PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/2 /PBI/2000 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH GUBERNUR BANK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/2/PBI/2000 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/13/PBI/2008 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 10 /PBI/2002 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/2/PBI/2004 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM (BI-SSSS) GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 5/ 6 /DPM Jakarta, 21 Maret 2003 SURAT EDARAN

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

BI-SKRIP Informasi Pemohon Rekening Surat Berharga Nomor:

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 2/ 2 /DPM Jakarta, 21 Januari 2000 SURAT EDARAN. Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Obligasi Pemerintah

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/1/PBI/1999 TENTANG FASILITAS PENDANAAN DALAM RANGKA MENGATASI KESULITAN PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Lain-Lain. Lelang dan Penatausahaan Surat Berharga Negara

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

Diubah dengan PBI No. 2/10/PBI/2000 tanggal 29 Maret 2000 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 10 /PBI/1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PMK.08/2007 TENTANG LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA

No. 10/22/DPM Jakarta, 7 Juli 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS) PBI NO. 10/2/PBI/2008 TANGGAL 4 FEBRUARI 2008 TENTANG BANK INDONESIA SRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/5/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/10/PBI/2002 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

BAB 1 KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BANK INDONESIA No. 2/21/DPM Jakarta, 30 Oktober S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Sertifikat Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 9 /PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/12/ PBI/ 2014 TENTANG OPERASI MONETER SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No. 2/ 1 /DPM Jakarta, 21 Januari 2000 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Pencatatan Kepemilikan dan Penyelesaian Transaksi Obligasi Pemerintah

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN TINGKAT BUNGA MENGAMBANG SERI SBR001. Bagian A : Penerbit dan Bentuk Obligasi

TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 10 /PBI/2000 TENTANG

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/2 /PBI/2000 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa untuk menutup kekurangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara dalam rangka pembiayaan pembangunan nasional termasuk pembiayaan penyertaan modal negara pada Bank Umum dalam rangka pelaksanaan Program Restrukturisasi dan Penyehatan Perbankan Nasional, Pemerintah dapat menerbitkan Obligasi; b. bahwa Obligasi Pemerintah dapat mempengaruhi penetapan kebijakan moneter dan dapat merupakan sarana untuk melaksanakan kebijakan moneter; c. bahwa dalam rangka penerbitan Obligasi, Pemerintah telah memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada Bank Indonesia untuk melakukan penatausahaan dan pengembangan pasar Obligasi Pemerintah; d. bahwa..

- 2 - d. bahwa guna melaksanakan kewenangan tersebut secara tertib, efisien dan efektif maka dipandang perlu untuk mengatur penatausahaan dan perdagangan Obligasi Pemerintah dalam Peraturan Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3799); 5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/10/PBI/1999 tentang Portfolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program..

- 3 - Program Rekapitalisasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 211, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3917); Memperhatikan : Persetujuan Bersama antara Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 28 Mei 1999 mengenai Penatausahaan Penerbitan Surat Utang Negara Republik Indonesia. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Obligasi Pemerintah adalah Surat Utang Negara Republik Indonesia dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; 2. Unit Obligasi, yang selanjutnya disebut Obligasi, adalah pecahan dari Obligasi Pemerintah; 3. Pasar..

- 4-3. Pasar Perdana Obligasi adalah kegiatan penjualan Obligasi pada saat penerbitan; 4. Pasar Sekunder Obligasi adalah kegiatan perdagangan Obligasi setelah pasar perdana; 5. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998; 6. Central Registry adalah lembaga yang melakukan pencatatan kepemilikan Obligasi baik untuk kepentingan Bank, Sub-Registry, Market Maker maupun pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia; 7. Sub-Registry adalah lembaga yang melakukan pencatatan kepemilikan Obligasi untuk kepentingan nasabahnya; 8. Market Maker adalah lembaga yang bertindak sebagai penggerak pasar dalam rangka memelihara pasar sekunder yang kompetitif dan likuid; 9. Bank Indonesia-Sistem Kliring, Registrasi dan Informasi Obligasi Pemerintah, yang untuk selanjutnya disebut BI-SKRIP, adalah sistem pencatatan yang meliputi Central Registry dan Sub-Registry untuk keperluan kliring dan setelmen Obligasi; 10. Book Entry Registry yang untuk selanjutnya disebut BER adalah sistem pencatatan Obligasi tanpa warkat dalam suatu jurnal elektronis; 11. Repurchase Agreement atau disingkat Repo adalah transaksi penjualan atau pembelian Obligasi bersyarat dengan kewajiban pembelian atau penjualan kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati; 12. Outright adalah transaksi pembelian atau penjualan Obligasi secara tunai tanpa kewajiban untuk menjual atau membeli kembali; 13. Pasar..

- 5-13. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek sebagaimana diatur Undang-Undang tentang Pasar Modal yang berlaku; 14. Pusat Informasi Pasar Uang yang untuk selanjutnya disebut PIPU adalah sistem otomasi yang menyediakan informasi pasar uang yang diatur oleh Bank Indonesia. BAB II FUNGSI BANK INDONESIA DALAM PENERBITAN DAN PENATAUSAHAAN OBLIGASI Pasal 2 (1) Bank Indonesia dapat membantu Pemerintah dalam menerbitkan Obligasi. (2) Penatausahaan Obligasi baik di pasar perdana maupun pasar sekunder dilakukan oleh Bank Indonesia. (3) Bank Indonesia dapat mendorong pengembangan pasar Obligasi sesuai ketentuan di bidang pasar modal. Pasal 3 Dalam membantu penerbitan Obligasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Bank Indonesia dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Memberikan..

- 6 - a. Memberikan masukan kepada Pemerintah terutama dalam menetapkan ketentuan dan persyaratan penerbitan Obligasi; b. Menjual Obligasi di pasar perdana melalui lelang dan membukukan hasil penjualan untuk untung rekening Pemerintah pada Bank Indonesia; c. Menunjuk peserta lelang. Pasal 4 Dalam penatausahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Mengoperasikan sistem BI SKRIP; b. Menunjuk Sub-Registry; c. Melaksanakan kliring dan setelmen Obligasi bagi Bank, Sub-Registry, Market Maker dan pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia; d. Memberikan kepastian kepemilikan bagi pemegang Obligasi; e. Melaksanakan pembayaran kupon dan pokok Obligasi pada saat jatuh waktu; f. Membeli kembali Obligasi untuk kepentingan Pemerintah dalam rangka pelunasan atas beban rekening Pemerintah. Pasal 5 Dalam hal pengembangan pasar Obligasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Mengembangkan tata cara perdagangan Obligasi; b. Melakukan kerjasama dengan otoritas pasar modal; c. Menyediakan..

- 7 - c. Menyediakan informasi mengenai keadaan pasar termasuk fluktuasi harga, volume dan frekuensi transaksi Obligasi; d. Menunjuk Market Maker. BAB III PENCATATAN KEPEMILIKAN, KLIRING DAN SETELMEN OBLIGASI Pasal 6 (1) Obligasi diterbitkan tanpa warkat. (2) Setiap Obligasi memiliki nilai nominal sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Pasal 7 (1) Seluruh kepemilikan Obligasi dicatat dalam BI SKRIP. (2) BI-SKRIP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: a. Sistem Central Registry; b. Sistem Sub-Registry; c. Sistem dan prosedur kliring dan setelmen; d. Ketentuan operasional. (3) Catatan kepemilikan Obligasi dalam BI-SKRIP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bukti kepemilikan. Pasal 8..

- 8 - Pasal 8 (1) Sistem Central Registry dioperasikan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan BER. (2) Transaksi Obligasi yang dapat diselesaikan dan dipindahkan hak kepemilikannya melalui Central Registry adalah transaksi Obligasi yang dilakukan oleh dan atau melalui pihak-pihak yang memiliki rekening Obligasi pada Central Registry. (3) Pencatatan dalam sistem BER mencakup : a. Kepemilikan Obligasi yang tercatat secara sah pada peserta BER; b. Seluruh kepemilikan Obligasi yang tercatat pada Sub-Registry. Pasal 9 (1) Dalam mendukung kelancaran tugas Central Registry, Bank Indonesia menunjuk Bank maupun bukan Bank sebagai Sub-Registry. (2) Central Registry dan Sub-Registry melakukan pencatatan dan perubahan kepemilikan Obligasi. (3) Sub-Registry berfungsi untuk melakukan pencatatan kepemilikan dan setelmen untuk rekening Obligasi nasabahnya serta melakukan pembayaran kupon dan pokok Obligasi kepada pemilik Obligasi yang menjadi nasabahnya. (4) Transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki rekening Obligasi di Central Registry diselesaikan melalui Sub-Registry. (5) Sub-Registry tidak diperbolehkan untuk memelihara rekening Obligasi untuk diri sendiri, direksi, dewan komisaris dan pemegang saham. (6) Catatan..

- 9 - (6) Catatan kepemilikan Obligasi di dalam Sub-Registry sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) merupakan bukti kepemilikan. (7) Atas fungsi yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sub- Registry dapat mengenakan fee kepada pemilik Obligasi yang menjadi nasabahnya. Pasal 10 (1) Penyelesaian transaksi Obligasi dilakukan atas dasar prinsip Delivery Versus Payment (DVP). (2) Penyelesaian transaksi Obligasi juga dapat dilakukan atas dasar Free Transfer. Pasal 11 (1) Obligasi dapat dijadikan agunan oleh pemilik Obligasi. (2) Bank dan Market Maker yang akan mengagunkan Obligasi wajib melaporkan kepada Central Registry. (3) Pemilik Obligasi yang tercatat pada Sub-Registry dan mengagunkan Obligasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib melaporkan kepada Sub-Registry. (4) Sub-Registry wajib melaporkan kepada Central Registry atas Obligasi yang diagunkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). (5) Kelalaian dalam memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) dikenakan sanksi. (6). Obligasi..

- 10 - (6) Obligasi yang diagunkan tidak dapat diperdagangkan selama jangka waktu pengagunan. (7) Central Registry menerbitkan Surat Keterangan Surat Berharga yang Diagunkan (SKSD) kepada Bank dan Market Maker atas Obligasi yang akan diagunkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (8) Sub-Registry menerbitkan SKSD kepada nasabahnya atas Obligasi yang diagunkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). Pasal 12 (1) Central-Registry menerbitkan Konfirmasi Pencatatan Surat Berharga (KPS) sebagai bukti pencatatan kepemilikan Obligasi kepada Bank Indonesia, Bank, Sub-Registry, Market Maker dan pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. (2) Sub-Registry menerbitkan KPS kepada setiap nasabah sebagai bukti pencatatan kepemilikan Obligasi. (3) KPS yang diterbitkan Central Registry dan Sub-Registry tidak dapat diperdagangkan dan dijadikan agunan. (4) Dalam hal terjadi perselisihan karena perbedaan pencatatan antara Sub- Registry dengan nasabahnya, Bank Indonesia berhak menginstruksikan Sub- Registry untuk mengoreksi pencatatan kepemilikan dimaksud. Pasal 13..

- 11 - Pasal 13 (1) Pembayaran kupon Obligasi dilakukan oleh Central Registry atau Sub- Registry berdasarkan posisi kepemilikan Obligasi yang tercatat pada BI- SKRIP. (2) Pembayaran kupon Obligasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) dari masing-masing seri Obligasi yang diterbitkan. Pasal 14 (1) Pokok Obligasi yang jatuh waktu dilunasi sebesar nilai nominal. (2) Pelunasan pokok Obligasi dan kupon yang terakhir dilakukan pada saat tanggal jatuh waktu. (3) Pembayaran pokok Obligasi dan kupon terakhir dilakukan oleh Central Registry atau Sub-Registry berdasarkan posisi kepemilikan Obligasi yang tercatat pada BI-SKRIP. (4) Pembayaran pokok Obligasi dan kupon terakhir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari masing-masing seri Obligasi yang diterbitkan. Pasal 15 (1) Kliring dan setelmen transaksi Obligasi yang diselenggarakan melalui BI- SKRIP dapat dilakukan atas dasar sistem netting. 2. Sistem..

- 12 - (2) Sistem netting sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan secara novasi dan substitusi. (3) Perubahan sistem setelmen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal 16 (1) Pihak-pihak bukan Bank yang melakukan transaksi Obligasi wajib menunjuk Bank untuk melakukan penyelesaian transaksi pembayaran. (2) Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memiliki saldo giro pada Bank Indonesia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi pembayaran. BAB IV TATA CARA PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH Pasal 17 (1) Perdagangan Obligasi dapat dilakukan dengan cara over the counter dan atau di bursa. (2) Perdagangan Obligasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tunduk pada ketentuan mengenai Pasar Modal. Pasal..

- 13 - Pasal 18 (1) Bank Indonesia menunjuk Bank maupun bukan Bank yang akan bertindak sebagai Market Maker. (2) Market Maker wajib setiap saat memberikan kuotasi harga jual dan harga beli atas Obligasi tertentu dengan kewajiban untuk membeli atau menjual Obligasi dimaksud. (3) Bank Indonesia dapat menetapkan rentang (spread) harga jual dan harga beli dalam kuotasi harga dan jumlah minimum yang ditawarkan oleh Market Maker dalam batasan kuotasi dimaksud (4) Market Maker diperkenankan untuk melakukan short selling dalam batasan tertentu. (5) Short selling sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat ditutup (squaring) selambat-lambatnya pada akhir hari penyelesaian transaksi. (6) Petunjuk pelaksanaan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. BAB V PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 19 Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap Sub-Registry dan Market Maker atas kegiatan yang terkait dengan Obligasi. Pasal..

- 14 - Pasal 20 (1) Sub-Registry dan Market Maker wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha setiap bulan pada minggu pertama bulan berikutnya. (2) Bank Indonesia sewaktu-waktu dapat meminta laporan dan informasi dari Sub-Registry dan Market Maker sesuai kebutuhan. (3) Sub-Registry atas nama nasabahnya, Market Maker, dan Bank wajib segera melaporkan informasi mengenai kegiatan perdagangan Obligasi kepada Central Registry sekurang-kurangnya mencakup harga, nominal transaksi, identitas pembeli dan penjual serta tanggal penyelesaian transaksi yang disepakati melalui PIPU. Pasal 21 (1) Bank Indonesia dapat mengenakan sanksi kepada Sub-Registry dan Market Maker atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. (2) Sanksi dimaksud dapat berupa penghentian sementara atau pencabutan atas penunjukan sebagai Sub-Registry dan atau Market Maker. Pasal 22 Petunjuk pelaksanaan dan pengaturan lebih rinci dari Peraturan Bank Indonesia ini diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Pasal..

- 15 - Pasal 23 Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 21 Januari 2000 GUBERNUR BANK INDONESIA SYAHRIL SABIRIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 NOMOR 4 DPM