DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

Ir. EDISON PANJAITAN, M.Si

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Oleh : DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

GAMBARAN KEBUTUHAN DAN ROAD MAP PERSIAPAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

P E L A K S A NA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

Konsepsi SPM Menurut UU 23/2014 dan PP No. 2 Tahun 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Di Daerah Tertinggal

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DALAM PERSEPEKTIF DESENTRALISASI. Dr. KURNIASIH, SH, M.Si DIREKTUR PRODUK HUKUM DAERAH

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAN BPBD MELALUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBENCANAAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA OPD YANG MENANGANI BUMD, BLUD, DAN BARANG MILIK DAERAH DAN ARAH PERUBAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA URGENSI PENETAPAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TERHADAP PENETAPAN JAKSTRADA SPAM

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

SKEMA KELEMBAGAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI TINGKAT TAPAK TERKAIT DENGAN SATLINMAS DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN REGULASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

APA ITU DAERAH OTONOM?

PARADIGMA MESIN PEMBANGUNAN UNTUK PERKEMBANGAN DAERAH 1. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

B. ISU BENCANA DAN KEBAKARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Transkripsi:

Disampaikan pada Pertemuan Nasional Evaluasi dan Perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalaian Penyakit Tahun 2016 Hotel Novotel Tangerang, 10 Mei 2016 Oleh: Drs. EDUARD SIGALINGGING, M.Si DIREKTUR SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH III DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TUJUAN NEGARA DALAM ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

K E B I J A K A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N TA H A N D A E R A H Tujuan Nasional Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia Hak Warga Negara Ps. 27, 28 H, PS. 34 UUD 1945 Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, Hak atas Penghidupan yg layak, dan Jaminan Sosial Indonesia Negara Kesatuan yg Terdesentralisasi dgn Presiden Memegang Kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945) Pasal 18, 18A dan 18B UUD 1945 NKRI dibagi atas prov, Kab, dan Kota Asas Ootonomi dan Tugas Pembantuan Dipimpin Gub, Bupati, Walkot yg dipilih demokratis memiliki DPRD dipilih melalui Pemilu Menjalankan Urusan Pemerintahan Hub. Wewenang antar Tingkatan Pemerintahan Hub. Keuangan, Pelayanan umum, pemanfaatan SDA dan SDA lainnya dilaks. Adil & diatur dengan UU Negara mengakui & menfhormati satuan2 pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa yg diatur dgn UU Otonomi Daerah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakat setempat dalam sistem NKRI Tujuan Demokrasi Memposisikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal, yg akan menyumbang terhadap pendidikan politik nasional demi terwujudnya civil society Kesejahteraan Pemda menyediakan pelayanan publik yg efektif, efisien dan ekonomis untuk masyarakat lokal Selaras dg tujuan Otda penyelenggaraan Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dg memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kakhasan suatu daerah dalam sistem NKRI 3

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Mempercepat peningkatan kesra, Pemberdayaan masyarakat, Pelayanan publik & Peningkatan daya saing Mengoptimalkan kinerja pemerintahan daerah dalam pencapaian tujuan otda Memperkuat regulasi UU NO. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

URUSAN P EMERINTAHAN KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT KONKUREN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. POLITIK LUAR NEGERI 2. PERTAHANAN 3. KEAMANAN 4. YUSTISI 5. AGAMA 6. MONETER & FISKAL NASIONAL WAJIB PELAYANAN DASAR (6) PILIHAN (8) NON PELAYANAN DASAR (18) 1. PEMBINAAN WAWASAN KEBANGSAAN; 2. PEMBINAAN PERSATUAN KESATUAN; 3. PEMBINAAN KERUKUNAN ANTAR SARA 4. PKS; 5. KOORDINSASI TUGAS ANTARISNTANSI YG ADA DI DAERAH; 6. PENGEMBANGAN DEMOKRASI; 7. PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN YG BUKAN MRP KEWENANGAN DAERAH/ TDK DILAKSANAKAN INSTANSI VERTIKAL S P M NSPK FORKOPIMDA APBN 5

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan PRESIDEN Pengawasan Pemegang kekuasaan pemerintahan Psl 4 (1) UUD 1945 Koordinator Binwas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah UU 23/2014 Psl 8 (3) MENDAGRI Binwas Umum Koordinasi K/L Binwas Teknis Psl 17 UUD 1945 Secara Nasional DIKOORDINASIKAN MENDAGRI Tanggung jawab Provinsi Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis (PP 19/2010 & PP 23/2011) Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD 45 Kab/Kota 6

H UBUNGAN P EMERINTAH P USAT D A N D A E R A H Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada di tangan Presiden. Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada di tangan Presiden. Presiden menetapkan pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemda Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Dengan demikian hubungan Presiden dengan Gubernur dan Bupati/Walikota bersifat hierarkis dan hubungan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota bersifat hierarkis. 7

PELAKSANAAN URUSAN KONKUREN PUSAT PROVINSI KAB/KOTA o o o Laksanakan sendiri Pelimpahan (Dekonsentrasi) Tugas Pembantuan o o o Laksanakan sendiri Tugas Pembantuan Kab/Kota Penugasan kepada Desa o o Laksanakan sendiri Penugasan kepada Desa URUSAN WAJIB DASAR URUSAN WAJIB NON DASAR URUSAN PILIHAN SPM o o o Jenis Layanan Penerima Layanan Ukuran Layanan o o o Pemetaan : Kelembagaan Perencanaan Penganggaran NSPK (NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA)

3 (TIGA) DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Revolusi Mental Pendidikan Kesehatan Perumahan DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan pangan Kedaulatan energi dan ketenagalistri kan Kemaritiman dan kelautan Pariwisata & Industri DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Antar kelompok pendapatan Antar wilayah: (1) Desa; (2) Perbatasan; (3) Tertinggal; (4) Perkotaan STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

SANKSI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH Kepala daerah dan/atau wakil kepala Daerah yg tidak melaksanakan Program Strategis Nasional dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk Gubernur dan/atau wakil Gubernur serta oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat untuk Bupati dan/atau Wakil Bupati atau Walikota dan/atau Walikota Dalam hal teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan Dalam hal Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah telah selesai menjalani pemberhentian sementara, tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan diberhentikan sebagai Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah (Pasal 68 UU No. 23 Tahun 2014) 10

URUSAN KESEHATAN Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah; Pelaksanaan pelayanan dasar urusan kesehatan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM); Penyelenggaraan jaminan Kesehatan; Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD di luar gaji (amanat Pasal 171 ayat (2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Permendagri No. 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016); Pendanaan urusan kesehatan dapat bersumber dari APBN dan APBD.

PENDIDIKAN Sosial KESEHATAN SPM Sebagian urusan Tramtibum & Linmas Perumahan Rakyat & Kawasan Permukiman PU & Penataan Ruang Lampiran Peraturan Pemerintah (PP) tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)

SISTEMATIKA RPP SPM BAB SUBSTANSI PASAL BAB I KETENTUAN UMUM 1 BAB II PRINSIP DAN RUANG LINGKUP 2-3 BAB III PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL 4-6 BAB IV PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL 7-13 BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 14-20 BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 21-25 BAB VII PENDANAAN 26 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP 27-28

PRINSIP SPM Merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu secara universal Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga negara, atau oleh pemerintah daerah Merupakan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah provinsi maupun kabupaten/kota Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota untuk menjamin setiap warga negara memperoleh kebutuhan dasarnya Jumlah pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu dapat distandarkan Berlaku secara nasional

PENETAPAN SPM Standar pelayanan minimal berisi standar tentang JENIS dan MUTU pelayanan dasar serta warga negara PENERIMA LAYANAN. Jenis dan mutu pelayanan dasar sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan pemerintah.

... lanjutan Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian menetapkan standar dan petunjuk teknis terhadap jenis dan mutu pelayanan dasar. Penetapan petunjuk teknis oleh Menteri/Kepala lembaga pemerintah nonkementerian, setelah berkoordinasi dengan Menteri. Petunjuk teknis, paling sedikit memuat: Teknis penghitungan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi; Teknis penghitungan ketersediaan kebutuhan dasar; Teknis penghitungan kesenjangan pemenuhan kebutuhan dasar; Kelompok sasaran; Teknis penghitungan pencapaian SPM saat ini; dan Teknis penghitungan pembiayaan pencapaian target SPM.

PENERAPAN SPM Dalam rangka memenuhi SPM, pemerintah daerah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengumpulkan data tentang jumlah kebutuhan dasar yang harus tersedia dan kebutuhan dasar yang telah tersedia Menghitung kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan kebutuhan dasar Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan dasar yang belum tersedia Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan dasar secara keseluruhan dan berkesinambungan

PENDATAAN Secara berkala pemerintah daerah melakukan pendataan: Pendataan bertujuan untuk: Jumlah kebutuhan dasar sesuai dengan SPM yang sudah ditetapkan Jumlah warga negara yang belum memperoleh kebutuhan dasar sesuai dengan SPM yang sudah ditetapkan Mengetahui perubahan kecukupan persediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara di setiap daerah Mengetahui identitas warga negara yang belum memperoleh kebutuhan dasar sesuai dengan SPM Penyebab belum terpenuhinya kebutuhan dasar warga negara sesuai dengan SPM di setiap daerah Dalam hal data, telah tersedia melalui sistem evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh setiap perangkat daerah, maka pendataan secara berkala tidak perlu dilakukan lagi.

RENCANA PENYEDIAAN KEBUTUHAN DASAR WARGA NEGARA Rencana penyediaan kebutuhan dasar warga negara disusun agar kebutuhan dasar tersedia secara cukup sesuai dengan SPM. Rencana pemenuhan ketersediaan kebutuhan dasar warga negara dapat dilakukan dengan cara: Menyediakan/memproduksi sendiri barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang masih kurang sampai terpenuhinya jumlah kebutuhan dasar sesuai dengan SPM Meminta BUMD atau memberikan kemudahan kepada badan usaha swasta untuk memenuhi kebutuhan dasar yang masih kurang sampai terpenuhinya jumlah kebutuhan dasar sesuai dengan SPM Melakukan kerjasama dengan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha swasta sesuai dengan peraturan perundangan

... lanjutan Pemerintah daerah wajib menyediakan/memproduksi sendiri barang atau jasa kebutuhan dasar warga negara apabila: Belum terdapat badan usaha baik swasta maupun badan usaha milik daerah/negara yang menyediakan barang atau jasa tersebut Pemenuhannya bersifat mendesak sehingga penyediaannya tidak dapat dilakukan oleh badan usaha Karena sifatnya, barang atau jasa tersebut tidak boleh disediakan oleh badan usaha

RENCANA PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BAGI WARGA NEGARA YANG BELUM MAMPU MEMPEROLEH KEBUTUHAN DASAR SESUAI DENGAN SPM Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai peraturan perundangan dengan cara: Membebaskan biaya (gratis) untuk memperoleh kebutuhan dasar warga negara yang disediakan/diproduksi oleh pemerintah daerah; Menyediakan sarana atau prasarana untuk memperoleh kebutuhan dasar warga negara tersebut secara bebas biaya (gratis); Memberikan subsidi untuk memperoleh barang atau jasa kebutuhan dasar warga negara bagi barang atau jasa yang disediakan/diproduksi oleh badan usaha; Memberikan bantuan dana langsung kepada warga negara yang berhak menerima pelayanan dasar berdasarkan SPM; dan/atau Menggunakan cara lain yang menjamin warga negara untuk mampu memperoleh kebutuhan dasarnya.

PENYELENGGARAAN PELAYANAN DASAR Pemerintahan daerah menyelenggarakan pelayanan dasar sesuai dengan SPM menjadi prioritas pembangunan daerah. SPM yang telah ditetapkan, menjadi acuan bagi pemerintahan daerah untuk menyusun rencana pembangunan daerah. Penyediaan pelayanan dasar dalam rangka penerapan SPM dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah dan penganggaran daerah. Penyediaan pelayanan dasar dituangkan dalam RPJMD dan Renstra PD. Penyediaan pelayanan dasar yang sudah dituangkan dalam RPJMD dan Renstra PD, setiap tahunnya dijabarkan dalam RKPD dan dianggarkan dalam APBD.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring dan Evaluasi Aspek umum penerapan SPM, oleh Kementerian, untuk daerah provinsi Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, untuk daerah kabupaten/kota Gubernur dan bupati/walikota terhadap perangkat daerah penyelenggara SPM di daerahnya Aspek teknis penerapan SPM, oleh Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian, untuk daerah provinsi Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, untuk daerah kabupaten/kota Gubernur dan bupati/walikota terhadap perangkat daerah penyelenggara SPM di daerahnya Menteri melaksanakan koordinasi pelaksanaan evaluasi

PELAPORAN Bupati/walikota melaporkan pelaksanaan SPM oleh daerah kabupaten/kota kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaporkan hasil evaluasi kepada Menteri. Gubernur melaporkan pelaksanaan SPM oleh daerah provinsi kepada Menteri. Laporan sekurang-kurangnya memuat: a. Kendala penerapan SPM; b. Hasil pencapaian SPM; c. Ketersediaan anggaran dalam pencapaian SPM; d. Pencapaian kinerja program dan kegiatan; dan e. Kebutuhan pengembangan kapasitas. Disampaikan pada Bulan Januari setiap tahun

HASIL MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN SPM Digunakan Pemerintah Pusat, untuk: Perumusan kebijakan nasional tentang SPM; dan Pemberian insentif atau disinsentif. Digunakan Pemerintah Daerah, untuk: Penilaian kinerja perangkat daerah; Pengembangan kapasitas daerah dalam perbaikan pelayanan dasar; dan Perbaikan terhadap kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan penganggaran di daerah.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan dan Pengawasan Umum Menteri, terhadap penerapan SPM di provinsi Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap penerapan SPM oleh pemerintah kabupaten/kota Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat daerah masing-masing Pembinaan dan Pengawasan Teknis Menteri teknis dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian, terhadap penerapan SPM di provinsi sesuai dengan bidang tugas masing-masing Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap penerapan SPM di oleh pemerintah kabupaten/kota Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat daerah masing-masing Pembinaan dilakukan dalam bentuk: a. Fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan; dan b. Memberikan dukungan keuangan bagi daerah yang mempunyai kemampuan keuangan rendah berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan SPM sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PENDANAAN Pendanaan penyelenggaraan SPM bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

BIDANG KESEHATAN (KABUPATEN/KOTA)... LANJUTAN NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR 1. Pelayanan kesehatan hamil ibu Sesuai standar pelayanan antenatal. PENERIMA LAYANAN DASAR PERNYATAAN STANDAR Ibu hamil. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. 2. Pelayanan kesehatan bersalin ibu Sesuai standar pelayanan persalinan. Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 4. Pelayanan kesehatan balita Sesuai standar pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Sesuai standar pelayanan kesehatan balita. Bayi baru Setiap bayi baru lahir lahir. mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Balita. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. 29

NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR 5. Pelayanan Sesuai standar kesehatan pada skrining kesehatan usia pendidikan usia pendidikan dasar dasar. PENERIMA LAYANAN DASAR Anak pada usia pendidikan dasar. PERNYATAAN STANDAR Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. 6. Pelayanan kesehatan usia produktif pada Sesuai standar skrining kesehatan usia produktif. Warga Negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut Sesuai standar skrining kesehatan usia lanjut. Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke atas. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Sesuai pelayanan prevention hipertensi. standar secondary penderita Penderita hipertensi. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan secondary prevention sesuai standar. 30

NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR 9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus 10. Upaya kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat Sesuai pelayanan penderita Melitus. Sesuai pelayanan jiwa. standar kesehatan Diabetes standar kesehatan PENERIMA LAYANAN DASAR Penderita Diabetes Melitus. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. PERNYATAAN STANDAR Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. 11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB Sesuai standar pelayanan kesehatan TB. Orang dengan TB. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar. 12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV 13. Pelayanan higiene sanitasi pangan setiap anak di satuan pendidikan dasar Sesuai standar mendapatkan pemeriksaan HIV. Sesuai standar pelayanan higiene sanitasi pangan. Orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan). Orang di satuan pendidikan dasar. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. Setiap anak di satuan pendidikan dasar mendapatkan pangan yang aman dan sehat. 31

ARAH KEBIJKAAN PEMBANGUNAN DAERAH Untuk menjamin sinergisitas program pembangunan nasional dan daerah, penyusunan RKPD Tahun 2017 berdasarkan arah kebijakan pembangunan daerah dengan memperhatikan prioritas dan sasaran pembangunan nasional Arah kebijakan pembangunan daerah tersebut berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 1. Pengelolaan data dan informasi kesehatan. 2. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. 3. Pembinaan perbaikan gizi masyarakat. 4. Pembinaan kesehatan bayi, anak dan remaja. 5. Pembinaan kesehatan ibu dan reproduksi. 6. Pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga. 7. Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra. 8. Pengendalian penyakit menular langsung. 9. Pengendalian penyakit tidak menular. kegiatan bid. Kesehatan yg perlu diperhatikan selain SPM PERMENDAGRI NOMOR 18 TAHUN 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 32

DIMENSI PENGATURAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN DIMENSI PUPK dan RPP yang mengatur 1. Penataan Daerah 2. Desain Besar Penataan Daerah 3. Perangkat Daerah 4. LPPD, LKPKD, Ringkasan LPD, dan EPPD 5. Tata cara penjatuhan sanksi administratif terhadap penyelenggara pemerintahan daerah 6. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 7. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 8. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat 9. Kewenangan Daerah pada kawasan khusus 10.Kerjasama Daerah 11.Kewenangan Daerah pada Kawasan Perbatasan 12.Standar Pelayanan Minimal 13.Partisipasi masyarakat 14.Pemberian Insentif dan/ atau Kemudahan Kepada Masyarakat dan/ atau Investor 15.Kewenangan Daerah Provinsi Di Laut dan Daerah Provinsi Yang Berciri Kepulauan 16.Supervisi, Monitoring, dan evaluasi penggunaan DBH, DAU dan DAK 17.Pinjaman daerah 18.Pengelolaan Keuangan Daerah SUBSTANSI RPP PUPK URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN 1.Penyusunan Pedoman (NSPK); 2.Pembagian Urusan Yang Belum Diatur. 3.Pembentukan Kebijakan Daerah; 4.Hubungan Pusat- Daerah Dalam Mencapai Target Urusan. Bila diperlukan : Merujuk Dan menguraikan Lebih Lanjut

Bagian Kedua Penatalaksanaan Urusan Pemerintahan Konkuren Pasal 25 (1)Daerah berkewajiban melakukan penatalaksanaan Urusan Pemerintahan Konkuren yang menjadi kewenangannya. (2)Penatalaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah memperhatikan azas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang meliputi kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan keadilan. Pasal 26 (1)Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah mengandung layanan utama dan layanan pendukung untuk mewujudkan target kinerja pembangunan daerah. (2)Layanan utama sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan penjabaran atas setiap kewenangan urusan pemerintahan konkuren berupa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan/atau perangkat daerah lain.

NO SUB URUSAN KEWENANGAN FUNGSI DASAR UTAMA LAYANAN PENDUKUNG uraian sub urusan dari urusan terkait yang menjadi kewenangan tingkat pemerintahan kewenangan yang diberikan kepada instansi atau lembaga pemerintahan atas urusan terkait sesuai dengan UU 23/2014 Fungsi terkecil untuk melaksana kankewena ngan Layanan Utama yang akan diberikan atau disampaikan terkait dengan pelaksanaan urusan dan sub urusan yang menjadi kewenangan terkait Layanan Pendukung yang akan diberikan atau disampaikan untuk menunjang layanan utama

PP SPM PP Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Konkuren Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian menetapkan Standar Petunjuk Teknis

Sekian dan Terima Kasih subditkesehatan.kemendagri@gmail.com DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI