Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KEKERASAN MATERIAL DENGAN METODE ROCKWELL

UJI KEKERASAN MATERIAL DENGAN METODE ROCKWELL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENGUJIAN KEKERASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN METODE PENGUJIAN KEKERASAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Hardness testing. Uji kekerasan brinnel dirumuskan dengan : Material Teknik 2 nd session Page 1

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

JURNAL MER-C NO. 10/VOL. 1/2018

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengujian Material. Disusun Oleh : MOH JUFRI

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pandangan Umum terhadap Mesin Uji Tarik

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

ANALISIS HASIL KEKERASAN METODE VIKERS DENGAN VARIASI GAYA PEMBEBANAN PADA BAJA

Studi Uji Kekerasan Rockwell Superficial VS Micro Vickers

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

PENGARUH SUHU TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA K-460

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL TERHADAP KEKERASAN LOGAM

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

OPTIMALISASI SIFAT MEKANIK PENAMBAHAN ALUMINIUM PADA LOGAM KUNINGAN PADA PROTOTYPE BALING-BALING

VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA TERHADAP KEKERASAN MATERIAL PADA PENGELASAN SMAW

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

PRAKTIKUM METALURGI FISIK LAPORAN AKHIR

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO LOGAM ST 60

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

Penentuan Berat Molekul (M n ) Polimer dengan Metode VIiskositas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Alasan Pemilihan Judul

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS SEBELUM DAN SESUDAH PENEMPERAN TERHADAP NILAI KEKERASAN PADA BAJA PERKAKAS HSS

BAB 3 SIFAT DAN PENGUJIAN BAHAN TEKNIK

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN DENGAN KEKUATAN TARIK PADA LOGAM ULET DAN GETAS

PENGARUH SUHU TEMPERING TERHADAP KEKERASAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK PADA BAJA K-460

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENELITIAN TENTANG SIFAT-SIFAT KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR MIKRO DARI TALI SERAT BAJA BUATAN KOREA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PROSES SEPUH TERHADAP KEKERASAN MATA KAPAK HASIL PANDAI BESI DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Analisa Perubahan Struktur Akibat Heat Treatment pada Logam ST, FC Dan Ni-Hard 4

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pisau egrek adalah alat yang digunakan untuk pemanen kelapa sawit. Pisau

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

VALIDASI METODE UJI KEKERASAN MIKRO PADA KELONGSONG ZIRKALOY-4

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL (HOLDING TIME) TERHADAP KEKERASAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

Kategori Sifat Material

Transkripsi:

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Abstrak Telah dilakukan eksperimen uji kekerasan material dengan metode Rockwell, dengan specimen yang digunakan adalah aluminium, kuningan dan besi serta menggunakan ball indenter. Berdasarkan hasil analisis dari hasil eksperimen, pada specimen kuningan diperoleh nomor kekerasan rata-rata 65,1, nomor kekerasan rata-rata pada specimen besi 60,6 dan pada aluminium sebesar 61,6. Kekerasan suatu material dipengaruhi oleh kemurnian bahan (homogenitas). Kata Kunci : Metode Rockwell, Kekerasan Material, Identer I. Pendahuluan Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur desain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogy nilai itu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik workshop lebih bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong. Begitu banyak konsep kekerasan material yang dipahami oleh kelompok ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji. Setiap material yang akan digunakan, maka sebelumnya perlu dilakukan pengujian/pengetesan material/logam, meliputi antara lain: 1. Uji tarik material 2. Uji kekerasan material 3. Uji metalografi dan lain-lain Setiap material sebelum digunakan perlu dilakukan pengujian material/logam seperti di atas, dengan maksud dan tujuan yang pada umumnya adalah untuk mengetahui sifat-sifat utama dari material/logam tersebut, baik dari segi kekuatannya, ketahanan maupun sifat-sifat yang lain terhadap suatu beban yang akan diberikan. II. Tujuan Eksperimen Eksperimen kali ini disusun untuk tujuan mengetahui kekerasan bahan sebagai ukuran ketahanan terhadap deformasi plastis dan kekerasan ini dinyatakan dalam angka kekerasan skala rockwell. Ika Wahyuni / 081211332003 Page 1

III. Dasar Teori Dari uraian singkat di atas maka kekerasan suatu material dapat didefinisikan sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain yang lebih keras. Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan (stratching), pantulan ataupun indentasi dari material terhadap suatu permukaan benda uji. Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode kekerasan: 1. Metode Gores Metode ini dikenalkan oleh Fredrich Mohss yang membagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala Mohs. Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh material talk, hingga skala 10 sebagai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki oleh intan 2. Metode elastic/pantul (rebound) Kekerasan suatu material ditentukan oleh alat Scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap benda uji. Tinggi pantulan (rebound) yang dihasilkan mewakili kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi. 3. Metode Identasi Tipe pengetasan kekerasan material/logam ini adalah dengan mengukur tahanan plastis dari permukaan suatu material konstruksi mesin dengan specimen standar terhadap penetrator. Adapun beberapa bentuk penetrator atau cara pengetasan ketahanan permukaan yang dikenal adalah: a. Ball identation test (Brinnel) b. Pyramida identation (Vickers) c. Cone identation test (Rockwell) d. Uji kekerasan mikro Berikut penjelasannya: A. Metode Brinnel Pengujian kekerasan dengan metode Brinnell bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (speciment). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan bagi material yang memiliki kekerasan Brinnel sampai 400 HB, jika lebih dati nilai tersebut maka disarankan menggunakan metode pengujian Rockwell ataupun Vickers. Angka Kekerasan Brinnel (HB) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor 0,102 dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam milimeter persegi. Identor (Bola baja) biasanya telah Ika Wahyuni / 081211332003 Page 2

dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten. Jika diameter Identor 10 mm maka beban yang digunakan (pada mesin uji) adalah 3000 N sedang jika diameter Identornya 5 mm maka beban yang digunakan (pada mesin uji) adalah 750 N. Dalam Praktiknya, pengujian Brinnel biasa dinyatakan dalam (contoh ) : HB 5 / 750 / 15 hal ini berarti bahwa kekerasan Brinell hasil pengujian dengan bola baja (Identor) berdiameter 5 mm, beban Uji adalah sebesar 750 N per 0,102 dan lama pengujian 15 detik. Mengenai lama pengujian itu tergantung pada material yang akan diuji. Untuk semua jenis baja lama pengujian adalah 15 detik sedang untuk material bukan besi lama pengujian adalah 30 detik. B. Vickers Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap intan berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 Derajat yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut. Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor 0,102 dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam milimeter persegi. Secara matematis dan setelah disederhanakan, HV sama dengan 1,854 dikalikan beban uji (F) dibagi dengan diagonal intan yang dikuadratkan. Beban uji (F) yang biasa dipakai adalah 5 N per 0,102; 10 N per 0,102; 30 N per 0,102N dan 50 per 0,102 N. Dalam Praktiknya, pengujian Vickers biasa dinyatakan dalam (contoh ) : HV 30 hal ini berarti bahwa kekerasan Vickers hasil pengujian dengan beban uji (F) sebesar 30 N per 0,102 dan lama pembebanan 15 detik. Contoh lain misalnya HV 30 / 30 hal ini berarti bahwa kekerasan Vickers hasil pengujian dengan beban uji (F) sebesar 30 N per 0,102 dan lama pembebanan 30 detik. C. Rockwell Skala yang umum dipakai dalam pengujian Rockwell adalah : a. HRa (Untuk material yang sangat keras) b. HRb (Untuk material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan diameter 1/16 Inchi dan beban uji 100 Kgf. c. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa Kerucut intan dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar 150 kgf. Tabel skala kekerasan: SIMBOL INDENTER BEBAN MAJOR (kg) A Intan 60 B Bola 1/16 inch 100 C Intan 150 Ika Wahyuni / 081211332003 Page 3

D Intan 100 E Bola 1/8 inch 100 F Bola 1/16 inch 60 G Bola 1/16 inch 150 H Bola 1/18 inch 60 K Bola 1/18 inch 150 Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji (speciment) yang berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut. D. Uji Kekerasan Mikro Pada pengujian ini identornya menggunakan intan kasar yang dibentuk menjadi piramida. Bentuk lekukan intan tersebut adalah perbandingan diagonal panjang dan pendek skala 7:1. Pengujian ini untuk menguji suatu material adalah dengan menggunakan beban statis. Bentuk idento yang khusus berupa knop memberikan kemungkinan membuat kekuatan yang lebih rapat dibandingkan dengan lekukan Vickers. Hal ini sangat berguna khususnya bila mengukur kekerasan lapisan tipis atau mengukur kekerasan bahan getas dimana kecenderungan menjadi patah sebanding dengan volume bahan yang ditegangkan. Hardenability adalah sifat yang menentukan dalamnya daerah logam yang dapat dikeraskan. Pendinginan yang terlalu cepat dapat dihindarkan karena dapat menyebabkan permukaan logam (baja) retak. Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan sebuah benda terhadap penetrasi/daya tembus dari bahan lain yang lebih keras (penetrator). Kekerasan merupakan suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur-unsur paduannya dan kekerasan suatu bahan tersebut dapat berubah bila dikerjakan dengan cold worked seperti pengerolan, penarikan, penekanan dan lain-lain serta kekerasan dapat dicapai sesuai kebutuhan dengan perlakuan panas. Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan fatigue limit/strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperature pemanasan (temperature autenitising), holding time dan laju pendinginan yang dilakukan serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung pada hardenability. IV. Alat dan Bahan Pada eksperimen kali ini bahan bahan yang digunakan adalah Balok Logam Aluminium, kuningan dan besi sedangkan Ika Wahyuni / 081211332003 Page 4

alat yang digunakan adalah set dan alat Uji Rockwell. V. Metode Pada eksperimen ini sampel yang digunakan adalah bahan metal (logam). Bahan di letakkan pada alat uji secara bergantian dan diuji kekerasan menggunakan identor berupa identor bola (ball identer) (THB) kemudian dihitung nilai kekerasannya menggunakan h 2 -h 0 = (130-TH) 0,02 Gambar 2. Mekanisme uji kekerasan Rockwell Tabel 1. Skala, Indentor dan Material Sampel VI. Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan eksperimen uji rockwell yang dilakukan pada laboratorium Fisika Material, didapatkan hasil hasil sebagai berikut: Gambar 1. Alat uji Rockwell Pada langkah pertama benda uji ditekan oleh indentor dengan beban minor (Minor Load F 0 ) setelah itu ditekan dengan beban mayor (Major Load F 1 ) pada langkah kedua dan langkah ketiga beban mayor diambil sehingga yang tersisa adalah minor load, seperti pada ilustrasi gambar berikut: Skala B (Aluminium) = (980,7 N) Skala B (Kuningan) = 980,7 N Skala B (Besi) = 980,7 N 60 66 62,5 62 65 58,5 63 64,5 61 VII. Hasil Analisis dan Pembahasan Salah satu karakter mekanik dari material keramik atau logam adalah dengan uji kekerasan. Pada pengujian logam, kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan suatu logam terhadap indentasi (penekanan). Uji ini dapat digolongkan sebagai uji destruktif karena merusak bahan dan uji skala makroskopis karena efek perubahan uji dapat dilihat dengan langsung. Ika Wahyuni / 081211332003 Page 5

Pengujian dilakukan pada tiga titik yang berbeda dalam satu specimen dan dalam percobaan ini, digunakan tiga jenis specimen yaitu kuningan, alumunium dan besi. Nilai yang ditunjukkan oleh penyimpangan jarum menunjukkan adanya pembebanan yang diberikan melalui indenter setelah gaya yang diberikan dilepaskan. Semakin besar penyimpangan jarum menunjukkan material tersebut dapat dikatakan memiliki kekerasan yang cukup tinggi karena hal tersebut membuktikan bahwa material tersebut tahan terhadap penekanan yang diberikan dan dari pengujian tiga titik, selalu didapatkan nilai TH yang berbeda-beda meskipun dalam satu bahan yang sama, hal tersebut dikarenakan homogenitas bahan, contohnya kuningan. Kuningan merupakan paduan logam besi dengan tembaga sehingga homogenitas atau distribusi paduan belum tentu sama pada setiap titik. Begitu pula dengan besi dan alumunium, jika yang digunakan adalah besi murni atau alumunium murni maka homogenitasnya bisa dipastikan sama rata untuk setiap titik. Alumunium dan besi juga tidak bisa menjadi materi yang murni di alam bebas karena sifat kereaktifannya dalam mengikat elektron untuk memperoleh elektron valensi sempurna, sehingga apabila di alam bebas maka akan berusaha mengikat oksigen dan tereduksi. Homogenitas merupakan sifat fisis material (intrinsik) yaitu bagian dari density (rapat masa) material. Dengan tingkat homogenitas tinggi akan membentuk materi tersebut mempunyai density yang lebih padat, sehingga ketika materi tersebut dikenai uji kekerasan dengan penekanan materi lain, maka akan semakin kecil kedalaman materi uji yang terkena tekanan dan juga sebaliknya. Tabel 2. Nilai kekerasan hasil eksperimen Sampel Kuningan 65,1 Aluminium 61,6 Besi Dari tabel data rata-rata TH terlihat bahwa kuningan mempunyai nilai terkecil sehingga dapat disimpulkan bahwa kuningan mempunyai sifat elastis lebih besar daripada sampel lainnya dan kekerasan besi paling baik diantara kedua sampel lainnya. VIII. Kesimpulan 1. Dari hasil eksperimen material terkeras dimiliki oleh kuningan dan terendah kekerasanya adalah besi. Nilai kekerasan tersebut dapat dilihat berdasarkan beda kedalaman yang ditimbulkan oleh tekanan pada permukaan material. Ika Wahyuni / 081211332003 Page 6

2. Kekerasan suatu material dipengaruhi oleh kemurnian bahan (homogenitas). IX. Daftar Pustaka 1. Anonim. 2013. What s hardness test (http://www.alatuji.com/article/det ail/3/what-is-hardness-test-ujikekerasan-) 2. Tim KBK Fisika Material. 2010. Buku Petunjuk Fisika Eksperimental Lanjut (Bagian Fisika Material). Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. 3. Efendi, Zainal. 2010.Jurnal Kekerasan Material dengan Metode Rockwell. Fakultas Sains dan Teknologi UA, Surabaya. Ika Wahyuni / 081211332003 Page 7