusi meningkat) Polimorfisa ( perbedaan polimorfisa (bentuk kristal) menyebabkan perbedaan kelarutan) Pengaruh Udara atau Gas Yang Terlarut Dalam Media Pemasangan Alat Disolusi Sifat media disolusi ph media disolusi Untuk zat aktif bersifat asam lemah (HA) akan lebih mudah larut/terdisolusi pada suasana basa karena akan berada dalam bentuk terionisasinya Untuk aktif yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut pada suasana asam (dalam bentuk terionisasi) Suhu Viskositas Komposisi media

Absorpsi (Difusi dalam Sistem Biologis) Absorpsi obat dalam saluran cerna (Gastrointestinal) Lambung-Usus Absorpsi pada GIT juga terjadi melalui mekanisme difusi pasif (melintasi sel-sel dinding saluran cerna liofilik) Obat-obatan biasanya berupa asam atau basa lemah yang proses absorpsinya sangat dipengaruhi oleh keadaan ionisasi Bentuk tidak terionisasi merupakan bentuk yang mudah melewati penghalang biologik (liofilik) Contoh: Asam lemah (HA) bisa menjadi bentuk yaitu bentuk tidak terionisasi (HA, dalam suasana asam) dan bentuk terionisasi (A - dalam suasana basa )

Absorpsi (Difusi dalam Sistem Biologis) Absorpsi Perkutan Disolusi zat pembawanya, aktif dalam Difusi zat aktif yang telah terlarut dari pembawanya ke permukaan kulit Penetrasi obat ke dalam lapisan kulit terutama stratum corneum. Lapisan kulit teratas terdiri dari sel-sel kulit mati dan lemak merupakan rate limiting step dalam absorpsi perkutan

Difusi proses acak atom, molekul, koloid, dan partikel kasar dan juga anggota populasi hidup berdifusi dan menyebar seiring waktu. Termasuk: difusi dan penyebaran spora oleh angin, distribusi telur ikan dalam laut, migrasi kura-kura, faktor difusi dalam pembuatan rumah burung, kerumunan serangga atau kelompok ikan. Gbr. Ventilation of a prairie dog s burrow by action of the wind. 39