BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

APLIKASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) RIIL BERDASARKAN INDEKS BERANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Harga pada perekonomian biasanya tidak lepas dari faktor permintaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

BAB V PENUTUP. pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Brebes periode

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, oleh karena itu harus

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB III METODE PENELITIAN

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

PENGARUH INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA, EKSPOR, TINGKAT UPAH, INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECILDI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah. bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran (Todaro, 2009). Karena hal tersebut, maka pembangunan ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. Pembangunan struktur ekonomi regional yang ideal melalui mekanisme perencanaan dalam menentukan strategi dan kebajikan, supaya keputusan yang diambil dapat mencapai sasaran yang optimal dan tepat waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam hal ini, data statistik memiliki peranan yang penting untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi hasil-hasil yang telah dicapaisekaligus untuk menentukan kebijakan untuk masa mendatang. Pertumbuhan ekonomi regional merupakan suatu tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tercipta dari kinerja dunia usahadiharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap tingkat kemiskinan, bertambahnya lapangan pekerjaan, meningkatnya kesejahteraan penduduk, dan yang lainnya yang terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi. 1

2 Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah memiliki kewenangan yang lebih luas dalam merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan potensi sumber daya yang tersedia. Apabila pembangunan dilakukan tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka pemanfaatan sumber daya yang ada kurang optimal. Oleh sebab itu, dalam otonomi daerah pelaksanaan pembangunan daerah pemerintah diharapkan mampu memberikan nilai positif kepada masyarakat dengan mengidentifikasi tiga pilar pembangunan daerah yang dimiliki yaitu potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal berupa teknologi (Anwar, dkk, 2009). Dalam rangka evaluasi dan proses penyusunan perencanaan dibutuhkan berbagai indikator yang dapat menggambarkan potensi dan kemajuan daerah. Pada analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara/daerah diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah (Sukirno, 2010). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam satu periode tertentu adalah data produk domestik regional bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB merupakan jumlah nilai yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada periode tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

3 PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga berlaku dalam satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, salah satu indikator yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB dapat dipakai sebagai bahan informasi untuk acuan perencanaan pembangunan, khususnya di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan. Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, laju pertumbuhan ekonomi, dan pola struktur perekonomian pada satu periode tertentu pada suatu negara yang biasanya pada satu tahun. PDRB atas dasar harga konstan menggunakan tahun dasar sebagai patokan perhitungannya. Tahun dasar merupakan suatu konsep penting yang spesifik digunakan untuk perhitungan PDB/PDRB. Konsep ini digunakan untuk menghitung PDB/PDRB baik dari sisi sektoral maupun dari sisi penggunaan. Dari pendekatan ini dapat diturunkan estimasi PDRB atas dasar harga konstanyang menggunakan perubahan nilai PDRB yang dipengaruhi oleh perubahan volume atau kuantum. Secara total estimasi

4 tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara nyata di suatu wilayah. Dalam rekomendasi yang dibuat oleh PBB dijelaskan bahwa tahun dasar yang digunakan dalam PDB/PDRB seharusnya selalu diperbaharui mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi. Idealnya perubahan tahun dasar ini dilakukan setiap lima atau sepuluh tahun sekali. Hal ini dilakukan dengan cara melalui proses rebasing. Secara sederhana rebasing adalah suatu proses penetapan kembali tahun dasar baru yang dipakai dalam perhitungan PDB/PDRB. Berikut ini adalah perkembangan PDRB provinsi Jawa Tengah, sejak tahun 1994 sampai tahun 2012 terus mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatan tersebut tidak menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang nyata, sebab PDRB tersebut dihitung menggunakan harga pada masingmasing tahun atau dapat dikatakan PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk lebih jelasnya perkembangan PDRB atas harga berlaku provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

5 Tabel 1.1 Perkembangan PDRB provinsi Jawa Tengah tahun 1994-2012 Tahun PDRBHB (Juta Rupiah) 1994 39.303.565 1995 46.586.034 1996 52.505.362 1997 60.296.428 1998 84.610.224 1999 101.509.195 2000 117.782.925 2001 136.131.480 2002 151.968.827 2003 171.881.877 2004 193.435.263 2005 234.435.323 2006 281.996.709 2007 312.428.807 2008 367.135.956 2009 397.903.945 2010 444.396.468 2011 498.614.636 2012 556.479.872 Sumber: Jawa Tengah dalam Angka, berbagai edisi PDRB harga berlaku sering mengalami masalah pada saat digunakan untuk variabel penelitian, ini terjadi karena PDRB ini masih dipengaruhi oleh tingkat harga pada masing-masing tahun. Oleh karena itu di dalam penelitian sebaiknya menggunakan PDRB atas dasar hargga konstan. Tetapi walaupun demikian, data PDRB harga konstan yang menggunakan tahun dasar yang sama tidak tersedia, sehingga akan menyulitkan untuk menentukan suatu tahun sebagai tahun dasar perhitungan. Perhitungan PDRB harga konstan dapat menggunakan GDP deflator atau angka indeks.

6 Dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul APLIKASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) RIIL BERDASARKAN INDEKS BERANTAI. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Apakah bentuk permasalahan PDRB berdasarkan harga konstan? 2. Bagaimana menghitung PDRB riil dengan indeks berantai? 3. Bagaimana aplikasi PDRB riil dengan indeks berantai? C. Tujuan Penelitian Berdasrkan latar belakang dan tujuan di atas. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk permasalahan pada PDRB berdasarkan harga konstan. 2. Untuk mengetahui cara menghitung PDRB riil dengan indeks berantai. 3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi PDRB riil dengan indeks berantai. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:

7 1. Bagi Pemerintah Daerah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah provinsi jawa Tengah dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pembangunan ekonomi di daerah. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan cakrawala berfikir dalam hal wawasan di bidang ekonomi makro khususnya tentang produk domestik regional bruto, khususnya PDRB riil berdasar indeks berantai serta sebagai ajang ilmiah yang diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataannya. 3. Bagi Pembaca dan Almamater Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dalam rangka pemenuhan informasi dan referensi dalam menambah ilmu pengetahuan,dan dapat dijadikan referensi pada penelitian berikutnya dalam bidang ekonomi makro yaitu mengenai produk domestik regional bruto, khususnya PDRB riil berdasar indeks berantai. E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series berupa data belanja daerah, investasi swasta asing (PMA), tingkat inflasi, jumlah penduduk dan PDRB provinsi Jawa tengah tahun 1994-2012. Sumber data berasal dari jawa tengah dalam angka

8 yang diterbitkan oleh BPS Jawa Tengah yang telah dipublikasikan pada situs www.bpsjateng.go.id. 2. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: a. Variabel dependen yaitu PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di Jawa Tengah dengan satuan pengukurannya adalah juta Rupiah. b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Belanja daerah adalah realisasi seluruh belanja daerah baik belanja rutin maupun belanja pembangunan, dengan satuan pengukurannya adalah juta Rupiah. 2) Investasi swasta asing (PMA) adalah realisasi nilai proyek penanaman modal asing di Jawa Tengah dengan satuan ribu USD. 3) Indeks Harga Konsumen adalah harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga di Jawa Tengah, dengan satuan pengukurannya persen (%). 4) Jumlah penduduk adalah jumlah semua penduduk yang ada di provinsi Jawa Tengah, dengan satuan pengukurannya adalah jiwa. 3. Alat dan Model Analisis a. Perhitungan PDRB riil PDRB riil =

9 Keterangan: IHK t0 IHK t PDRB t = indeks harga tahun dasar = indeks harga tahun t = PDRB nominal tahun t b. Perhitungan PDRB riil berdasar indeks berantai PDRB riil = Keterangan: PDRB t IHK t-1 IHK t = PDRB nominal tahun t = indeks harga tahun sebelumnya = indeks harga tahun t c. Pengaplikasian PDRB riil berdasar indeks berantai menggunakan regresi ECM Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan model koreksi kesalahan atau Error correction model (ECM) dengan formulasi persamaan sebagai berikut: Persamaan jangka panjang: Log(PDRB) t = β 0 + β 1 Log(BD) t + β 2 Log(PMA) t + β 3 IHK t + β 4 Log(JP) t + U t Sementara hubungan jangka pendek dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: Δ Log(PDRB) t = α 1 ΔLog(BD) t + Δ Log(PMA) t + Δ IHK t + Δ Log(JP) t ƛ ( Log(PDRB) t-1 - β 0 + β 1 Log(BD) t-1 + β 2 Log(PMA) t-1 + β 3 IHK t-1 + β 4 Log(JP) t-1 ) + U t

10 Parameterisasi persamaan jangka pendek dapat menghasilkan bentuk persamaan sebagai berikut: ΔLog(PDRB) t = γ 0 + γ 1 ΔLog(BD) t + γ 2 Δ Log(PMA) t + γ 3 Δ IHK t + γ 4 Δ Log(JP) t + γ 5 Log(BD) t-1 + γ 6 Log(PMA) t-1 + γ 7 IHK t-1 + γ 8 Log(JP) t-1 + γ 9 ECT + U t Dimana: γ 0 = ƛβ 0 γ 5 = - ƛ (1-β 1 ) γ 1 = α 1 γ 6 = - ƛ (1-β 2 ) γ 2 = α 2 γ 7 = - ƛ (1-β 3 ) γ 3 = α 3 γ 8 = - ƛ (1-β 4 ) γ 4 = α 4 γ 9 = ƛ ECT = logbd t-1 + logpma t-1 + IHK t-1 + logjp t-1 logpdrb t-1 Keterangan: PDRB = produk domestic regional bruto BD PMA IHK JP = belanja daerah = investasi swasta asing = indeks harga konsumen = jumlah penduduk 4. Metode Analisis Data Untuk menguji pengaruh belanja daerah, investasi swasta asing/pma, indeks harga konsumen, dan jumlah penduduk terhadap PDRB di Jawa Tengah dengan menggunakan model ECM dan untuk menganalisis kevaliditasan model, maka dilakukan pengujian yang meliputi:

11 a. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari: 1) Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah hubungan yang sempurna antara semua atau beberapa variabel bebas. 2) Uji Heteroskedastisitas Kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. 3) Uji Otokorelasi Otokorelasi mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh nilai varian masa lalu terhadap masa kini atau masa yang akan datang. 4) Uji Spesifikasi Model Uji ini juga disebut uji linieritas, hal ini dikarenakan uji ramsey reset digunakan untuk mengetahui apakah model yang diuji linier atau tidak. 5) Uji Normalitas Asumsi gangguan normalitas Ut adalah penting sekali mengingat uji validitas pengaruh variabel independen baik secara serempak (uji F) maupun sendiri -sendiri (uji t) dan estimasi nilai variabel dependen. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Jarque Bera.

12 b. Uji Statistik 1) Uji Eksistensi Model (uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui eksistensi model yang dipakai dalam penelitian. 2) Uji validitas Pengaruh (uji t) Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 3) Koefisien Determinasi Koefisien ini untuk mengetahui kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. F. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan terhadap penelitian yang terdahulu dan hipotesis

13 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menguraikan jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data serta alat analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian, deskripsi data yang digunakan dalam penelitian, bentuk permasalahan PDRB berdasar harga konstan, cara menghitung PDRB riil dengan indeks berantai, dan aplikasi PDRB riil dengan indeks berantai. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang sesuai dengan hasil penelitian.