Penggunaan Color Histogram Dalam Image Retrieval

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

IMAGE COLOR FEATURE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk identitas citra adalah nama file, tanggal pengambilan,

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

comparing the search results using the method GCHs with the search results using the method LCHs or use both types of these histograms. So get a color

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN METODE COLOR HISTOGRAM DAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

Pengolahan citra. Materi 3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Pengolahan Citra DETEKSI WARNA. Achmad Basuki PENS-ITS, 26 Des 2006

OPTIMASI PUSAT KLASTER MENGGUNAKAN ALGORITMA FAST GENETIC KMEAN PADA DATA BERDISTRIBUSI NORMAL

Klasifikasi Daun Dengan Centroid Linked Clustering Berdasarkan Fitur Bentuk Tepi Daun

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Histogram Warna Pada Image

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Selama ini dalam pemanenan dan penjualan hasil panen, petani jeruk nipis masih belum melakukan pemilahan mutu yang baik sehingga harga jual sangat

Bekerja dengan Warna

Pengolahan Citra Berwarna

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

Deteksi Warna. Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

BAB II TEORI PENUNJANG

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan


Aplikasi Image Retrieval dengan Histogram Warna dan Multiscale

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

Studi dan Eksperimen terhadap Kombinasi Warna untuk Kriptografi Visual Warna Kromatik. Ibnu Alam

APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Journal of Informatics and Technology, Vol 2, No 3, Tahun 2013, p

Gregory Dimas 1, T. Sutojo 2 1,2

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

Pencarian Citra Berdasarkan Konten Warna dengan Menggunakan Parameter Ukur Similaritas dan Disimilaritas Histogram

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV

Pertemuan 2 Representasi Citra

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process

Mengenal Stuktur Warna CMYK dan RGB

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

PENCARIAN CITRA VISUAL BERBASIS ISI CITRA MENGGUNAKAN FITUR WARNA CITRA. Abstract

FERY ANDRIYANTO

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 1, Tahun 2012, p

Intensity and Color. Pertemuan 12

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

Content-Based Image Retrieval Menggunakan Metode Block Truncation Algorithm dan Grid Partitioning

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

Grafika Komputer Pertemuan Ke-14. Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA DENGAN HISTOGRAM FUZZY DAN CHI-SQUARE DISTANCE

Penerapan Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokkan Citra Digital Dengan Ekstraksi Fitur Warna RGB

PENGEMBANGAN APLIKASI PEMILIHAN BUAH TOMAT UNTUK BIBIT UNGGUL BERDASARKAN WARNA DAN UKURAN MENGGUNAKAN HSV DAN THRESHOLDING

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

SISTEM TEMU BALIK CITRA BERBASIS ISI CITRA MENGGUNAKAN FITUR WARNA DAN JARAK HISTOGRAM

Pengolahan Citra (Image Processing)

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

PENENTUAN KEMIRIPAN TOPIK PROYEK AKHIR BERDASARKAN ABSTRAK PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE HIERARCHICAL

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TEMU BALIK CITRA MENGGUNAKAN JARAK HISTOGRAM DENGAN MODEL WARNA YIQ SKRIPSI AYU SATYARI UTAMI

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL (CBIR) UNTUK PENCARIAN GAMBAR YANG SAMA MENGGUNAKAN PERBANDINGAN HISTOGRAM WARNA RGB

Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Image di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Yusrawati Pustakawan Muda UIN Ar-Raniry

Kory Anggraeni

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

Transkripsi:

Penggunaan Color Histogram Dalam Image Retrieval Yanu Widodo yanuwid@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com. Koleksi-koleksi gambar digital di bidang perdagangan, pemerintahan, akademik, dan rumah sakit jumlahnya semakin banyak. Koleksi tersebut merupakan hasil digitalisasi foto-foto analog, diagram-diagram, lukisan-lukisan, gambar-gambar, dan buku-buku. Cara yang biasa dipakai untuk mencari koleksi tersebut adalah menggunakan metadata, seperti tag, caption, atau keywords. Tentu saja cara ini tidak praktis, melelahkan, dan juga mahal karena masih menggunakan tenaga manusia untuk mendeskripsikan gambar dalam database. Tulisan ini membahas informasi umum tentang penggunaan histogram warna (color histogram), dalam pencarian gambar (image retrieval). 1. Pendahuluan Content-based image retrieval (CBIR), adalah suatu aplikasi computer vision yang digunakan untuk melakukan pencarian gambar-gambar digital pada suatu database. Yang dimaksud dengan "Content-based" di sini adalah: bahwa yang dianalisa dalam proses pencarian itu adalah actual contents (kandungan aktual) sebuah gambar. Istilah content pada konteks ini merujuk pada warna, bentuk, tekstur, atau informasi lain yang didapatkan dari gambar tersebut. [1] Proses umum dari CBIR adalah pada gambar yang menjadi query dilakukan proses ekstraksi feature (image contents), begitu halnya dengan gambar yang ada pada sekumpulan gambar juga dilakukan proses seperti pada gambar query. Parameter feature gambar yang dapat digunakan untuk retrieval pada system ini dapat berupa histogram, susunan warna, teksture, dan shape, tipe spesifik dari obyek, tipe event tertentu, nama individu, lokasi, emosi [9] 2. Fitur Warna Selain bentuk dan textur, warna merupakan salah satu image contents yang sering digunakan pada kebanyakan sistem CBIR. Model warna (color model) adalah 1

sebuah cara untuk merepresentasikan warna yang diindera manusia dalam komputasi. Model warna yang digunakan saat ini dapat digolongkan ke dalam dua kategori: hardware-oriented dan user-oriented. Model warna hardware-oriented banyak digunakan untuk warna alat-alat. Misalnya model warna RGB (red, green, blue), biasa digunakan untuk warna monitor dan kamera. Model warna CMY (cyan, magenta, yellow), digunakan untuk warna printer; dan warna YIQ digunakan untuk penyiaran tv warna. Sedangkan model warna yang user-oriented termasuk HLS, HCV, HSV, MTM, dan CIE-LUV, didasarkan pada tiga persepsi manusia tentang warna, yaitu hue (keragaman warna), saturation (kejenuhan), dan brightness (kecerahan) [7]. warna: Berikut penjenjelasan ringkas tentang berbagai macam model atau format a) Format warna RGB Format ini digunakan untuk menghasilkan warna di monitor dan televisi tabung yang menggunankan gelombang elektromagnetik. Sebuah titik ditembak dengan spektrum R, G dan B. b) Format warna HSV atau HSI atau HSL Format ini merupakan format warna alamiah dengan mempertimbangkan bahwa spektrum warna adalah sebuah koordinat polar seperti warna pantulan yang jatuh di mata manusia. Format ini sangat baik untuk membedakan warna-warna yang 'terlihat'. c) Format warna CIE Format warna ini adalah varians dari RGB dengan normalisasi spektrum, sehingga sifat orthogonalitas dari masing-masing komponen warna lebih dijamin. FOrmat ini merupakan standard dalam QBIC d) Format warna YCrCb Format warna ini disebut juga dengan warna chrominant. Format ini banyak digunakan dalam skin-detection. e) Format warna CMYK Format warna ini adalah penghasil warna pada cat atau tinta. Format warna ini yang digunakan oleh mesin cetak. 2.1. HSV dan RGB Model warna RGB merupakan yang paling banyak digunakan pada sistem CBIR. Pada model ini, warna direpresentasikan menjadi tiga warna primer, yaitu: red, green, dan blue [8]. Nilai masing-masing warna primer itu berkisar antara 0-255. Sedangkan HSV (hue, saturation, value) merupakan model warna yang diturunkan dari RGB. Literatur [4] menunjukkan bahwa performa HSV ternyata lebih baik dalam membedakan warna jika dibandingkan dengan RGB. Berikut ini rumus mengkonversi nilai-nilai RGB menjadi HSV [12]: Rumus untuk menentukan h: 2

Rumus untuk menentukan s: Rumus untuk menentukan v: v = max 3. Color Histogram Color histogram adalah representasi distribusi warna dalam sebuah gambar yang didapatkan dengan menghitung jumlah pixel dari setiap bagian range warna, secara tipikal dalam dua dimensi atau tiga dimensi [8]. berikut: Misalnya ada sebuah gambar berukuran 3x3 pixel dengan nilai RGB sebagai (1,1,1) (1,2,0) (1,2,0) (1,1,0) (2,1,0) (2,3,1) (3,2,1) (2,2,1) (2,1,0) Bila yang digunakan adalah format H(r,g,b) dimulai dari H(0,0,0) s/d H(3,3,3), maka histogram gambar tersebut adalah sebagai berikut : H(0,0,0)=0 H(0,0,1)=0 H(0,0,2)=0 H(0,0,3)=0 H(0,1,0)=0 H(0,1,1)=0 H(0,1,2)=0 H(0,1,3)=0 H(0,2,0)=0 H(0,2,1)=0 H(0,2,2)=0 H(0,2,3)=0 H(0,3,0)=0 H(0,3,1)=0 H(0,3,2)=0 H(0,3,3)=0 H(1,0,0)=0 H(1,0,1)=0 H(1,0,2)=0 H(1,0,3)=0 H(1,1,0)=1 H(1,1,1)=1 H(1,1,2)=0 H(1,1,3)=0 H(1,2,0)=1 H(1,2,1)=0 H(1,2,2)=0 H(1,2,3)=0 H(1,3,0)=0 H(1,3,1)=0 H(1,3,2)=0 H(1,3,3)=0 H(2,0,0)=0 H(2,0,1)=0 H(2,0,2)=0 H(2,0,3)=0 H(2,1,0)=2 H(2,1,1)=0 H(2,1,2)=0 H(2,1,3)=0 H(2,2,0)=0 H(2,2,1)=1 H(2,2,2)=0 H(2,2,3)=0 H(2,3,0)=0 H(2,3,1)=1 H(2,3,2)=0 H(2,3,3)=0 H(3,0,0)=0 H(3,0,1)=0 H(3,0,2)=0 H(3,0,3)=0 H(3,1,0)=0 H(3,1,1)=0 H(3,1,2)=0 H(3,1,3)=0 H(3,2,0)=0 H(3,2,1)=1 H(3,2,2)=0 H(3,2,3)=0 H(3,3,0)=0 H(3,3,1)=0 H(3,3,2)=0 H(3,3,3)=0 Jika ditulis, histogram dari data-data diatas adalah: H = {0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 1, 1, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 2, 0, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 0, 0, 0} 3

3.1. Color Quantization Dalam pembuatan histogram, nilai RGB yang punya range dari 0 sampai 255 akan punya kemungkinan kombinasi warna sebesar 16777216 (didapat dari: 255 x 255 x 255). Pada proses komputasi, tentu saja ini proses yang menghabiskan banyak waktu (time consuming). Masalah tersebut dapat diatasi dengan color quantization (kuantisasi warna), yaitu suatu prosedur untuk mengurangi kemungkinan jumlah warna. Dengan cara ini, jumlah warna yang besar tadi bisa dikurangi, sehingga proses yang dibutuhkan akan semakin mudah. Seperti dijelaskan dalam literatur [7], misalnya nilai sebuah pixel RGB adalah (260, 200, 150). Maka setelah melalui kuantisasi menjadi 64 warna, misalnya, range R: 0-3, range G: 0-3, dan range B: 0-3, nilai itu menjadi (260 * 4/255, 200 * 4/255, 150 * 4/255) atau (3,3,2 ). Gambar 2.1: Gambar Berwarna "A" dan Histogramnya Colour Number of Pixels (0,0,0) 234 (0,0,1) 23 (0,0,2) 478.................. (3,3,3) 3429 Tabel 2.1: Color Histogram gambar "A" Gambar 2.1 dan tabel 2.1 menunjukkan bahwa gambar "A" yang telah melalui proses kuantisasi menjadi 64 warna. Sesuai dengan distribusi warna pada tiap pixel, color histogram gambar "A" adalah sebagai berikut: H A = {234, 23, 478,..., 3429}. 4

3.2. Normalisasi Penggunaan nilai-nilai aktual distribusi warna pada distogram, membuat untuk dipahami. Namun pemakaian dengan cara ini akan menimbulkan masalah jika diterapkan pada gambar yang mempunyai ukuran berbeda namun seebenarnya mempunyai distribusi warna yang sama [7]. Sebagai contoh, misalnya ada 3 gambar dengan ukuran berbeda yang terkuantisasi menjadi 2 warna (hitam dan putih) - lihat gambar 2.2 Gambar 2.2: Ukuran beda, tapi distribusi warna sama Histogram 3 gambar ini adalah: H A = {2500,2500} H B = {5625, 5625} H C = {10000,1000} Seperti dilihat, meskipun ketiga gambar tadi mempunyai distribusi warna yang sama, tapi mempunyai histogram yang berbeda. Ini dikarenakan perbedaan ukuran gambar (dan tentu saja jumlah pixel). Oleh karena itu, untuk membuat histogram tetap sama pada gambar yang mempunyai kesamaan distribusi warna, maka diperlukan suatu normalisasi histogram. Alih-alih menggunakan jumlah aktual, lebih baik menggunakan persentase pembagian jumlah aktual dengan jumlah total pixel gambar yang digunakan color histogram. Dengan cara ini, selama distribusi warna pada gambar sama, histogram warnanya akan sama, tidak tergantung lagi pada ukuran gambar. Berikut adalah hasil histogram warna pada gambar 2 yang sudah ternormalisasi: H A = {50%, 50%} H B = {50%, 50%} H C = {50%, 50%} 4. Content Based Image Retrieval Content Based Image Retrieval System (CBIR) merupakan suatu teknik pencarian kembali gambar yang mempunyai kemiripan karakteristik atau content dari sekumpulan gambar. Proses umum dari CBIR adalah gambar yang menjadi query dilakukan proses ekstraksi fitur, begitu halnya dengan gambar yang ada pada 5

sekumpulan gambar juga dilakukan proses seperti pada gambar query. Fitur gambar yang dapat digunakan untuk retrieval pada system ini misalnya histogram, susunan warna, teksture, dan shape, tipe spesifik dari obyek, tipe event tertentu, nama individu, lokasi, emosi [9]. Fokus pembahasan pada bagian ini adalah penggunaan color histogram pada image retrieval. 4.1. Pengukuran Jarak Antar Dua Histogram Fitur warna merupakan fitur yang paling banyak digunakan pada sistem CBIR. Banyak diantaranya mengunakan image color histogram. Color histogram antara dua gambar tadi kemudian dihitung jaraknya. Gambar yang memiliki jarak paling kecil, merupakan solusinya. Sebagai penjelasan, dimisalkan ada dua gambar dengan histogram 4 warna yang sudah terkuantisasi sebagai berikut: H A = {20%, 30%, 10%, 40%} H B = {10%, 10%, 50%, 30%} Literatur [7] menyebutkan cara termudah untuk menghitungnya, yaitu dengan dengan menggunakan rumus: Jika nilai 2 histogram tersebut dimasukkan ke dalam rumus diatas, maka hasilnya adalah sebagai berikut: d(a,b) = 0.2-0.1 + 0.3-0.1 + 0.1-0.5 + 0.4-0.3 = 0.8 Cara lain untuk melakukan perhitungan jarak antar dua histogram adalah menggunakan rumus jarak Euclidan. Rumusnya: Jika nilai dua histogram diatas dimasukkan ke dalam rumus, maka hasilnya adalah sebagai berikut: n d(a,b) = 0.2 0.1 2 0.3 0.1 2 0.1 0.5 2 0.4 0.3 2 = 0.47 j=1 4.2. Colour Histogram Type Histogram warna terdiri dari dua tipe, Global colour histograms (GCHs) dan Local colour histograms (LCHs). Pada penggunaan GCH, distribusi warna global suatu gambar diambil dan digunakan sebagai metada. Jika pengguna mencari gambar dengan yang dalam sistem databasenya hanya memperhatikan distribusi warna global suatu gambar, memang, GCH adalah pilihan terbaik. Walaupun demikian, karena GCH hanya mengambil distribusi warna global suatu gambar sebagai pertimbangan untuk membandingkan gambar, ini bisa mengembalikan hasil yang tidak sesuai dengan persepsi visual [7]. 6

Misalkan ada tiga gambar yang telah dikuantisasi menjadi tiga warna: hitam, abu-abu, dan putih (gambar 4.3). Misalkan gambar A adalah query image, sedangkan gambar B dan C adalah gambar-gambar dalam database. Gambar 2.3: Tiga gambar yang terkuantisasi menjadi 3 warna Image Hitam Abu-abu Putih A 37.5% 37.5% 25% B 31.25% 37.5% 31.25% C 37.5% 37.5% 25% Tabel 2.2: GCH Image A, B, dan C Sedangkan Distribusi warna (GCH) tiga gambar diatas adalah seperti pada tabel. Maka, jarak antara gambar A dengan gambar B dan C adalah: d(a,b) = 0.375-0.3125 + 0.375-0.375 + 0.25-0.3125 = 0.125 d(a,c) = 0.375-0.375 + 0.375-0.375 + 0.25-0.25 = 0 Dari hasil pembandingan, gambar C ternyata ditemukan lebih mirip daripada gambar B (karena jarak C lebih kecil). Padahal, sesuai dengan persepsi, yang lebih mirip dengan gambar A sebenarnya adalah gambar B [7]. GCH merepresentasikan keseluruhan bagian gambar dengan satu histogram. Sedangkan LCH membagi gambar menjadi beberapa bagian dan kemudian mengambil histogram warna tiap bagian tadi. LCH memang berisi lebih banyak informasi tentang gambar, namun metode ini membutuhkan lebih banyak proses komputasi [10, 11]. 5. Penutup Dalam praktiknya, pencarian dengan CBIR ternyata tidak hanya melibatkan satu atau dua gambar saja, namun melibatkan lebih banyak lagi (ratusan atau lebih). Oleh karena itu, untuk lebih mempercepat proses pencarian, gambar-gambar tadi dikelompokkan terlebih dahulu menjadi bebarapa cluster berdasarkan kesamaan histogramnya (clustering). Teknik clustering ini bisa menggunakan algoritma K-Means, Algoritma Genetika, FGKA [2] dan sebagainya. Selanjutnya, pencarian dapat dilakukan dengan membandingkan histogram sample gambar dengan nilai-nilai pusat cluster (centroid) tersebut. 6. Referensi [1] Anonym, "Content-based image retrieval," http://en.wikipedia.org/wiki/contentbased_image_retrieval [2] Entin Martiana, Perbaikan Kinerja Algoritma Klusterisasi K-Means Genetika, FTIF- ITS. 7

[3] Yi Lu, Shiyong Lu, Farshad Fotouhi, Youping Deng, and Susan Brown, "Fast Genetic K-means Algorithm and its Application in Gene Expression Data Analysis," Technical Report TR-DB-06-2003, Department of Computer Science, Wayne State University, June, 2003. [4] Wen Chen, Yun Q. Shi, and Guorong Xuan, "Identifying Computer Graphics Using HSV Color Model and Statistical Moments of Characteristic Functions," tanpa tahun. [5] Gedhe Wiryana Wardana, "Image Clustering Berdasarkan Warna Untuk Identifikasi Buah dengan Metode Hill Climbing,"Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2007. [6] Helmy Hasniawati, "Image Clustering Berdasarkan Warna Untuk Identifikasi Buah dengan Metode Valley Tracing," Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2007. [7] Yue Zhang, "On the use of CBIR in Image Mosaic Generation," Department of Computing Science, University of Alberta, Edmonton, Alberta, Canada, 2002. [8] Anonym, "Color histogram," http://en.wikipedia.org/wiki/color_histogram. [9] Bayu Bagus, "Image Database Menggunakan Sistem Content Based Image Retrieval dengan Ekstraksi Fitur Terstuktur," Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2007. [10]Shengjiu Wang, A Robust CBIR Approach Using Local Color Histograms, Department of Computer Science, University of Alberta, Edmonton, Alberta, Canada, Tech. Rep. TR 01-13, October 2001. [11]Rami Al-Tayeche dan Ahmed Khalil, "CBIR: Content Based Image Retrieval," Department of Systems and Computer Engineering, Faculty of Engineering, Carleton University, 2003. [12] HSL and HSV, http://en.wikipedia.org/wiki/hsl_and_hsv 8

Biografi Penulis Yanu Widodo, lahir di Tulungagung pada tahun 1981. Menekuni ilmu permesinan saat masih sekolah di STM Negeri Tulungagung. Setelah lulus pada tahun 1999, lalu melanjutkan ke Teknik Perancangan dan Konstruksi di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PPNS-ITS). Penasaran dengan dunia elektronika dan komputer, lalu pada tahun 2001 hingga 2005 belajar Teknik Komputer Kontrol di Jurusan Teknik Elektro ITS. Selepas bekerja di Optical Disc Drive Department, PT. Panasonic Shikoku Electronics Batam (PSECB), pada pertengahan tahun 2006 lalu mendalami pengetahuan bidang Teknologi Informasi di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS- ITS). Setelah mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada bulan september 2008, lalu bekerja di BaliCamp. 9