Metode pengujian kadar semen portland dalam Beton keras yang memakai semen hidrolik

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGUJIAN UNTUK MENENTUKAN SUHU BETON SEGAR SEMEN PORTLAND BAB I DESKRIPSI

Pupuk dolomit SNI

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

METODE PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT TERHADAP LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN MAGNESIUM SULFAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Pupuk super fosfat tunggal

Cara uji kelarutan aspal

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

METODE PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO. 200 (0,075 MM)

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB IV METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS NYATA CAMPURAN BERASPAL DIPADATKAN MENGGUNAKAN BENDA UJI KERING PERMUKAAN JENUH

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III LANDASAN TEORI

Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji kelarutan aspal

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

METODE PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Cara uji berat jenis tanah

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III LANDASAN TEORI

Metode pengambilan contoh dan pengujian abu terbang atau pozolan alam sebagai mineral pencampur dalam beton semen portland

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

K O P A L SNI

BAB III UJI MATERIAL

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

SNI 03-4805-1998 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kadar semen portland dalam Beton keras yang memakai semen hidrolik Badan Standardisasi NasionalBSN

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Ruang Lingkup... 1 1.2 Pengertian... 1 BAB II KETENTUAN-KETENTUAN... 2 2.1 Umum... 2 2.2 Teknis... 2 2.2.1 Peralatan... 2 2.2.2 Bahan... 3 2.2.3 Contoh Uji... 3 2.2.4 Perhitungan... 3 2.2.5 Ketelitian dan Kesalahan Hasil Uji... 4 BAB III CARA UJI... 6 BAB IV LAPORAN HASIL UJI... 8 LAMPIRAN A : DAFTAR ISTILAH... 9 LAMPIRAN B : CONTOH DAFTAR ISIAN... 10 LAMPIRAN C : DAFTAR DAN LEMBAGA... 12

BAB I DESKRIPSI 1. 1 Ruang Lingkup Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam beton Keras yang Memakai Semen Hidrolik ini mancakup : 1) Penentuan kadar semen portland dari beton keras yang menggunakan semen hidrolik; 2) Keentuan peralatan; bahan contoh uji, perhitungan, cara uji dan laporan hasil uji. 1. 2 Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) Beton keras adalah campuran yang sudah mengeras antara semen portland atau jenis semen hidrolik lainnya, agregat halus, agregat ksar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan; 2) Semen hidrolik adalah semen yang mengeras dalam air; 3) Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland yang terutama terdiri dari kalsium silikat hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat; 4) Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah uang diperoleh dari industri pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir antara 5mm 40mm; 5) Agregat halus adalah pasir alam sebagai desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5mm; 6) Berat kering oven agregat adalah berat agregat setelah dikeringkan di dalam oven pada suhu 110 o C ± 5 o C dan ditimbang secara berat tetap; 7) Berat kering permukaan agregat adalah berat agregat setelah direndam dalam air selama 24 jam kemudian dikeringkan permukaannya dengan lap kering;

BAB II KETENTUAN-KETENTUAN 2. 1 Umum Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut : 1) Peralatan yang dipakai harus dikalibrasikan sesuai ketentuan yang berlaku; 2) Hasil pengujian harus ditandatangani oleh tenaga pelaksana yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian; 3) Laporan pengujian harus disahkan oleh kepala laboratorium dengan dibubuhi nama, tanda tangan, nomor surat dan cap instansi. 2. 2 Teknis 2. 2. 2 Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) Ayakan, 300 µm dan 2,36 mm; 2) Alat pemecah batu harus dapat memecah batu sampai lewat ayakan 2,36 mm; 3) Alat pembubuk berbentuk piringan harus dapat membuat bubuk sampai lewat ayakan 300 µm; 4) Penggiling berputar harus dapat menggiling bahan hingga lewat ayakan 300 µm; 5) Gelas piala berukuran 250 ml, 3 buah; 6) Alat pendingin listrik atau penangas es yang dapat mendinginkan sampai suhu antara 3 o C 5 o C; 7) Oven harus dapat mengeringkan bahan sampai suhu 105 o C 115 o C; 8) Timbangan elektronik dengan ketelitian 0,01 mg; 9) Corong porselin tipe Buchner, dilengkapi dengan kertas saring kwantitatif rangkap 2 tipe II, Klas G.

2. 2. 2 Bahan Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut: 1) Asam hidroklorida, berat jenis 1, 19; 2) Natrium hidroklorida, 10 gr/1; 3) Asam asam hidroflourida, 48 % (pa); 4) Asam sulfat, berat jenis 1, 84; 5) Zat pereaksi yang digunakan harus sama dengan bahan pereaksi yang digunakan untuk pengujian semen. 6) Air pereaksi sesuai ASTM D 1193. 2. 2. 3 Contoh Uji Contoh uji harus memenuhi ketentuan berikut : 1) Contoh uji dari lokasi terpilih harus mempunyai massa minimal 4,5 kg; 2) Contoh harus dipecah sedemikian hingga lolos ayakan 4,75mm (No.4), dan tercampur rata; 3) Contoh untuk analisa minimal 0,45 kg. 2. 2. 4 Perhitungan Perhitungan sebagai berikut : 1) Cara kerja silika yang dapat larut, persentase semen, (Cs), dihitung dengan jalan membagi persentase silika dalam beton dengan persentase silika dalam semen dikalikan 100, dan jika nilai silika dalam semen tidak diketahui, dianggap 21,0 %; 2) Cara keja kalsium oksida, persentase semen, (Cc) dihitung dengan jalan membagi persentasi kalsium oksida dalam semen, dan dikalikan 100, dan jika nilai kalsium oksida dalam semen tidak diketahui dianggap 63,5 %; 3) Perhitungan kadar semen melalui densitas beton sebagai berikut :

2. 2. 5 Ketelitian dan kesalahan hasil uji 1) Silika larut : 1) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh satu orang operator yang sama dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 44,1 kg/m 3 ; 2) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh dua laboratorium yang berbeda dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 71,4 kg/m 3 ; 2) Kalsium Oksida : 1) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian olehsatu orang operator yang sama dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dai 7,8 kg/m 3 ; 2) Ketelitian dan kesalahan hasil uji dari dua kali pengujian oleh dua laboratorium yang berbeda dengan bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih dari 28,4 kg/m 3 ; Kadar semn dihitung sebagai berikut : C x D Kadar semen, kg/m 3 ------------------------------------- 1) 100 Keterangan : C = persentase semen yang telah ditentukan sebagai Cs atau Cc dalam persen berat D = densitas beton, sebagi D 1 atau D 2. (1) dalam keadaan kering oven, W 1 ƒ D 1 = --------------------------------- 2) W 1 W 2 Keterangan : D 1 = densitas, kg/m 3 W 1 W 2 = berat kering oven setelah pendinginan; = berat contoh dalam air, dan ƒ = densitas aur, 1000 kg/m 3 (2) dalam keadaan kering permukaan,

D 2 = W 3 ƒ W 3 W 4 ----------------------------------------------------- 3) Keterangan : D 2 = densitas, kg/m 3 ; W 3 W 4 = berat kering permukaan di udara setelah perendaman selama 24 jam; = berat contoh kering permukaan ketika dicelupkan dalam air; ƒ = densitas air, 1000 kg/m 3

BAB III CARA UJI Pengujian kadar semen potland dalam beton kertas yang memakai semen hidrolik dilakukan sebagai berikut : 1) Pecah contoh dengan alat pemecah batu sehingga lolos ayakan 4,7 mm (No.4), campur rata, dan ambil 0,45 kg untuk analisis ; 2) Gerus contoh dengan menggunakan alat penggerus yang berputar sehingga semua bahan dapat lolos ayakan 300 µm (No.50); 3) Keringkan dalam oven selama satu jam; 4) Masukan ke dalam ketiga buah gelas piala masing-masing sejumlah 25 ml asam hidrokhlorida dan 75 ml air; 5) Dinginkan sampai suhu antara 3 o C 5 o C dengan menggunakan penangas es atau alat pendingin listrik; 6) Masukkan sedikit demi sedikit 2.00 gr contoh dalam 2 butir, sambil terus diaduk; 7) Jaga suhu larutan agar tetap pada suhu 3 o C 5 o C selama minimal 5 menit dengan sesekali diaduk; 8) Amati larutan selama pemasukan contoh, bila tidak ada gelembung-gelembung udara lakukan cara analisis kalsium oksida dan bila ada gelembung-grlrmbung udara lakukan langkah berikut; 9) Tuang secara perlahan-lahan melalui corong Buchner dan usahakan agar sisa endapan tertahan tetap dalam gelas piala; 10) Cuci sisa endapan di atas dengan air panas dua kali dengan cara dekantasi; 11) Simpan dengan baik filtranya; 12) Pindahkan secara hati-hati saring dari corong ke dalam gelas piala yang berisi sisa endapan sehingga tidak da endapan yang terbuang; 13) Tambahkan 75 ml larutan Natrium hidroksida panas (10g/I) ke dalam endapan dalam gelas piala sambil diaduk; 14) Hancurkan ketas saring dan lumatkan dalam penangas uap selama 15 menit. Aduk campuran sekali0kali selama proses pelumatan berlangsung; 15) Tuangkan sepeti sebelumnya, dan cuci dua kali dengan air panas sampai filtrat bereaksi netral terhadap lakmus, gabungkan filtrat-filtrat itu; 16) Tambahkan 10 ml asam klorida ( berat jenis 1,19 ) ke dalam larutan di atas; 17) Pindahkan ke dalam cawan bermulut lebar sambil dibilas beberapa kali; 18) Uapkan hingga kering dengan hati-hati untuk mengurangi sedikit mungkin percikan, keringkan pada suhu tidak lebih dari 20 o C selama 1 jam, basahi dengan asam hidrokhlorida (berat jenis 1,19) uapkan dan keringkan lagi, saring dengan 75 ml asam hidrokhlorida ( 1+3 ).

19) Basahi SiO 2 dalam cwan platina dengan 0,5 ml 1ml H 2 O, tambahkan 2 tetes H 2 SO 4 (1+1) dan 10 ml asam fluorida; uapkan sampai kering, pijarkan pada suhu 1050 o C-1100 o C, dinginkan dalam desikator dan timbang beratnya; perbedaan berat sebelum dan sesudah ditambah asam fluorida adalah berat SiO2 dengan ketelitian sampai 0,1 %; 20) Hitung persentase semen, Cs, menurut 2.2.4. (1); 21) Pisahkan golongan amonium hidroksida dari filtrat di atas. Lanjutkan sesuai dengan cara kerja analisis semen (Lampiran B); 22) Hitung perentase semen, Cc, menurut 2.2.4 (2); 23) Hitung kadar semen tiap m 3 beton menurut 2.2.4. (3);

BAB IV LAPORAN HASIL UJI Laporan untuk setiap contoh meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Lokasi bangunan; 2) Tanggal pengambilan contoh uji; 3) Jumlah contoh dan densitas beton; 4) Nomor identifikasi benda uji; 5) Tipe agregat, analisa ayak agregat; 6) Metode analisa; 7) Asumsi yang digunakan; 8) Persentasi semen Cc dan Cs; 9) Kadar semen.

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Kering permukaan = Saturated Surface Dry

LAMPIRAN B (1) Contoh Daftar Isian Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton Keras Yang Memakai Semen Hidrolik Nama Lembaga Penguji :... Dikerjakan oleh :... Nomor Laporan Uji :... Dihitung oleh :... Tanggal Laporan Uji :... Diperiksa oleh :... Jumlah Benda Uji :... Identitas Benda Uji :... NO. URUT DENSITAS BETON PERSENTASE SEMEN (%) W1 W2 W3 W4 D1 D2 Cs Cc KADAR SEMEN (kg/m 3 ) BARDASARKAN PERHITUNGAN KERING OVEN KERING Cs Cc PERMUKAN Catatan : Contoh Isian Formulir ini tidak merupakan bagian dari standar... 19... Mengetahui/Menyetujui Kepala Balai, Ttd. (Nama jelas) 2) Pengujian Kalsium oksida (diambil dari Standar Semen Portland)

Tambahkan HCL pada hasil saringan golongan ammonium hidroksida sampai isinya kira-kira 100 ml; tambahkan 40 ml air brom ke dalam larutan yang panas dan teruskan dengan penambahan amonia sampai larutan menjadi sedikit alkalis. Didihkan larutan selama 5 menit atau lebih, dan juga larutan agar tetap alkalis, biarkan endapan turun, saring dengan kertas saring medium (No. 40), endapan dari Mn0 dibuang. Saring diasamkan dengan HCL memakai kertas lakmus sebagai indikator dan didihkan sampai semua bromine ke luar. Asamkan hasil saringan dengan 5 ml HCL, encerkan sampai kira-kira 200 ml, tambahkan 2 tetes indikator merah metil dan 30 ml larutan amonium oksalat panas (50 g/liter).panaskan sampai suhu 70 0 C 80 0 C, sambil diaduk teteskan Amonia (1:1) sampai warna larutan berubah menjadi kuning; diamkan larutan di atas penangas air selama 1 jam. Saring dengan kertas saring berpori halus (No. 42) dan cuci endapan 8 10 kali dengan air panas, dimana air pencuci seluruhnya tidak boleh melebihi 75 ml. Simpan hasil saringan unutk penetapan magnesium oksida. Pindahkan kertas saring beserta endapannya ke dalam gelas semula dengan menggunakan batang pengaduk dan cuci endapan dengan air panas. Teteskan ± 10 tetes H 2 SO 4 (1:1) mengelilingi kertas saring, encerkan sampai kira-kira 200 ml, tambahkan 10 ml H 2 SO 4 (1:1), panaskan sampai hampir mendidih dan titrasi dengan larutan KMnO 4 0,5 N, sampai perubahan warna ungu tidak hilang dalam 10 detik. Lakukan penetapan blanko dengan mempergunakan pereaksi dan cara yang sama dan perhitungan hasilnya sebagai koreksi dalam perhitungan. Hitung kadar kalsium oksida dengan ketelitian sampai 0,1% sebagai berikut : CaO = (V-a) x E berat contoh x 100% Keterangan : V = Volume larutan KmnO 4 yang digunakan a = Volume larutan KMnO 4 pada penetapan blanko E = Ekivalensi CaO/KMnO 4

DAFTAR RUJUKAN American Society for Testing adn Materials, 1979 Organic Impuritis in Sand for Concrete. Part 14 No. ASTM C 40-79. Philadelphia, Pa 19103. Satandard Methods of Sampling and Testing, 1982 Organic Impurities in Sand for Concrete. Part II No. AASHTO T 21-81. Washington, D. C. 20001.