SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

BAB IV METODE PENELITIAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

IV. METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISA USAHATANI KEDELAI VARIETAS WILIS PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KLOMPANG BARAT KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

IV. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI KOMPARATIVE USAHATANI KAPAS POLA TUMPANGSARI DENGAN POLA MONOKULTUR DI KECAMATAN GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA

DISTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA USAHATANI SAWI (Brassica juncea L.) DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

ANALISIS USAHATANI KOMODITAS MELON SEMANGKA CABAI DI LAHAN PASIR. menjadi 2 yaitu biaya ekplisit (biaya yang bener-bener dikelurkan dalam kegitan

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

Transkripsi:

KONTRIBUSI USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA UKIRSARI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Hany Andewi Sundari, Zulfanita dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pendapatan dan keuntungan usahatani ubi jalar, 2) kelayakan usahatani ubi jalar, 3) kontribusi usahatani ubi jalar terhadap pendapatan rumahtangga petani dan 4) tingkat kesejahteraan petani. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 26 orang petani. Penelitian menggunakan metode survei. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dan pengambilan sampel secara random sampling. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan usahatani ubi jalar rata-rata sebesar Rp 5.231.000 dan keuntungan usahatani ubi jalar rata-rata sebesar Rp 10.299.400. Usahtani ubi jalar layak untuk diusahakan yaitu dengan R/C sebesar 4,16. Kontribusi usahatani ubi jalar terhadap kesejahteraan petani tinggi (50,59%), yang memberikan kontribusi sangat rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 7,69%, rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 30,77%, tinggi sebanyak 15 orang dengan persentase 57,69%, dan sangat tinggi sebanyak 1 orang dengan persentase 3,85%. Kesejahteraan petani ubi jalar dikategorikan sejahtera (30,77%) dan sisanya belum sejahtera (69,23%). Usahatani ubi jalar layak diusahakan, berdasarkan R/C rasio yaitu sebesar 4,16. Kontribusi usahtani ubi jalar dikategorikan sangat tinggi sebesar 90,45%. Petani ubi jalar di Desa Ukirsari belum sejahtera dengan Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) sebesar 0,83 % Kata Kunci : Kontribusi, Usahatani, Ubi jalar, dan Kesejahteraan Petani. PENDAHULUAN Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2009, menekankan pentingnya pengembangan produk pangan yang lebih beraneka ragam baik dari sisi produksi dan penyediaan maupun konsumsi. Usaha ini dilakukan melalui program diversifikasi, produk komoditas, pengembangan produk dan konsumsi serta yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan dalam meningkatkan pendapatan petani (Badan Ketahanan Pangan, 2009). Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 34

Salah satu potensi pengembangan komoditas ubi jalar yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya di propinsi Jawa Tengah adalah di Kabupaten Purworejo dengan luas panen 55 Ha dengan rata-rata total produksi 205,11 kw/ha (Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2010), sedangkan kecamatan yang paling tinggi produksinya adalah Grabag dengan luas panen 16 Ha dengan produksi 137 Ton (Badan Pusat Statistik Purworejo, 2010). Potensi pengembangan ubi jalar yang dikembangkan di Kecamatan Grabag adalah di Desa Ukirsari mulai awal tahun 2010. Mata pencaharian pokok petani Desa Ukirsari adalah padi, tetapi hanya di tanam satu kali dalam satu tahun dan hal ini membuat petani tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari karena pendapatan mereka sangat kecil sehingga petani perlu melakukan diversifikasi tanaman selain padi untuk menambah pendapatan. Budidaya tanaman ubi jalar dipilih petani karena penggunaan modal kecil, biaya produksi rendah dan perawatan mudah dibanding dengan komoditas lainnya. Selain itu petani tidak mengalami kesulitan dalam menjual hasil budidaya setelah panen karena sudah sudah ada pengepul yang siap untuk membeli. Ubi jalar merupakan komoditas baru dan salah satu komoditas terbanyak yang dibudidayakan petani setelah jagung. Petani yang membudidayakan jagung sebanyak 195 orang dan ubi jalar sebanyak 63 orang. Komoditas lainnya adalah cabai, pepaya, terong dan kacang tanah (Data Desa Ukirsari, 2012). Kondisi tanah di Desa Ukirsari sangat mendukung untuk budidaya ubi jalar karena tanah bercampur pasir sehingga ubi jalar dapat berkembang baik dan memudahkan petani pada saat pemanenan sehingga tidak perlu mencuci ubi jalar karena tanah tidak banyak menempel jadi cukup di usap-usap saja, ubi jalar sudah bersih. Kadar air yang sedikit pada tanah membuat ubi jalar di Desa Ukirsari terasa lebih manis dan empuk (mempur dalam bahasa jawa) bila direbus. Hal ini juga dituliskan dalam sebuah website pertanian yang menyatakan bahwa jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 35

mudah becek atau berdrainase jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol (Website Pertanian, 2012). METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Ukirsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan. Pemilihan lokasi secara purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Ukirsari merupakan desa di Kecamatan Grabag yang paling banyak membudidayakan ubi jalar. Pemilihan sampel menggunakan random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 26 petani. B. Metode Analisis 1. Analisis Biaya Produksi Analisis Biaya Produksi dihitung dengan rumus : TC = FC + VC Keterangan: TC = Total Cost (total biaya) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya tidak tetap) 2. Analisis Penerimaan Analisis Penerimaan dihitung dengan rumus : TR = Q x P Keterangan: TR = Total Revenue (Total penerimaan) Q = Jumlah Produk yang Dihasilkan P = Harga Jual Produk 3. Analisis Pendapatan Analisis Pendapatan dihitung dengan rumus: NR = TR TEC Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 36

Keterangan : NR = Net Revenue (Total Pendapatan) TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TEC = Total Explisit Cost (Total Biaya Eksplisit) 4. Analisis Keuntungan Analisis Keuntungan dihitung dengan rumus: π = TR TC Keterangan : π = Keuntungan TR = Total Revenue (penerimaan total) TC = Total Cost (biaya total) 5. Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha dihitung dengan rumus: Jumlah Penerimaan R/C rasio = --------------------------------- Jumlah Pengeluaran Keterangan : R/C rasio > 1, maka layak untuk diusahakan R/C rasio 1, maka tidak layak untuk diusahakan 6. Analisis Kontribusi Pendapatan Analisis Kontribusi dihitung dengan rumus : n ( P k ) i=1 K p = x 100% n P rt i=1 Keterangan : K p = Kontribusi pendapatan ubi jalar P k = Pendapatan ubi jalar tunai P rt = Total pendapatan keluarga petani padi n = Jumlah sampel observasi Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 37

Untuk menghitung pendapatan keluarga petani padi dihitung dengan rumus: Prt = Put + Plut Keterangan : Prt = Pendapatan rumah tangga petani padi Put = Pendapatan usaha tani Plut = Pendapatan luar usahatani a. Jika kontribusi pendapatan usahatani ubi jalar < 25% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan sangat rendah. b. Jika kontribusi pendapatan usahatani ubi jalar 25% - 49% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan rendah. c. Jika kontribusi pendapatan usahatani ubi jalar 50% - 75% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan tinggi. d. Jika kontribusi pendapatan usahatani ubi jalar > 75% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan sangat tinggi 7. Analisis Tingkat kesejahteraan Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) dihitung dengan rumus : NTPRP = Y E Y = Y P + Y NP E = E P + E NP Keterangan : NTPRP Y E Y p Y NP E p E NP = Nilai tukar pendapatan rumah tangga tani = Pendapatan rumahtangga tani (Rp) = Pengeluaran rumahtangga tani (Rp) = Total pendapatan dari usaha pertanian (Rp) = Total pendapatan dari usaha non pertanian (Rp) = Total pengeluaran untuk usaha pertanian (Rp) = Total pengeluaran untuk usaha non pertanian (Rp) Nilai tukar pendapatan petani (NTPRP) yang digunakan sebagai tolak ukur kesejahteraan rumahtangga petani. NTPRP < 1, artinya bahwa tingkat kesejahteraan petani belum masuk kategori sejahtera dan NTPRP > 1, Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 38

artinya bahwa tingkat kesejahteraan rumahtangga petani dikategorikan sejahtera ( Hutabarat dalam Zebua, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Biaya Usahatani Ubi Jalar 1. Biaya Penggunaan Sarana Usahatani Ubi Jalar Sarana usahatani ubi jalar yang digunakan meliputi sarana produksi dan alat-alat produksi. Untuk sarana usahatani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Biaya Sarana Usahatani dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Sarana Usahatani Volume Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Bibit (stek) 10.231 10 102.300 2 Pupuk - Kandang (kg) 166,15 250 41.600 - Urea (kg) 62,31 180 112.200 Total 256.100 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa rata-rata penggunaan sarana usahatani yaitu bibit sebanyak 10.231 stek dengan biaya sebesar Rp 102.300. Pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang rata-rata sebanyak 166,15 Kg dengan biaya rata-rata Rp 41.600 dan pupuk susulan berupa pupuk urea rata-rata sebanyak 62,31 kg dengan biaya rata-rata Rp 112.200. Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 39

2. Biaya Penyusutan Alat Pertanian No Tabel 2. Biaya Penyusutan Alat dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar Alat-alat Umur Ekonomis (tahun) Jumlah Penyusutan Alat 1 periode = 3 bulan (Rp) 1 Cangkul (buah) 10 2 7.400 2 Sabit (buah) 10 2 2.000 3 Diesel (buah) 10 1 25.000 4 Selang (m) 10 52 17.200 Total 51.600 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa rata-rata penggunaan alat-alat dalam usahatani ubi jalar yaitu cangkul sebanyak 2 buah, sabit sebanyak 2 buah, diesel sebanyak 1 buah, dan selang 52 m. Rata-rata penyusutan alat selama 1 periode yaitu cangkul sebesar Rp 7.400, sabit sebesar Rp 2.000, diesel sebesar Rp 25.000 dan selang sebesar Rp 17.200. 2) Penggunaan Tenaga Kerja Rata-rata Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dan Tenaga Kerja Luar Keluaga (TKLK) dalam 1 periode Usahatani dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Volume Jumlah (Rp) Upah (Rp) (HKO) 1 Penggunaan TKDK 14,77 20.000 295.400 2 Penggunaan TKLK 5 20.000 100.000 Total 19,77 20.000 395.400 Berdasarkan Tabel 3, rata-rata penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) sebanyak 14,77 HKO dan rata-rata penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) sebanyak 5 HKO jadi rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam 1 periode usahatani ubi jalar per 2.046,154 m 2 sebanyak 19,77 HKO dengan upah rata-rata sebesar Rp 20.000 dan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 395.400. Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 40

B. Biaya, Pendapatan, Keuntungan, Kontribusi Usahatani Ubi Jalar dan Kesejahteraan Petani 1. Total Biaya Eksplisit dan Implisit Usahatani Ubi Jalar Biaya eksplisit dalam usahatani ubi jalar meliputi biaya pupuk, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya penyusutan alat. Total biaya eksplisit rata-rata petani ubi jalar dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4. Total Biaya Eksplisit dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Biaya Eksplisit (Rp) 1 Biaya Pupuk 153.700 2 Tenaga Kerja Luar Keluarga 100.000 3 Biaya Penyusutan Alat 51.500 4 Sewa alat 24.600 5 Pajak 49.600 6 Bensin 3.600 Total 383.000 Tabel 5. Total Biaya Implisit dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Biaya Implisit (Rp) 1 Biaya TKDK 295.400 2 Biaya Bibit 102.300 3 Biaya Sewa 461.900 4 Bunga Modal 11.500 Total 871.100 Biaya usahatani rata-rata petani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Total Biaya Usahatani dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Biaya Produksi (Rp) 1 Biaya Eksplisit 383.000 2 Biaya implisit 871.100 Jumlah 1.254.100 Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 41

2. Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Total penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk. Rata-rata penerimaan petani ubi jalar dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 7. Penerimaan Petani Ubi Jalar dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Nilai (Rp) 1 Produksi (Kg) 2.908 2 Harga (Rp) 2.000 Penerimaan (Rp) 5.614.000 3. Total Pendapatan Usahatani Ubi Jalar Total pendapatan adalah total penerimaan dikurangi biaya eksplisit. Total penerimaan dihasilkan dari perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual produk. Total biaya eksplisit diperoleh dari total biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan rata-rata usahatani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pendapatan Petani dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Nilai (Rp) 1 Penerimaan 5.614.000 2 Biaya Eksplisit 383.000 Pendapatan (Rp) 5.231.000 4. Total Keuntungan Usahatani Ubi Jalar Total keuntungan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi. Total penerimaan dihasilkan dari perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual produk. Sedangkan total biaya produksi diperoleh dari jumlah biaya eksplisit dan implisit. Rata-rata keuntungan petani ubi jalar dapat dilihat sebagai berikut: Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 42

Tabel 9. Keuntungan Petani dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Nilai (Rp) 1 Penerimaan 5.614.000 2 Biaya Produksi 1.254.200 Keuntungan (Rp) 4.359.800 5. Kelayakan Usahatani Ubi Jalar Kelayakan usahatani ubi jalar dihitung dengan nilai R/C rasio. R/C rasio adalah rasio antara total penerimaan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha. Nilai R/C rasio > 1 menunjukkan 1 rupiah biaya akan menghasilkan tambahan yang lebih besar dari 1 rupiah, sehingga suatu usaha dikatakan layak untuk dikembangkan. Tabel 10. Kelayakan Usahatani Ubi Jalar dalam 1 Periode Usahatani No Uraian Nilai (Rp) 1 Penerimaan 5.614.000 2 Biaya Produksi 1.254.200 R/C Rasio 4,16 Kelayakan Usaha Layak 6. Kontribusi Pendapatan Usahatani Ubi Jalar Kontribusi pendapatan dilakukan dengan membandingkan persentase pendapatan usahatani ubi jalar terhadap total pendapatan rumah tangga petani padi. Nilai kontribusi tidak memiliki satuan tetapi nilai kontribusi < 25% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan sangat rendah, 25% - 49% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan rendah, 50% - 75% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan tinggi dan > 75% pendapatan rumah tangga petani, dikategorikan sangat tinggi. Tabel 11. Kontribusi Pendapatan Usahatani Ubi Jalar dalam 1 periode No Uraian Nilai (Rp) 1 Pendapatan Ubi Jalar 5.231.000 2 Total Pendapatan Keluarga petani 10.299.400 Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 43

3 Kontribusi (%) 50,59 Kategori Kontribusi Tinggi 7. Kesejahteraan Petani Tingkat kesejahteraan petani dapat dihitung dengan cara pendapatan total petani dibagi dengan total pengeluaran petani. Pendapatan total adalah total pendapatan dari usahatani ditambah dengan total pendapatan non usahatani. Sedangkan, pengeluaran total adalah total pengeluaran untuk usahatani ditambah pengeluaran non usahatani. Tingkat kesejahteraan petani dapat dibedakan menjadi dua yaitu sejahtera dan belum sejahtera. Petani dikatakan sejahtera apabila NTPRP > 1 dan dikatakan belum sejahtera apabila NTPRP < 1. Berdasarkan hasil analisis petani ubi jalar secara umum belum sejahtera karena nilai NTPRP kurang dari 1 yaitu 0,83. Petani ubi jalar secara umum belum sejahtera karena pendapatan petani lebih kecil daripada pengeluaran petani. Tabel 12. Kesejahteraan Petani dalam 1 Periode Usahatani Ubi Jalar No Uraian Nilai (Rp) 1 Pendapatan Rumah Tangga Petani 10.299.000 2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani 12.386.000 3 Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (%) 0,83 Kategori Kesejahteraan Belum Sejahtera PENUTUP Simpulan 1. Selama 1 kali produksi (3 bulan) dengan luas lahan per 2.046,154 m 2 biaya produksi usahatani ubi jalar sebesar Rp 1.254.200; rata-rata penerimaan sebesar Rp 5.614.000; rata-rata pendapatan petani sebesar Rp 5.231.000; dan rata-rata keuntungan sebesar Rp 4.359.800. 2. Usahatani ubi jalar layak untuk diusahakan, berdasarkan pada R/C rasio yaitu sebesar 4,16. 3. Kontribusi usahatani ubi jalar tinggi, yaitu sebesar 50,59%. Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 44

4. Petani ubi jalar dikategorikan belum sejahtera, dengan Nilai Tukar Pendapatan Rumah tangga Petani (NTPRP) sebesar 0,83 %. DAFTAR PUSTAKA Badan Ketahanan Pangan. 2009. Peraturan Mentri Pertanian. No 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganeragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. BKP, Jakarta. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2010. Statistik of Jawa Tengah. Propinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2010. Kabupaten Purworejo dalam Angka. Purworejo. http://website-pertanian.blogspot.com/2012/03/menanam-ubi-jalar-ipomeabatatas-l.htmlpada tanggal 2 juni 2012 Zebua, Indah Cahyani. 2010. Analisis Pendapatan pada Petani Padi Sawah Terhadap Kesejahteraan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan. Kontribusi Usahatani Ubi... Hany Andewi Sundari dkk 45