BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, termasuk didalamnya pelayanan kesehatan masyarakat. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

: Sekretaris Daerah Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENETAPAN KRITERIA DAN PENDATAAN FAKIR MISKIN DAN ORANG TIDAK MAMPU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PROGRAM JAMKESMAS. a. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah ditetapkan dengan keputusan

RESPON MASYARAKAT TERHADAP JAMKESMAS SEBAGAI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

TENTANG BUPATI SERANG,

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

UPAYA PEMERINTAH KOTA PELAYANAN KESEHATAN MELALUI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN JAKARTA, 26 JANUARI 2009

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 04 Tahun : 2008 Seri : C

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 16 TAHUN 2012 TENT ANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 25 TAHUN 2011

BUPATI PAKPAK BHARAT

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 36 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

WALIKOTA PROBOLINGGO

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENINGKATKAN AKSES KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (MASKIN)

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memiliki aktivitas yang berupaya untuk memelihara kesejahteraan dan

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Powered by TCPDF (

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TANGGAL : 17 MARET 2011

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan agar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E

2012, No.1156

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seluruh kepentingan publik juga harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara yang berperan aktif diberbagai sektor pelayanan. Dengan kata lain seluruh kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak perlu adanya suatu pelayanan, termasuk didalamnya pelayanan kesehatan masyarakat. Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dijelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Salah satu rekanan pemerintah dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang, dengan memperhatikan fungsi sosial. Maka dari itu, sebagai sebuah organisasi penyelenggara pelayanan kesehatan rumah sakit dituntut untuk menyelenggarakan jasa pelayanan medis yang bermutu bagi masyarakat.

2 Penyelenggaraan fungsi pelayanan kesehatan rumah sakit sangat ditentukan oleh aspek internal dan eksternal dari rumah sakit itu sendiri. Faktor internal rumah sakit sangat terkait dengan pengembangan sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit yang mengatur peran dan fungsi dari masing-masing jenis tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut. Hal ini penting karena inti pelayanan rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bemutu adalah hamonisasi dari peran dan fungsi tenaga profesional yang terlibat pada rumah sakit tersebut dalam menyelenggrakan jasa pelayanan kesehatan. Fungsi pelayanan kesehatan oleh rumah sakit akan menjadi optimal jika setiap tenaga kesehatan menurut jenis profesinya bekerja sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar operasional prosedur dan standar profesinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 5 menjelaskan bahwa fungsi-fungsi pelayanan rumah sakit, antara lain : 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3 Disisi lain, masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat diakibatkan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Kesulitan akses pelayanan ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi masyarakat dalam membiayai pelayanan kesehatan, hal ini disebabkan biaya kesehatan yang mahal. Peningkatan biaya kesehatan juga diakibatkan oleh berbagai faktor diantaranya perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran. Maka dari itu untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 pemerintah telah berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Jamkesmas merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin (Buku Padoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, 2008:5). Program Jamkesmas diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (Buku Padoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, 2008:2)

4 Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (2012:15) juga dijelaskan bahwa verifikasi kepesertaan Jamkesmas dilakukan oleh PT. Askes (Persero) sesuai dengan jenis kepesertaan, yaitu: 1. Bagi peserta yang memiliki kartu Jamkesmas. Dalam melaksanakan verifikasi, PT. Askes (Persero) mencocokkan kartu Jamkesmas dari peserta yang berobat dengan data kepesertaan dalam database yang ada di PT. Askes (Persero). Untuk mendukung verifikasi kepesertaan, bila dianggap perlu (bila ada indikasi penyalahgunaan kepesertaan) maka petugas PT. Askes (Persero) dapat mencocokkan kartu peserta dengan identitas peserta lainnya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Kartu Keluarga (KK)/identitas lainnya guna p embuktian kebenarannya. Setelah cocok, selanjutnya diterbitkan Surat Keabsahan Peserta (SKP). 2. Bagi peserta Jamkesmas tanpa kartu. Bagi peserta tanpa kartu terdapat beberapa mekanisme pembuktian keabsahan kepesertaannya: a. Bagi gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar yang tidak punya identitas, penghuni panti sosial cukup dengan surat rekomendasi dari dinas/instansi sosial setempat. b. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan, cukup dengan surat rekomendasi dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan/Kepala Rumah Tahanan setempat. c. Masyarakat miskin korban bencana paska tanggap darurat berdasarkan daftar/keputusan yang ditetapkan oleh bupatiwalikota. d. Bagi keluarga Peserta Keluarga Harapan (PKH) yang tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukup dengan kartu PKH. Sedangkan bagi anggota keluarga disamping membawa kartu PKH dilengkapi dengan kartu keluarga atau keterangan dari pendamping. e. Bagi bayi dan anak yang lahir dari kedua orang tua atau salah satu orang tuanya peserta Jamkesmas cukup dengan menunjukkan kartu peserta Jamkesmas orang tuanya dengan melampirkan akte kelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari tenaga kesehatan. f. Penderita KIPI yang bukan peserta Jamkesmas dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, kartu keluarga, dan lain-lain).

5 Pendanaan Jamkesmas merupakan jenis belanja bantuan sosial bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan. Dana belanja bantuan sosial adalah dana yang dimaksudkan untuk mendorong pencapaian program dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta Jamkesmas serta bukan bagian dari dana yang ditransfer ke Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga pengaturannya tidak melalui mekanisme APBD, dan dengan demikian tidak langsung menjadi pendapatan daerah. Pembayaran biaya pelayanan kesehatan pada program Jamkesmas ke Rumah Sakit dalam bentuk paket, berdasarkan klaim. Khusus untuk BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM pembayaran paket disetarakan dengan tarif paket pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap Rumah Sakit Pembayaran ke PPK disalurkan langsung dari kas Negara melalui PT. POS ke Puskesmas dan KPPN melalui BANK ke Rumah Sakit/BBKPM/BKMM/BKPM/BP4/BKIM. Rumah Sakit Umum DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi merupakan salah satu rumah sakit yang dimiliki oleh masyarakat Bagansiapiapi Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Rumah sakit ini juga menjadi tempat rujukan bagi pasien puskesmas-puskesmas se-kabupaten Rokan Hilir, baik bagi pasien yang menggunakan biaya sendiri maupun pasien pengguna Jamkesmas. Untuk mengetahui jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap yang menggunakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas) di Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

6 Tabel 1.1: Jumlah Pasien Mengunakan Jamkesmas Pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2008-2012 Rawat Inap Rawat Jalan Jumah Pasien No Tahun (Orang) (Orang) (Orang) 1 2009 1,151 1,230 2,381 2 2010 2,184 3,022 5,206 3 2011 2,229 3,876 6,105 4 2012 2,809 3,891 6,700 5 2013 3,195 4,219 7,414 Sumber: Rumah Sakit Umum DR. Protomo Bagansiapiapi, 2014 Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah pasien yang menggunakan jamkesmas lebih banyak dirawat jalan dari pada dirawat inap. Disamping itu, jumlah pasien baik itu rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan jumlah pasien di Rumah Sakit Umum DR. Protomo Bagansapiapi hendaknya diikuti oleh peningkatan jumlah dokter dan perawat yang ada di rumah sakit tersebut. Untuk mengetahui jumlah Dokter dan Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Protomo Bagansiapiapi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2: Jumlah Dokter dan Perawat Pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2008-2012 Dokter Perawat No Tahun (Orang) (Orang) 1 2009 22 110 2 2010 25 113 3 2011 32 119 4 2012 32 122 5 2013 35 131 Sumber: Rumah Sakit Umum DR. Protomo Bagansiapiapi, 2014

7 Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah dokter dan perawat pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir pada setiap tahunya mengalami peningkatan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang ada dibagansiapiap pada khususnya dan masyarakat Kabupaten Rokan Hilir pada umumnya. Sedangkan jumlah tempat tidur untuk pasien rawat inap yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.3: Jumlah Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi No Ruangan Kelas Tanpa I II III Kelas Jumlah 1 Flamboyan 3-12 - 15 2 Melur 3-10 - 13 3 Anggrek - - 8-8 4 Mawar - - 13-13 5 Teratai I (satu) - - 9-9 6 Teratai II (dua) 10 - - - 10 7 Bax Bayi - - - 5 5 8 Edelwil 14 - - - 14 9 HCU - - - 3 3 Jumlah 30-52 8 90 Sumber: Rumah Sakit Umum DR. Protomo Bagansiapiapi, 2014 Pada tabel 1.3 di atas, terlihat jelas bahwa jumlah tempat tidur untuk pasien di rawat inap pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi berjumlah 90 unit, 30 unit di kelas I, 52 unit di kelas II, dan 8 unit tanpa kelas.

8 Namun, dari pengamatan awal penulis di lokasi penelitian, dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah dokter dan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan khususnya bagi pengguna program Jamkesmas di rumah sakit tersebut. Hal ini dibebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1. Informasi tentang pelayanan Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir yang tidak dipublikasikan, sehingga masyarakat berangapan bahwa prosedur untuk mendapatkan pelayanan Jamkesmas berbelit-belit. 2. Keluarga pasien pengguna program Jamkesmas yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi mengeluhkan tidak ada atau tidak tersedianya tikar dan toilet di ruang tunggu. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi, dengan judul: Analisis Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir.

9 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk megetahui pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang prosedur pelayanan Jamkesmas yang baik. c. Bagi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang optimal kepada masyarakat. d. Bagi Peneliti Dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti tentang pelayanan Jamkesmas.