ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENCATATANNYA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

Gebriany P. Wenur, Analisis Kemampuan Pendapatan ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Asaet Kabupaten Rokan Hulu

ANALISIS POTENSI PAJAK DAERAH KABUPATEN MINAHASA. Oleh: Mario Hendry Wurangian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH UNTUK BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

OPTIMALISASI APBD DALAM PERSPEKTIF PERFORMANCE BUDGET

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Negara Indonesia telah sejak lama mencanangkan suatu

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMBIAYAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dengan otonomi daerah yang mulai direalisasikan

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENCATATANNYA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO ANALYSIS OF THE OWN SOURCE REVENUE AND IT S RECORDATION IN LOCAL REVENUE OFFICES OF MANADO CITY Oleh : Natalia Rawung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email: ayuayunatalia@gmail.com Abstrak : Pendapatan Asli Daerah bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain pendapatan yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan dalam disentralisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah pada dinas pendapatan Kota Manado selama tahun 2013-2014.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif.hasil penelitian menunjukkan penerimaan dari pajak dan retribusi pada Dinas Pendapatan Kota Manado mengalami peningkatan ditahun 2014 dibandingkan ditahun 2013.Sebaiknya pimpinan Dinas Pendapatan kota Manado lebih memperhatikan sumber-sumber penerimaan agar tidak terjadi penurunan penerimaan ditahun-tahun yang akan datang. Kata kunci : analisis pendapatan asli daerah, pencatatan, realisasi anggaran Abstract : Local revenue derived from the results of local taxes, levies, separated wealth management areas, and other legitimate incoe that aims and to provide flexibility to the regions in mobilizing funds in the implementation of regional autonomy as the embodiment of decentralization. This study aimed to analyze the comparison of actual revenues to the local revenue department of manado city revenue during 2013-2014. The research method is descriptive method. The results showed revenues from taxes and charges at the department of manado city revenues have increased in the year 2014 compared to year 2013. We recommend that the leader of the Department of Revenue Manado more attention to the sources of revenue in order to avoid lower revenue in the years to come. Keywords: analysis of the own source revenue, citation, budget realization 496 Jurnal EMBA

PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka pelaksanan kewenangan pemerintah daerah yang di wujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di atur dalam satu paket Undang-undang yaitu Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah yg menjelaskan tentang tanggung jawab politik dan administratif pemerintah pusat, provinsi dan daerah dan Undang Undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyediakan dasar hukum tentang desentralisasi fiskal, menjelaskan pembagian baru mengenai sumber pemasukan dan transfer antar pemerintah. Sumber-sumber pendanaan pelaksanan Pemerintahan Daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan, dan lain lain pendapatan yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan dalam disentralisasi. Ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan otonom adalah : 1. Kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan. 2. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin oleh karena itu PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang di dukung juga oleh kebijakan perimbangan keuangan pemerintahan pusat dan daerah sebagai prasyarat dalam sistem pemerintahan Negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 13 Tahun 2006 pada Pasal 23 ayat (1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pada Pasal 26 ayat (1) Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas : a. Pajak Daerah; b. Retribusi Daerah; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pendapatan asli daerah tahun 2013-2014 dan pencatatannya pada Dinas Pendapatan Kota Manado. TINJAUAN PUSTAKA Analisis Pendapatan Asli Daerah Halim (2002:93) mengungkapkan pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang berasal dari sumber-sumber keuangan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan Dinas- Dinas dan penerimaan lain-lain.mardiasmo (2002:132) mengungkapkan pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.dari uraian sebelumnya PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah, sehingga analisis pendapatan asli daerah menjadi salah satu faktor yang penting dalam mencapai sumber-sumber keuangan. Jurnal EMBA 497

Pencatatan Realisasi Anggaran Mulyadi (2003:121) mengungkapkan pencatatan realisasi anggaran merupakan salah satu komponen pencatatan laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Halim (2007:112) menyatakan pencatatan realisasi anggaran merupakan transaksi yang terjadi yang merupakan dokumen sumber pencatatan akuntansi. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pencatatan realisasi anggaran sangat penting dalam pelaporan keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau badan usaha lainnya. Penelitian Terdahulu Arief (2011) dengan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah dikota Semarang.Dari Hasil penelitian variabel pengeluaran daerah, jumlah penduduk dan pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.endah (2010) dengan penelitian Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dipemerintah kota medan. Hasil penelitian proses pencatatan dan pelaporanya sudah sesuai dengan Peraturan pemerintah dan standart akuntansi pemerintah. Jenis Data METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengumpulkan data-data penelitian yang di peroleh dari Dinas Pendapatan Kota Manado kemudian di uraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya. Tempat dan Waktu Tempat yang menjadi objek penelitian dari penelitian ini adalah Dinas Pendapatan Kota Manado.Penelitian ini dilaksanakanselama 2 bulan sejak Agustus-September. Metode Analisis Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif adalah metode analisi yang dinyatakan dalam bentuk uraian digunakan untuk metode analisis dengan menggunakan penjelasan sebagai pelengkap dan penyempurnaan dalam analisis. Profil Dinas Pendapatan Kota Manado HASIL PENELITIAN Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Manado dibentuk berdasarkan perda No 4 tahun 2002.Tugas pokok dari Dispenda Kota Manado adalah melaksanakan penerapan otonomi daerah Kota Manado dalam rangka pelaksanaan tugas sentralisasi. Fungsi dari Dispenda Manado adalah sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis pendapatan daerah b. Pelaksanaan pelayanan umum c. Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dalam Dinas Pendapatan Daerah d. Pelaksanaan tugas pokok sesuai kebijakan yang ditetapkan Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Manado sebagai berikut: a. Visi Dispenda Terwujudnya pengelolaan pendapatan daerah untuk meningkatkan penerimaan dan pelayanan. b. Misi Dispenda 1. Meningkatkan penerimaan sumber-sumber potensi pendapatan daerah 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat 3. Mengembangkan kordinasi secara sinergis dalam pengelolaan pendapatan daerah. 4. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya aparatur pendapatan daerah. 498 Jurnal EMBA

Tujuan dan sasaran Dispenda Kota Manado adalah sebagai berikut: a. Tujuan dari Dispenda Kota Manado 1. Tercapanya target penerimaan pendapatan daerah sesuai dengan rencana dalam APBD setiap tahunnya. 2. Meningkatkan kompetensi aparatur pengelola pendapatan daerah 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya 4. Terciptanya koordinasi secara sinergis daam pelaksanaan program kegiatan pengelolaan pendapatan daerah b. Sasaran dari Dispenda Kota Manado 1. Tercapainya peningkatan realisasi penerimaan PAD sebesar 20% pertahun 2. Terwujudnya masyarakat kota manado yang sadar pajak dan peduli pajak 3. Terlaksananya pengelolaan pendapatan daerah secara terkoordinasi dengan dinas, badan, kantor, unit pengelola pendapatan daerah 4. Tersedianya aparatur pengelola pendapatan daerah yang profesional 5. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang peningkatan penerimaan dan pelayanan. Hasil Penelitian Tabel 1. Hasil Perbandingan 2013-2014 Penerimaan 2013 2014 SELISIH KET (Rp) (Rp) (Rp) Pajak Hotel 17.129.842.717 17.449.408.116 319.583.399 Naik Pajak Restoran 38.438.945.114 40.401.504.799 1.962.559.685 Naik Pajak Hiburan 7.195.289.512 7.280.563.807 85.274.295 Naik Pajak Reklame 3.036.969.391 3.261.324.364 24.354.973 Naik Pajak Parkir 6.030.222.350 6.054.974.717 24.752.367 Naik Pajak air tanah 571.743.810 1.052.785.600 481.041.790 Naik Pajak burung wallet - 1.480.000 1.480.000 Naik Pajak bukan logam dan 22.388.055 Naik 30.736.336 53.124.391 batuan Pajak BPHTB 44.836.858.810 38.091.690.080 6.745.168.730 Turun Ret.Pelayan 4.700.294.000 4.841.485.000 141.191.000 Naik persampahan/kebersihan Pajak Penerangan jalan 39.153.504.554 44.916.556.996 5.763.052.442 Naik Total 215.871.042.643 263.392.296.958 47.575.254.315 Naik Sumber: data olahan Tabel Perbandingan 2013-2014 Tabel 1 menunjukan terjadi kenaikan yang cukup jauh ditahun 2013 sebesar Rp 215.871.042.643 dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 263.392.296.958. selisih yang bisa kita lihat sebesar Rp 47.575.254.315. Perkembangan pencatatan penerimaan realisasi anggaran sebagai berikut: Pendapatan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan didefinisikan sebagai berikut :Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pencatatan Pendapatan Pajak Hotel Realisasi anggaran pada pajak hotel selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 17.129.842.717 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 17.449.408.116 selisih yang terjadi antara kedua tahun Jurnal EMBA 499

tersebut berjumlah Rp 319.583.399 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya pada tahun 2013 terjadi kenaikan penerimaaan pendapatan yang sangat jauh dibandingkan tahun 2014. Pajak Restoran Realisasi anggaran pada pajak restoran selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 38.438.945.114 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 40.401.504.799 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 1.962.559.685 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya pada tahun 2013 terjadi kenaikan penerimaaan pendapatan yang sangat jauh dibandingkan tahun 2014. Pajak Hiburan Realisasi anggaran pada pajak hiburan selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 7.195.289.512 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 7.280.563.807 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 85.274.295 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya Pajak Reklame Realisasi anggaran pada pajak reklame selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 3.036.969.391 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 3.261.324.364 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 24.752.367 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya Pajak Parkir Realisasi anggaran pada pajak parkir selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 6.030.222.350 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 6.054.974.717 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 24.752.367 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya Pajak Air tanah Pajak air tanah selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan desember dan tahun 2014 dari bulan januari sampai dengan bulan desember memiliki kenaikan yang sangat jauh antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 571.743.810 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 1.052.785.600 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 481.041.790 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya pada tahun 2013 terjadi kenaikan penerimaaan pendapatan yang sangat jauh dibandingkan tahun 2014. Pajak Burung Walet Realisasi pajak burung walet selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan desember dan tahun 2014 dari bulan januari sampai dengan bulan desember tidak memiliki kenaikan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 tidak terealisasi sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 1.480.000. Kesimpulannya pada tahun 2013 tidak terjadi kenaikan penerimaaan pendapatan karena ditahun 2013 pajak burung wallet tidak terealisasi. Pajak Bukan Logam dan Batuan Realisasi pajak bukan logam dan selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan desember dan tahun 2014 dari bulan januari sampai dengan bulan desember memiliki kenaikan yang sangat jauh antara 500 Jurnal EMBA

tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 30.736.336 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 53.124.391 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 22.388.055 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya pada tahun 2013 terjadi kenaikan penerimaaan pendapatan yang sangat jauh dibandingkan tahun 2014. Pajak BPHTB Realisasi pajak bphtb selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan desember dan tahun 2014 dari bulan januari sampai dengan bulan desember memiliki penurunan yang sangat jauh antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 44.836.858.810 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 38.091.690.080 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 6.745.168.730 bisa kita lihat terjadi penurunan antara kedua tahun tersebut. Kesimpulannya pada tahun 2013 terjadi penurunan penerimaaan pendapatan yang sangat jauh dibandingkan tahun 2014. Pajak Pelayanan Persampahan/Kebersihan Realisasi pajak persampahan/kebersihan selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 4.700.294.000 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 4.841.485.000 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 141.191.000 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya Pajak Penerangan Jalan Realisasi pajak penerangan jalan selama tahun 2013 dari bulan januari sampai dengan bulan desember dan tahun 2014 dari bulan januari sampai dengan bulan desember memiliki kenaikan yang sangat jauh antara tahun 2013-2014. Penerimaan pendapatan tahun 2013 berjumlah Rp 39.153.504.554 sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pendapatannya berjumlah Rp 44.916.556.996 selisih yang terjadi antara kedua tahun tersebut berjumlah Rp 5.763.052.441 bisa kita lihat terjadi kenaikan antara kedua kedua tahun tersebut. Kesimpulannya Pembahasan Pendaptan Asli Daerah dan Pencatatannya Pada Dinas Pendapatan Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan asli daerah pada dinas pendapatan kotamanado setiap tahunnya tidak stabil kadang naik kadang turun, Hal ini terjadi diakibatkan oleh situasi perekonomian nasional yang tidak stabil sehingga berpengaruh besar sampai kedaerah-daerah. Namun dari sumber-sumber penerimaan tersebut, ternyata pajak daerah dan retribusi daerah masih mendominasi di Kota Manado.Ini sesuai dengan penelitian Arief (2011) bahwa variabel pengeluaran daerah, jumlah penduduk dan pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah dan mengakibatkan perekonomian ekonomi belum stabil. Kesimpulan PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil perbandingan pendapatan asli daerah tahun 2013-2014 dan pencatatan pada Dinas Pendapatan Kota Manado terjadi kenaikan pada realisasi penerimaan tahun 2014. 2. Sumber-sumber pendapatan pada Dinas Pendapatan Kota Manado selama periode tahun 2013-2014 memperlihatkan peningkatan yang sangat jauh pada tahun 2014 dibandingkan 2013. Hal ini terjadi diakibatkan oleh situasi perekonomian nasional yang tidak stabil sehingga berpengaruh besar sampai kedaerah-daerah. Namun dari sumber-sumber penerimaan tersebut, ternyata pajak daerah dan retribusi daerah masih mendominasi di Kota Manado. Jurnal EMBA 501

Saran Saran yang dapat diberikan adalah: 1. Untuk mengoptimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pajak. Dalam jangka pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah melakukan intensifikasi terhadap objek atau sumber pendapatan daerah yang sudah ada melalui pemanfaatan teknologi. 2. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maka secara perlahan harus mengurangi ketergantungan akan Dana Perimbangan dari pemerintah pusat berupa Dana Bagi Hasil, DAU dan DAK, mengali potensi PAD yang baru serta menjadikan PAD sebagai sumber motor penggerak pertumbuhan ekonomi. 3. Sumber-sumber penerimaan pendapatan asli daerah harus lebih diperhatikan lagi agar tidak terjadi kenaikan atau penurunan yang sangat jauh pada setiap tahunnya. Peningkatan pengawasan dan pengendalian baik secara teknis maupun penatausahaan. DAFTAR PUSTAKA Arief. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Dikota Semarang, Tesis. Universitas Sumatra Utara.Medan. http://repository.usu.ac.iddiakses 12 Oktober 2013. Hal. 1. Endah, Noviana.2010. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada SKPD di Pemerintah Kota Medan. Tesis. Universitas Sumatra Utara. Medan. http://repository.usu.ac.iddiakses18 Maret 2014. Hal. 1. Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik- Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3.Salemba Empat, Jakarta Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis? Edisi 3. Erlangga, Jakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta. Mulyadi. 2003. Sistem Akuntansi.Salemba Empat, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.Jakarta Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang No.22 Tahun 1999. Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-undang No.25 Tahun 1999. Tentang Pemerintah Daerah, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri dalam negeri No. 21 tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Jakarta. 502 Jurnal EMBA