Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN MAQA>S}ID AL-SHARI> AH TERHADAP TAMBAHAN HUKUMAN KEBIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEDOPHILIA

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. umur harus dipertanggungjawabkan. Dalam hukum pidana konsep responsibility

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

islam yang mengatur masalah kejahatan yang telah dilarang oleh sayara karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan dan akal.

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB II. sadari. Pedophilia merupakan jenis pelecehan seksual yang terjadi terhadap anak

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

I. PENDAHULUAN. dan undang-undang yang berlaku. Meskipun menganut sistem hukum positif,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

[

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

PEDOPHILIA DALAM PASAL 82 UU NO. 23 TAHUN 2002

UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI [LN 2008/181, TLN 4928]

I. PENDAHULUAN. mendapatkan suatu perlindungan khusus agar kelak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap orang yang melihat atau memandangnya. 20. penyiksaan dan perlakuan tidak senonoh lainnya terhadap perempuan dapat

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipertanggungjawabkan pada si pembuatnya. Untuk adanya pertanggungjawaban

BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No.

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB III PERANAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK SABAGAI DASAR HUKUM DALAM PENANGGULANGAN KEKERASAN ANAK

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

P U T U S A N. Nomor : 20/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri. Dimana kejahatan tersebut tidak memilih, baik itu laki-laki

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN FIKIH JINAYAH TENTANG HUKUMAN KUMULATIF TERHADAP ANAK PELAKU PENCABULAN (PUTUSAN NO.66/PID.B/2011/PN.

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISA YURIDIS PEMIDANAAN PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NO.85/PID.SUS/2014/PN.DPS.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan No.13/Pid.B/2011/PN.

BAB IV. Analisis Hukum Islam Terhadap Penjualan Obat Generik Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Pada Tiga Apotek di Surabaya

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 angka 11 Bab 1 tentang Ketentuan Umum Kitab Undang-Undang Hukum

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB I PENDAHULUAN. sangat merugikan dan meresahkan masyarakat, ialah tindak pidana asusila yang. keluarga terutama seorang ayah terhadap anaknya.

MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK. Grasia Kurniati, S.H, M.H, Wulansari, S.H, M.H. Tim Abdimas Pusat Studi Gender

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam masyarakat. Kekerasan itu dapat berupa kekerasan fisik. sebagai pelampiasan nafsu seks.

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NO.13/PID.B/2011/PN. MARISA TENTANG TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DI LAKUKAN OLEH ANAK DI KOTA MARISA

URGENSI PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA BAGI PERLINDUNGAN KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK DALAM KAJIAN VIKTIMOLOGI

BAB II PENGATURAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK. A. Pengaturan Hukum Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA PEDOPHILIA DALAM PASAL 82 UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK MENURUT PERSPEKTIF MAQA>S}ID AL- SYARI>`AH A. Analisis Pasal 82 Undang-Undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terhadap Sanksi Pidana Pedophilia Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan suatu perbuatan yang menyimpang dari norma-norma kesusilaan. Eksploitasi seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak dibawah umur hanya akan mengakibatkan dampak psikologis yang sangat besar dimana hal itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak itu sendiri. Dalam pasal 82 Undang-undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, merupakan kejahatan terhadap kehormatan dan tubuh yang dilakukan dengan sengaja dan atas dasar hasratnya sendiri. Perbuatan penyimpangan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak dibawah umur, sebagaimana diatur di dalam pasal 82 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling 61

62 sedikit 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak 300 (tiga ratus) juta rupiah dan paling sedikit 60 (enam puluh) juta rupiah Dari rumusan diatas bahwasannya ketentuan pasal 82 Undang-undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan tentang tindak pidana pencabulan pada anak/pedophilia adalah suatu kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak dibawah umur dengan di sengaja. Kejahatan tersebut haruslah dengan perbuatan pencabulan yang obyeknya adalah anak dibawah umur. Syarat mutlaknya adalah unsur kesengajaan sebagai upaya keputusan kehendak yang telah diambil, atau niat yang terkandung dalam hati pelaku dan dikehendaki secara sadar apa yang dilakukannya. Dengan segala macam bujukan, rayuan hingga sampai pada ancaman kekerasan yang mengakibatkan cideranya anak korban tersebut. Terbentuknya kehendak oleh orang dewasa dalam suasana (batin) yang tidak tenang, karena dalam suasana batin yang bingung akan hasrat seksualnya yang sudah tidak bisa ditahan lagi, dan rasa ketakutan akan diketahui bahwa dia melampiaskan hasrat seksualnya yang tidak alamiah. Selayaknya orang dewasa pada umumnya. Sebagai ketentuan waktu pemuasan seksualnya pada saat anak kecil lengah dan ketakutan, yaitu pada saat anak tersebut lengah dengan segala macam bujuk dan rayuan akan diberi sesuatu yang menggoda anak tersebut, dan merasa ketakutan karena adanya ancaman paksaan untuk melayani nafsunya, dengan

63 ancaman-ancaman dari yang sepele hingga pada ancaman kekerasan, bahkan sampai tega akan membunuhnya jika nafsunya tidak dilayani dan perbuatannya tersebut diadukan atau diceritakan kepada orang tuanya, teman ataupun orang lain. Sanksi pelaku tindak pidana pedophilia dalam pasal 82 UU RI No. 23 tahun 2002 sudah tercantum sangat jelas yaitu hukuman maksimal lima belas tahun penjara dan denda tiga ratus juta rupiah. Namun hukuman tersebut dapat diringankan ataupun diperberat dengan alasan-alasan tertentu dari hasil penyelidikan. Di media cetak seperti surat kabar, televisi, internet, sering kali dijumpai kasus tindak pidana pedophilia. Mulai dari korban adalah anak tetangga sendiri hingga pada korban adalah anak kandung, anak tiri, saudara bahkan cucunya sendiri. Yang memicu pelaku melakukan pencabulan pada anak dibawah umur adalah karena factor biologisnya yang abnormal dan atau karena nafsu seksualnya yang tidak tertahankan lagi. Tindak pidana pedophilia termasuk kategori kejahatan terhadap kehormatan yang dilakukan dengan sengaja oleh orang dewasa terhadap anak dibawah umur. Eksploitasi seksual disengaja dengan disertai kekerasan atau ancaman kekerasan adalah suatu perbuatan yang disertai niat untuk menciderai jiwa orang lain, bujukan dan paksaan serta ancaman-ancaman.

64 Adanya niat dalam melakukan pedophilia, merupakan salah satu unsure dari tindak pidana zina yang menyebabkan terjadi peristiwa pencabulan terhadap anak dibawah umur oleh orang dewasa. Keinginan atau kesengajaan niat si pelaku merupakan i tikad jahat untuk menciderai jiwa dan kehormatan si korban. Kecideraan tersebut adalah bagian dari scenario perbuatannya, artinya kecideraan tersebut memang dikehendaki. Niat jahat pelaku memang sulit untuk dibuktikan sebab niat merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat dilihat. Namun, dari penelusuran yang cermat, niat tersebut akan ditemui berdasarkan perencanaan, usaha-usaha untuk melancarkan pedophilia tersebut, dan juga cara serta bujukan paksaan dan ancaman kekerasan yang dipakainya. Sanksi tindak pidana pedophilia adalah maksimal lima belas tahun penjara dan denda tiga ratus juta rupiah, dirasa lebih berat jika dibandingkan peraturan hukum lainnya yang juga membahas tentang penyimpangan seksual yaitu dalam pasal 290 ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang memberikan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara dan tidak disertai dengan adanya denda. Yang mana dalam undang-undang perlindungan anak dicantumkan pula adanya sanksi denda tersebut bertujuan untuk biaya pengobatan korban atas tindakan pelaku pedophilia yang dapat berakibat mencidera fisik dan psikis korban.

65 Penulis melihat bahwa salah satu yang terpenting dari pencabulan tindak pidana pedophilia dalam pasal 82 undang-undang RI no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, bahwa pencabulan dengan disertai kekerasan pada anak itu dilakukan oleh orang dewasa dan harus terdorong oleh rasa kesengajaan pada dirinya sendiri, yang ancaman hukumannya adalah hukuman penjara maksimal lima belas tahun dan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah merupakan hukuman yang setimpal. B. Tinjauan Maqa>s}id Al- Syari>`ah terhadap Sanksi Tindak Pidana Pedophilia Ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal: yaitu agama, jiwa akal, keturunan dan harta. Memelihara kehormatan dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehormatan umat manusia. Sangatlah jelas bahwa sanksi pidana pedophilia dalam pasal 82 UU RI No. 23 tahun 2002 adalah dengan ancaman hukuman penjara paling lama lima belas tahun dan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah dianggap sudah relevan. Karena dianggap telah tercapai kemaslahatan umat, dan tercapainya h}ifz} al-nasl wa al- ird (melindungi keturunan dan kehormatan) khususnya pada korban, yang dalam Islam yang dijelaskan dalam maqa>s}id al-syari>`ah melindungi keturunan dan kehormatan tersebut merupakan salah satu dari lima pilar pokok yang harus dilindungi keberadaannya, jika tidak maka terancamlah kehidupan manusia

66 seperti tercampurlah nasab seseorang akibat dari penyimpangan seksual tersebut jika hingga sampai mengakibatkan kehamilan pada korban. Dan dapat memberikan akibat jera kepada pelaku, sehingga mewujudkan kebaikan bagi masyarakat secara menyeluruh serta berfungsi preventif terhadap kemungkinan terjadinya pengulangan jenis kejahatan yang sama, dan represif mendidik pelaku agar menjadi orang yang baik dan menyadari kesalahan. Apabila sudah ada penentuan dalam perundang-undangan di Indonesia pada pelaku tindak pidana pedophilia, yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip sanksi dalam hukum maka pencabulan pada anak dengan disertai kekerasan tidak akan terulang kembali. Dengan pertimbangan bahwa sanksi yang sudah ada yakni penjara maksimal lima belas tahun dan denda yang dalam jumlah tidak banyak yakni tiga ratus juta rupiah cukup membuat pelaku pencabulan anak tersebut jera. Yang mana tujuan dari disertainya hukuman denda adalah untuk pengobatan korban karena kecideraannya serta psikologisnya yang terganggu. Dalam peradilan Islam, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa seorang hakim harus menghindari suatu bentuk hukuman sebelum adanya bukti kesalahan yang jelas. Artinya hakim menghindari hukuman pokok jika terdapat adanya unsur subhat. Bahwa seorang hakim lebih baik salah dalam memaafkan dari pada salah menjatuhkan putusan. Tetapi orang jangan hanya merasa dirinya takut melakukan perbuatan tersebut karena sanksi yang didapat terlalu berat, melainkan seharusnya ia

67 menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan itu tidak baik dan menghancurkan nilai-nilai kehidupan. Jadi menurut penulis sanksi yang dijatuhkan pada pelaku tindak pidana pedophilia dalam pasal 82 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yaitu lima belas tahun penjara dan denda tiga ratus juta rupiah, cukuplah maslahat dan sesuai dengan tujuan hukum Islam sebagai wujud pencegahan dan pengajaran. Dikarenakan seorang hakim dalam mengambil kebijakan dalam hukuman disesuaikan dengan kemaslahatan umat yang berdasarkan pada nilai keadilan, seperti dalam kaidah: ف ا لا ما م ص ر ت ع لى ال ر ع ي ة م ن و ط با ل م ح ة ص ل Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya harus dihubungkan dengan kemaslahatan. 1 1 Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Fiqih, h.61