BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara, sehingga eksistensi kebudayaannya juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG KESENIAN HADRO. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

23. URUSAN KEBUDAYAAN

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG

Oleh Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan Di Bali masih ada nama Igor Tamerlan. Seniman musik idealis ini

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan. Pertama, kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi bukan merupakan kesenian baru, tetapi sebuah kesenian yang sudah ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan berkembang dari lingkungan land huis para pejabat VOC atau tuan-tuan tanah. Di rumahnya yang sangat besar serta memiliki banyak budak, pada saat-saat tertentu mereka mengadakan pertunjukan musik untuk menghibur sang majikan dan para tamu-tamunya. Mereka diberi alat musik Eropa dan memainkan musik-musik Barat. Inilah yang disebut Konser budak atau orkes budak oleh F. de Haan. Budak-budak ini tinggal pada keluarga-keluarga Indisch (percampuran gaya hidup Belanda dan Jawa) yang mempunyai rumah di daerah pinggiran yang disebut land huis. Land huis adalah rumah-rumah peristirahatan dengan taman yang sangat luas yang dibangun oleh para pejabat tinggi VOC di luar tembok kota Batavia. Tanjidor dulu namanya hanya Tanji saja, sedangkan dor-nya ada yang menyatakan dari bahasa asing dorrs yaitu ruang terbuka tetapi ada juga yang menyatakan dari kata bodoran. Jadi tanji ditambah adanya bodoran menjadi Tanjidor, namun pendapat ini tidak didukung kuat karena dalam kenyataanya

179 Tanjidor tidak diikuti dengan bodoran. Boleh jadi ini hanya merupakan arti yang dikarang oleh si pelaku Tanjidor agar lebih menarik. Tanjidor diasosiasikan dengan musik udara terbuka yang cocok untuk sebuah perayaan dan juga parade militer. Kedua, kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi sudah berkembang sejak jaman kolonial dan menjadi salah satu media hiburan yang sangat digemari masyarakat. Tanjidor sebagai seni pertunjukan rakyat masih hidup sampai sekarang, meskipun dalam perjalananya banyak mengalami perubahan dalam segi pertunjukannya. Kemunculan kesenian Tanjidor sebagai seni tradisi mengalami perubahan pada tahun 1960 muncul sebuah grup kesenian Tanjidor yang sudah mulai terorganisasi yaitu Tanjidor Pusaka Jaya di Desa Segarajaya Kecamatan Tarumajaya yang dipimpin oleh Bapak Bekong. Seiring dengan perkembangan jaman, kreativitas para seniman pun meningkat, pada tahun 1970 bapak Bekong menambahkan waditra pada kesenian Tanjidor berupa alat musik yang digesek (digodot) seperti Biola dan Rebab oleh karena itu disebut juga Tanji Godot. Demikian juga dengan komposisi pemainnya, apabila sebelumnya Tanjidor hanya memainkan instrument musik tanpa vokal, namun perkembangan berikutnya ditambah dengan Sinden sebagai penyanyinya tetapi ini hanya berlaku saat Tanjidor melakukan pertunjukan di tempat tanpa arak-arakan. Perubahan-perubahan komposisi pemain dan peralatan musik tersebut kemudian menjadi ciri khas

180 yang membedakan kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi dengan di daerah lainnya. Kesenian Tanjidor telah mengalami pergeseran yang mengarah pada perubahan signifikan baik dari segi fungsi tujuan pertunjukannya maupun keutuhan pertunjukannya. Pada awalnya, pementasan kesenian tradisional Tanjidor ini berfungsi untuk mengiringi pesta para orang Eropa dan tuan tanah, tetapi kemudian menjadi bergeser karena pada perkembangan selanjutnya kesenian Tanjidor ini untuk memeriahkan suatu perayaan, seperti pernikahan, khitanan, hari proklamasi, Tahun Baru Cina bahkan untuk sarana ritual yang bersifat mistis. Pada tahun 1970 sampai tahun 1980 merupakan masa kejayaan kesenian Tanjidor. Dalam masa kejayaan tersebut, dalam satu minggu mereka hampir tiap hari melakukan pertunjukan Tanjidor. Di samping itu kelompokkelompok Tanjidor biasa mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya "ngamen". Pertunjukan keliling demikian itu terutama dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek. pada masa-masa kejayaanya tersebut pembinaan terhadap seniman Tanjidor pun rutin dilakukan setiap beberapa bulan sekali oleh pemerintah Kabupaten Bekasi. Namun memasuki tahun 1995, kesenian Tanjidor di Bekasi mulai mengalami kemunduran, hal tersebut tidak terlepas dari berkurangnya permintaan untuk melakukan pementasan. Sebagian masyarakat seleranya beralih pada seni modern seiring maraknya kesenian modern yang muncul di lingkungan masyarakat.

181 Ketiga, masalah yang dapat menjadi penghambat dalam perkembangan kesenian Tanjidor pada umumnya selalu melingkari sebagian besar wadah-wadah kesenian Tanjidor. Walaupun kesenian Tanjidor merupakan kesenian tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya, namun dalam perkembangannya kesenian ini masih belum dapat dikenal secara luas oleh masyarakat di Kabupaten Bekasi. Kesenian Tanjidor hanya dapat dikenal sebatas pada lingkungan pelaku dan orang-orang yang menggemarinya. Keadaan seperti ini bila dilanjutkan secara terus menerus bukan tidak mungkin akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan dan kelangsungan kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi. Keadaan yang menunjukan bahwa kesenian Tanjidor belum dikenal secara luas oleh masyarakat Kabupaten Bekasi diakibatkan oleh adanya kendala-kendala berupa minimnya kreativitas langsung dari seorang seniman, pengorganisasian yang belum baik, sistem pewarisan yang tidak berjalan serta bentuk pertunjukannya yang kurang menarik. Selain dari dalam, pengaruh budaya modern yang dikemas dalam berbagai bentuk media komunikasi dan informasi turut mempengaruhi turunnya apresiasi masyarakat terhadap keberadaan kesenian yang bersifat tradisional seperti Tanjidor. Selain itu, peranan instansi terkait yang seharusnya mewadahi berbagai aspirasi dari tiaptiap kelompok kesenian Tanjidor yang ada di kabupaten Bekasi dinilai oleh sebagian besar seniman Tanjidor belum dapat secara maksimal.

182 Keempat, keberadaan kesenian Tanjidor yang sudah mulai tergeser oleh kesenian modern, diperlukan usaha-usaha untuk dapat melestarikan dan mempertahankannya. Usaha tersebut antara lain adanya dukungan dari masyarakat terutama pelaku atau pendukung dan juga pemerintah setempat yang masih mencintai kesenian daerah yang dimilikinya. Dalam pembahasan ini penulis menitikberatkan upaya pelestarian yang terjadi dalam kesenian Tanjidor pada dua unsur yang paling terkait dan bertanggung jawab atas perkembangannya. Kedua unsur tersebut tak lain adalah pelaku atau seniman Tanjidor itu sendiri dan tentu saja pemerintah. Upaya dasar yang dilakukan para seniman untuk melestarikan nilainilai dalam kesenian Tanjidor adalah dengan melakukan sistem pewarisan yaitu dengan cara mengajarkan kesenian Tanjidor pada anak-anaknya atau generasi muda dilingkungannya. Upaya lainnya adalah mengemas kesenian Tanjidor untuk dapat lebih menghibur dan tidak membosankan dengan cara mengikuti serta menyesuaikan terhadap perkembangan zaman, ilmu teknologi, budaya setempat dan lingkungan masyarakat dengan tidak mengesampingkan nilai budaya yang mendasar dari kesenian tersebut, diantaranya dengan menambahkan komposisi pemain Tanjidor dan alat musik atau waditra yang dapat memberikan nuansa lain dalam pertunjukan terlihat lebih menarik, hal tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan keberadaan kesenian Tanjidor dari ancaman-ancaman budaya modern.

183 Upaya lainnya yang dilakukan oleh para seniman untuk tetap menjaga kelestarian kesenian Tanjidor adalah seperti yang dilakukan oleh Bapak Iswandi Ichsan ketua Dewan Kesenian Bekasi yang mencoba mengembalikan eksistensi kesenian Tanjidor dengan cara mencoba mempelajari kembali tatacara pertunjukan Tanjidor. Kemudian muncul komunitas pecinta seni Bekasi yang mencoba eksis dengan cara mementaskan berbagai kesenian tradisional daerah Bekasi termasuk kesenian Tanjidor secara periodik setiap tahun sekali, biasanya saat merayakan Hari Jadi Kabupaten Bekasi. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi untuk melestarikan kesenian Tanjidor adalah Pembinaan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah dan sosialisasi baik lewat acara rutin seperti pembinaan seniman yang dilaksanakan setiap acara khusus, kolaborasi antar kesenian tradisional yang ada, bantuan sarana dan prasarana, dan bantuan akan proses sosialisasi seni-seni tradisional terhadap masyarakat. Selain itu pembinaan yang dilakukan pemerintah setempat terhadap kesenian Tanjidor memberikan bantuan materil yang dilakukan jika ada proyek pembinaan kepariwisataan dan budaya yang dianggarkan dalam APBN dan APBD. Apabila Pemerintah Daerah Propinsi mengadakan acara yang menggelar pertunjukan berbagai kesenian daerah maka pemerintah Kabupaten Bekasi biasanya mengikut sertakan kesenian Tanjidor sebagai salah satu wakilnya, dengan begitu bisa memperkenalkan kesenian Tanjidor sampai ke luar daerah Kabupaten Bekasi.

184 Untuk mempertahankan eksistensi kesenian Tanjidor, pemerintah bekerja sama dengan seorang seniman yang bernama bapak Enjin untuk mengubah sudut pandangan masyarakat yang menganggap kesenian Tanjidor itu membosankan karena musik yang dibawakan kebanyakan adalah lagu-lagu Barat tempo dulu. Oleh karena itu untuk pertunjukan di tempat tanpa arakarakan biasanya, kesenian Tanjidor juga membawakan lagu-lagu masa kini namun tetap arasemen musiknya sesuai dengan konsep musik Tanjidor. Setidaknya, dengan upaya yang sangat minim sekalipun, diharapkan keberadaan kesenian Tanjidor dapat dihidupkan kembali. 5.2 Saran Sehubungan dengan kesimpulan pada bagian sebelumnya, maka penulis akan memberikan beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai bahan dasar pertimbangan dalam rangka turut melestarikan kesenian Tanjidor sebagai warisan leluhur masyarakat Betawi pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Bekasi pada khususnya serta memupuk nilai-nilai budaya lokal yang terkandung didalamnya, maka penulis memiliki beberapa masukan atau saran, di antaranya : a. Agar pemerintah lebih memperhatikan organisasi-organisasi maupun perkumpulan-perkumpulan kesenian yang belum terorganisasi secara jelas, khususnya kesenian Tanjidor, baik dari segi pembinaan untuk memperkaya bentuk pertunjukan maupun dari segi pengelolaan agar lebih dapat bersaing dan berdaya guna dengan kesenian modern yang

185 berkembang di masyarakat, dan hal tersebut juga dilakukan agar kesenian Tanjidor tetap terjaga kelestariannya sebagai kesenian khas Kabupaten Bekasi. b. Pengembangan dan pelestarian kesenian tradisional seperti kesenian Tanjidor sebagai penanaman identitas budaya Betawi kepada generasi muda saat ini perlu dilakukan dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat luas melalui Dinas Pendidikan dengan cara memasukkan pengetahuan seni tradisional baik secara teori maupun praktek ke dalam kurikulum mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, sehingga sistem pewarisan seni budaya lokal tetap berjalan. c. Mengupayakan lagi untuk mengadakan pementasan dan apresiasi melalui media masa baik cetak maupun elektronik seperti televisi lokal, nasional untuk masyarakat luas. Seperti yang dilakukan di Jakarta kesenian-kesenian Betawi seperti Tanjidor selalu menampilkan pertunjukannya di Taman Ismail Marzuki yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan. d. Mengadakan penelitian dan pendokumentasian terhadap kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi secara periodik, agar kesenian Tanjidor tidak mengalami kepunahan. Sehingga hasil pendokumentasian tersebut dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi berikutnya.

186 e. Kepada pelaku kesenian Tanjidor, perlu dilakukan pembenahan susunan sajian dan penataan kembali manajemen organisasinya karena Tanjidor yang dimainkan di Kabupaten Bekasi sebenarnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikenal oleh masyarakat luas karena kesenian tersebut memiliki keunikan yang terletak pada alat musiknya yang berumur sangat tua bahkan banyak yang merupakan peninggalan jaman kolonial dan juga bentuk penyajiannya yang masih sangat tradisional. Untuk mengupayakan hal tersebut hendaknya kesenian Tanjidor tersebut harus dipromosikan dan diberi dana oleh pemerintah daerah Kabupaten Bekasi secara berkesinambungan agar kesenian tersebut bisa berkembang. f. Melakukan sistem pewarisan kesenian Tanjidor sebagai usaha menanamkan kesadaran kepada masyarakat luas khususnya generasi muda yang akan meneruskan keberlangsungan kesenian Tanjidor di masa depan, dimulai dari anggota keluarga dan orang-orang terdekat pelaku kesenian Tanjidor. Sehingga kesenian Tanjidor tetap terjaga kelestariannya. g. Kesenian Tanjidor merupakan salah satu kesenian rakyat Betawi yang memiliki sejarah panjang, sehingga penelitian yang berhubungan dengan sejarah lokal seperti ini diharapkan mendapat perhatian dari intansi yang terkait, agar dapat menambah wawasan bagi masyarakat luas dan khususnya para pelajar tentang kesenian tradisional Tanjidor

187 dan memberikan informasi bahwa betapa banyaknya keseniankesenian lokal yang kita punya tetapi tidak terekpos, khususnya kesenian Tanjidor yang berada di Kabupaten Bekasi. Agar bisa memberikan pengembangan studi sejarah lokal Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan masalah kebudayaan dan kesenian.