BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB III PELAKSANAAN TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH DENGAN PENETAPAN SYARAT DAN AKIBATNYA DI DESA KARANG REJO KEC. GEMPOL-PASURUAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III PRAKTIK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. 2) Sebelah selatan dusun gunung rawas. 3) Sebelah timur dusun siwalan.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA DALAM PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH TAHUNAN DI DESA MADIGONDO

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

perbuatan hukum (karena barang sudah digadaikan) 60 BAB III GADAI NGAPLEK DI DESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Ha. Terbagi menjadi 14 RW dan 28 RT. Desa Banguncipto yang dibatasi oleh : 1) Sebelah Utara Desa Wijimulyo

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN BARANG KREDITAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN BANDAR KEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

Transkripsi:

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Gambaran Umum Desa Pucuk Letak Daerah dan Keadaan Alam Desa Pucuk terletak di Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto yang luas tanah/ wilayah ± 444, 350 ha yang jenis penggunaan tanahnya sebagaimana berikut: Tabel I Luas Areal Tanah No. Jenis Penggunaan Tanah Jumlah Data Hektar Tanah sawah tadah hujan Tanah pekarangan/ bangunan Waduk Jumlah (Sumber data: Kantor Statistik Desa) 144 ha. 30,50 ha. 222 ha. 396,5 ha. Keadaan alam Desa Pucuk adalah merupakan alam pertanian dengan tiga kali panen dalam satu tahun. Apabila musim hujan, penduduk Desa Pucuk bertanam sayuran kangkung dan apabila musim kemarau bertanam padi atau cabe. Desa Pucuk bila dilihat dari segi geografis daerah, dibatasi oleh: a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyu Legi/ Gunungan. b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Brayu Blandong. 35

36 c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bangeran. d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jatirowo/ Pulorejo. (Sumber Data: Kantor Statistik Desa Pucuk). Keadaan Geografis Desa Pucuk memiliki jumlah penduduk 3101 jiwa, untuk mengetahui rincian dari jumlah jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II Jumlah penduduk dilihat dari jenis kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Perempuan Lakilaki 1529 1572 49.30668 50.69332 Jumlah 3101 100% (Sumber data: Kantor Statistik Desa) Keadaan Pendidikan Keadaan pendidikan Desa Pucuk cukup maju, sekarang ini hampir tidak ada anak yang tidak bersekolah, berkat kesadaran orang tua yang telah mengerti betapa pentingnya pendidikan bagi anakanak mereka. Ditunjang dengan adanya sarana pendidikan dasar yang memadai. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Pucuk dan jumlah siswa, baik yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau yang bernaung di bawah Departemen Agama dapat dilihat pada tabel. Tabel III Jumlah sarana pendidikan yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berikut siswa dan gurunya pada tahun ajaran 20082009.

37 No. Jenis Pendidikan Jumlah Sekolah Siswa Guru TK SD Negeri 2 5 70 192 4 15 Jumlah 7 262 19 (Sumber data: Kantor SD Negeri Desa Pucuk) Tabel IV Jumlah sarana pendidikan yang bernaung di bawah Departemen Agama berikut jumlah siswa dan gurunya pada tahun ajaran 20082009. No. Jenis Pendidikan Jumlah Sekolah Siswa Guru MI 2 94 8 Jumlah 2 94 8 (Sumber data: Kantor MI Desa Pucuk) 4. Keadaan Sosial Keagamaan Penduduk Desa Pucuk mayoritas beragama Islam, walaupun masih ada yang belum menjalankan syari'at agama secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan kegiatan keagamaan, baik kegiatan pengajian rutin maupun dakwah, pengajian harihari besar Islam di Desa Pucuk cukup marak, dapat dilihat dari adanya pengajianpengajian rutin yang diadakan, mulai dari tingkat anakanak, remaja, yang dipelopori remaja masjid bahkan sampai orang tua yang biasanya diadakan seminggu sekali. Sedangkan sarana peribadatan yang ada di Desa Pucuk berjumlah 6 buah, dengan rincian sebagai berikut: Masjid : 2 Buah Musholla/ langgar : 4 Buah 5. Keadaan Sosial Ekonomi

38 Penduduk Desa Pucuk sebagian besar adalah petani, di samping itu ada juga yang menjadi pegawai negeri dan wiraswasta. Akan tetapi pekerjaan sebagai petani masih mendominasi mata pencaharian penduduk Desa Pucuk. Hal ini terkait erat dengan kondisi fisik wilayah Desa Pucuk yang sebagian besar terdiri dari lahan pertanian. Untuk lebih jelasnya tentang mata pencaharian masyarakat Desa Pucuk dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel V Mata pencaharian penduduk Desa Pucuk No. Mata Pencaharian Jumlah Prosentase 4. 5. 6. 7. Petani Buruh tani Pedagang PNS ABRI Swasta Polri 2805 152 40 46 5 70 4 89.84625 4.868674 28123 473414 0.160154 242152 0.128123 Jumlah 3122 100 (Sumber data: Kantor Statistik Desa) B. Implementasi Penyelesaian HutangPiutang Pupuk dengan Gabah di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto Latar Belakang Terjadinya HutangPiutang Pupuk Telah dijelaskan di atas, bahwa sebagian besar masyarakat Desa Pucuk adalah petani. Sehingga mereka menggantungkan nasib mereka pada hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Masyarakat Desa Pucuk hidup dari sisa hasil panen yang telah lalu dan kadangkadang mereka mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya.

39 Biasanya setelah mereka panen, umumnya ingin memenuhi segala kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier; karena mereka beranggapan bahwa kapan lagi mereka mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya kalau tidak waktu panen. Bagi buruh tani setelah melunasi segala hutangnya, biasanya mereka juga ingin memenuhi kebutuhan yang lain selain kebutuhan pokok. Dan hal ini adalah sudah merupakan tradisi masyarakat petani di Desa Pucuk. Setelah masa panen lewat dan tiba musim untuk bertanam, para petani, buruh tani sudah tidak mempunyai cadangan modal untuk melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan untuk bercocok tanam dan perawatannya. Biasanya modal yang ada hanya cukup untuk pengolahan lahannya saja, sedangkan untuk pemupukannya mereka sudah tidak punya modal lagi. Dalam keadaan seperti itu mereka berhutang pupuk pada pedagang pupuk, agar tanaman padi yang telah ditanam di sawah tumbuh dengan subur dan menghasilkan panen yang memuaskan. Menurut pendapat mereka tidak ada jalan lain kecuali berhutang kepada pedagang pupuk ataupun orang yang dipandang kaya di Desa Pucuk, karena hal itu lebih mudah mereka lakukan. Tata Cara Memberikan Hutang Pupuk Dalam tata cara hutang piutang pupuk yang dilakukan, pihak yang berhutang mendatangi toko pedagang pupuk dengan maksud untuk hutang

40 pupuk yang dijual yang akan digunakan untuk memupuk tanaman padi agar dapat tumbuh dengan subur dan baik dan dia sanggup mengembalikan hutangnya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Sebelum pupuk diberikan kepada pihak yang berhutang, terlebih dahulu antara pihak yang berhutang dan pihak yang berpiutang, dalam hal ini pedagang pupuk sepakat tentang berapa jumlah pupuk yang di hutang, dan setelah kedua belah pihak sepakat mengenai jumlah pupuk yang di hutang barulah terjadi penyerahan pupuk. Dalam penyerahan pupuk, pedagang pupuk menyerahkan langsung kepada pihak yang berhutang tanpa menunggu senggang waktu. Sebagaimana dalam tabel. Tabel VI Waktu pemberian pupuk No. Cara Pemberian Pupuk Jumlah Prosentase Secara langsung Tidak secara langsung Kadang langsung, kadang tidak 20 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah pihak yang berhutang mengutarakan maksudnya untuk hutang pupuk maka pedagang pupuk langsung menyerahkan pupuk tersebut tanpa menunggu senggang waktu. Batasan waktu yang diberikan oleh pihak pedagang adalah 34 bulan atau tepatnya sampai masa panen tiba, itu merupakan tradisi di sana dan hal tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Tabel VII

41 Batasan waktu pemberian hutang piutang No. Batasan Waktu Jumlah Prosentase Sampai masa panen tiba Tanpa batasan waktu 20 100 Dari tabel di atas dapat diketahui pedagang pupuk memberi batasan dalam pengembalian hutang kepada pihak yang berhutang sampai waktu masa panen tiba yaitu sekitar 34 bulan dan tidak memberikan batasan waktu sampai pihak yang berhutang mampu untuk mengembalikan. Tata Cara Perjanjian Hutang Piutang Pupuk Dalam perjanjian hutang piutang, dalam hal ini pihak yang memberi hutang dan pihak yang berpiutang tidak mengadakan perjanjian dengan cara tertulis, melainkan hanya berdasarkan kepercayaan pada pribadi masingmasing. Juga dalam perjanjian hutang piutang tersebut hanya dilaksanakan antara pihak yang berpiutang tidak menggunakan saksi dalam perjanjian hutang piutang tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel. Tabel VIII Tata cara perjanjian hutang piutang pupuk No. Tata Cara Perjanjian Jumlah Prosentase Tertulis Saling percaya Menggunakan saksi 20 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pihak yang mengadakan transaksi hutang piutang pupuk, tidak mengadakan perjanjian hutang piutang

42 dengan cara tertulis atau dengan menggunakan saksi, melainkan keduanya saling mempercayai satu sama lain. Akan tetapi pihak pedagang pupuk setelah terjadinya hutang piutang pupuk, mencatat jumlah yang dihutangkan. Hal ini dimaksudkan untuk pembukuan dalam sebuah perdagangan. Pencatatan tersebut dilakukan setelah terjadinya hutang piutang dan tidak dilakukan ketika sedang berlangsungnya transaksi hutang piutang, pencatatan tersebut tidak diketahui oleh pihak yang berhutang. 4. Tata Cara Melakukan Ijab Qabul Dalam melakukan ijab qabul, setelah kedua belah pihak sepakat mengenai waktu pengembalian hutang pupuk, maka kemudian kedua belah pihak mengadakan ijab qabul. Sebagai akhir terjadinya transaksi hutang piutang. Pada umumnya pedagang pupuk dan pihak yang berhutang di Desa Pucuk melakukan ijab qabul dengan cara diam, artinya saling memberi dan menerima tanpa diikuti katakata, walaupun ada juga yang melakukan dengan ucapan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IX Cara melakukan ijab qabul No. Cara Ijab Qabul Jumlah Prosentase Diam Ucapan Isyarat 15 5 75 25

43 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prosentase 75% menunjukkan bahwa pihak yang menghutangi dan pihak yang berhutang dalam melakukan ijab qabul dengan diam, sedangkan yang dilakukan dengan ucapan hanya 25%. Adapun waktu ijab qabul hutang piutang pupuk dilakukan ketika hutang piutang sedang berlangsung hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel X Waktu melaksanakan ijab qabul No. Waktu Ijab Qabul Jumlah Prosentase Ketika hutang piutang akan berlangsung Ketika hutang piutang sedang berlangsung Ketika hutang piutang telah berlangsung 20 100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam melakukan ijab qabul hutang piutang pupuk adalah ketika hutang piutang pupuk sedang berlangsung yang menunjukkan frekuensi 100%. 5. Tata Cara Pengembalian Hutang Pupuk Apabila telah sampai batas waktu yang ditentukan yaitu ketika musim panen tiba, maka pihak yang berhutang harus segera membayar dan melunasi semua hutangnya. Dalam pengembalian/ pembayaran pelunasan hutang piutang pupuk ini para pedagang pupuk mensyaratkan bahwa pembayarannya tidak dengan membayar sejumlah uang seharga pupuk yang di hutang/ dengan barang

44 barang lain yang seharga, akan tetapi dengan menggunakan padi kering. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel XI Ketentuan pengembalian hutang No. Pengembalian Hutang Jumlah Prosentase Berupa uang Berupa padi kering Berupa barangbarang lain 20 100 Akan tetapi sebelumnya pedagang pupuk sudah menentukan syarat bahwa harga pupuk yang dihutangkan tersebut dikurskan dengan harga padi basah atau yang baru saja dipanen dan belum dikeringkan. Akan tetapi dalam pembayarannya pedagang pupuk mensyaratkan dengan menggunakan padi kering. 6. Akibatakibat yang Ditimbulkan a. Positif Bagi pihak yang berhutang adalah bahwa dengan hutang tersebut untuk pemupukan tanaman padi tanpa harus mengeluarkan uang untuk membeli pupuk tersebut. Dengan demikian uang yang seharusnya untuk membeli pupuk dapat digunakan untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan yang lain. b. Negatif Bahwa dalam pengembalian hutang piutang tersebut, pihak yang berhutang yaitu para petani merasa dirugikan, karena padi yang digunakan

45 untuk membayar hutang pupuk tersebut harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga pupuk tersebut harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga pupuk yang di hutang. Karena seharusnya yang digunakan untuk membayar hutang tersebut adalah padi yang masih basah yang harganya lebih rendah. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembayarannya, pihak yang berpiutang/ pedagang pupuk mensyaratkan bahwa pembayaran hutang pupuk tersebut harus padi kering yang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga padi basah. Walaupun dalam pembayaran tersebut jumlah padi kering yang dibayarkan sama banyaknya dengan jumlah padi basah yang seharusnya digunakan sebagai pembayaran, alam tetapi kualitas padi tersebut tidak sama, sehingga mempengaruhi harga padi tersebut.