Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Sistem Identifikasi Biometrik Finger Knuckle Print Menggunakan Histogram Equalization dan Principal Component Analysis (PCA)

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi image processing sekarang ini menyediakan

Pengenalan Citra Sidikjari Menggunakan Minutiae Dan Propagasi Balik

Analisis Kinerja Pengenalan Telapak Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Principal Component Analysis (PCA) dan Overlapping Block

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

I. PENDAHULUAN. istem biometrika merupakan teknologi pengenalan individu dengan menggunakan bagian tubuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JARINGAN SARAF TIRUAN PADA BIOMETRIKA DETEKSI CITRA GARIS TELAPAK TANGAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN PADA SISTEM PRESENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

BAB I PERSYARATAN PRODUK

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN JARAK EUCLIDEAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

RANCANG DAN IMPLEMENTASI PATTERN RECOGNITION PADA GARIS TELAPAK TANGAN UNTUK AKSES KEAMANAN PINTU

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

YOGI WARDANA NRP

Implementasi Principal Component Analysis (PCA) Untuk Pengenalan Wajah Manusia

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

BAB III METODE PENELITIAN

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN METODA GABOR WAVELET-KERNEL FISHER ANALYSIS

PENGENALAN CITRA RETINA MENGGUNAKAN METODE NON OVERLAPPING BLOCK DAN JARAK EUCLIDEAN

APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER HURUF HIJAIYAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SKRIPSI

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

prototype perangkat lunak yang akan mengidentifikasi manusia sesuai database yang telah ada.

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

PENGENALAN CIRI GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT DAUBECHIES DENGAN JARAK EUCLIDEAN

PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ADAPTIVE RESONANCE THEORY TWO (ART-2)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM INFORMASI BERBASIS FINGERPRINT UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN

VERIFIKASI BIOMETRIKA TELAPAK TANGAN DALAM PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BAGI MANAJEMEN PERSONALIA

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

Principal Component Analysis

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

KONTROL GERAKAN BUKA TUTUP PINTU UNTUK AKSES SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN POLA IRIS MATA MANUSIA

Transkripsi:

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah Sistem Identifikasi Biometrik Finger Knuckle Print Menggunakan Histogram Equalization dan Principal Component Analysis (PCA) M.FAIZ WAFI 09121001043 Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Sistem Identifikasi Biometrik Finger Knuckle Print Menggunakan Histogram Equalization dan Principal Component Analysis (PCA) Putra, K. G. 2012 JATTA, M. 2007 FATTA, H.A. 2007 Hegde, C., Shenoy, P. D., R, V. K., & Patnaik, L. M. 2011 Andriani, A. 2012 Rizky, D. Z., Isnanto, R. R., & Hidayatno, A. 2013 Ardiansyah & Budi Nur Iman, S. M. DKK 2011 1 2 KUSUMADEWI, S. 2010 Nur Rizky Rosna P, DKK 2013 3 Eka Ardhianto 2011

Bagian 1 1. PENERAPAN ALGORITMA C4.5 PADA PROGRAM KLASIFIKASI MAHASISWA DROPOUT (Andriani, A. 2012 ) Prestasi akademik mahasiswa dievaluasi setiap akhir semester untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi kriteria akademik tertentu untuk dinyatakan layak melanjutkan studi maka mahasiswa tersebut dinyatakan putus kuliah atau dropout (DO). Salah satu faktor penyebab banyaknya jumlah mahasiswa DO karena kurangnya kebijakan dan tindakan dari instansi pendidikan untuk menjaga mahasiswanya dari DO. Tujuan Penelitian ini adalah membuat klasifikasi mahasiswa DO dan aktif dengan algoritma C4.5 sebagai acuan dalam membuat kebijakan dan tindakan untuk mengurangi jumlah mahasiswa DO. Hasil klasifikasi dari algoritma C4.5 dievaluasi dan divalidasi dengan confusion matrix dan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk mengetahui tingkat akurasi Algoritma C4.5 dalam membuat klasifikasi mahasiswa potensi DO. Hasil evaluasi dan validasi diperoleh tingkat akurasi sebesar 97,75%. Rule yang diperoleh dari klasifikasi dengan Algoritma C4.5 jika diterapkan dalam data baru diperoleh hasil validasi dengan tingkat akurasi 90,0%. 2. IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (Ardiansyah, D., Edi Satriyanto, S. M., Eru Puspita, S. M., & Budi Nur Iman, S. M. 2011) Ciri biometrik merupakan pembeda identitas yang dimiliki secara personal dan memiliki keunikan atau ciri-ciri khusus. Ciri biometrik dapat dijadikan sebagai penunjuk identitas seseorang terutama wajah. Algoritma pengenalan wajah untuk computer-vision telah lama dikembangkan dan banyak diaplikasikan. Prinsip-prinsip analisis komponen telah terbukti dapat merepresentasikan secara efisien keadaan wajah manusia. Pada tugas akhir ini metode PCA diaplikasikan sebagai metode pengenalan wajah untuk kontrol verifikasi pengguna pada brankas. Dari kegiatan yang dilakukan didapatkan bahwa PCA sebagai metode pengenalan wajah untuk kontrol akses brankas, cocok diaplikasikan pada lingkungan dengan kondisi pencahayaan yang relatif tetap atau tidak berubah-ubah. Dengan keakuratan hingga 79.%. Metode ini masih rentan terhadap perubahan kondisi pencahayaan sehingga pencahayaan lingkungan dimana sistem bekerja perlu dijaga konstan. 3. SISTEM VERIFIKASI BIOMETRIKA TELAPAK TANGAN DENGAN METODE DIMENSI FRAKTAL DAN LACUNARITY (Putra, K. G. 2012) Sistem pengenalan diri secara otomatis dengan telapak tangan merupakan teknologi biometrika yang masih relatif baru. Permasalahan utama dalam sistem pengenalan dengan telapak tangan adalah bagaimana memperoleh ciri telapak tangan tersebut. Penelitian ini memperkenalkan pendekatan baru untuk menghasilkan ciri telapak tangan yaitu dimensi fraktal dan derajat kekosongan fraktal (lacunarity). Skor pencocokan dua telapak tangan dihitung dengan metrika korelasi. Sistem diuji menggunakan sekitar 1250 telapak tangan milik 250 responden. Hasil percobaan menunjukkan sistem mampu menghasilkan tingkat keberhasilan sekitar 98% atau FAR = 1.9139 %, FRR = 1.9139%, T = 0.2364.

4. KLASIFIKASI PENYAKIT MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Rizky, D. Z., Isnanto, R. R., & Hidayatno, A. 2013) Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, teknik identifikasi secara konvensional dinilai sudah tidak praktis dan memiliki berbagai kelemahan. Hal ini menimbulkan ide untuk membuat suatu teknik klasifikasi penyakit diabetes mellitus menggunakan pengekstrasi ciri PCA berdasar ciri alami manusia. Salah satunya adalah dengan menggunakan retina mata manusia sebagai objeknya. Dalam penelitian ini akan digunakan metode ekstrasi ciri secara statistik yang secara luas telah lama digunakan yaitu PCA (Principal Components Analysis). PCA atau Principal component analysis sebagai salah satu metode untuk pengolahan citra masih relatif jarang digunakan sebagai pengekstraksi ciri pola retina mata. Pemilihan metode ekstraksi ciri yang tepat dan efisien sangat menentukan keberhasilan dari sistem klasifikasi secara keseluruhan. Pengujian bertujuan untuk mengklasifikasikan beberapa citra dari basisdata Messidor. Citra masukkan berformat TIFF dengan ukuran 680x452. Hasil analisis kemudian diolah dengan 5 variasi komponen utama dan 5 variasi jumlah neuron tersembunyi untuk dikombinasikan yang bertujuan untuk menghasilkan tingkat keberhasilannya akurat. Dari hasil pengujian kombinasi variasi komponen utama dan jumlah neuron tersembunyi dengan 15 data latih dan 15 data uji memiliki tingkat keberhasilan terbaik yaitu 78,334%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi metode PCA dan jaringan saraf tiruan perambatan balik cocok untuk mengklasifikasikan penyakit diabetes mellitus. 5. FKP BIOMETRICS FOR HUMAN AUTHENTICATION USING GABOR WAVALETS (Hegde, C., Shenoy, P. D., R, V. K., & Patnaik, L. M. 2011) Keamanan otomatis adalah salah satu perhatian utama dari zaman modern. sistem otentikasi yang aman dan handal pada sebuah sifat biometrik, seperti Finger Knuckle Print (FKP). Dalam tulisan ini, kami mengusulkan sistem otentikasi manusia berdasarkan FKP citra seseorang. Kami menerapkan Gabor Wavelet pada gambar FKP. Kemudian mengidentifikasi titik-titik puncak dalam grafik Gabor Wavelet pada jarak antara titik-titik yang dihitung dan disimpan dalam vektor. Unsur-unsur dalam vektor jarak disimpan dalam database dan gambar input untuk dibandingkan. Dianggap sukses jika perbedaan antara dua elemen tersebut lebih kecil dari nilai ambang batas. Orang tersebut dikonfirmasi berdasarkan nilai probabilitas yang dihitung. Sistem yang diusulkan memiliki FAR sekitar 1,24% dan FRR sebagai 1,11%.

Bagian 2 1. KLASIFIKASI PENYAKIT MELITUS BERDASAR CITRA RETINA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Rizky, D. Z., Isnanto, R. R., & Hidayatno, A. 2013) Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, teknik identifikasi secara konvensional dinilai sudah tidak praktis dan memiliki berbagai kelemahan. Hal ini menimbulkan ide untuk membuat suatu teknik klasifikasi penyakit diabetes mellitus menggunakan pengekstrasi ciri PCA berdasar ciri alami manusia. Salah satunya adalah dengan menggunakan retina mata manusia sebagai objeknya. Dalam penelitian ini akan digunakan metode ekstrasi ciri secara statistik yang secara luas telah lama digunakan yaitu PCA (Principal Components Analysis). PCA atau Principal component analysis sebagai salah satu metode untuk pengolahan citra masih relatif jarang digunakan sebagai pengekstraksi ciri pola retina mata. Pemilihan metode ekstraksi ciri yang tepat dan efisien sangat menentukan keberhasilan dari sistem klasifikasi secara keseluruhan. Pengujian bertujuan untuk mengklasifikasikan beberapa citra dari basisdata Messidor. Citra masukkan berformat TIFF dengan ukuran 680x452. Hasil analisis kemudian diolah dengan 5 variasi komponen utama dan 5 variasi jumlah neuron tersembunyi untuk dikombinasikan yang bertujuan untuk menghasilkan tingkat keberhasilannya akurat. Dari hasil pengujian kombinasi variasi komponen utama dan jumlah neuron tersembunyi dengan 15 data latih dan 15 data uji memiliki tingkat keberhasilan terbaik yaitu 78,334%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi metode PCA dan jaringan saraf tiruan perambatan balik cocok untuk mengklasifikasikan penyakit diabetes mellitus. 2. APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Nur Rizky Rosna Putra, R. Rizal Isnanto, and Achmad Hidayatno 2013) Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus iris memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai diagnosis kondisi organ dengan melihat citra iris mata. Dalam Tugas Akhir ini, perangkat lunak mampu melakukan ekstraksi ciri menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan mengklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Citra mata yang akan diolah terlebih dahulu dipisahkan dari citra mata untuk selanjutnya dilakukan perubahan ke citra aras keabuan dan peningkatan kualitas citra menggunakan adaptif histogram. Proses selanjutnya adalah mengubah citra iris kedalam bentuk rectangular dan pengambilan Region Of Interest pada citra mata yang berhubungan dengan organ hati, langkah terakhir adalah dengan mengekstraksi ciri dari ROI citra iris mata menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan menklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengenalan iris mata ini menunjukkan hasil pengenalan yang baik. Dari 15 citra iris mata yang diuji, program ini dapat mefngenali 14 citra, sehingga pengenalannya 96,667%.

3. IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN PERHITUNGAN JARAK EUCLIDEAN ( JATTA, M. 2007) Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, teknik identifikasi secara konvensional dinilai sudah tidak praktis dan memiliki berbagai kelemahan. Hal ini menimbulkan ide untuk membuat suatu teknik identifikasi biometrik atau teknik identifikasi berdasar ciri alami manusia. Salah satunya adalah dengan menggunakan iris mata manusia sebagai objeknya. Sistem identifikasi otomatis berbasis pada iris mata manusia ini dinilai relatif dapat diandalkan karena keunikan dari iris itu sendiri. Sudah banyak metode pengenalan citra yang dikembangkan dan diaplikasikan. Pada Tugas Akhir ini dikembangkan teknik pengenalan citra dengan menggunakan metode Analisis Komponen Utama, dimana beberapa citra akan dikenali jika citra tersebut sama atau mirip sesuai dengan citra yang ada di dalam basis-data. Penelitian dimulai dengan merancang sebuah program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab. Program hasil rancangan tersebut digunakan untuk menguji metode PCA dengan menggunakan sejumlah citra iris mata. Metode pengenalan yang dipakai ialah perhitungan jarak euclidean. Dari penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa PCA cukup layak dijadikan metode pengenalan iris mata. Pengujian dilakukan berdasarkan jumlah citra latih. Data penelitian menunjukkan hasil pengenalan yang baik sebesar 97,5% dari pengujian menggunakan 6 citra latih dari 80 kali pengujian. Kata-kunci: citra digital, analisis komponen utama (PCA), Euclidean. 4. NEURO-FUZZY INTEGRASI SYSTEM FUZZY & JARINGAN SYARAF (KUSUMADEWI, S. 2010) Clustering merupakan proses pengelompokan data dalam kelas-kelas atau cluster-cluster sehingga data dalam suatu cluster memiliki tingkat persamaan yang tinggi satu dengan lainnya tetapi sangat berbeda dengan data dalam cluster lain. Dalam tulisan ini dilakukan percobaan penggunaan metode Fuzzy C-Means untuk mengetahui kemungkinan adanya cluster-cluster dari data performance. 5,KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC (FATTA, H.A. 2007) Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra berwarna menjadi citra gray-scale, hal ini digunakan untuk menyederhanakan model citra. Citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer, G-layer dan B-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matrik gray-scale dan hasilnya adalah citra gray-scale.

Bagian 3 1. APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Nur Rizky Rosna Putra, R. Rizal Isnanto, and Achmad Hidayatno 2013) Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus iris memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai diagnosis kondisi organ dengan melihat citra iris mata. Dalam Tugas Akhir ini, perangkat lunak mampu melakukan ekstraksi ciri menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan mengklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Citra mata yang akan diolah terlebih dahulu dipisahkan dari citra mata untuk selanjutnya dilakukan perubahan ke citra aras keabuan dan peningkatan kualitas citra menggunakan adaptif histogram. Proses selanjutnya adalah mengubah citra iris kedalam bentuk rectangular dan pengambilan Region Of Interest pada citra mata yang berhubungan dengan organ hati, langkah terakhir adalah dengan mengekstraksi ciri dari ROI citra iris mata menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan menklasifikasikan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengenalan iris mata ini menunjukkan hasil pengenalan yang baik. Dari 15 citra iris mata yang diuji, program ini dapat mefngenali 14 citra, sehingga pengenalannya 96,667%. Pada Bagian 3 ini paper yang berjudul APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Nur Rizky Rosna Putra, R. Rizal Isnanto, and Achmad Hidayatno 2013) ini merujuk ke 3 paper sebelumnya dimana rujukan tersebut adalah paper : IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (Ardiansyah, D., Edi Satriyanto, S. M., Eru Puspita, S. M., & Budi Nur Iman, S. M. 2011) Bagian 1 IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN PERHITUNGAN JARAK EUCLIDEAN ( JATTA, M. 2007) Bagian 2 KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC (FATTA, H.A. 2007) Bagian 2

2. PENGOLAH CITRA DIGITAL UNTUK IDENTIFIKASI CIRI SIDIKJARI BERBASIS MINUTIAE (Eka Ardhianto 2011) Biometrik, termasuk di dalamnya fingerprint recognition, secara umum digunakan untuk identifikasi dan verifikasi. Biometric recognition merupakan sistem pengenalan atau identifikasi seseorang berdasarkan karakteristik biologis khusus yang dimiliki oleh orang tersebut. Setiap orang memiliki sidik jari yang unik terdiri dari pola garis-garis gelap dari kulit yang naik disebut bubungan (ridges). Masing-masing pola garis bubungan menghasilkan suatu bentuk pola area berbeda. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan gambar sidik jari sehingga didapatkan pola anatomi riges sidik jari yang nantinya dapat digunakan sebagai identifikator seseorang. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan proses akuisisi citra, grayscalling, thresholding, thinning (skeletonizing) dan patern matching. Hasil yang didapatkan adalah bahwa gambar sidik jari dapat dikenali pola ridgesnya dan dari setiap gambar sidik jari menghasilkan pola yang berbeda sehingga dapat digunakan sebagai alat identifikasi.