PERPRES NO 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

DAFTAR NEGATIF INVESTASI PASCA DIUNDANGKANNYA PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Paket Kebijakan Ekonomi X

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-ii Februari 2016 (Tahap X)

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

RINCIAN KEWENANGAN PEMERINTAH YANG DILIMPAHKAN KEPADA DEWAN KAWASAN SABANG

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

ANTISIPASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA TERHADAP STRUKTUR PASAR INDUSTRI BENIH HORTIKULTURA

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

BAGAN STRUKTUR DINAS PENDIDIKAN DASAR DAN KEBUDAYAN KABUPATEN MIMIKA

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

KEPALA DINAS BIDANG PENDIDIKAN DASAR SEKSI PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN SEKSI TAMAN KANAK-KANAK SEKSI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEKSI SEKOLAH DASAR

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

2012, No

2013, No.1531

- 4 - LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 APRIL 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

KEPALA KEPALA UMUM PERENCANAAN BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL INFORMAL KESENIAN DAN OLAH RAGA BIDANG PENDIDIKAN DASAR KURIKULUM DAN PENGENDALIAN MUTU

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENANAMAN MODAL PASCA PERKA BKPM NOMOR 5 TAHUN 2013 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEPTEMBER 2013

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BERITA RESMI STATISTIK

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Kebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

KEPALA BADAN BIDANG PAUD DAN PK-PLK SEKSI KURIKULUM SEKSI TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN SEKSI SARANA PRASARANA U P T

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

KEPALA DINAS BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA BIDANG PETERNAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SINJAI

BERITA RESMI STATISTIK

MENCIPTAKAN IKLIM INVESTASI YANG KONDUSIF BAGI INDUSTRI PENUNJANG MIGAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

- 6 - No. Bidang Usaha KBLI a b c d e f g h i j c d e. 100% dan perizinan khusus - Kedelai j. Persyaratan - Kacang Tanah 01114

BUPATI BATANG HARI A. FATTAH

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

Perubahan Jenis/Bidang Usaha Yang Tertutup dan Terbuka Dengan Persyaratan (Daftar Negatif Investasi) Revisi Pepres No. 39/2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2015 TENTANG

Warta Investasi Juni tahun 2016


PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

KEPALA DINAS. Subbag Penyusunan Program dan Pelaporan. Bidang Perlindungan Tanaman dan Pembinaan Usaha. Seksi Identifikasi dan Pengendalian OPT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

CATATAN : - Peraturan Daerah ini memiliki 7 halaman penjelasan. - Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 25 Februari 2015.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 2 Tahun 2008 Seri D

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

STRUK UK UR O R O GANISA GANISA DIN DI AS AS DAE RAH KABUP UP TEN N A B NGKA T HUN UN

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

LAMPIRAN I: PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

Transkripsi:

2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved PERPRES NO 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Disampaikan pada Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT

PERKEMBANGAN REALISASI PMDN TAHUN 2011-2014 1800 1.678,38 1600 1400 1200 1.233,02 1000 800 749,93 873,76 Target Realisasi 600 400 418 439 461 480 200 0 2011 2012 2013 2014

PERKEMBANGAN REALISASI PMA TAHUN 2011-2014 160 140 136,12 120 100 86,19 80 60 65,46 Target Realisasi 40 20 21 22 23 24 29,57 0 2011 2012 2013 2014

PENYEBARAN REALISASI PMDN DI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 KAB. SOLOK; 100,00; 0,01% KAB. SIJUNJUNG; 167.500,72; 13,58% KAB. TANAH DATAR; 15.980,00; 1,30% KOTA PADANG; 939.602,96; 76,20% KAB. PADANG PARIAMAN; 90.320,96; 7,33% KAB. PASAMAN BARAT; 19.517,19; 1,58% Realisasi investasi yang terbesar berada di Kota Padang, dengan kontribusi terhadap realisasi PMDN di Sumatera Barat sebesar 76,20% (Rp 939,6 miliar). Kemudian secara berurutan Kabupaten Sijunjung sebesar 13,58% (Rp 167,5 miliar), Kabupaten Padang Pariaman sebesar 7,33% (Rp 90,32 miliar), Kabupaten Pasaman Barat sebesar 1,58% (Rp 19,52 miliar), Kabupaten Tanah Datar sebesar 1,30% (Rp 15,98 miliar) dan Kabupaten Solok sebesar 0,01% (Rp 100 juta)

PENYEBARAN REALISASI PMA DI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 KAB. DHARMASRAYA; 1.185,24; 4,01% KAB. PASAMAN BARAT; 131,62; 0,45% KOTA PADANG; 2.579,88; 8,73% KAB. KEP. MENTAWAI; 295,39; 1,00% KAB. SOLOK SELATAN; 18.023,39; 60,96% KAB. PESISIR SELATAN; 6.960,98; 23,54% KAB. PADANG PARIAMAN; 70,47; 0,24% KAB. PASAMAN; 321,17; 1,09% Realisasi PMA yang tertinggi berada di Kabupaten Solok Selatan dengan kontribusi terhadap realisasi PMA di Sumatera Barat sebesar 60,96% (US$ 18,02 juta). Kemudian secara berurutan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 23,54% (US$ 6,96 juta), Kota Padang sebesar 8,73% (US$ 2,58 juta), Kabupaten Dharmasraya sebesar 4,01% (US$ 1,19 juta), Kabupaten Pasaman sebesar 1,09% (US$ 321,17 ribu), Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 1% (US$ 295,39 ribu), Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,45% (US$ 131,62 ribu) dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 0,24% (US$ 70,47 ribu)

Ketentuan Bidang Usaha Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Pasal 12 ayat (1) UU 25 Tahun 2007 Bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal Tertutup Bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu Terbuka dengan persyaratan Dicadangkan untuk UMKMK Kemitraan Kepemilikan Modal: Dalam Negeri, Asing, ASEAN Lokasi Perizinan Khusus Persyaratan The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 6

Deregulasi Ketentuan Bidang Usaha

Landasan Hukum Pasal 12 UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Ayat (4): Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. PERPRES 76/2007 Tentang Kriteria Dan Persyaratan Penyusunan Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal PERATURAN PELAKSANAAN PERPRES 39/2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 8

KRITERIA PENYUSUNAN Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan PERATURAN PRESIDEN NO. 76 TAHUN 2007 BAB V. KRITERIA BIDANG USAHA YANG TERTUTUP Pasal 8 Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri ditetapkan dengan berdasarkan kriteria kesehatan, keselamatan, pertahanan dan keamanan, lingkungan hidup dan moral/budaya (K3LM) dan kepentingan nasional lainnya. BAB VI. KRITERIA BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Pasal 11 Kriteria penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah antara lain: 1.perlindungan sumber daya alam; 2.perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK); 3.pengawasan produksi dan distribusi; 4.peningkatan kapasitas teknologi; 5.partisipasi modal dalam negeri; dan 6.kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh Pemerintah. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 9

PENGATURAN PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan 1. DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP (LAMPIRAN I): Dilarang bagi kegiatan penanaman modal baik untuk penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing. 2. DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN (LAMPIRAN II): a. Dicadangkan untuk UMKMK b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negara-negara ASEAN The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 10

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Meningkat

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Meningkat No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang ESDM 1. Pembangkit Listrik > 10 MW 35101 Kepemilikan modal asing maksimal 95% 2. Transmisi Tenaga Listrik 35102 Kepemilikan modal asing maksimal 95% 3. Distribusi Tenaga Listrik 35103 Kepemilikan modal asing maksimal 95% Kepemilikan modal asing maksimal 95% (maksimal 100% apabila dlm rangka kerjasama pemerintah swasta/kps selama masa konsesi) Kepemilikan modal asing maksimal 95% (maksimal 100% apabila dalam rangka KPS selama masa konsesi) Kepemilikan modal asing maksimal 95% (maksimal 100% apabila dalam rangka KPS selama masa konsesi)

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Meningkat (2) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 B. Bidang Perhubungan 1. Penyediaan fasilitas pelabuhan (dermaga, gedung, penundaan kapal terminal peti kemas, terminal curah air, terminal curah kering dan terminal Ro-Ro) 2. Penyelenggaraan pengujian berkala kendaraan bermotor 3. Pembangunan terminal: -Terminal penumpang angkutan darat (terbatas hanya pada fasilitas umum) - Terminal barang untuk umum 52221 52222 52223 Kepemilikan modal asing maksimal 49% Kepemilikan modal asing maksimal 49% (maksimal 95% apabila dalam rangka KPS selama masa konsesi) 71203 Tertutup Kepemilikan modal asing maksimal 49% (maksimal 95% apabila dalam rangka KPS selama masa konsesi) 52211 tertutup Kepemilikan modal asing maksimal 49% (maksimal 95% apabila dalam rangka KPS selama masa konsesi)

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Meningkat (3) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 C. Bidang Kesehatan 1. Usaha Indsutri Farmasi - Industri Bahan Baku Obat 21011 Kepemilikan modal asing maksimal 75% Kepemilikan modal asing 85% - Industri Obat Jadi 21012 D. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1. Pembuatan sarana promosi film, (iklan, poster, still, photo, slide, klise, banner, pamflet, baliho, folder, dll) E. Bidang Keuangan 73100 Kepemilikan modal dalam negeri 100% Kepemilikan modal asing maksimal 51% untuk investor ASEAN 1. Modal Ventura 64991 Kepemilikan modal asing maksimal 80% Kepemilikan modal asing maksimal 85%

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Berkurang

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Berkurang No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang ESDM 1. Pembangkit Tenaga Listrik 35101 - Pembangkit Listrik skala kecil (1-10 MW) Kemitraan Kepemilikan modal asing maksimal 49% 2. Jasa Pemboran - Migas di darat 09100 Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Migas di laut 09100 Kepemilikan modal asing maksimal 95% di Luar Kawasan Indonesia Bagian Timur 3. Jasa Penunjang Migas: - Jasa Operasi Sumur dan Pemeliharaan 09100 Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Jasa Desain dan Engineering Migas 71100 Kepemilikan modal asing maksimal 95% PMDN Kepemilikan modal asing maksimal 75% PMDN PMDN

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Berkurang (2) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang ESDM 4. Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik: - Instalasi Penyediaan tenaga listrik 42213 Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Instalasi pemanfaatan tenaga listrik 43211 PMDN Kepemilikan modal asing maksimal 95% * Catatan : Sesuai Perpers No. 36/2010, untuk bidang usaha Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik (43211) persyaratan maks 95%, didalam revisi dipisahkan menjadi Instalasi Penyediaan tenaga listrik (42213) Maks 95% dan Instalasi pemanfaatan tenaga listrik (43211) persyaratan PMDN

Bidang Usaha Dengan Pembatasan Kepemilikan Modal Asing Yang Berkurang (3) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 B. Bidang Komunikasi dan Informatika 1. Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi : - Layanan content (ring tone, sms premium, dsb) - Pusat layanan informasi (call center) dan jasa nilai tambah teleponi lainnya 61911 Kemitraan Kepemilikan Modal Asing Maksimal 49% 61919 - Jasa sistem komunikasi data 61922 Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Jasa interkoneksi internet (NAP) 61929 Kepemilikan modal asing maksimal 65% Kepemilikan modal asing maksimal 49% Kepemilikan modal asing maksimal 49% * Catatan : Sesuai Surat Sekjen Kementerian Perhubungan (a.n. Menteri Perhubungan) Nomor: HK.006/1/1 APhb2014 tanggal 9 Januari 2014 kepada Menko Perekonomian perihal Rancangan Perpres tentang Daiar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Bidang Usaha Yang Disesuaikan Dengan Undang-undang

Bidang Usaha Yang Disesuaikan Dengan Undang-Undang No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang Pertanian 1. Perbenihan hortikultura: Kepemilikan modal Kepemilikan modal - Perbenihan Tanaman Buah Semusim 01139 asing maksimal 95% asing maksimal 30% - Perbenihan Anggur 01210 - Perbenihan Buah Tropis 01220 - Perbenihan Jeruk 01230 - Perbenihan Apel dan Buah Batu (Pome and Stone Fruit) 01240 - Perbenihan Buah Beri 01251 - Perbenihan Tanaman Sayuran Semusim 01139 - Perbenihan Tanaman Sayuran Tahunan 01253 - Perbenihan Tanaman Obat 01285 01286 - Perbenihan Jamur 01139 - Perbenihan Tanaman Florikultura 01194 01302

Bidang Usaha Yang Disesuaikan Dengan Undang-Undang (2) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang Pertanian - Budidaya Buah Semusim 01132 - Budidaya Anggur 01210 - Budidaya Buah Tropis 01220 - Budidaya Jeruk 01230 - Budidaya Apel dan Buah Batu (Pome and Stone Fruit) 01240 - Budidaya Buah Beri 01251 - Budidaya Sayuran Daun (antara lain: kubis, sawi, bawang daun, seledri) - Budidaya Sayuran Umbi (antara lain: bawang merah, bawang putih, kentang, wortel) - Budidaya Sayuran Buah (antara lain: tomat, mentimun) 01131 01134 01133

Bidang Usaha Yang Disesuaikan Dengan Undang-Undang (3) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang Pertanian 2. Budidaya hortikultura: Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Budidaya Cabe, Paprika 01283 - Budidaya Jamur 01163 - Budidaya Tanaman Hias 01193 - Budidaya Tanaman Hias Non Bunga 01301 3. Industri Pengolahan Hortikultura: 10311 Kepemilikan modal asing maksimal 95% - Usaha Pasca Panen Buah dan Sayuran 10320 10313 Kepemilikan modal asing maksimal 30% Kepemilikan modal asing maksimal 30% 10314 10330 4. Usaha penelitian hortikultura dan usaha laboratorium uji mutu hortikultura 72101 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 30%

Bidang Usaha Yang Disesuaikan Dengan Undang-Undang (4) No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang Pertanian 5. Usaha Jasa Hortikultura Lainnya : Tidak Tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 30% - Usaha Jasa Pascapanen 01630 - Usaha Perangkaian Bunga/Florist/dekorator 47761 - Konsultan Pengembangan Hor6kultura 70209 - Landscaping 43305 71100 81300 - Jasa Kursus Hortikultura 85499

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014 No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang ESDM 1. Jasa Konstruksi Migas: - Platform 09100 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 75% - Tangki Spherical 09100 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 49% - Instalasi Produksi Hulu Minyak dan Gas Bumi di Darat 09100 Tidak tercantum PMDN - Instalasi Pipa Penyalur di Darat 42219 Tidak tercantum PMDN - Instalasi Pipa Penyalur di Laut 42219 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 49% - Tangki Horisontal/Vertikal 42914 Tidak tercantum PMDN - Instalasi Penyimpanan dan Pemasaran Minyak dan Gas Bumi di Darat 42914 Tidak tercantum PMDN

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014 No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 A. Bidang ESDM 2. Jasa Survei: - Migas 71100 Tidak tercantum Kepemilikan modal - Geologi dan Geofisika 71100 asing maksimal 49% - Panas Bumi 71100 Tidak Tercantum epemilikan modal asing maksimal 49% 3. Jasa Penunjang Migas: - Jasa Inspeksi Teknis 71204 Tidak tercantum PMDN 4. Indsutri Penghasil Pellet Biomassa Untuk Energi 5. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga Listrik 16295 Tidak tercantum Kemitraan 71204 Tidak tercantum PMDN * Catatan : Sesuai Perpres No. 36/2010, untuk bidang usaha jasa pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik (43211) persyaratan maks 95%, didalam revisi dipisahkan menjadi instalasi penyediaan tenaga listrik (42213) maks 95% dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik (43211) persyaratan PMDN

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014 No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 B. Bidang Pekerjaan Umum 1. Pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya C. Bidang Perdagangan 38211 Tidak tercantum kepemilikan modal asing maksimal 95% (Baik dalam rangka KPS maupiun Non KPS) 1. Jasa perdagangan: - Distributor 00000 Tidak Tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 33% - Pergudangan 52101 Tidak Tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 33% - Cold storage 52102 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing maksimal 33% Bagi penanaman modal di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali (kolom g) Kepemilikan modal asing maksimal 67% Bagi penanaman modal di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (kolom g) Catatan : Kolom g adalah persyaratan kepemilikan modal asing dan lokasi

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014 No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 2. Penyelenggaraan Perdagangan Alternatif: - Penyelenggaraan sistem prdagangan alternatif - Peserta istem perdagangan alternatif 00000 Tidak tercantum Kepemilikan modal dalam negeri 100% 3. Pialang Berjangka 00000 Tidak tercantum Kepemilikan modal dalam negeri 95% 4. Perdagangan Eceran: Tidak tercantum Kepemilikan modal dalam negeri 100% - Perdagangan eceran bukan di supermarkat atau minimarket - Perdagangan eceram bukan di toserba/departement store 47112 47192 - Perdagangan eceran tekstil 47511 47512 - Perdagangan eceran khusus alat permainan dan mainan anak di toko 47640

Bidang Usaha Yang Tidak Tercantum Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2010 Menjadi Terbuka Dengan Persyaratan di Perpres Nomor 39 Tahun 2014 No Bidang Usaha KBLI Perpres 36/2010 Perpres 39 /2014 4. Perdagangan Eceran: Tidak tercantum Kepemilikan modal dalam negeri 100% - Perdagangan eceran kosmetik 47725 - Perdagangan eceram alas kaki 47512 - Perdagangan eceran elektornik 47640 - Perdagangan eceran melalui pemesanan pos atau internet - Perdagangan eceran makanan dan minuman D. Bidang Perhubungan 47911 47912 47913 47914 47919 4722 4723 1. Angkutan Multimoda *) 00000 Tidak tercantum Kepemilikan modal asing 49% Kepemilikan modal untuk investor ASEAN maksimal 60% (kolom j) harmonisasi 6 januari 2014

Matriks Sandingan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 dengan Perpres Nomor 39 Tahun 2014

Matriks Sandingan Perpres Nomor 36 Tahun 2010 dengan Perpres 39 Tahun 2014 No Semula (Perpres 36/2010) Perpres 39/2014 Bidang Tertutup Sub Kelompok Terbuka dengan Persyaratan Bidang Tertutup Sub Kelompok Terbuka dengan Persyaratan 1 Pertanian 1 18 Pertanian 1 19 2 Kehutanan 2 34 Kehutanan 2 23 3 Kelautan dan Perikanan 0 17 Kelautan dan Perikanan 0 11 4 ESDM 0 18 ESDM 0 13 5 Perindustrian 4 41 Perindustrian 3 36 6 Hankam 0 3 Hankam 0 4 7 Keamanan 0 6 Keamanan 0 0 8 Pekerjaan Umum 0 6 Pekerjaan Umum 0 6 9 Perdagangan 0 11 Perdagangan 0 11 10 Budaya dan Pariwisata 5 27 Budaya dan Pariwisata 1 15

Matriks Sandingan Perpres Nomor 36 Tahun 2010 dengan Perpres 39 Tahun 2014 No Semula (Perpres 36/2010) Perpres 39/2014 Bidang Tertutup Sub Kelompok Terbuka dengan Persyaratan Bidang Tertutup Sub Kelompok Terbuka dengan Persyaratan 11 Perhubungan 7 25 Perhubungan 5 23 12 Kominfo 1 13 Kominfo 1 11 13 Keuangan 0 12 Keuangan 0 6 14 Perbankan 0 7 Perbankan 0 4 15 Nakertrans 0 5 Nakertrans 0 5 16 Pendidikan 0 4 Pendidikan 2 4 17 Kesehatan 0 27 Kesehatan 0 25 Total 20 274 Total 15 216

MEMBACA DAN MEMAHAMI DNI DAFTAR LAMPIRAN NO. LAMPIRAN JUDUL HALAMAN 1. LAMPIRAN I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Untuk Penanaman 1 Modal 2. LAMPIRAN II Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan 1. Bidang Pertanian 4 4 2. Bidang Kehutanan 20 3. Bidang Kelautan dan Perikanan 25 4. Bidang ESDM 29 5. Bidang Perindustrian 34 6. Bidang Pertahanan dan Keamanan 45 7. Bidang Pekerjaan Umum 47 8. Bidang Perdagangan 59 9. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 66 10. Bidang Perhubungan 74 11. Bidang Komunikasi dan Informatika 82 12. Bidang Keuangan 87 13. Bidang Perbankan 89 14. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi 92 15. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 95 16. Bidang Kesehatan 98 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 33

MEMBACA DAN MEMAHAMI DNI CONTOH BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN No. Bidang Usaha KBLI Persyaratan Uraian Persyaratan a b c d e f g h i j c d e Keterangan 1. Pengusahaan Sarang Burung Walet di Alam 01469 - - - - - - - - - - - - a.dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, 2. Pengusahaan Getah Pinus 02132 - - - - - - - - - - - - Menengah dan - - Koperasi 3. Penangkaran Satwa Liar dan Tumbuhan dan Penangkaran/ Budidaya Koral Di luar Kawasan Konservasi 4. Penangkapan dan Peredaran reptil (ular, biawak, kurakura, labi-labi dan buaya) dari habitat alam 5. Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam 01702 02209 - - - - - - - - - Maksimal 49% 01701 - - - - - - - - - - - Rekomenda si dari Menteri Kehutanan 02120 - - - - - - - - - - - 8. SPA (Sante Par Aqua) 96122 - - - - - - - - - Maksimal 51% 7. Industri Bahan Peledak dan Komponennya 8. Pembuatan sarana promosi film, (iklan, poster, still, photo, slide, klise, banner, pamflet, baliho, folder, dll) 20292 - - - - - - - - - Maksimal 49% 73100 - - - - - - - - - Maksimal 51% Tidak bertentanga n dengan Perda - Rekomenda si dari Menteri Pertahanan - - - b.kemitraan c.kepemilikan modal asing d.lokasi tertentu e.perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g.kepemilikan modal asing serta lokasi h.perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negara-negara ASEAN The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 34

Terima Kasih 2012 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 35