METODE PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIK DENGAN CARA SETARA PASIR

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT KONUS PASIR

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

Cara uji kelarutan aspal

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS NYATA CAMPURAN BERASPAL DIPADATKAN MENGGUNAKAN BENDA UJI KERING PERMUKAAN JENUH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN TEBAL DAN PANJANG RATA-RATA AGREGAT

METODE PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO. 200 (0,075 MM)

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Progo dan Sungai Srumbung. Peralatan yang di gunakan ialah air, ember, selang

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

METODE PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk pekerjaan sipil

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)


Cara uji berat jenis tanah

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji bliding dari beton segar

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB IV METODE PENELITIAN A.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Cara uji penetrasi aspal

JOB SHEET PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung. Benda uji pada penelitian ini berupa kubus dengan ukuran 5cm x

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

Metode uji CBR laboratorium

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Transkripsi:

METODE PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIK DENGAN CARA SETARA PASIR BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir yang Mengandung Bahan Plastik dengan Cara Setara Pasar ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk mengetahui kualitas pasir atau agregat halus yang lolos saringan nomor 4 (4,76 mm). 1.2 Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk menyeragamkan cara pengujian pasir atau agregat halus yang plastis dengan cara setara pasir. 1.2 Ruang lingkup 1) Metode pengujian ini meliputi uraian ketentuan umum, teknis, cara uji, perhitungan dan pelaporan; 2) Metode pengujian ini dilakukan terbatas pada pasir atau agregat halus dan lolos saringan nomor 4 (4,76 mm). 1.3 Pengertian 1) pengujian setara pasir adalah suatu metode pengujian agregat halus atau pasir lolos saringan nomor 4 (4,76 mm), menggunakan suatu alat uji cara setara pasir dan larutan kerja tertentu; 2) nilai setara pasir adalah perbandingan antara skala pembacaan pasir terhadap skala pembacaan lumpur pada alat uji setara pasir yang dinyatakan dalam persen; 3) bahan plastis adalah bahan yang mengandung lempung atau lanau atau yang menyerupai lempung atau lanau. 1

BAB II KETENTUAN-KETENTUAN Ketentuan yang harus diikuti dalam pelaksanaan pengujian ini adalah sebagai berikut : 2.1 Umum 2.1.1 Peralatan 1) peralatan yang memerlukan penerapan harus dikalibarasi sebelum digunakan, sesuai ketentuan yang berlaku; 2) bila digunakan tabung palstik alatuji setara pasir harus dihindarkan dari sinar matahari langsung dan dihindarkan dari pengaruh bahan atau uap pelarut seperti Methylene Tetra Chloride (MTC) atau Trichloroethylene (TCE); 2.1.2 Bahan Bahan yang digunakan terdiri dari : 1) bahan larutan baju; 2) bahan larutan kerja. 2.1.3 Benda Uji Benda uji adalah pasir alam atau agregat halus hasil pemecah batu lolos saringan nomor 4 (4,76 mm). 2.1.4 Penanggungjawab Pengujian Nama penanggungjawab hasil uji harus ditulis dan dibubuhi tanda tangan serta tanggal yang jelas. 2.2 Teknis 2.2.1 Peralatan 1) tabung plastik atau gelas tembus pandang dan tidak berwarna, diameter bagian dalam 31,8 mm, diameter bagian luar 38,1 mm, tinggi 432 mm, permukaan luar tabung dilengkapi dengan skala dari 0 sampai 15 dalam batuan inci untuk pembacaan indikator pasir; bagian dasar tabung dari bahan yang sama berukuran 100 mm x 100 mm x 12,5 mm; tutup silinder dari karet atau gabus atau bahan lain yang tidak larut dalam larutan Calsium Chloride, USP Glycerine atau Formalin (Gambar 1); 2) pipa pengalir dari logam anti karat diameter bagian dalam 6,35 mm, panjang 508 mm; pipa siphon yang akan disambung dengan pipa pengalir diameter bagian dalam 6,35 mm, panjang 406 mm; pipa karet siphon diameter bagian dalam 6,35 mm, panjang 1220 mm; karet tiup yang disambung dengan tabung tiup dari tembaga diameter bagian dalam 6,35 mm, panjang 50,8 mm; tutup katet atau gabung dengan dua buah lubang yang akan dipasang pipa pengalir dan pipa tiup dari logam anti karat (Gambar 1); 3) beban pemberat dari tembaga seberat (1000 ± 5) gram termasuk tangkai logam keping pelat bundar dan telapak pembeban; tangkai logam dari kuningan diameter 6,35 mm, panjang 444,5 mm; indikator pembacaan skala 2

pasir berbentuk keping pelat bundar dari nilon dengan diameter 12,7 mm, tebal 15,00 mm teletak sejauh 254 mm atau pada skala pembacaan 10; telapak pembeban terbuat dari kuningan berbentuk segi delapan dengan diameter 30,00 mm (Gambar 1); 4) dua buah botol kapasitas 3,79 liter atau 1 galon masing-masing untuk menyimpan larutan baku yang dibuat sesuai uraian pada butir 2.2.2 di bawah dan larutan kerja yang dapat ditempatkan di atas rak dengan tinggi (915 ± 25) mm dari permukaan kerja; 5) saringan nomor 4 (4,76 mm); 6) tabung penakar terbuat dari logam berdiamter bagian dalam 57 mm yang mempunyai volume (85±5) ml, dilengkapi dengan mistar pendatar; 7) corong dengan mulut lebar berdiameter 100,00 mm untuk memindahkan benda uji ke dalam tabung plastik; 8) panci lebar yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan pembuat larutan baju dan larutan kerja; 9) arloji pengukur waktu dengan satuan menit dan detik; 10) alat pengaduk dan oven dengan pengatur suhu (100 ± 5) C; 11) alat pengocok dapat digunakan salah satu dari alai berikut ini : a. alat pengocok mekanis setara pasir yang dapat bergerak sejauh (203,2 ± 1,02) mm, dan dapat beroperasi sebanyak (175 + 2) gerakan permit; b. alat pengocok manual yang mampu bergerak sebanyak 100 gerakan selama (45 ± 5) detik dengan jarak gerakan sejauh (l27 ± 5,08) mm; c. dengan menggunakan tangan yang mampu menggerakkan tabung secara mendata sebanyak 90 gerakan selama 30 detik sejauh 200 sampai dengan 250 mm. 2.2.2 Bahan Larutan Baku dan Bahan Larutan Kerja. 1) larutan baku; Bahan-bahan larutan baku terdiri dari : a) 454 gram technical anhydrous CaCl 2 ; b) 2050 gram (±1640 ml) USP glycerine; c) 47 gram (±45 ml) formaldahyde dengan kepekatan 40% isi dalam larutan; d) air suling 1890 ml; e) saringan Wattnan nomor 12. 2) larutan kerja; a) larutan baku sebanyak (85 ± 5) ml; b) air suling ± 3780 ml. cara penyediaan larutan baku dan larutan kerja diuraikan pada butir 3.1.1 di bawah. 2.2.3 Benda Uji 1) pasir alam, abu batu atau pasir hasil mesin pemecah batu disaring dengan saringan nomor 4 (4.76 mm) sebanyak ± 1500 gram; 2) bahan disiapkan dengan cara perempat untuk memperoleh benda u. ji sebanyak 4 x 85 ml: 3

3) penyiapan benda uji dapat dilakukan dengan salah satu metode yaitu metode kering udara atau metode pra-basah, seperti diuraikan pada butir 3.2.1 di bawah. 2.3 Perhitungan Nilai Setara Pasir (SP) dalam satuan persen dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : B Nilai SP = A 100 % Catatan : A = Skala pembacaan permukaan lumpur B = Skala pembacaan pasir. 4

BAB III CARA UJI 3.1 Persiapan Pengujian 3.1.1 Persiapan Larutan Baku dan Larutan Kerja 1) cara penyiapan larutan baku (1) timbang bahan-bahan sebagai berikut : a. 454 gram Technical Anhydrous CaCl2; b. 2050 gram (±1640 ml)usp Glycerine; c. 47 gram (±45 ml) Formaldehyde dengan kepekatan 40% isi dalam larutan. (2) larutan CaCl 2 ke dalam 1890 ml air suling; (3) saring dengan saringan Wattman Nomor 12; (4) tambahkan Glycerine dan Formaldehyde ke dalam larutan tadi kemudian aduk sampai merata. 2) cara penyiapan larutan kerja (1) encerkan (85±5) ml larutan baku dengan air suling sampai ± 3780 ml dan aduk sampai merata; (2) masukkan ke dalam botol, tutup dengan tutup karet atau kayu gabus yang telah dilengkapi dengan pipa-pipa, 3.1.2 Persiapan Peralatan 1) isi sebuah botol dengan larutan kerja sebanyak 3,8 liter; tempatkan botol lebih tinggi (914±25) mm dari dasar tabung plastik penguji; 2) pasang pipa-pipa karet yang diperlukan, satu pipa karet ujungnya dihubungkan dengan pipa siphon yang menyentuh dasar botol larutan kerja, dan ujung lainnya dihubungkan dengan pipa pengalir; hubungkan pipa karet yang lain dengan pipa tiup yang terpasang pada tutup botol larutan kerja. 3.1.3 Persiapan Benda Uji. Gunakan salah satu metode penyiapan benda uji dari dua alternatif metode berikut ini : 1) metode kering udara; Isikan bahan yang sudah disaring dan diperempat sebanyak 85 ml ke dalam tabung penakar sampai berlebih, kemudian padatkan dengan cara mengetukngetuk bagian bawah tabung penakar pada meja atau permukaan yang keras sampai mantap; ratakan dengan menggunakan mistar pendatar. 2) metode pra-basah; (1) campur air pada bahan yang sudah disaring dan diperempat sampai berupa pasta, remas-remas dengan tangan dan kepal-kepal hingga bulat sehingga kalau dibiarkan tidak buyar; (2) tambahkan air bila kadar air dalam pasta terlalu kering yang mengakibatkan pasta akan buyar; keringkan pula bila ternyata kelebihan air dan diaduk kembali agar merata; 5

(3) simpan pasta yang sudah disiapkan di dalam panci, tutup dengan penutup kain atau lap, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit; (4) pindahkan contoh uji di atas kain lap tadi, bungkus dan aduk-aduk dengan meremas-remas bagian luar kain pembungkus tersebut; kumpulkan benda uji di tengah-tengah kain tersebut setelah diperkirakan seragam; (5) isikan benda uji sebanyak 85 ml ke dalam tabung penakar dan tekantekan kembali dengan telapak tangan, padatkan dan ratakan. 3.2 Pelaksanaan Pengujian Dengan menggunakan salah satu alternatif metode pada butir 3.1.3 di atas, maka lakukan hal-hal sebagai berikut : 1) ambil benda uji sebanyak 85 ml, keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5) C sampai berat tetap kemudian dinginkan pada suhu ruang; 2) isi tabung plastik dengan larutan kerja sampai skala 5; 3) masukkan benda uji yang sudah dikeringkan dan lolos saringan nomor 4 (4,76 mm) ke dalam tabung plastik, ketuk-ketukan untuk beberapa saat kemudian diamkan selama 10 menit; 4) tutup tabung dengan penutup karet atau kayu gabus, kemudian miringkan sampai hampir mendat dun kocok dengan salah satu alat pengocok sesuai uraian pada butir 2.2.1.11); 5) tambahkan larutan kerja dengan cara mengalirkan larutan melalui pipa pengalir, mulai dari bagian bawah pasir bergerak ke atas, sehingga lumpur yang terdapat di bawah permukaan pasir naik ke atas lapisan pasir; tambahkan larutan kerja sampai skala 15, kemudian biarkan selama (20 menit ± 15 detik); 6) baca dan catat skala pembacaan permukaan koloid (A) sampai satu angka di belakang koma; 7) masukkan beban perlahan-lahan sampai permukaan lapisan pasir; baca skala pembacaan pasir (B) yang ditunjukkan oleh keping skala pembacaan pasir dikurangi dengan tinggi tangkai penunjuk (pada umumnya 10 skala), sampai satu angka di belakang koma. 6

BAB V LAPORAN UJI Laporan pengujian dicatat dalam formulir dengan mencantumkan ikhwal sebagai berikut : 1) Identitas contoh; (1) Asal contoh; (2) Nomor contoh; (3) Nama contoh; (4) Tanggal pengambilan contoh; (5) Kondisi bahan (basah/kering). 2) Laboratorium yang melakukan pengujian (1) Nama teknisi penguji; (2) Nama penanggung jawab pengujian; (3) Tanggal pengujian; (4) Tanggal pengesahan. 3) Hasil pengujian (1) Laporan hasil pengujian nilai setara pasir bahan yang diuji dari 3 kali pengujian; (2) Laporkan nilai setara pasir yang telah dihitung nilai rata-ratanya dengan ketelitian satu angka di belakang koma, dengan pembulatan selalu dilakukan ke atas. LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Nilai setara pasir : stand equivalent Tabung plastik : acrylic Tube Pengocok mekanis : mechanical sand Kering udara : air dry Pra-basah : pre-wet Penguji setara pasir : equivalent shaker Jam pengukur waktu : stop watch Keping skala pembacaan pasir : sand reading indikator Pipa pengalir : irrigator tube Segi delapan : hexagonal 7

LAMPIRAN B 8

9 SNI 03-4428-1997

10 SNI 03-4428-1997