BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB III TRADISI HUTANG PUPUK DIBAYAR DENGAN UANG PRESPEKTIF MASYARAKAT DESA LAJUKIDUL. Desa Laju Kidul adalah sebuah desa yang terletak di wilayah

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTIK SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB III PELAKSANAAN PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN TRADISI JUAL BELI SAPI KEPADA POLANGAN DI DESA KALIGEDE KECAMATAN SENORI KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

PETA SOSIAL DESA CURUG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KEC.TOROH KAB. GROBOGAN

BAB III PELAKSANAAN GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN A. Profil Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan 1. Letak geografis Desa Kedungringin Desa Kedungringin terletak di wilayah Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan dengan luas wilayah 372.905 hektar dengan jumlah Penduduk di akhir tahun 2014 sebanyak 8.145 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 1200 lebih jiwa. Secara administratif Desa Kedungringin terletak di Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan dena posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedungrejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kedungboto Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Beji Kecamatan Beji Kabupaten Beji. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cangkringmalang Kecamatan Beji. Jarak tempuh Desa Kedungringin ke ibukota kecamatan adalah 5 km. Sedangkan jarak tempuh ke ibukota Kabupaten adalah 20 km dan jarak tempuh ke ibukota Propinsi Jawa Timur 39

40 adalah 40 km dengan fasilitas jalan Kabupaten dan propinsi yang cukup memadahi. Keadaan alam Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan secara umum merupakan lahan Pertanian atau Persawahan yang cukup luas yaitu sekitar 281,168 Hektar. Namun hasil pertaniannya sangat rendah karena Desa Kedunringin merupakan daerah genangan air (daerah banjir) yang dalam 1 tahunnya hanya bisa memanen 1 kali panen dengan pendapatan yang cukup rendah pula. Sehingga sebagian besar warga masyarakat terutama generasi muda banyak yang bergerak pada sektor industri yaitu pekerja swasta, agar dapat menambah pendapatan kondisi perekonomian masyarakat. 2. Demografi Bedasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa, tahun 2014 penduduk Desa Kedungringin dengan jumlah keseluruhan penduduk sebanyak 8.145, dengan rincian 3.963 laki-laki dan 4.182 perempuan. Dari jumlah total penduduk Desa Kedungringin di atas terdiri dari 9 Dusun, 10 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun Tetangga (RT). Dengan rincian sebagai berikut:

41 Tabel I Jumlah penduduk dilihat dari jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 3. Pendidikan 1 Laki-laki 3.963 2 Perempuan 4.182 Jumlah 8.145 Sumber : RPJMDes Kedungringin Tahun 2014 1 Keadaan pendidikan di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari data penduduk menurut tingkat pendidikan umum dan pendidikan khusus. Namun sarana yang ada di Desa Kedungringin masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II Jumlah sarana pendidikan di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan No Sarana Pendidikan Jumlah 1 PAUD 1 2 Taman Kanak-kanak 4 3 SD/MI 4 4 SLTP/MTS - 5 SLTA/MA - 6 TPQ 3 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kedungringin

42 Jumlah 12 Sumber : RPJMDes Kedungringin tahun 2014 2 Dari data di atas nampak bahwa sarana pendidikan di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan masih belum memadai. Namun, tingkat pendidikan di Desa Kedungringin tergolong cukup baik. Hal ini dikarenakan setiap pemuda-pemudi di desa tersebut dalam melanjutkan pendidikannya yang tidak ada di Desa, mereka melanjutkan pendidikannya ke daerah yang lain. 4. Ekonomi Masyarakat Desa Kedungringin sebagian besar berprofesi sebagai petani dan bergerak disektor industri yaitu pekerja swasta. Letak desa yang berada di daerah yang 90% persawahan menjadi sebab mereka menjadi petani. Namun, hanya menjadi seorang petani tidaklah bisa untuk mencukupi kebutuhan mereka. Hidup petani bergantung pada hasil panen dan juga harus merawat sawahnya setiap hari. Ladang di Desa Kedungringin mayoritas ditanami padi dengan intensitas hanya satu kali panen dalam setiap tahun, hal ini disebabkan letak goegrafis Desa Kedungringin adalah daerah genangan air (tempat banjir). 2 Ibid.

43 Selain bekerja disektor pertanian, masyarakat Desa Kedungringin juga bekerja di bebagai macam sektor pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing, yaitu: Tabel III Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah 1 Petani 345 2 Pedagang 135 3 Pengrajin 37 4 PNS 45 5 TNI/POLRI 12 6 Penjahit 194 7 Montir 7 8 Sopir 87 9 Karyawan Swasta 1874 10 Tukang Kayu 67 11 Tukang Batu 75 12 Guru Swasta 35 13 Jasa 4 14 Lainnya 10 Jumlah 2927 Sumber: RPJMDes Kedungringin tahun 2014 3 3 Ibid.

44 5. Keagamaan Penduduk Desa Kedungringin mayoritas beragama Islam aliran NU yang sangat kental dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat pada banyaknya kegiatan keagamaan di Desa Kedungringin yang berjalan dengan baik, seperti: sholat berjamaah di musholla atau masjid, mengadakan tahlilan dan yasinan baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan untuk aliran muhammadiyah jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Desa Kedungringin. Selain dari agama Islam di Desa Kedungringin terdapat agama non muslim, yaitu Kristen yang di anut hanya segelintir warga dan bisa dihitung dengan tangan serta tidak berpengruh terhadap pemikiran warga di sekitar Desa Kedungringin. B. Praktik Akad Utang Piutang Uang dengan Pelunasan Barang di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan 1. Latar belakang masalah utang piutang uang dengan pelunasan barang Praktik akad utang piutang uang dengan pelunasan barang di Desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan ini semula diawali oleh usaha jual beli ikan yang dilakukan oleh bapak Khoiruddin dengan beberapa pembeli. Adapun usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut adalah jual beli ikan.

45 Bapak Khoiruddin adalah seorang pembeli dan penjual limbah ikan yang memulai usahanya sejak tahun 1995 hingga sampai saat ini. Dalam pengambilan ikan tersebut, bapak Khoiruddin mengambil ikan ke beberapa pabrik yang kemudian diproses kembali dan dikirimkan kepada para pembeli. Mereka biasa menyebutnya ikan gaplekan yaitu ikan yang terdiri dari kepala dan tulang yang direbus dan dikeringkan. Adapun proses sebelum dikirimkan kepada para pembeli, ikan gaplekan tersebut didaur ulang dengan cara dihancurkan dan direbus kemudian dikeringkan setelah itu dikemas ke dalam karung untuk disetorkan kepada para pembeli. Para pembeli biasanya akan memproses kembali ikan gaplekan tersebut menjadi tepung ikan. Tepung ini biasa disebut kepor yaitu sejenis makanan ternak, biasanya digunakan sebagai pakan (makanan) ternak, seperti ayam, bebek, lele, mujair, serta ikan-ikan lainnya. Pengiriman ikan yang dilakukan oleh bapak Khoiruddin kepada para pelanggannya tidak dilakukan dalam jumlah yang sedikit, tetapi dalam jumlah yang cukup besar. Biasanya sekali pengiriman, jumlah ikan yang disetorkan bisa mencapai 6 sampai 10 ton ikan. Pengiriman tersebut ratarata dilakukan tiap 10 hari sekali kepada masing-masing pelanggan. Akad yang digunakan dalam transaksi tersebut adalah akad jual beli.

46 Dalam akad jual beli tersebut, pembayarannya bisa dilakukan dengan 2 cara pembayaran, yaitu: a. Pembayaran kontan, artinya pembayan ikan tersebut dilakukan saat itu juga, ketika bapak Khoiruddin melakukan pengiriman ikan. b. Pembayaran yang ditangguhkan, artinya keduanya sepakat untuk melakukan pembayaran pada waktu tertentu. Dalam pembayaran yang ditangguhkan, biasanya pelanggan bapak Khoiruddin berjanji untuk membayar tagihan diakhir bulan. Jadi, pembayarannya diakumulasi hingga 3 kali pengiriman. Namun ada juga sebagian pelanggan yang berjanji untuk membayar pada waktu pengiriman selanjutnya atau setelah hasil olahan ikannya telah laku. Adanya pembayaran yang ditangguhkan tersebut menunjukkan bahwa bapak Khoiruddin telah memberikan kelonggaran kepada para pelanggannya. Para pelanggan diberikan kebebasan untuk menentukan waktu pembayaran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan adanya kelonggaran yang demikian itu, maka tidak jarang ada pelanggan yang sengaja menunda pembayaran dengan mengulur-ulur waktu pembayaran. Akibatnya tenggang waktu pembayaran menjadi lebih lama. Karena adanya penguluran waktu tersebut, transaksi pengiriman ikan yang awalnya menggunakan akad jual beli secara tidak langsung berubah menjadi akad utang-piutang. Dalam utang piutang tersebut, saat jatuh tempo tidak semua pelanggan mampu membayar dengan uang. Namun, ada juga yang menawarkan barang untuk melunasi hutangnya

47 keseluruhannya. Bahkan, ada juga yang menawarkan barang untuk melunasi hutang guna melengkapi kekurangan pembayaran saja. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa sebelumnya hutang tersebut telah dibayar dengan uang, namun ternyata uang tersebut masih tidak cukup. Jadi, sebagai alternatif lain, untuk menghindari penumpukan hutang yang lebih banyak, biasanya para pelanggan menawarkan barang-barang mewah untuk melunasinya. Barang-barang tersebut biasanya memiliki nilai jual seharga puluhan juta rupiah, seperti mobil, tanah, perhiasan, atau barang-barang dengan nilai jual tinggi lainnya. 2. Praktik akad utang piutang uang dengan pelunasan barang Dalam praktiknya, transaksi yang dilakukan oleh bapak Khoiruddin adalah mengirim ikan kepada para pembeli setiap sepuluh hari sekali dengan pembayaran secara kontan ataupun ditangguhkan. Dalam hal ini antara bapak Khoiruddin dan pembeli ketika pembayarannya dilakukan dengan cara ditangguhkan secara tidak langsung telah melakukan suatu akad utang piutang karena sistem pembayaran yang dilakukan tidak dibayarkan secara kontan. Namun ada kalanya tiap kali bapak Khoiruddin menyuplai ikannya kepada para pembeli setiap 10 hari sekali, tidak semua pembeli membayar hingga lunas, bahkan ada juga pembeli yang tidak pernah membayarnya hingga beberapa pengiriman. Meskipun demikian, bapak Khoiruddin

48 masih tetap mengirim ikan kepada para pembeli dengan alasan sudah menjadi suatu kebiasaan dalam transaksi tersebut. Adanya kebiasaan tersebut karena sebelum melakukan transaksi antara bapak Khoiruddin dengan para pembeli telah melakukan perjanjian tidak tertulis. Adapun inti dari perjanjian tidak tertulis tersebut menyebutkan bahwa bapak Khoiruddin bersedia untuk menyuplai ikan kepada para pembelinya setiap 10 hari sekali dengan pembayaran secara kontan ataupun ditangguhkan. 4 Dengan adanya perjanjian tersebut para pembelipun menyetujuinya karena dengan pembayaran yang ditangguhkan dianggap lebih efisien oleh para pembeli. 5 Pada saat bapak Khoiruddin ingin menagih pembayaran, pembeli tidak mempunyai uang untuk dibayarkan kepada bapak Khoiruddin. Namun pembeli menawarkan sebuah barang untuk dijadikan pelunasan dalam pembayaran tersebut. Sampai saat ini barang yang dipakai untuk melunasi pembayaran ikan berupa mobil, emas, dan tanah. Kemudian bapak Khoiruddin menerima dengan syarat nilai barang yang diberikan kepada pembeli harus melebihi nominal uang yang dihutang. Bapak Khoiruddin memberikan syarat seperti itu dengan tujuan agar para 4 Khoiruddin, Wawancara, Pasuruan, 31 Mei 2015. 5 Noto, Wawancara, Pasuruan, 04 Juni 2015.

49 pembeli tidak mengulur-ulur waktu dalam pembayaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun pihak-pihak yang berhutang disini adalah para pelanggan bapak Arifudin yang tiap 10 hari sekali dikirimi ikan. Misalnya, bapak Noto yang merupakan pelanggan tetapnya sejak 5 tahun yang lalu. Ketika jatuh tempo pembayaran, bapak Noto tidak dapat membayar tagihannya. Hal ini belangsung sampai dua bulan berturut-turut dengan keterangan sebagai berikut: a. Jumlah ikan yang disetor kepada bapak Noto adalah 6 ton tiap 10 hari sekali. Jadi, dalam waktu 1 bulan bapak Khoiruddin menyetor ikan sebanyak 3 kali sehingga jumlah ikan yang diterima oleh bapak Noto sebesar: 6 ton x 3 = 18 ton atau 18.000.000 kg b. Harga yang telah disepakati adalah Rp. 5.500,- per kilogram ikan. Jadi, tiap kali setor Bapak Noto harus membayar sebesar: 6.000 kg x Rp. 5.500 = Rp. 33.000.000,- Sehingga dalam kurun waktu satu bulan, jumlah tagihan yang harus dibayar oleh Bapak Noto sebesar: Rp. 33.000.000 x 3 = Rp. 99.000.000,- Berdasarkan perhitungan di atas, jika Bapak Noto tidak membayar selama 2 bulan berturut-turut, maka jumlah tagihan/utang Bapak Noto kepada Bapak Khoiruddin adalah sebesar: Rp. 99.000.000,- x 2 bulan = Rp. 198.000.000,-

50 Dengan tagihan yang demikian, dia berjanji kepada bapak Khoiruddin untuk membayar ketika hasil olahan ikannya telah laku. Namun, pada akhirnya uang hasil penjualan olahan ikan tersebut tidak digunakan untuk membayar tagihan. Sebagai gantinya, bapak Noto menawarkan sebuah unit mobil untuk membayar tagihannya. Setelah bernegoisasi, bapak Khoiruddin menerima tawaran tersebut dengan syarat bahwa harga mobil yang ditawarkan harus lebih tinggi daripada jumlah tagihan bapak Noto. Syarat tersebut disetujui oleh bapak Noto. 6 Mobil yang dimaksud dalam tawar-menawar tersebut adalah mobil CRV tahun 2008 yang harga secondnya di pasaran sekitar Rp. 200.000.000,-. Selain kasus yang terjadi pada bapak Noto, pembayaran utang dengan barang tersebut juga terjadi kepada bapak Rahmat yang tidak bisa membayar hingga 3 kali pengiriman yang bararti sejumlah uang Rp. 99.000.000 (sembilan puluh sembilan juta rupiah). Dengan pelunasan barang berupa perhiasan seharga Rp. 100.000.000 (seratusjuta rupiah). Adapun perhiasan tersebut berupa logam mulia. Bapak Hadi yang tidak bisa membayar hingga 5 kali pengiriman dengan pelunasan barang berupa tanah seluas ¼ hektar dengan harga Rp. 170.000.000 (seratus tujuh puluh juta rupiah). Adapun jumlah tagihan/utang bapak Hadi kepada bapak Khoiruddin adalah sebesar Rp. 165.000.000 (seratus enam puluh juta rupiah). Kelebihan dari hutang bapak Hadi adalah sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) dan kelebihan 6 Khoiruddin, Wawancara, Pasuruan, tanggal 20 Juni 2015.

51 tersebut hanya diberikan kepada bapak Khoiruddin sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah). Adapun untuk sisanya bapak Hadi tidak menarik kembali, namun untuk tambahan pembayaran pengiriman ikan selanjutnya. 7 7 Khoiruddin, Wawancara, Pasuruan, 30 Juni 2015.