DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 78 B. TUJUAN 78 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 78 D. UNSUR YANG TERLIBAT 79 E. REFERENSI 79 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 80

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 78 B. TUJUAN 78 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 78 D. UNSUR YANG TERLIBAT 79 E. REFERENSI 79 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 79

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 23 B. TUJUAN 23 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 E. REFERENSI 24 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 27 B. TUJUAN 27 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 27 D. UNSUR YANG TERLIBAT 28 E. REFERENSI 28 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 28

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 23 B. TUJUAN 23 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 E. REFERENSI 24 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

MENGKAJI DAN MENANTI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKNAS RI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

.' 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan;

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 16 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282) Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN PROVINSI DIY

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Panduan Pengembangan KTSP KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 049 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENYUSU S NA N N KTSP

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR KABUPATEN BANYUWANGI

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Landasan... 3

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 68 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA 70 LAMPIRAN 2 : RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN ANALISIS 71 LAMPIRAN 3 : CONTOH INSTRUMEN ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA 72 LAMPIRAN 4 : CONTOH HASIL ANALISIS SARANA DAN PRASARANA 76 0

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan dimaksud meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, KTSP harus disusun sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah setempat. Terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sekolah harus melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana berdasarkan tuntutan standar sarana dan prasarana agar dapat diperoleh data kesenjangan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42 Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi kriteria minimal yang meliputi antara lain lahan, ruang belajar, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat berkreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran dan instalasi listrik yang menunjang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta memenuhi rasio minimum sesuai Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Penyelenggaraan pembelajaran di SMA memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dalam jenis dan jumlah, baik yang diadakan oleh sekolah secara mandiri maupun melalui pemanfaatan sarana pendidikan yang ada di lingkungan sekolah. Agar sarana prasarana pendidikan di setiap SMA dapat terjamin pengadaan/penyediaannya dalam jenis dan jumlah sesuai tuntutan kebutuhan pembelajaran, diperlukan pedoman analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Pedoman dimaksud dilengkapi dengan daftar kebutuhan yang terdiri atas kebutuhan ruang dan infrastruktur, kebutuhan peralatan, kebutuhan perabot, dan kebutuhan lahan. Sarana dan prasarana sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan mempunyai fungsi dan peran dalam pencapaian kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum satuan pendidikan. Agar pemenuhan sarana dan prasarana tepat guna dan berdaya guna (efektif dan efisien), diperlukan suatu analisis kebutuhan yang tepat di dalam perencanaan pemenuhannya. Berdasarkan hasil supervisi dan monitoring evaluasi keterlaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pada satuan pendidikan. Sebagian besar satuan pendidikan belum mampu memenuhi sarana dan prasarana standar. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap pencapaian standar nasional pendidikan. Berkaitan dengan permasalahan/kendala dan masukan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Petunjuk Teknis Analisis Standar Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Atas. Petunjuk teknis analisis standar sarana dan prasarana ini mencoba memberikan suatu alternatif pendekatan dan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menganalisis sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan implikasinya di dalam perencanaan pemenuhan pendidikan di setiap satuan pendidikan. B. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan sebagai acuan bagi: 64

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA 1. SMA untuk melakukan analisis standar sarana dan prasarana; 2. Pembina dan penyelenggara SMA dalam menentukan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan Unit Sekolah Baru (USB); 3. Penyelenggara dan warga SMA dalam menentukan kebutuhan sarana pendidikan untuk meningkatkan mutu SMA yang sudah ada/sudah operasional. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup juknis analisis sarana dan prasarana ini mencakup kegiatan: 1. Penugasan TPK untuk melaksanakan analisis; 2. Penyusunan rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan analisis; 3. Penyusunan perangkat analisis standar sarana dan prasarana (format instrumen berdasarkan rasio kebutuhan dan rambu-rambu); 4. Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi serta penyusunan draf laporan hasil analisis; 5. Pembahasan, penyempurnaan, dan finalisasi laporan hasil analisis; 6. Penandatanganan dokumen hasil analisis; 7. Penggandaan dan pendistribusian laporan hasil analisis. D. Unsur yang Terlibat 1. Kepala SMA, 2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, 3. Dewan Guru, 4. MGMP Sekolah, dan 5. Komite Sekolah. E. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan; 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 52 Tahun 2008 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan Operasi Nonpersonalia untuk SD/MI, SMP/MTs., SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB dan SMALB; 8. Analisis Kebutuhan Alat Peraga dan Praktik, Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan, Direktorat Sarana Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 1990. 65

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA F. Pengertian dan Konsep 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, edisi keempat, Depdiknas, Jakarta: 2008); 2. Analisis Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah proses pengkajian substansi SNP untuk memperoleh data dan informasi tentang rencana tindak lanjut satuan pendidikan dalam memenuhi SNP dengan mengidentifikasi kondisi riil dan membandingkannya dengan kondisi ideal. Kondisi ideal adalah kondisi setiap komponen/sub komponen yang sesuai tuntutan SNP, sedangkan kondisi riil adalah kondisi nyata pada satuan pendidikan baik berupa kekuatan maupun kelebihan. Rencana tindak lanjut adalah upaya yang akan dilakukan satuan pendidikan untuk memenuhi kesenjangan antara kondisi riil dengan kondisi ideal berdasarkan skala prioritas 3. Analisis standar sarana prasarana difokuskan pada analisis kebutuhan ruang, perabot, peralatan, dan lahan; 4. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1); 5. Standar sarana dan prasarana untuk sekolah/madrasah mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Lampiran Pasal 1); 6. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Lampiran Bab I, Pasal 1 ayat 8); 7. Sarana pendidikan adalah perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium); 8. Prasarana pendidikan adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium); 9. Lahan sekolah adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah meliputi bangunan satuan pendidikan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium); 10. Bangunan gedung sekolah adalah gedung yang sebagian atau seluruhnya berada di atas lahan, yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pembelajaran pada pendidikan formal. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium); 11. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium); 66

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA 12. Aktivitas pembelajaran, mempunyai implikasi terhadap kebutuhan sarana yang harus tersedia secara memadai agar pembelajaran berlangsung secara efisien, efektif, dan menghasilkan lulusan sesuai SKL; 13. Implikasi program pembelajaran terhadap kebutuhan sarana pendidikan adalah sebagai berikut: a. Aktivitas pembelajaran merupakan dasar dalam menghitung/menentukan kebutuhan sarana pendidikan; b. Setiap jenis aktivitas pembelajaran yang bertujuan membentuk kemampuan/ keterampilan dianalisis implikasinya terhadap kebutuhan ruang, kebutuhan perabot, peralatan, dan kebutuhan lahan; c. Kebutuhan sarana pendidikan dalam jenis dan jumlah sesuai tuntutan kompetensi. 13. Untuk menghitung kebutuhan sarana pendidikan perlu dikembangkan berbagai asumsi, misalnya : a. Sistem pembelajaran dikembangkan berdasarkan kelas berjalan yang artinya, rombongan belajar/kelompok praktik tidak selalu menetap pada suatu ruang/ tempat, tetapi bergerak/berpindah sesuai kegiatan belajar yang harus diikuti/ dilaksanakan, atau menetap pada suatu ruang tertentu; b. Pembelajaran teori, polanya bersifat klasikal (satu rombongan belajar atau 1 kelas utuh); c. Pembelajaran praktik, dapat dibagi menjadi kelompok dengan komposisi: 1) kelompok praktik terdiri atas 32 peserta didik (1 rombongan belajar); 2) kelompok praktik terdiri atas 16 peserta didik (1/2 rombongan belajar); 3) kelompok praktik terdiri atas 8 peserta didik (1/4 rombongan belajar); dan seterusnya. d. Untuk praktik yang memerlukan teori sebagai pengantar praktik dilaksanakan di ruang praktik; e. Analisis didasarkan pada rombongan belajar dengan komposisi satu kelas per jurusan. Apabila sekolah akan membuka lebih dari satu kelas perhitungan kebutuhan sarana dapat dilakukan dengan mengalikan berdasarkan jumlah kelas paralel yang akan dibuka dengan mempertimbangkan faktor guna (used factor) sarana; f. Pada kegiatan pembelajaran praktik yang bersifat individu, diperlukan satu alat untuk setiap peserta didik; g. Kegiatan praktik yang sifatnya kelompok, setiap alat digunakan lebih dari satu peserta didik/pemakai. 14. Mekanisme analisis pemenuhan kebutuhan ruang, perabot, peralatan, dan lahan sebagai berikut: a. Melakukan kajian terhadap SK/KD dari setiap mata pelajaran dan menentukan alokasi waktu/bobot jam pelajaran dari setiap SK/KD yang ada; b. Menentukan ruang tempat melaksanakan aktivitas pembelajaran, baik di kelas (ruang tertutup) maupun di luar kelas (ruang terbuka/lapangan) sesuai dengan beban jam pembelajaran; c. Menentukan perabot yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran; d. Menentukan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran; e. Secara umum menentukan luas lahan yang diperlukan untuk mewadahi ruang tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penunjang pembelajaran, dan ruang administrasi/perkantoran. 15. Kompetensi pendidik adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; 67

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA 16. Tim pengembang kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK sekolah adalah tim yang ditetapkan oleh kepala sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan kurikulum, yang terdiri atas wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, guru BK/konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota; 17. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP Nomor 74, Tahun 2008, tentang Guru, pasal 1, ayat 1); 18. Dewan Guru adalah sekelompok personal yang terdiri atas semua pendidik (guru) pada satuan pendidikan formal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Depdiknas, Jakarta:2008); 19. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 butir 5) - pada SMP/MTs. atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah (PP Nomor19 Tahun 2005, Pasal 35); 20. Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 butir 25); 21. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu; 22. Format yang dilampirkan merupakan contoh, satuan pendidikan dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah. G. Uraian Prosedur Kerja 1. Kepala SMA menugaskan TPK sekolah dan memberikan arahan teknis untuk melakukan analisis standar sarana prasarana. Arahan teknis sekurang-kurangnya memuat: a. Dasar pelaksanaan analisis standar sarana dan prasarana, b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan analisis standar sarana prasarana, c. Manfaat analisis standar sarana prasarana, d. Hasil yang diharapkan dari analisis standar sarana prasarana, dan e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam melaksanakan analisis standar sarana prasarana. 2. TPK sekolah menyusun rencana kegiatan analisis standar sarana prasarana sekurangkurangnya berisi tentang uraian kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan. 3. TPK sekolah melakukan pembagian tugas pada dewan guru dan MGMP sekolah untuk melakukan identifikasi dan analisis terhadap sarana dan prasarana satuan pendidikan meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung dan kelengkapan sarana dan prasarana; 4. Dewan guru dan MGMP sekolah melakukan identifikasi dan menyusun draf analisis sarana dan prasarana sesuai pembagian tugas; 68

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA 5. TPK sekolah, dewan guru dan MGMP sekolah mereviu, merevisi dan memfinalkan dokumen analisis setiap komponen dari draf analisis; 6. TPK sekolah merangkum hasil analisis dari dokumen analisis setiap komponen dan menyusun draf laporan analisis standar sarana prasarana secara keseluruhan untuk satuan pendidikan, yang mencakup: a. Kebutuhan ruang berdasarkan fungsi, jenis, jumlah, dan ukuran ruang. Fungsi dan jenis ruang terdiri atas 3 kelompok, yaitu: 1) Kelompok ruang pembelajaran (jenis ruang, misalnya ruang kelas/teori, ruang olahraga, lab.fisika, lab.biologi, lab.kimia, lab.komputer, lab. bahasa), 2) Kelompok ruang penunjang pembelajaran (jenis ruang, misalnya ruang perpustakaan, ruang BK, ruang UKS, ruang OSIS, ruang ibadah, dsb), dan 3) Kelompok ruang administrasi/perkantoran (ruang pimpinan, ruang tata usaha, ruang guru) Jumlah dan ukuran ruang: a. Kebutuhan jumlah ruang mempertimbangkan jenis kegiatan, jumlah rombongan belajar, dan jumlah kelompok belajar (misal, kelompok praktik), b. Penentuan luas/ukuran ruang mengikuti standar (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007) b. Kebutuhan peralatan meliputi peralatan pembelajaran/praktik, peralatan media (alat bantu mengajar), dan peralatan administrasi/kantor. Kebutuhan peralatan didasarkan atas fungsi, jenis, dan jumlahnya; c. Kebutuhan perabot/mebeuler meliputi perabot yang bergerak/mudah dipindahkan (meja, kursi, dsb.), dan perabot yang tetap/tidak mudah dipindahkan (lemari tempel, meja beton, bak cuci, dsb.). Kebutuhan perabot didasarkan atas fungsi, jenis, dan jumlah pemakai; d. Kebutuhan lahan disesuaikan dengan standar yang terdapat pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007; 7. Kepala SMA bersama komite sekolah, TPK sekolah, dewan guru dan MGMP sekolah mereviu dan merivisi draf laporan analisis standar sarana prasarana satuan pendidikan; 8. TPK sekolah melakukan finalisasi dokumen laporan analisis standar sarana prasarana satuan pendidikan; 9. Kepala SMA mengesahkan dokumen laporan hasil analisis; 10. TPK sekolah menggandakan dokumen laporan hasil analisis dan mendistribusikan kepada pihak yang berkepentingan. 69

Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Analisis Standar Sarana dan Prasarana SMA JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA PROSES INPUT KEPALA SMA TPK SEKOLAH DEWAN GURU MGMP SEKOLAH KOMITE SEKOLAH OUTPUT Standar Sarana Prasarana Pendidikan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007) 1. Menugaskan TPK sekolah untuk menganalisis standar sarana prasarana 2. Memberi arahan teknis tentang analisis standar sarana prasarana. Menyusun rencana kegiatan analisisi standar sarana prasarana Melakukan pembagian tugas untuk identifikasi dan analisis. Melakukan identifikasi dan menyusun draf analisis sarana prasarana sesuai pembagian tugas Mereviu, merevisi dan memfinalkan dokumen analisis setiap komponen dari draf analisis sarana prasarana Tidak Layak Ya Merangkum hasil analisis dan menyusun laporan analisis Mereviu dan merevisi draf laporan analisis standar sarana dan prasarana satuan pendidikan Memfinalkan laporan analisis Mengesahkan dokumen laporan hasil analisis Menggandakan dan mendistribusikan dokumen laporan hasil analisis Dokumen Analisis Standar Sarana Prasarana Sekolah 70

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA Lampiran 2 : Rambu-Rambu Pelaksanaan Analisis Dalam melaksanakan analisis standar sarana prasarana, satuan pendidikan mengikuti rambu-rambu yang terdiri atas: A. Tahap persiapan 1. pembentukan TPK yang memiliki tugas : (a) menyiapkan instrumen analisis sebagai alat untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sarana dan prasarana satuan pendidikan, (b) membuat kelompok untuk masing-masing unsur yang dianalisis; 2. Kepala SMA melakukan kajian instrumen analisis yang melibatkan TPK, MGMP sekolah,dewan pendidik dan komite sekolah; 3. memfinalkan instrumen agar dapat digunakan untuk menganalisis standar sarana dan prasarana. B. Tahap pelaksanaan 1. melakukan pengumpulan data tentang kondisi sarana prasarana satuan pendidikan menggunakan instrumen yang telah disiapkan oleh TPK; 2. masing-masing kelompok melaporkan hasil pengumpulan data kepada TPK untuk ditindaklanjuti menjadi sebuah rekomendasi kepada pihak terkait; 3. TPK mengolah data berdasarkan hasil observasi kondisi sarana dan prasarana yang dituangkan dalam instrumen; 4. TPK merangkum hasil analisis sarana dan prasarana. C. Tahap laporan 1. memberikan rekomendasi hasil analisis yang did alamnya terdapat proses pemenuhan terhadap sarana dan prasarana yang belum dimilki; 2. membuat rencana kerja satuan pendidikan dalam rangka pemenuhan sarana dan prasarana yang akan diadakan dalam jangka waktu 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun. 71

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA Lampiran 3 : Contoh Instrumen Analisis Standar Sarana Dan Prasarana Nama Sekolah :........................ NISN :........................ Alamat :........................ Tahun :........................ ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut 1 Satuan Pendidikan yang terkait dengan Rombongan Belajar Memenuhi jumlah Rombongan Belajar Memenuhi Rasio jumlah rombel dengan jumlah penduduk 2 Lahan Memenuhi Rasio minimum Luas Lahan terhadap peserta didik Memenuhi Luas minimum lahan Memenuhi Keefektifan lahan untuk membangun prasarana sekolah Memenuhi Posisi lahan yang terhindar dari potensi bahaya Memenuhi Persentase Kemiringan lahan Memenuhi Posisi lahan yang terhindar dari pencemaran air, kebisingan dan pencemaran udara Memenuhi Kesesuaian peruntukan lahan dengan Perda tentang rencana tata ruang Memiliki Status kepemilikan lahan 3 Bangunan Gedung Memenuhi Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik 72

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut Memenuhi Luas Minimum Lantai Bangunan Memenuhi Tata bangunan gedung Memenuhi Persyaratan keselamatan bangunan gedung Memenuhi Persyaratan kesehatan bangunan gedung Memenuhi Fasilitas dan aksesibilitas bangunan gedung Memenuhi Persyaratan kenyamanan bangunan gedung Memenuhi Persyaratan jumlah tingkat bangunan gedung Memenuhi Sistem keamanan bangunan gedung Memenuhi Daya listrik bangunan gedung Memenuhi Kualitas bangunan gedung 4 Kelengkapan Prasarana dan Sarana Memenuhi Usia bangunan gedung Memiliki Program pemeliharaan bangunan gedung Memiliki Kelengkapan administrasi bangunan gedung (IMB dan izin penggunaan) Memenuhi jumlah Ruang Kelas Memenuhi Sarana Ruang Kelas Memiliki Ruang perpustakaan Memenuhi Sarana perpustakaan Memiliki Ruang laboratorium biologi 73

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut Memenuhi Sarana laboratorium biologi Memiliki Ruang laboratorium fisika Memenuhi Sarana laboratorium fisika Memiliki Ruang laboratorium kimia Memenuhi Sarana laboratorium kimia Memiliki Ruang laboratorium komputer Memenuhi Sarana lab. komputer Memiliki Ruang laboratorium bahasa Memenuhi Sarana laboratorium bahasa Memiliki Ruang pimpinan Memenuhi Sarana ruang pimpinan Memiliki Ruang guru, Memenuhi Sarana ruang guru Memiliki Ruang tata usaha Memenuhi Sarana ruang tata usaha Memiliki Tempat beribadah Memenuhi Sarana tempat beribadah Memiliki Ruang konseling Memenuhi Sarana ruang konseling Memiliki Ruang UKS Memenuhi Sarana ruang UKS Memiliki Ruang organisasi kesiswaan Memenuhi Sarana ruang org. kesiswaan Memenuhi jumlah Jamban 74

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut Memenuhi Sarana jamban Memiliki Gudang Memenuhi Sarana gudang Memiliki Ruang sirkulasi Memiliki Tempat bermain/olahraga Memenuhi Sarana tempat bermain/ olahraga 75

JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMA Lampiran 4 : Contoh Hasil Analisis Sarana dan Prasarana Nama Sekolah : SMA NISN :.. Alamat :. Tahun : ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut 1 Satuan Pendidikan yang terkait dengan Rombongan Belajar Memenuhi jumlah Rombongan Belajar Jumlah rombel 30 Secara bertahap mengurangi rombel Memenuhi Rasio jumlah rombel dengan jumlah penduduk Jumlah pesertadidik 34 orang per kelas Secara bertahap menyesuaikan rasio jumlah rombel dengan peserta didik 76