KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DAN KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI DI PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA

Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978)

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR. Oleh : ELY SOLIHATI G

DIVERSITAS JENIS DAN KEMELIMPAHAN AVIFAUNA DI SUB URBAN KOTA MADIUN BAGIAN BARAT

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis

Nama Daerah Nama Inggris Nama Ilmiah. 2 Bentet * Long Tailed Shrike Lanius schach - Tidak Umum 3 Bondol Dada Sisik/petingan ***

KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi

Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor

Keanekaragaman dan potensi daya tarik burung diurnal di siring sungai martapura, Banjarmasin. Azhar F N Bangiel. Abstrak

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

SambutanRektorUnlam KetuaLemlitUnlam. Sambutan Daftarlsi SekilasLemlitUnlam Arahdan FokusLemlitUnlam. Bidang PERTANIAN. Bidang SAINSDASAR& KESEHATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN GAMA GIRI BANTUL D.I.YOGYAKARTA

Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI

KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR

PERILAKU HARIAN BURUNG TEKUKUR (Streptopelia chinensis) DI LAPANGAN TENIS UNIVERSITAS LAMPUNG

STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo

KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 1 : 1-13 (2006)

METODE INVENTARISASI BURUNG (METODE MACKINNON) DI TEGAKAN KARET DAN TEGAKAN PINUS ASRAMA C4 KAMPUS IPB DRAMAGA

DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

KERAGAMAN SPESIES AVIFAUNA HUTAN PENELITIAN OILSONBAI (Avifauna Species Diversity of Oilsonbai Research Forest) Oleh/By : Oki Hidayat 1 ABSTRACT

STATISTIK BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA TAHUN 2007

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RESORT TAPOS, SEKSI PTN WILAYAH VI TAPOS, BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III BOGOR,

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

6. PEMBAHASAN UMUM 6.1 Kondisi Vegetasi Habitat Komunitas Burung di Lokasi Penelitian

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

Laporan Kegiatan Seminar Bird: Science and Conservation dan Pengamatan burung di CA Pulau Sempu

Keragaman Jenis Burung pada Beberapa Penggunaan Lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo

Jenis-Jenis Burung yang Memanfaatkan Eurya acuminata DC Di Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang

Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI LAHAN BASAH WAY PEGADUNGAN DESA RAJAWALI KECAMATAN BANDAR SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA WARNA, DESA TUGU UTARA, CISARUA, BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 1 : 1-13 (2006)

Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat

Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung

Wahyu Widodo & Eko Sulystiadi Bidang Zoologi, Puslit Biologi, LIPI, Memasukkan: Agustus 2015, Diterima: Januari 2016

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG

I. PENDAHULUAN. Universitas Lampung (Unila) yang dikenal dengan sebutan Kampus Hijau (Green

Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI

9-076 PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ditemukan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode encounter rates (tingkat pertemuan) yaitu pengamatan langsung dengan cara menjelajah dan menghitung setiap individu yang ditemui. Pengambilan data dilakukan dua kali dalam sehari yaitu jam 06.00-09.00 dan 15.30-17.30 selama 3 kali oleh 5 kelompok pengamat. Burung yang dijumpai kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku Mac Kinnon, Karen Phillipps, Bas Van Ballen (1998) dan Mac Kinnon (1991). Kemelimpahan relatif dianalsis menurut Lowen dkk. (Colin Bibby 2000). Hasil penelitian menunjukkan di kampus Uniersitas Negeri Yogyakarta mempunyai keanekaragaman jenis burung sebanyak 29 jenis dengan 2 jenis burung yang dilindungi oleh undang-undang. Kata kunci : keanekaragaman, spesies burung, Universitas Negeri Yogyakarta. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara prioritas utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati karena memiliki biodiversity yang paling besar di dunia. Kepulauan Sunda Besar yaitu Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam) memiliki peran yang sangat penting dalam penyelidikan alam oleh Alfred Russel Wallace pada jaman Ratu Victoria (Mc Kinnon, 1998). Setelah lebih dari seratus lima puluh tahun masa penelitian Wallace hubungan antar fauna yang ada pada saat ini semakin parah karena rusaknya hutan-hutan kita. Jika kita tidak menyusun dokumentasi mengenai penyebaran burung secara cepat dan tepat maka informasi mengenai burung dapat hilang selamanya. Berbagai program telah dijalankan pemerintah untuk melakukan konservasi baik secara insitu maupun exsitu akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa populasi burung semakin berkurang. Era reformasi yang berhembus justru semakin memperparah kerusakan daerah konservasi karena adanya berbagai perusakan hutan oleh masyarakat sehingga habitat burung semakin rusak. Perkembangan kota yang semakin luas juga menyebabakan vegetasi habitat burung semakin berkurang sehingga tidak ada tempat bagi burung untuk dapat berkembang biak dengan baik. Kota sebagai pusat aktifitas manusia semakin tidak memberikan ruang lingkup untuk kehidupan burung karena hilangnya pohon-pohon besar yang dapat digunakan sebagai salah satu habitat burung. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai sebuah Instansi yang memeliliki areal cukup luas dengan ditumbuhi berbagai pohon memungkinkan untuk dapat dijadikan habitat burung.

Djuwanto (1996) menyatakan bahwa di hutan alami Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta ditemukan 11 spesies burung dan memberikan indikasi bahwa model hutan alami jurusan Pendidika Biologi Universitas Negeri Yogyakarta memberikan peran terhadap keghidupan burung. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung yang terdapat di kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan sistem encounter rates (tingkat pertemuan) dengan menjelajahi dan menghitung setiap burung yang dijumpai di kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada pagi hari dari pukul 06.00-09.00 dan sore hari pukul 15.30-17.30 selama 3 kali pengulangan pada bulan Juni 2004. Pengamatan dilakukan oleh 5 kelompok pengamat yang masing-masing menjelajah daerah yang berbeda disesuaikan dengan kondisi di Universitas Negeri Yogyakarta. Pengamatan dilakukan dengan teropong binokuler merk carton dengan ukuran 8 x 30 tipe 430 FT/1000 YDS made in Japan. Setiap burung yang dijumpai diperhatikan ukuran, warna, dan suaranya sera ciri-ciri khasnya, kemudian diidentifiksasi dengan buku Mac Kinnon (1991), dan Mac Kinnon, dkk. (1998). Secara kualitatif struktur vegetasi habitat burung diidentifikasi dengan buku botanica (1998) dan buku-buku lain yang diperlukan. Pencatatan data meliputi; jenis burung, jumlah burung, habitat, aktivitas. Untuk menentukan kelimpahan relatif dengan menghitung tingkat pertemuan setiap jenis dengan membagi jumlah burung yang tercatat dengan jumlah jam pengamatan, yang memberikan hasil jumlah burung perjam untuk setiap jenis. Kemelimpahan relatif = Jumlah individu tiap jenis burung Jumlah jam pengamatan Data yang di dapat ditabulasikan dalam skala urutan kemelimpahan sederhana dari Lowen dkk. (Collin Bibby 2000) Tabel 1. Penggunaan tingkat pertemuan untuk memperlihatkan skala urutan kelimpahan sederhana dari Lowen dkk. (Colin Bibby 2000) Kategori kelimpahan (jumlah Nilai kelimpahan Skala urutan individu per 100 jam pengamatan) <0,1 1 Jarang 0,1-2,0 2 Tidak umum 2,1-10,0 3 Sering 10,1-40,0 4 Umum 40,0 + 5 Melimpah Hasil Penelitian dan Pembahaan Penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2004, dengan total pengamatan selama 75 jam didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Keanekaragaman spesies burung yang ditemukan di Kampus UNY Familia No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Jumlah Individu/10 jam Skala urutan Ploceidae 1. Burung Gereja Passer montanus 260,13 Melimpah 2. Bondol jawa Lonchura 102 Melimpah leucogastroides 3. Bondol peking Lonchura punctulata 80,93 Melimpah 4. Bondol haji Lonchura maja 1,73 Tidak umum 5. Gelatik Jawa Padda oryzivora 0,26 Tidak umum Silviidae 6. Cinenen pisang Orthotomus sutorius 0,53 Tidak umum 7. Cinenen Orthotomus raficeps 9,6 Sering kelabu 8. Cinenen Jawa Orthotomus sepium 2,53 Sering 9. Cikrak bambu Abroscopus 0,13 Tidak umum superciliaris 10. Cikrak muda Abroscopus 0,13 Tidak umum grammiceps 11. Prenjak coklat Prinia polychroa 1,2 Tidak umum 12. Prenjak jawa Prinia familiaris 2,26 Sering Columbidae 13. Tekukur biasa Streptopelia chinensis 6,4 Sering 14. Dederuk jawa Streptopelia bitorquata 0,53 Tidak umum 15. Punai gading Treron vernans 0,13 Tidak umum Pycnonotidae 16. Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 44,26 Melimpah 17. Merbah Pycnonotus goiavier 40,4 Melimpah cerukcuk Chloropseidae 18. Cipoh kacat Aegithina tiphia 0,67 Tdk umum Zosteropidae 19. Kaca Zosterops palpebrosus 8,53 Sering matabiasa Dicaeidae 20. Cabai jawa Dicaecum trochileum 5,33 Sering Nectariniidae 21. Burung madu Nectarinis jugularis 1,6 Tidak umum sriganti *) Alcedinidae 22. Cekakak Todirhamphus chloris 0,26 Tdk umum sungai *) Cuculidae 23. Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 0,26 Tdk umum Oriolidae 24. Kepodang Oriolus chinensis 0,40 Tdk umum kuduk hitam Laniidae 25. Bentet abu-abu Lanius schah 5,6 Sering Apodidae 26. Walet linci Collocaila linchi 68,93 Melimpah Hirundinidae 27. Layang-layang Hirundo striolata 0,53 Tdk umum loreng Muscicapidae 28. Kekep babi Artamus 1,3 Tdk umum luocorhynchus Turnicidae 29. Gemak loreng Turnix suscitator 0,93 Tdk umum *) satwa yang dilindungi, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 301/Kpts- II/1991 Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 29 jenis burung dari 16 familia. Diantara ke 29 jenis tersebut terdapat 2 jenis yang dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 301/Kpts-II/1991 tentang inventarisasi satwa yang dilindungi

undang-undang dan atau bagian-bagiannya yang dipelihara oleh perorangan, yaitu burung kipasan (Rhipidura javanica), elang ular (Spilornis cheelai), semua burung madu (Nectarinidae), dan semua burung Cekakak (Alcedinidae). Meskipun demikian, berdasarkan instruksi menteri dalam negeri nomor 29 tahun 1994 tentang larangan untuk semua jenis burung, maka 29 spesies burung tersebut harus dilindungi dan tidak boleh diburu. Keanekaragaman spesies burung di suatu wilayah ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain luas wilayah serta keterpencilannya dari habitat lain (mac Arthur dan Wilson, 1997 dalam Sudaryanto 1997), keanekaragaman dalam tipe habitat tersebut dan kualitas habitat secara umum (Lack, 1969 dalam Sudaryanto, 1997), dan luas daerah ekoton (Thomas dkkk,1979 dalam Sudaryanto, 1997). Berdasarkan kelimpahan relatifnya terdapat 6 jenis burung yang terdapat secara melimpah yaitu burung : burung gereja, bondol jawa, bondol peking, walet linci, cucak kutilang, dan merbah cerukcuk. Burung ini ditemukan melimpah di kampus Universitas Negeri Yogyakarta karena daya adaptasi burung ini sangat tinggi dan lingkungan tempat tinggal yang sesuai serta adanya sumber makanan yang cukup bagi burung-burung tersebut. Burung-burung tersebut merupakan burung yang hidup secara berkelompok, suka terhadap habitat yang terbuka, dan dapat berkembang biak sepanjang tahun, kecuali kutilang tidak berbiak pada bulan November. Sementara itu untuk kategori sering terdapat 7 jenis dan kategori tidak umum terdapat 16 jenis. Berdasarkan habitatnya dari 29 jenis burung yang ditemukan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta, terdapat 25 jenis (86 %) penghuni daerah pohon, 3 jenis (10 %) tinggal pada bangunan yaitu burung gereja, layang-layang loreng, dan walet linci. Sementara 1 jenis (4 %) tinggal di semak-semak dan perdu yaitu gemak loreng. Dari data ini jelas bahwa pohon merupakan syarat utama penunjang kehidupan burung. Burung tidak hanya menggunakan pohon untuk bertengger saja tapi juga sebagi tempat untuk berlindung, bersarang, dan mencari makan, karena pohon menyediakan buah, ulat (serangga) dan nektar sebagai makanan burung sehingga pilihan penghijauan menjadi sangat penting untuk kelangsungan kehidupan burung. Pohon beringin (Ficus sp.) merupakan tumbuhan yang memiliki peranan menonjol bagi burung karena dapat digunakan untuk berlindung, membangun sarang dan menyediakan berbagai makanan bagi burung. Benalu merupakan parasit yang menjadi sumber makanan bagi burung anggota familia Zosteropidae, Dicaeidae, dan Nectariniidae karena menyediakan nektar yang menjadi sumber makanan bagi burung-burung anggota familia tersebut. Pohon yang terdapat di Universitas Negeri Yogyakarta antara lain : klengkeng, bungur, angsana, ketepeng, finisilium, lamtoro, kleresede, pinus, akasia, flamboyan, mindi, munggur, ficus, talok/kersen, asem kranji, pohon kupu-kupu, pinang, sengon, waru, dll. Pohon-pohon tersebut banyak yang kurang mendukung untuk pelestarian burung antara lain yaitu klengkeng, finisilium, kleresede, akasia, waru, munggur, pinus, dan lamtoro. Sementara itu beberapa jenis pohon menjadi habitat yang sangat baik untuk kehidupan burung yaitu ; Ficus sp., kersen/talok (Muntingia calabura), dan asem kranji (Pithecellobium dulce), serta benalu yang banyak terdapat pada pohon bungur. Adanya daerah terbuka yang ditanami dengan tanaman palawija di FBS dan FIK barat sangat bermanfaat bagi beberapa jenis burung karena dapat menyediakan pangan dan menjadi tempat tinggal bagi gemak loreng.

Pohon-pohon lain yang disukai oleh burung adalah : aren (arenga pinggata), bambu (bambusa sp), bodi (ficus religosa), preh (ficus stricta), Flamboyan (delonix regia), sawo kecik (Manilkara kauki), si anak nakal (duranta repens), pohon kupu-kupu (Bauhinia variegata), jomblang (Euginia cumini), jambu air (Euginia jambos) nam nam (Cynomera cauliflora), Belimbing (Averrhoa carambola), Keben (Baringtonia asiatica), Kapuk (Ceiba petandra), Randu Alas (Gossampinus heptaphylla), petai (Parkia speciosa), durian (Durio zibenthinus), tanjung (Mimusopos elengi), salam (Eugenia polyanthum) (Kabar Burung, 2003). Berdasarkan penggolongan jenis makanannya 8 spesies (28 %) adalah pemakan biji, 13 spesies (41 %) pemakan serangga, 4 spesies (14 %) pemakan serangga dan buah, 3 spesies (11 %) pemakan nektar, 1 spesies (3 %) pemakan ikan yaitu cekakak sungai. dan 1 spesies (3 %) pemakan serangga dan pucuk daun yaitu punai gading. Simpulan 1. Di kampus Universitas Negeri Yogyakarta terdapat 29 jenis burung dengan 2 jenis burung yang dilindungi undang-undang yaitu cekakak sungai dan burung madu sriganti. 2. Berdasarkan kelimpahan relatifnya terdapat 6 spesies kategori melimpah, 7 spesies kategori sering, dan 16 spesies kategori tidak umum. 3. Berdasarkan habitatnya 25 jenis tinggal di pohon, 3 jenis tinggal di bangunan, dan 1 jenis tinggal di semak-semak dan perdu. Saran 1. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk menghitung kelimpahan absolut atau populasi mutlak dari masing-masing jenis yang ditemukan. 2. Di dalam penghijaun yang dilakukan perlu dipilih tanaman yang mendukung untuk pelestarian kehidupan berbagai jenis burung yang terdapat di Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Perlunya ada himbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan perburuan terhadap berbagai jenis burung yang terdapat di kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Daftar Pustaka John Mac Kinnon, Karen phillips, bas Van balen. 1998. Burung-burung di sumatra, Jawa, bali, dan Kalimantan. Puslitbang Biologi LIPI John mackinnon. 1991. panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Collin Bibby. 2000. Teknik Teknik Survei Burung. Birdlife International Indonesia Sudaryanto. 1997. Keanekaragaman Burung di Kampus Udayana Badung Bali. Jurnal Ilmiah. Berkala Ilmiah.

Moh. Abror. 2001. Keanekaragaman Burung Di sepanjang Pos Babadan Jalur Pendakian Merapi. Laporan Seminar. Felysianus Arga Narata, giri Samudra Aji, suprianus Bura, Pramana Yuda. 1997. keragaman jenis Burung di cagar alam gunung Celering. Biota Vol II(1): 45-51 februari 1997. Universitas Atmajaya Yogyakarta. George W. Cox. (1997). Conservation Biology Conceppts and Applications. Dubuque: The McGraw Hill Companies. Geoff Burnie,et.al. (1998). Botanica. Australia: Periplus. Editions (HK) limited. Lampiran-lampiran Tabel 3. Kelimpahan relatif spesies burung yang terdapat di kampus Universitas Negeri Yogyakarta No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Pengamatan Pagi Pengamatan Sore Jumlah Skala urutan I II III I II III individu/10 jam Passer montanus 382 363 429 290 260 227 260,13 Melimpah 1. Burung Gereja 2. Bondol jawa Lonchura 160 100 209 76 95 125 102 Melimpah leucogastroides 3. Bondol Lonchura 140 145 192 22 40 68 80,93 Melimpah peking punctulata 4. Bondol haji Lonchura maja 4-8 1 - - 1,73 Tidak umum 5. Gelatik Jawa Padda oryzivora - - 1 1 - - 0,26 Tidak umum 6. Cinenen Orthotomus sutorius - 2 - - 2-0,53 Tidak umum pisang 7. Cinenen Orthotomus raficeps 11 21 33 2 3 2 9,6 Sering kelabu 8. Cinenen Orthotomus sepium 6 12-1 - - 2,53 Sering Jawa 9. Cikrak Abroscopus - 1 - - - - 0,13 Tidak umum bambu superciliaris 10. Cikrak muda Abroscopus - - - - 1-0,13 Tidak umum grammiceps 11. Prenjak Prinia polychroa - 4 5 - - - 1,2 Tidak umum coklat 12. Prenjak jawa Prinia familiaris 5 5 1 2 3 1 2,26 Sering 13. Tekukur Streptopelia 16 11 12 3 3 3 6,4 Sering biasa chinensis 14. Dederuk Streptopelia - - 4 - - - 0,53 Tidak umum jawa bitorquata 15. Punai gading Treron vernans - 1 - - - - 0,13 Tidak umum 16. Cucak Pycnonotus 67 56 79 51 26 53 44,26 Melimpah kutilang aurigaster 17. Merbah Pycnonotus goiavier 40 69 106 37 27 24 40,4 Melimpah cerukcuk 18. Cipoh kacat Aegithina tiphia 1 2 - - 2-0,67 Tdk umum 19. Kaca Zosterops 11 12 7-5 7 8,53 Sering matabiasa palpebrosus 20. Cabai jawa Dicaecum 4 5 12 4 10 5 5,33 Sering trochileum 21. Burung madu Nectarinis jugularis 1 3 6-2 1 1,6 Tidak umum sriganti

22. Cekakak Todirhamphus - 2 - - - - 0,26 Tdk umum sungai chloris 23. Wiwik Cacomantis - - - 1 1-0,26 Tdk umum kelabu merulinus 24. Kepodang kuduk hitam Oriolus chinensis - - 1-1 1 0,40 Tdk umum 25. Bentet abuabu Lanius schah 12 11 8 5 4 2 5,6 Sering 26. Walet linci Collocaila linchi 130 120 146 61 25 35 68,93 Melimpah 27. Layanglayang Hirundo striolata - 1 3 - - - 0,53 Tdk umum loreng 28. Kekep babi Artamus - 6 2-1 1 1,3 Tdk umum luocorhynchus 29. Gemak loreng Turnix suscitator 3 3-1 - - 0,93 Tdk umum Tabel 4. Habitat Burung yang terdapat di kampus Universitas Negeri Yogyakarta No. Penghuni Pohon Penghuni Semak/Perdu Penghuni Bangunan 1. Bondol jawa Gemak loreng Burung Gereja 2. Bondol peking Walet linci 3. Bondol haji Layang-layang loreng 4. Gelatik Jawa 5. Cinenen pisang 6. Prenjak coklat 7. Prenjak jawa 8. Tekukur biasa 9. Dederuk jawa 10. Punai gading 11. Cinenen kelabu 12. Cinenen Jawa 13. Cikrak bambu 14. Cikrak muda 15. Cucak kutilang 16. Merbah cerukcuk 17. Cipoh kacat 18. Kaca matabiasa 19. Cabai jawa 20. Burung madu sriganti 21. Cekakak sungai 22. Wiwik kelabu 23. Kepodang kuduk hitam 24. Bentet abu-abu 25. Kekep babi 86 % 4 % 10 % Tabel 5. Keanekaragaman burung yang terdapat di kampus Universitas Negeri Yogyakarta berdasarkan pakannya No. Pemakan Biji Pemakan Serangga Pemakan Serangga & Buah Pemakan Nektar 1. Bondol jawa Cinenen pisang Cucak kutilang Kaca matabiasa 2. Bondol peking Prenjak coklat Merbah Cabai jawa cerukcuk 3. Bondol haji Prenjak jawa Cipoh kacat Burung Madu Sriganti Pemakan Buah dan pucuk daun Punai gading Pemakan Ikan Cekakak sungai

4. Burung Gereja Cinenen kelabu Kepodang kuduk hitam 5. Gelatik Jawa Cinenen Jawa 6. Tekukur biasa Cikrak bambu 7. Dederuk jawa Cikrak muda 8. Gemak loreng Bentet abu-abu 9. Wiwik kelabu 10. Layang-layang loreng 11. Walet linci 12. Kekep babi 28 % 41 % 14 % 11 % 3 % 3 %