Visi : Menjadi Organisasi Profesi Perawat Anestesi yang Mandiri dan Profesional

dokumen-dokumen yang mirip
Profil BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

2017, No Indonesia Nomor 5607); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re

2017, No Indonesia Nomor 5607); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN

IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

A. PPNI (PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

laporan hasil audit internal

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BAB 5 PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini masalah kesehatan telah menjadi

Berilah tanda centang ( ) pada checklist data dokumen di bawah ini! Dokumen Telusur Internal No. Dokumen Kebijakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KERANGKA KERJA MUTU PELAYANAN KESEHATAN WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

LEMBARAN DAERAH PROPPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 86 TAHUN 1982 SERI D ================================================================

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

VISI MISI Visi : Menjadi Organisasi Profesi Perawat Anestesi yang Mandiri dan Profesional Misi : 1. Memberikan pelayanan keperawatan anestesi dan gawat darurat kepada masyarakat secara profesional 2. Meningkatkan kualitas SDM Perawat Anestesi melalui program Pendidikan dan Latihan secara berkesinambungan 3. Mengadakan penelitian keperawatan anestesi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. 4. Meningkatkan asas kemitraan dengan profesi terkait 5. Melakukan uji kompetensi para anggota secara periodik 6. Meningkatkan kesejahteraan para anggota 7. Berpartisipasi aktif dalam Forum Internasional TUJUAN ORGANISASI Tujuan Organisasi : 1. Meningkatkan kualitas yang tinggi dari pelayanan pasien secara terus-menerus, khususnya dalam pelayanan anestesi. 2. Memajukan ilmu pengetahuan dan seni anestisialogi. 3. Mengembangkan dan meningkatkan standar pendidikan dalam bidang perawat anestesi. 4. Mengembangkan dan meningkatkan standar praktek dalam bidang perawat anetesi. 5. Menciptakan kerjasama yang efektif antara perawat anestesi, dokter ahli anestesi, dan anggota-anggota lain dari profesi medis, profesi keperawatan, rumah sakit, dan pihak lain yang mewakili kepentingan masyarakat terhadap perawat anestesi. 6. menerbitkan jurnal ilmu pengetahuan, bulletin, dan penerbitan lain mengenai hal yang berhubungan dengan organisasi. 7. Memelihara data-data informasi dan statistik untuk referensi dan bantuan dalam dal berkenaan dengan profesi atau pekerjaan profesi. 8. Memberikan kesempatan untuk pendidikan lanjutan dalam anestesi. 9. Memberikan petunjuk kepada para anggota berkenaan dengan kebijaksanaan pemerintah dan legislasi. 10. Memperjuangkan kesejahteraan bagi para anggotanya. DASAR HUKUM Dasar Hukum : 1. Undang Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 3. Akte Notaris Terdaftar di Departemen Hukum dan HAM RI. No.C.194.HT.03.01.Tahun 2005 4. Berita Negara Republik Indonesia No. 83 selasa 17 Oktober TH 2006 SK Menteri Hukum dan HAM RI. No.C.21.HT.01.03.TH 2006 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 519 Tahun 2011 tentang Pedoman Standar pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit 6. Peraturan Menteri Kesehatan No.31 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Anestesi 7. Permenkes No.46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

SEJARAH PENDIDIKAN PERAWAT ANESTESI. Sejarah Pendidikan Perawat Anestesi 1. Sekolah Penata anestesi Kimia disahkan oleh Depkes Nomor 107/Pend/Sep 1962 tanggal 11 September 1962. 2. Akademi Anestesi Kimia disahkan Menkes nomor 92/Pend/1966 tanggal 5 Nopember 1966. 3. Akademi Anestesi Kimia disahkan oleh Kemendikbud RI nomor 37/1966 tanggal 10 Agustus 1966. (Tahun 1966-1985). 4. Akademi Keperawatan Anestesi Surabaya No.2082/Diknas/ BP/IX/1985 tanggal 12 Setember 1985 tentang penyelenggaraan Pendidikan Anestesi Surabaya (1985-1990). 5. Pendidikan Ahli Madya Keperawatan (Program Anestesi) tahun 1990-1998. 6. Akademi Perawatan (Program Anestesi) Depkes RI Tahun 1999-2001. 7. Program Study Keperawatan Anestesi Poltekkes Depkes Jakarta III dan Poltekkes depkes Surabaya tahun 2002-2004SK No : 130/MENKES/SK/II/2004. 8. Program Study Keperawatan Anestesi Poltekes Jakarta III Tahun 2007-2009. 9. Keputusan Menteri Kesehatan No. OT.01.0114006361 Tanggal 20 Maret 2008 tentang pembentukan Diploma IV Keperawatan Anestesi Reanimasi Poltekkes Yogyakarta. RIWAYAT ORGANISASI IPAI Riwayat Organisasi IPAI : 1. Dibentuk di Jakarta, 1 Oktober 1986 oleh alumni AKNES 2. Tahun 1994 diadakan Munas 1 IPAI di Jakarta 3. Tahun 1999 diadakan Munas ke 2 IPAI di Surabaya 4. Tahun 2003 diadakan Munas ke 3 IPAI di Yogyakarta 5. Tahun 2006 diadakan Munas ke 4 IPAI di Medan 6. Tahun 2010 diadakan Munas ke 5 IPAI di Jakarta 7. Tahun 2014 diadakan Munas ke 6 IPAI Idi Solo GAMBARAN UMUM IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA Organisasi Perawat Anestesi Indonesia awalnya bernama IKLUM AKNES yang merupakan singkatan dari Ikatan Alumni Akademi Anestesi, dibentuk atas prakarsa Bapak Amien Yussuf B Sc An ( Alm ) bersama dengan Bapak Drs I. Ketut Sangke, B Sc An, SH pada tahun 1980 sebagai wadah para alumnus Akademi Anestesi Dep. Kes. R.I. Jakarta yang tersebar diseluruh Indonesia. Namun, akibat dari terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga kurikulum pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi Anestesi menjadi Akademi Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus Pusat IKLUM AKNES mengambil inisiatif untuk mengadakan Musyawarah Nasional guna merubah nama organisasi yang dapat menjadi wadah seluruh alumni program Pendidikan Perawat Anestesi, karena IKLUM AKNES itu hanya menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi, sedangkan alumni program Akademi Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi dalam organisasi ini. Maka pada tanggal 01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES dirubah namanya menjadi IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA ( IPAI ). Saat ini IPAI merupakan satu-satunya organisasi profesi Perawat Anestesi yang sah dan berbadan hukum di Indonesia, yang secara nasional memiliki 33 ( tiga puluh tiga ) Dewan Pimpinan Daerah (DPD IPAI) yang merepresentasikan 34 ( tiga puluh empat ) Propinsi diseluruh Indonesia dengan jumlah anggota kurang-lebih3199 orang. IPAI dibentuk sebagai organisasi Perawat Anestesi yang anggotanya memiliki komitmen terhadap peningkatan standar pendidikan dan standar praktik Perawat Anestsesi di Indonesia guna peningkatan kwalitas pelayanan terhadap masyarakat serta

keanggotaannya tidak membedakan warna kulit, suku bangsa, agama, jenis kelamin dan status sosial. Dewan Pimpinan Pusat Organisasi berdomisili di Ibukota Negara, dengan alamat : Unit Bedah Sentral RSAB. Harapan Kita, Jalan Letjen S. Parman Kav. 87 Jakarta Barat 11420, (021)-5668284 psw. 1319. Fax.(021)-54213046; HP. 0817711860, dan sejak bulan Juni 2006 secara resmi menjadi anggota ke 34 dari IFNA ( International Federation of Nurse Anesthetists ). Eksistensi Profesi Perawat Anestesi di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan mendapat pengakuan dari masyararakat. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia sebagai wadah profesi perawat anestesi dalam menghadapi berbagai issue profesi baik dari dalam lingkungan internal dan eksternal maupun dalam skala lokal dan global memerlukan legislasi profesi yang bertujuan melindungi profesi dan masyarakat dari pelayanan kesehatan yang substandar. Definisi Profesional. Perawat anestesi adalah perawat yang telah diberi pendidikan formal secara teoritis dan praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan pelayanan dalam pelayanan anestesi. Perawat mahir anestesi adalah perawat yang telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi. Definisi Organisasi. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi perawat anestesi yang bebas pajak, dibentuk atas keinginan perawat anestesi sebagai wadah untuk mengelola kepentingan untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari perawat anestesi di seluruh Indonesia. Kualifikasi anggota biasa : Lulus dari program pendidikan perawat anestesi seperti Akademi Anestesi, Program Diploma III Keperawatan Anestesi, Program Ahli Madya Perawat Anestesi dan Diploma IV Keperewatan Anestesi dan Reanimasi. Telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi Mentaati semua peraturan, pedoman, standar-standar atau kualifikasi lainnya sesuai anggaran rumah tangga organisasi. Telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi Batasan dan Ruang Lingkup Organisasi Perawat Anestesi Indonesia. Organisasi IPAI merupakan organisasi yang profesional sebagai sarana untuk mengembangkan kepentingan angotanya, bergaul dengan masyarakat, menjaga hubungan dengan bagian-bagian di luar pelayanan kesehatan. Organisasi IPAI direncanakan dan didirikan oleh para anggota untuk mencari tujuan bersama yang dapat memenuhi kebutuhan dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri. Organisasi IPAI akan membantu dan menjalankan mandat dari para anggota, oleh karena itu, tujuan organisasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar, filosofi, dan nilai-nilai keanggotaan. Organisasi IPAI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, seperti dinyatakan oleh para ahli, bahwa profesi itu ada hanya karena ada pengakuan dari masyarakat, artinya hak-hak untuk berpraktek dan hak-hak istimewa yang diberikan kepada profesi itu karena masyarakat masih mengakuinya. Maka dalam melaksanakan tugasnya organisasi IPAI harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat. Untuk kedua hal inilah organisasi profesi IPAI bekerja dengan rasa percaya diri yang kuat.

Ruang Lingkup Pekerjaan Perawat Anestesi 1. Pelayanan Anestesi 2. Pelayanan Gawat Darurat 3. Terapi Intensif 4. Terapi Nyeri 5. Terapi Inhalasi KOMPETENSI PERAWAT ANESTESI (Sesuai Permenkes No. 31 Tahun 2013) A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE ANESTESI 1. Pengkajian keperawatan pra-anestesia; 2. Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien; 3. Pemeriksaan tanda-tanda vital; 4. Persiapan administrasi pasien; 5. Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien; 6. Evaluasi tindakan keperawatan pra-anestesia, mengevaluasi secara mandiri maupun kolaboratif; 7. Mendokumentasikan hasil anamnesis/pengkajian. 8. Persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan digunakan dan memastikan bahwa mesin dan monitor alam keadaan baik dan siap pakai. 9. Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia maupun obat emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit. 10. Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal, waktu dan jenis operasi tersebut. B. MELAKUKAN KOLABORASI DENGAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI 1. Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan 2. Perencanaan teknik anestesia; 3. Membantu pelaksanaan anestesia sesuai dengan sesuai instruksi dokter spesialis anestesi; 4. Membantu pemasangan alat monitoring non invasif; 5. Membantu dokter melakukan pemasangan alat monitoring invasif; 6. Pemberian obat anestesi; 7. Mengatasi penyulit yang timbul; 8. Pemeliharaan jalan napas; 9. Pemasangan alat ventilasi mekanik; 10. Pemasangan alat nebulisasi; 11. Pengakhiran tindakan anestesia; 12. Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar 13. seluruh tindakan tercatat baik dan benar. C. MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASCA ANESTESI : 1. Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan anestesia; 2. Pelaksanaan tindakan dalam manajemen nyeri; 3. Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural dan pemberian obat anestetika regional; 4. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia regional; 5. Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi 6. Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang dipakai. 7. Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesia selanjutnya. 8. Data Perolehan SKP Perawat Anestesi

DATA PEROLEHAN SKP PERAWAT ANESTESI No. KEGIATAN JUMLAH SKP/ JUMLAH SKP/ PROSENTASE 1 TAHUN 5 TAHUN % 1 Kinerja Pembelajaran 2 10 20 2 Kinerja Profesional 1 5 10 3 Kinerja Pengabdian Masyarakat/ Profesi 0,5 2,5 5 4 Publikasi Ilmiah 0,5 2,5 5 5 Kinerja Pengembangan Ilmu dan Pendidikan 1 5 10 T O T A L 5 25 100