Ingat Transportasi, Ingat Jasa Raharja



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat khususnya kendaraan bermotor,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) adalah mengenai

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan

Pengertian Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor transportasi merupakan salah satu subsektor penting dalam

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia di sektor produktif

Oleh: Windra Yuniarsih

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas maka penggunaan moda kereta api masih dapat menduduki peringkat

Satuan Ukuran (Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan)

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang

dengan penuh hormat. rumah. mata.

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DI JALAN

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

138 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

2

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

FINAL KNKT

PAKET TOUR KOMODO 1. LW 01. 2HARI/1MALAM NGINAP DIKAPAL BER- AC

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Arif Rahman

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. darat, laut maupun udara dan tidak memiliki pesaing, Jasa Raharja memandang

EXOTIC MARATUA. Pulau Kakaban, Sangalaki dan Nabucco Island Tour (B/L/D)

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh

BAB II LANDASAN TEORI

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Bab 1. Awal Perjuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Membangkitkan Anak Muda di Nain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Kereta Api Indonesia adalah sebuah perusahaan yang dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, baik kesejahteraan jasmani maupun kesejahteraan rohani. Namun di dalam

.satu. yang selalu mengirim surat

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

Perihal : Penawaran Paket Tour. Kepada Yth. Calon Pelanggan Di Tempat

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

Mitos Hujan Ikan dan Ibu Kota yang Senyap

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas jalan yang tidak bertambah dan ketidak disiplinan para penggunanya

Di Rusun Mereka "Dimanja", di Perahu Mereka Menderita...

2017, No Bermotor dan Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Pada Masa Angkutan Lebaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

Warga Kalijodo Keluhkan Lambatnya Proses Pemindahan. Ke Rusunawa Marunda

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

BAB I PENDAHULUAN. komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Transkripsi:

Ingat Transportasi, Ingat Jasa Raharja EFENDI AKIL HU PEKANBARU MX Siapa yang tak terharu, pada saat terjadi kemalangan tiba-tiba datang orang yang memberikan bantuan. Meski masih menangis, tapi setidaknya tangisan itu bukan sepenuhnya berisi kepedihan, sebab telah bercampur dengan sedikit harapan untuk masa depan. MASNAH, wanita berusia 37 tahun ini pernah merasakan hal tersebut. Meski kejadiannya sudah lama, namun janda beranak dua itu mengaku, hingga kini kenangan itu masih melekat diingatannya. Kini Masnah yang tinggal di Desa Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil,), Riau itu, hidup berbahagia berkat santunan Jasa Raharja. Masnah, adalah potret kecil bagaimana Jasa Raharja memberikan pelayanan pada klaimnya. Saya bertemu Ibu Masnah kembali, ketika menghadiri pesta salah seorang kerabat di desa tempat tinggalnya beberapa waktu lalu. Masih ingat ketika peristiwa itu terjadi enam tahun silam. Saat saya baru terjun di dunia jurnalistik, dan mendapat posko liputan di Jasa Raharja. Bekerja di koran kriminal bernama Pekanbaru Pos (Group Jawa Pos), hubungan saya dengan Jasa Raharja cukup dekat. Sebagai mitra, saya sering bertukar informasi berbagai kejadian di lapangan yang saya liput, terutama yang berhubungan dengan kecelakaan transportasi. Tahun 2004, ketika Humas Jasa Raharja Cabang Riau adalah Bapak M. Nasir Hakam, sekarang saya tidak tahu sudah bertugas dimana yang jelas ketika itu beliau pamit, terakhir akan ditugaskan di Jasa Raharja Pusat, sejak saat itu kami tidak pernah berjumpa lagi.. Tapi yang ingin saya kisahkan di sini, bukanlah soal ibu Masnah atau humas Jasa Raharja yang dekat dengan saya, namun soal kinerja Jasa Raharja yang membuat saya amat terkesan. Bahkan dibilang inilah satu-satunya perusahaan yang akan menjadi bintang di masa depan. Malam itu saya mendapat telepon dari Pak Nasir Hakam. Beliau mengajak saya untuk ikut meliput penyerahan bantuan Jasa Raharja pada korban speed boat yang tenggelam di Desa Pulau Kijang. Lama saya terbayang, apakah Jasa Raharja serius akan menyerahkan langsung bantuan itu kepada ahli waris korban.

Soalnya, Desa Pulau Kijang itu merupakan desa terpencil yang berada di pesisir selatan Provinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, ibu kota provinsi sekitar 460 km, harus ditempuh dengan kondisi jalan yang cukup melelahkan. Memang ada dua jalan alternatif jika hendak ke Desa Pulau Kijang, pertama menempuh jalur darat hingga ke Kota Tembilahan sebagai ibu kota Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Untuk sampai di Kota Tembilahan, mobil harus menyeberang pakai rakit di Desa Rumbai Jaya. Menyeberang ini juga memakan waktu dua hingga tiga jam, karena memang harus antrian. Jika sampai ke Tembilahan, perjalanan dilanjutkan melalui jalur laut menaiki speed boat. Untuk ikut transportasi andalan di wilayah kepulauan ini, penumpang harus pandai menghitung waktu yang tepat. Sebab speed boat di wilayah itu hanya beroperasi setengah hari saja. Jadi kalau tiba di Tembilahan siang atau menjelang sore, alamat penumpang harus menginap terlebih dahulu di Kota Tembilahan. Alternatif kedua, mobil bisa langsung sampai ke Desa Pulau Kijang melalui Jalan Lintas Timur (Jalintim) menuju Kota Jambi. Hanya saja setelah keluar dari Jalintim, medan yang ditempuh juga tidak kalah beratnya. Sebab jalan yang dilalui harus melalui perkebunan warga. Dimana kondisi jalan tidak beraspal dan hanya proses pengerasan seadanya tanpa pasir dan batu. Boleh jadi, jika jalan alternatif kedua ini yang diambil, bisa-bisa rombongan tidur di jalan kalau mobil yang dibawa masuk ke lumpur. Setelah saya tanya, ternyata Pak Nasir Hakam menyebutkan rombongan akan berangkat dengan mobil melalui Jalintim. Keputusan itu kata Pak Nasir Hakam setelah diambil berbagai pertimbangan, dimana jika melalui jalan laut, khawatir karena gelombang cukup besar sebab sedang musim angin utara. Jika dipaksakan lewat jalur laut, bisa-bisa rencana kedatangan ke Desa Pulau Kijang untuk menyerahkan santunan, berubah menjadi penerima santunan. Tapi jika lewat Jalintim, ini jelas mengurangi resiko bagi rombongan. Sebagai wartawan kriminal (sebutan untuk wartawan yang meliput kriminal) bagi saya tak ada persoalan, sebab di lapangan berbagai tantangan sering saya hadapi. Jadi saya pun memutuskan untuk ikut setelah kantor memberikan izin. Hari yang ditentukan tiba, saya tidak sendiri masih ada rekan-rekan wartawan lain yang ternyata juga ikut dalam rombongan. Ketika itu ada kru RRI, TVRI dan juga Harian Riau Pos (Group Jawa Pos) yang juga diajak melakukan peliputan.

Kami berangkat dari Kantor Jasa Raharja Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, sekitar pukul 13.30 WIB. Dua mobil, satu mobil berisi rombongan dari Jasa Raharja, termasuk Kepala Cabang, dan satu mobil lagi saya dan rekan-rekan wartawan, serta Pak Nasir Hakam yang setia mengajak kami bertukar pikiran sepanjang perjalanan. Sekitar pukul 18.30 WIB kami tiba di Kota Rengat, ibu kota Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Karena hari sudah menjelang malam, rombongan memutuskan untuk menginap di hotel yang ada di Kota Rengat. Paginya sekitar pukul 10.00 WIB, setelah sarapan, perjalanan kami lanjutkan dengan menuju jalan Lintas Timur ke arah Provinsi Jambi. Sekitar tiga jam perjalanan, rombongan sampai di persimpangan Desa Kemuning, jalan menuju Desa Pulau Kijang. Jarak dari Jalintim ke Desa Pulau Kijang itu masih ada sekitar 110 kilo meter lagi. Dari sinilah kami mulai merasakan medan yang berat itu. Dimana jalan tanah berdebu menghadang; supir memperlambat laju kendaraan. Sebab kondisi jalan yang labil dan bergelombang membuat kendaraan yang kami tumpangi mulai tidak seimbang. Menempuh jarak 30 kilo meter di jalan tanah, medan semakin tak terkendali. Dimana kendaraan mulai masuk jalan yang melintasi perkebunan warga. Kali ini jalan yang merupakan timbunan tanah rawa mengancam kepiawaian sang supir untuk memilih landasan yang tepat agar ban mobil tidak terpuruk lumpur. Beruntung selama perjalanan tidak turun hujan, sehingga perjalanan jauh yang melelahkan itu dapat ditempuh tanpa hambatan yang berarti. Memang beberapa kali mobil sempat terpuruk ke dalam lumpur, namun tidak sampai menghambat perjalanan. Pukul 18.30 WIB, ketika itu menjelang adzan magrib, kami tiba di tempat yang dituju, Desa Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Inhil. Karena hari menjelang gelap, rombongan mencari hotel untuk istirahat. Di Desa Pulau Kijang, muncul persoalan baru. Dimana rombongan kebingungan hendak menginap. Namanya kecamatan terpencil jelas tidak ada hotel. Setelah mencari informasi, kami pun dapat penginapan yang boleh dikatakan sederhana. Sebuah rumah tua bertingkat dua yang bangunannya didominasi kayu. Beruntung untuk rombongan kepala cabang ada penginapan yang sedikit baik, hanya saja karena kamarnya yang terbatas kami dengan beberapa orang lainnya terpaksa tidur di penginapan yang tua ini. Saya dapat kamar di lantai dua, namun pada malam hari ketika saya hendak tidur, hujan disertai angin melanda desa itu. Posisi desa yang berada di pesisir pantai membuat

angin dari laut berhembus kencang. Kamar yang saya tempati bergoyang-goyang, saya ketakutan memilih pindah ke kamar teman yang ada di lantai bawah. Paginya usai sarapan saya sudah bersiap-siap untuk melakukan liputan. Soalnya rombongan Jasa Raharja yang akan menyerahkan santunan telah menuju aula kantor Camat Reteh. Disana juga sudah hadir seluruh Upika, seperti Camat, Kapolsek serta Danramil. Begitu juga para keluarga ahli waris, yang semuanya berjumlah delapan orang mewakili 12 orang korban speed boad yang tenggelam. Ketika acara dimulai dengan berbagai sambutan, santunan pun diserahkan. Salah seorang penerima santunan ketika itu adalah Ibu Masnah. Dia ini menangis sejadi-jadinya. Wanita ini tidak pernah menduga kalau ia bakal menerima santunan dari Jasa Raharja. Ibu Masnah ini adalah ahli waris dari suaminya turut menjadi korban speed boad yang terbalik di perairan Kuala Enok yang berbatasan dengan Kuala Tungkal, Jambi. Kami ini orang kampung yang tidak tahu apa-apa. Makanya ketika dikabari ada santunan dari Jasa Raharja saya sempat tidak percaya, katanya ketika bertemu saya beberapa waktu lalu, saat dia bercerita kesannya waktu menerima santunan dari Jasa Raharja. Dengan uang santunan itu, Ibu Masnah memulai hidupnya dengan berjualan barang harian, hingga bisa menyekolahkan dua anak yang ditinggalkan suaminya. Sekarang setiap kali naik angkutan baik transportasi laut atau darat, saya selalu bertanya asuransi Jasa Raharjanya. Ujar wanita itu polos. Itu diyakini Ibu Masnah karena hanya Jasa Raharja yang benar-benar dapat dipercaya dan bisa memberikan jaminan pada keluarga korban transportasi, jika satu waktu terjadi halhal yang tidak diinginkan. Namun di balik harapan Ibu Masnah itu, saya banyak mendapat pelajaran bagaimana Jasa Raharja menjalankan amanah pemerintah, terutama yang berkaitan dengan UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 dimana semua masyarakat yang mengalami musibah kecelakaan transportasi, baik darat, laut maupun udara akan mendapatkan santunan dari Jasa Raharja dengan jumlah yang bervariasi. Tidak saja pada korban yang meninggal dunia, namun juga pada korban yang mengalami cacat akan dinilai sesuai kecacatan yang dideritanya. Memang tidak semua kecelakaan dijamin oleh UU No. 33 dan 34 Tahun 1964. Yang dijamin UU No. 33 Tahun 1964 adalah setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum, sedang yang dijamin UU No. 34 Tahun 1964 adalah setiap korban yang tertabrak oleh kendaraan bermotor, terang Drs. H. Wan Anwar, Kepala Cabang Jasa Raharja Riau, Senin (20/12).

Sosialisasi Jitu Perjalanan tiga hari dua malam dengan medan berat membuat saya termenung sepanjang perjalanan pulang kembali ke Pekanbaru. Begitu besar tanggung jawab Jasa Raharja dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Sehingga pantaslah jika BUMN ini akhirnya memperoleh penghargaan sertifikat ISO : 9001, yang merupakan pengakuan dunia di bidang pelayanan. Di sisi lain saya menilai, inilah sosialisasi jitu yang benar-benar menyentuh di hati masyarakat. Seperti dikatakan Ibu Masnah, meski santunan itu ia terima enam tahun silam, namun hingga kini hal itu masih menjadi kenangan. Ini bukan berarti sosialisasi yang dilakukan Jasa Raharja seperti di sekolah-sekolah, terminal dan tempat lainnya dengan mengadakan pengobatan gratis, tes urine, dan sebagainya, itu sia-sia. Namun dari segi kemanusiaan hal itu kurang berkesan. Sebab itu sama saja dengan khutbah para ustadz di masjid setiap Jumat, dimana selesai khutbah maka tak ada satupun jemaah yang mengingatnya. Berbeda jika santunan itu diserahkan pada saat si tertanggung dalam kesusahan, maka ini jelas akan membekas di pikiran. Dari si ahli waris itu pula akan tersebar dari mulut ke mulut bagaimana ia merasa terbantu dengan adanya santunan yang diberikan Jasa Raharja. Intinya, Jasa Raharja harus mempercepat waktu penyerahan santunan dengan musibah yang dialami tertanggung. Jika perlu untuk kasus-kasus tertentu, Jasa Raharja bersedia memberikan jaminan jika kelengkapan syarat-syarat ahli waris masih kurang untuk mendapatkan santunan tersebut. Misalnya syarat itu bisa dilengkapi beberapa hari kemudian setelah santunan diberikan. Pelayanan sistem jemput bola seperti dilakukan Jasa Raharja Riau sebagaimana saya paparkan di atas, hendaknya bisa terus tertahankan. Hal itu berguna untuk meningkatkan kepercayaan Jasa Raharja sehingga muncul trust yang baik di masyarakat. Munculnya calo-calo yang mengaku bisa mengurus dana santunan untuk tertanggung juga perlu perhatian serius. Jika itu terjadi jelas dapat merugikan para ahli waris karena dana yang mereka terima terima bisa tidak utuh lagi, sebab sudah ada bagian dari para calo. Untuk itu Jasa Raharja jangan sampai kecolongan, apa lagi sampai dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab. Rendahnya kesadaran pengusaha angkutan untuk membayar premi juga perlu disiasati. Misalnya dengan memberikan sanksi tidak akan membayar klaim jika terjadi kecelakaan bagi pemilik angkutan yang nakal.

Dengan demikian, para penumpang bisa menuntut atau mempertanyakan pada pengusaha angkutan tentang jaminan keselamatan mereka selama dalam perjalanan. Kalau ini terjadi, bukan tidak mungkin usaha ketajutan ditinggalkan konsumen, sebab penumpang takut karena tidak ada jaminan bagi mereka. Akhirnya kami mengucapkan selamat Milad ke 50 tahun Jasa Raharja, semoga amanah UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 dapat terus menerus dijalankan. Tentunya masyarakat berharap yang terbaik. Khairunnas anfa uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain. (H.R. Bukhari).***