Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk Memotivasi Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

LAPTOP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KARTU ARISAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA RESONANSI DAN EFEK DOPPLER BERBASIS SOUNDCARD PC/LAPTOP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENGKONSTRUKSIAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS XI SMA NEGERI 2 RSBI BANDA ACEH

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Socrates Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Newton

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UJI INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA SUB MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Motivasi di MAN Blangpidie

Perbedaan Model Pembelajaran ARCS Dengan Konvensional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA FISIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA ASLI DI KELAS VIII SMP NEGERI 32 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR

Jurnal Pendidikan Fisika

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 49-54

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

Fika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMP KELAS VII ARTIKEL SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA RESULTAN GAYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI POKOK KESETIMBANGAN PARTIKEL

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI

EFFECTIVENESS OF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION ON THE RESULTS OF STUDYING PHYSICS IN SMP STATE 6 INDRALAYA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

Heny Ekawati Haryono dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Ditinjau dari Gaya Belajar (Learning Style)

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

Penerapan Model ARCS Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Materi Hidrokarbon SMAN 1 Baitussalam

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

PENERAPAN MEDIA MONOPOLY GAMES SMART (MGS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII MTS AL-WAHDAH SUMBER

THE IMPLEMENTATION OF STRATEGY ACTIVE LEARNING SOCCER VERBAL TO IMPROVE LEARNING MOTIVATION STUDENT S MAN KAMPAR

Rosita et al., Implementasi Model Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction... ABSTRAK ABSTRACT

Unnes Physics Education Journal

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

PENGESAHAN PEMBIMBING. Jurnal. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Multi Level Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IIS 3 SMAN JAYALOKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen

Transkripsi:

Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk Memotivasi Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola Duwita Sekar Indah, Prabowo Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya E-mail: duwitasekar09@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan alat peraga, hasil belajar siswa, dan motivasi siswa terhadap pengembangan alat peraga sederhana gerak parabola. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan Model 4-D (four D model) dan pada uji coba terbatas menggunakan one group pre-test and post-test design. Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Surabaya dan uji coba alat peraga dilakukan di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto pada semester genap tahun pelajaran 2013-2014. Sampel penelitian ini adalah 15 (lima belas) siswa dari kelas XI IPA. Data dikumpulkan melalui validasi alat peraga, tes dan angket. Validasi alat peraga dari dosen dan guru digunakan untuk menentukan kelayakan alat peraga. Tes digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa dan angket digunakan untuk menentukan motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) kelayakan alat peraga sederhana gerak parabola sebesar 80,7% sehingga layak digunakan. (2) Hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak parabola mendapat nilai rata-rata siswa sebesar 82,6 dan peningkatan hasil belajar dengan nilai <g> mencapai 0,6 termasuk kategori peningkatan hasil belajar sedang. (3) Siswa termotivasi dalam pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola dengan persentase angket motivasi siswa sebesar 84,8%. Dengan demikian, alat peraga sederhana gerak parabola layak digunakan dan dapat memotivasi siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Alat peraga sederhana, motivasi, pembelajaran fisika, gerak parabola PENDAHULUAN Selama ini di sekolah menengah khususnya sekolah menengah atas (SMA), fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal tersebut merupakan permasalahan utama di kalangan pelajar SMA. Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam permasalahan tersebut yaitu diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi biologis (fisik dan kesehatan), minat, perhatian, dan intelegensi siswa. Untuk faktor eksternal meliputi guru, teman, cara pengajaran, peran orang tua dan keluarga serta lingkungan. Satu diantara faktor penghambat belajar fisika adalah minat dan motivasi siswa tersebut dalam mempelajari materi-materi fisika. Hambatan ini termasuk dalam faktor internal. Motivasi adalah apa yang membuat seseorang berbuat, membuat seseorang tetap berbuat dan menentukan ke arah mana yang hendak orang tersebut perbuat (Nur, 2001:3). Siswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat/keuntungan yang akan diperoleh. Kurangnya motivasi pada diri siswa menyebabkan seorang siswa tidak sungguh-sungguh atau kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan sehingga terhambat dalam mencapai tujuan belajar. Apabila siswa tidak termotivasi maka siswa akan malas untuk memperhatikan pelajaran fisika yang disampaikan oleh guru, siswa tidak akan tertarik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru terhadap hal-hal yang belum jelas dalam belajar fisika bahkan siswa akan kurang giat belajar agar mendapatkan nilai yang baik dalam mata pelajaran fisika. Motivasi ini dapat berupa berbagai macam bentuk dan kegiatan. Satu diantaranya yang dapat memotivasi siswa adalah adanya alat peraga sebagai bentuk kongkret dari pengertian-pengertian konsep yang abstrak dan penjelasan fisis dari berbagai rumus. Alat peraga merupakan suatu alat yang jika digunakan dapat membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung (Mujadi, 1994). Dengan adanya motivasi Duwita Sekar Indah, Prabowo 89

diharapkan dapat meningkatkan perhatian serta minat siswa dalam belajar fisika dari awal hingga akhir sehingga prestasi siswa dapat ikut meningkat. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Puri Mojokerto yang pernah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih memahami dan tertarik pada materi fisika ketika siswa tersebut diajak untuk berinteraksi menggunakan alat peraga secara langsung daripada hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa lebih memahami dan termotivasi pada materi yang diajarkan oleh guru dengan alat peraga yang menunjukkan konsep dari materi tersebut. Satu diantara materi mata pelajaran fisika di SMA kelas XI semester 1 adalah gerak parabola. Materi ini merupakan materi yang bersifat abstrak dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga diperlukan suatu media yang mampu membantu menjelaskan konsepkonsep yang dimiliki oleh materi tersebut. Media yang sesuai untuk materi tersebut satu diantaranya adalah berupa alat peraga. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasbey dkk (2012) tentang pengembangan alat peraga gerak parabola menggunakan pelontar proyektil otomatis dapat disimpulkan bahwa alat peraga gerak parabola dengan berbasis mikrokontroler layak digunakan menjadi alat peraga dalam proses pembelajaran fisika di sekolah. Namun dalam penelitian tersebut masih terdapat saran untuk perbaikan fungsi alat peraga agar lebih efektif dengan kerumitan yang ada pada alat, alat peraga yang terlihat sangat rumit namun memiliki fungsi dan efektifitas yang kurang jika dibandingkan dengan tingkat ekonomis pembuatan alat. Dari uraian tersebut, untuk mengembangkan media pembelajaran fisika yang berupa alat peraga yang lebih sederhana, ekonomis dan efektif adalah Pelontar Gerak Parabola. Alat peraga tersebut diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang menyajikan keadaan yang berkaiatan dengan materi gerak parabola secara nyata sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah umum yakni Bagaimanakah hasil pengembangan alat peraga sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak parabola?. Dalam pelaksanaanya masalah tersebut terbagi menjadi sub masalah antara lain: Bagaimana kelayakan alat peraga sederhana gerak parabola, bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola, dan bagaimana motivasi siswa terhadap pengembangan alat peraga sederhana gerak parabola. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4-D (four D model) dan desain peneitian dalam uji coba terbatas one group pretest-posttest design. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut: U 1 L U 2 (Prabowo, 2011) Dengan U 1 merupakan uji awal (pre-test), U 2 merupakan uji akhir (post-test), dan L merupakan perlakuan Penelitian dilakukan di SMAN 1 Puri Mojokerto pada kelas XI, populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMAN 1 Krian dan sampelnya 15 (lima belas) siswa. Selama proses penelitian berlangsung, data dikumpulkan melalui validasi alat peraga, tes dan angket. Validasi alat peraga dari dosen dan guru digunakan untuk menentukan kelayakan alat peraga. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa dalam hal hasil belajar. Cara pengumpulan data menggunakan tes uraian konsep sesuai alat peraga sederhana gerak parabola yang telah dikembangkan. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Namun hanya digunakan Duwita Sekar Indah, Prabowo 90

Persentase Kelayakan (%) Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, 89-94 sampai tahap pengembangan. Pada tahap pendefinisian diperoleh analisis ujung depan yaitu minimnya penggunaan alat peraga sederhana oleh para pengajar sebagai media yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Analisis siswa menelaah karakteristik siswa yaitu kurangnya motivasi dalam belajar fisika. Analisis tugas mengulas tugas apa saja yang mungkin diberikan ke siswa. Analisis konsep menelaah konsep materi yang diajarkan kepada siswa yaitu materi gerak parabola. Sedangkan perumusan TPK rangkuman analisis tugas dan konsep untuk dasar menyusun tes dan merancang alat peraga sederhana yang akan dibuat yaitu alat peraga sederhana gerak parabola. Pada tahap perancangan diperoleh rancangan alat peraga sederhana gerak parabola, perangkat pembelajaran yang akan digunakan sebagai pendukung kegiatan mengajar pada uji coba alat peraga, instrument penelitian berupa lembar validasi kelayakan alat peraga, soal pretest dan post-test serta angket motivasi siswa. Pada tahap pengembangan dihasilkan alat peraga sederhana gerak parabola, penilaian dari validator tentang kelayakan alat peraga dan hasil dari uji coba terbatas pada siswa. Gambar 1. Set Pelontar Peluru Gambar 2. Set Penyangga Gambar 3. Satu Set Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Berdasarkan hasil validasi kelayakan alat peraga sederhana gerak parabola diperoleh persentase keseluruhan aspek sebesar 80,7%. Persentase yang diperoleh berdasarkan skala Linkert dikategorikan ke dalam kriteria baik (61%-80%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat peraga sederhana gerak parabola layak digunakan, namun dengan perbaikan. Terdapat dua aspek yang menjadi kriteria penilaian kelayakan alat peraga, yaitu aspek pedagogi konseptual dan aspek fisik. Dari hasil validasi kelayakan alat, dapat dibuat grafik sebagai berikut: 82 81.5 81 80.5 80 79.5 79 78.5 79.8 81.5 aspek pedagogi aspek fisik konseptual Aspek Penilaian Gambar 4. Grafik Analisis Validasi Kelayakan Alat Peraga Gerak Parabola 1. Aspek Pedagogi Konseptual Alat peraga gerak parabola dapat digunakan dalam pembelajaran, siswa mudah dan jelas untuk menangkap konsep fisika, siswa dapat melakukan kegiatan keterampilan yang terpadu dengan menggunakan alat peraga, konsep yang muncul pada alat peraga penting dalam materi pembelajaran, dan siswa tertarik dengan konsep apa yang akan muncul pada alat peraga. Persentase kelayakan alat pada Duwita Sekar Indah, Prabowo 91

aspek pedagogi konseptual sebesar 79,8% sehingga dapat dikategorikan baik. 2. Aspek Fisik Berdasarkan validasi kelayakan alat peraga, pada aspek fisik diperoleh persentase kelayakan sebesar 81,5% sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Secara tampilan fisik, alat peraga sederhana gerak parabola layak digunakan karena memenuhi kriteria antara lain tidak mudah patah, lepas atau berubah bentuk saat digunakan. Siswa tertarik dengan bentuk fisik, warna dan desain alat peraga. Kualitas desain yang meliputi presisi, ukuran dan jumlah sudah sesuai dengan kompetensi fisik siswa. Desain dan pengoperasian alat sederhana serta mudah untuk dipindah-pindahkan dan disimpan jika setelah digunakan. Dalam pengembangan alat peraga sederhana gerak parabola, terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai berikut. 1. Kelemahan Tidak semua konsep dalam materi gerak parabola dapat ditunjukkan dengan alat peraga sederhana gerak parabola Alat peraga sederhana gerak parabola hanya dapat mengukur jarak terjauh bola, sedangkan untuk y maks, t, dan v 0 bola menggunakan perumusan Bola yang digunakan sebagai peluru maksimal berdiameter 3 cm 2. Kelebihan Bahan-bahan yang digunakan mudah diperoleh dan ada di sekitar lingkungan siswa Pengoperasian alat peraga tidak rumit Pelontar dapat dinaik-turunkan disesuaikan dengan tempat yang akan digunakan Biaya pembuatan alat peraga sederhana terjangkau Pada uji coba terbatas, peneliti memberikan pre-test kemudian mengajarkan materi gerak parabola, selanjutnya siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan alat peraga sederhana gerak parabola. Dalam kegiatan tersebut siswa melakukan percobaan sesuai dengan Lembar Kerja Siswa. Siswa melakukan percobaan untuk menentukan jarak terjauh yang dijangkau bola, kemudian menentukan kecepatan awal dan waktu tempuh bola. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test berupa soal uraian yang sama dengan soal yang diberikan pada pre-test. Berdasarkan nilai siswa yang diperoleh pada pembelajaran yang meliputi nilai kognitif, psikomotor dan afektif dengan rata-rata nilai siswa secara keseluruhan sebesar 82,6. Nilai yang diperoleh dari pretest dan post-test kemudian dianalisis menggunakan analisis n-gain, diperoleh nilai n-gain sebesar 0,6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori sedang pada pembelajaran fisika menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola. Soal pre-test dan post-test yang digunakan merupakan soal konsep yang mengacu pada penggunaan alat peraga. Berdasarkan hasil post-test dapat diketahui siswa lebih mudah untuk memahami soal yang berkaitan dengan deskripsi komponen gerak parabola dan aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Sedangkan kemampuan siswa kurang untuk soal perhitungan dan pembuatan grafik. Untuk mengetahui termotivasinya siswa pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola digunakan angket motivasi siswa berdasarkan aspek-aspek ARCS yang dikembangkan oleh Keller yaitu attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri) dan satisfaction (kepuasan). Digunakannya angket motivasi siswa yang mengacu pada empat aspek seperti yang dikembangkan oleh Keller yaitu ARCS (Attention, relevance, confidence dan satisfaction) dikarenakan aspek-aspek tersebut sudah mewakili indikator termotivasinya siswa. Berikut ini hasil analisis angket motivasi siswa. Duwita Sekar Indah, Prabowo 92

Persentase Motivasi (%) Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, 89-94 Tabel 1. Hasil Angket Motivasi Siswa Terhadap Pembelaran Menggunakan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola. Indikator Skor Persentase Perhatian (Attention) 133 88,7 % Relevansi (Relevance) 128 85,3 % Percaya diri (Confidence) 123 82,0 % Kepuasan (Satisfaction) 125 83,3 % Persentase motivasi siswa 84,8 % Berdasarkan data tersebut diperoleh persentase jawaban dari semua aspek pada angket yang disebarkan sebesar 84,8%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa termotivasi pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola. Persentase hasil angket motivasi pada masing-masing aspek dapat diketahui pada grafik berikut ini. 90 88 86 84 82 80 78 88.7 85.3 82 83.3 attention relevance confidence satisfaction Aspek Motivasi Gambar 5. Grafik Analisis Angket Motivasi Siswa Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa perhatian siswa pada pembelajaran menggunakan alat peraga gerak parabola sebesar 88,7% yaitu dalam kategori sangat baik. Siswa memperhatikan karena tertarik dengan pembelajaran menggunakan alat peraga dimana siswa tersebut belum pernah melihat alat peraga gerak parabola. Pada aspek relevance, siswa merasa bahwa materi yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga gerak parabola dapat bermanfaat dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Secara tidak langsung siswa termotivasi untuk belajar lebih lanjut. Untuk aspek confidence, siswa mempunyai rasa percaya diri bahwa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru termasuk melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga. Kepercayaan diri yang tinggi dalam diri siswa akan membuat mereka termotivasi dan merasa mudah dalam mencapai tujuan belajar. Untuk aspek satisfaction, siswa merasa puas karena dapat menyelesaikan tugas dan usaha yang mereka lakukan dapat dihargai oleh guru maupun oleh siswa lain. Kepuasan dalam diri siswa akan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Siswa sangat antusias ketika melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola. Siswa senang dan dapat berinteraksi dengan sesama anggota kelompok dalam pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola, siswa termotivasi untuk mempelajari materi gerak parabola lebih lanjut. Hal ini mempermudah siswa untuk memahami konsep-konsep yang ada pada materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kelayakan alat peraga sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak parabola sebesar 80,7% sehingga alat peraga layak digunakan; hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola untuk memotivasi siswa pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak parabola diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 82,6 dan peningkatan hasil belajar dengan nilai <g> mencapai 0,6 termasuk kategori peningkatan hasil belajar sedang; serta siswa termotivasi dalam pembelajaran menggunakan alat peraga sederhana gerak parabola dengan persentase angket motivasi siswa sebesar 84,8%. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran agar pengembangan penelitian selanjutnya lebih baik, yakni pengembangan alat peraga sederhana tidak hanya terbatas pada materi gerak parabola saja, melainkan pada materi lain dapat dikembangkan alat peraga sederhana yang lebih efektif dan efesien yang dapat dibuat sendiri oleh guru. Alat peraga sederhana gerak parabola yang sudah dibuat oleh Duwita Sekar Indah, Prabowo 93

peneliti dapat dikembangkan dengan memberikan inovasi-inovasi lain sehingga semua konsep yang ada dalam materi dapat ditunjukkan oleh alat peraga tersebut dan tidak hanya dapat mengukur jarak jangkauan bola saja, tetapi juga dapat mengukur ketinggian maksimum serta waktu tempuh bola. Serta dibuat papan skala sehingga untuk mengukur komponen besaran-besaran dalam gerak parabola tidak secara manual. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, biro skripsi, siswa SMAN 1 Puri Mojokerto, dan Universitas Negeri Surabaya yang telah membantu sehingga penelitian ini terselesaikan. DAFTAR PUSTAKA Jurnal ini tidak terlepas dari penulisan skripsi yang berjudul: Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk Memotivasi Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola oleh Duwita Sekar Indah (2014). Adapun referensi yang digunakan dalam artikel ini adalah sebagai berikut: Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. GH, Muliana. 2012. Metodologi Penelitian Lanjutan - Penelitian Pengembangan (R&D). Tersedia pada: http://natureloversbiomuli.blogspot.com/2012/04/metode-penelitianpengembangan.html, diakses pada 01 April 2013. Kohn, A. 1993. Choices for childern: Why and how to let students decide. Phi Delta Kappan, 75(1), 8-20. Mujadi, dkk. 1994. Materi Pokok Desain dan Pembuatan Alat Peraga. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. Nasbey, Hadi, dkk. 2012. Pengembangan Alat Peraga Gerak Parabola Menggunakan Pelontar Proyektil Otomatis. Jakarta: Jurnal Seminar Nasional Fisika 2012. Nur, Mohamad. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan Ipa Sekolah Universitas Negeri Surabaya. Nurhasanah, Farida. 2011. Media Pembelajaran dan Workshop Matematika. Prabowo. 2011. Metodologi Penelitian (Sains dan Pendidikan Sains). Surabaya: Unesa University Press. Riduwan. 2006. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rozaqmuala. 2012. Kriteria Kelayakan Pengembangan Media. Tersedia pada: http://id.shvoong.com/socialscience/education/2256731-kriteria-kelayakanpengembangan-media.html. Diaksek pada tanggal 19 Januari 2014. Schunk, D. H. 1990. Introduction to the special section on motivation and efficacy. Journal of Educational Psychology, 82. 1-6. Sudjana, Nana. 1996. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito. Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Young, Hugh D., dkk. 2000. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.. 2011. Pedoman Pembuatan Alat Peraga Fisika Untuk SMA. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2011.. The ARCS Model: Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction. Tersedia pada: http://sphweb.bumc.bu.edu/otlt/teachinglibrary/lear ning%20theory/arcsintegrated_handout.pdf. Diakses pada tanggal 24 Maret 2014. 6 Duwita Sekar Indah, Prabowo 94