MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK TRANSFORMATOR 45 MVA DENGAN SUHU OPERASI YANG BERVARIASI DI PUSAT LISTRIK KOTA PANJANG

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME KEGAGALAN ISOLASI PADA MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BERPOLARITAS BERBEDA PADA JARUM BIDANG HANUNG SAYOGI L2F302486

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

Analisa Tegangan Tembus Minyak Nabati Dengan Perlakuan Pemanasan Berulang

BAB II MINYAK ISOLASI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI

Modul 1 Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik

BAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

BAB III DASAR TEORI.

BAB II ISOLASI MINYAK

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB III. Tinjauan Pustaka

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3 DIELECTRIC BREAKDOWN MINYAK PADA TRANSFORMATOR PLN 2 PPSDM MIGAS. Oleh : Ahmad Nawawi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRAFO NYNNAS DAN APPAR TERHADAP SUHU

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik.

III. METODE PENELITIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Dielektrik Minyak Isolasi Transformator 6,6 kv/380 V di PT.INTIBENUA PERKASATAMA Dumai

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

Perbandingan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Transformator Diala B Dan Mesran Super Sae 40 W Menggunakan Hypot Model 04521aa

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

HIGH VOLTAGE (equipment & testing) HASBULLAH, M.T

BAB II MINYAK ISOLASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II BUSUR API LISTRIK

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

1. BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA

MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi. Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikategorikan dalam Tegangan Rendah (Low Voltage), Tegangan Tinggi (High Voltage), Tegangan Tinggi Sekali (Extra High Voltage), atau Ultra Tegangan Tinggi (Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di negara-negara tersebut dan biasanya tergantung pada kemajuan tekniknya masing-masing. Adapun alasan penggunaan tegangan tinggi antara lain : 1. Agar rugi-rugi daya lebih sedikit. Hal ini dikarenakan pada transformator daya, nilai daya pada kumparan primer dan sekunder tetap, sehingga dengan menaikkan nilai tegangannya maka nilai arus akan turun. Sesuai dengan persamaan : S=3 x V x I (1) Keterangan : S = daya transformator (kva) V = Tegangan sisi primer transfomator (V) I = Arus jala-jala (A) Nilai arus yang kecil ini mengakibatkan rugi-rugi daya yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi energi panas yang lebih sedikit, dibuktikan dengan rumus: W= I 2 x R x t (2) Keterangan : W = Energi panas (Joule) R = Resistansi saluran penghantar (ohm) I = Arus jala-jala (A) t = waktu (s) 2. Dimensi kabel yang dibutuhkan lebih kecil. 1

Hal ini dikarenakan arus yang dikirimkan kecil, sehingga tidak dibutuhkan dimensi kabel yang besar. Dengan dimensi kabel yang lebih kecil, biaya instalasi dan pembelian kabel menjadi lebih murah. 3. Voltage Drop ( V) menjadi lebih kecil. Dimana besarnya V juga dipengaruhi oleh besar arus yang mengalir pada saluran distribusi- transmisi, semakin besar arus maka voltage drop juga semakin besar begitu juga sebaliknya, semakin kecil arus yang mengalir maka nilai voltage drop juga akan semakin kecil. Sesuai dengan persamaan : V= I.Z (3) Keterangan : V= Voltage Drop (volt) I = Arus pada penghantar (ampere) Z = Impedansi saluran transmisi/distribusi (ohm / km) Secara umum, ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut. Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi tentang fenomena tegangan tinggi, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, surja hubung, proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkan pengujian tegangan tinggi, dengan tujuan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat tegangan tinggi) yang kualitasnya tidak baik, atau yang cara pembuatannya salah. 2. Untuk memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu yang tak terbatas. 3. Untuk memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat dapat tahan terhadap tegangan lebih untuk waktu terbatas. Berdasarkan sifatnya, pengujian tegangan tinggi dibedakan menjadi pengujian merusak dan tidak merusak. 2

Withstand test Pengujian ketahanan Sebuah tegangan tertentu diterapkan untuk waktu tertentu, bila tidak terjadi lompatan api (flashover, disruptive discharge), maka pengujiannya dianggap memuaskan. Discharge test Pengujian pelepasan Tegangan yang dinaikan sehingga terjadi pelepasan pada benda yang diuji, tegangan pelepasan lebih tinggi dari tegangan ketahanan. Pengujian dapat dilakukan dengan suasana kering (udara biasa) dan udara basah (menirukan keadaan hujan) Breakdown Pengujian kegagalan Tegangan dinaikan sampai terjadi kegagalan (breakdown) di dalam benda (specimen) yang diuji. Peralatan yang digunakan dalam pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi: 1. Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi ac, pembangkit tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls. 2. Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi dc, alat ukur tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls. 3. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur peluahan parsial. Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengujian dan pengukuran tegangan tinggi, khususnya yang ada pada Lab Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro UI, antara lain: Trafo uji satu fasa Regulating Transformer 3

OT 276 control unit Isolator Connecting Rod Digital Measurement Instrument Ground Switch HV Connection Resistor Measuring Sphere Gap Kapasitor Oil Testing Cup 4

Connecting Cup Floor Pedestal 5

MODUL 2 PENGUJIAN ISOLASI UDARA TEGANGAN AC I. TUJUAN 1. Mempelajari pengaruh bentuk elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan tinggi bolak balik 2. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan tinggi bolak balik 3. Mengukur tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dengan menggunakan prinsip pembagi kapasitor II. DASAR TEORI A. TEGANGAN TINGGI BOLAK BALIK Tegangan tinggi arus bolak balik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tegangan tinggi arus bolak balik dengan frekuensi rendah dan tegangan tinggi arus bolak balik dengan frekuensi tinggi. Pengujian menggunakan tegangan tinggi arus bolak balik frekuensi rendah diperlukan untuk menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu terbatas. Sedangkan tegangan tinggi arus bolak balik dengan frekuensi tinggi diperlukan untuk berbagai macam pengujian, diantaranya adalah untuk menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara, dsb) pada isolator terutama isolator porselen. Peralatan yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi bolak balik adalah dengan menggunakan transformator, yang biasanya digunakan adalah transformator penguji (Testing Transformator). Trafo pengujian yang digunakan memiliki perbandingan jumlah lilitan lebih besar dibandingkan dengan Trafo Daya ( Power Transformer ) dan kapasitas kva-nya kecil dibandingkan dengan kapasitas Trafo Daya. Biasanya dipakai transformator satu fasa, karena pengujian dilakukan fasa demi fasa. B. Kegagalan pada Isolasi Udara Pada umumnya, kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan tinggi. 6

Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena tegangan lebih. Udara merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan tinggi. Beberapa fenomena atau gejala tegangan tinggi yang biasa terjadi antara lain skin effect, korona, spark over dan flash over. Fenomena fisik gejala maupun kegagalan tegangan tinggi ini salah satunya dipengaruhi oleh bentuk elektroda yang dipakai. C. Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik Metode pengukuran pada Tegangan Tinggi Arus bolak balik ialah dengan menggunakan pembagi kapasitor (capacitor divider), yakni dengan menghubungkan kapasitor dengan sebuh voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak diukur langsung oleh voltmeter tersebut. Dalam hal ini: Dimana: V1 = C + Cs V2 C V1 V2 Cs = tegangan tinggi yang hendak diukur besarnya = tegangan di voltmeter = kapasitansi voltmeter III. PERALATAN PERCOBAAN 1. 1 buah Transformator Penguji 100kV / 10 kva ( TEO 100 / 10 ) 2. 3 buah Connecting Rod ( V ) 3. 2 buah Connecting Cup ( K ) 4. 2 buah Floor Pedestial ( F ) 5. 1 buah Support Insulator ( IS ) 6. 1 buah measuring Spark Gap ( MF ) 7. 1 buah Earthing / Grounding Switch ( ES ) 8. 1 buah Measuring capacitor 100 kv, 100 pf ( CM ) 9. 1 buahy Electrode ( EL ) 7

10. 2 buah Elektroda tipe jarum 11. 2 buah Elektroda tipe lempengan ( flat ) 12. Kabel pengontrol jarak antar elektroda OT 271 AKF 13. Instrumen Pengukuran Digital ( DMI 551 ) IV. RANGKAIAN PERCOBAAN V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susunlah rangkaian seperti gambar 2 2. Gunakanlah elektroda tipe flat tipe flat ( dibumikan ), pada MF 3. Ukurlah tegangan kegagalan yang terjadi pada elektroda tersebut dengan tegangan bolak balik. Pengukuran dilakukan pada jarak antar elektroda sebesar 5, 10, 20, dan 30 mm 4. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi 5. Ulangi percobaan seperti diatas untuk bermacam bentuk elektroda, yakni : A. Tipe jarum tipe flat ( dibumikan ) B. Tipe bola tipe flat ( dibumikan ) C. Tipe jarum tipe jarum ( dibumikan ) 6. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan tuntuk bermacam bentuk elektroda tersebut pada asing-masing jarak 8

MODUL 3 PENGUJIAN ISOLASI UDARA TEGANGAN DC I. TUJUAN 1. Mempelajari pengaruh bentuk elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan tinggi searah (DC) 2. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan tinggi searah (DC) 3. Mengukur tegangan tinggi searah dengan menggunakan prinsip pembagi resistor II. DASAR TEORI A. Tegangan Tinggi Searah Pemanfaatan tegangan tinggi searah dalam kehidupan sehari-hari memang belum banyak dikenal secara umum bila dibandingkan dengan tegangan tinggi bolak-balik, sebagai contohnya adalah penggunaan tegangan bolak balik pada sistem transmisi. Hal ini dikarenakan kesulitan untuk membangkitkan ataupun mentrasformasikan tegangan tinggi searah karena diperlukan perangkat inverter yang dilihat dari segi ekonomis memiliki harga yang mahal, akan tetapi dengan menggunakan sistem transmisi diperoleh keuntungankeuntungan antara lain : 1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran dengan tegangan searah lebih tinggi diibandingkan dengan tegangan bolak balik 2. Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana 3. Daya guna (efisiensi) lebih tinggi karena faktor dayanya = 1 4. Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan perubahan frekuensi dan stabilitas Pembangkitan tegangan searah dilakukan dengan menggunakan penyearah yang sama dengan penyearah pada rangkaian elektronika biasa akan tetapi tentu saja dengan komponen yang telah didesain untuk dapat menahan tegangan tinggi. Dioda yang digunakan pada rangkaian pembangkitan tegangan tinggi searah dapat berupa dioda tabung hampa ataupun dioda semi konduktor yang terpasang seri dengan sumber (tegangan AC) seperti terlihat pada gambar dibawah ini : 9

a. Diode tabung hampa b. semikonduktor Ditambah dengan kapasitor yang dipasang secara paralel. Dalam percobaan ini digunakan penyearah setengah gelombang, rangkaian yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sebagai berikut. Gambar 2. Rangkaian penyearah setengah gelombang B. Pengukuran Tegangan Tinggi Searah Salah satu cara pengukuran tegangan tidak langsung tegangan tinggi searah ialah dengan mengunakan pembagi resistor (resistor divider), yakni dengan menghubungkan resistor dengan voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak diukur langsung oleh voltmeter tersebut. 10

Gambar 4. Prinsip Pembagi Resistor Besarnya tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2, hal ini dimaksudkan agar kita dapat mengukur tegangan pada resistor R2 (dimana tegangannya kecil), kemudian dari tegangan R2 ini kita dapatkan besarnya tegangan V1 dengan rumus: V1 = R1 + R2 R2 V2 III. PERALATAN PERCOBAAN 1. 1 buah Transformer Penguji 100Kv / 10kVA (TEO 100/10) 2. 3 buah connecting Rod( V) 3. 4 buah Connecting Cup (K) 4. 4 buah Floor Pedestal (F) 5. 1 buah Support Insulator(IS) 6. 1 buah Measuring Spark Gap (MF) 7. 1 buah Earthing / Ground Switch (ES) 8. 1 buah Measuring Resistor 140kV dc,280 M (RM) 9. 1 buah Electrode (EL) 10. 1 buah Impulse Capasitor 140 kv, 2500Pf(cs) 11. 2 buah Dioda Penyearah 140 kv, 20mA(GS) 12. 2 buah Elektrode tipe jarum 11

13. 2 buah elektrode tipe lempengan(flat) 14. Kabel pengontrol jarak antar elektrode OT 275-AKF 15. Instrumen Pengukuran Digital (DMI 551) IV. RANGKAIAN PERCOBAAN Gambar 5. Rangkaian Percobaan V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 5. 2. Gunakan elektrode tipe flat-tipe flat ( dibumikan), pada MF. Ukurlah tegangan kegagalan yang terjadi pada elektrode tersebut dengan tegangan tinggi arus searah. Pengukuran dilakukan pada jarak elektroda sebesar 5; 10; 20; dan 30 mm. 3. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi. 4. Ulangi percobaan diatas dengan bermacam bentuk elektroda tipe Jarum-tipe flat (dibumikan) 5. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan untuk bermacam bentuk elektrode tersebut pada masing-masing jarak. 12

MODUL 4 PENGUJIAN ISOLASI ZAT CAIR I. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair 2. Mengetahui pengaruh jarak elektroda terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair II. DASAR TEORI A. Pengertian dan Fungsi Isolasi Isolasi merupakan bahan yang resistivitasnya tinggi sehingga sulit menghantarkan listrik. Secara elektris, isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan agar diantara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan (spark over). Sedangkan secara mekanis, isolasi biasanya berfungsi juga sebagai: 1. Penyangga atau penggantung, misalnya porselen dan kayu; 2. Pengisi, misalnya udara, gas SF6, dan minyak transformator; 3. Penutup atau pelindung, misalnya mika dan pernis. B. Isolasi Cair a. Keunggulan isolasi cair Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain: 1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum paschen. 2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. 3. Isolasi cair dapat dimanfaatkan sebagai pembawa informasi mengenai keadaan baik atau buruknya suatu transformator. b. Syarat minyak isolasi 13

Karena kekuatan elektrik dan umur suatu trafo tergantung sepenuhnya pada kualitas minyak isolasi dan untuk memenuhi ketiga fungsi yang dijelaskan sebelumnya, menurut SPLN 49 91 : 1982 minyak isolasi harus memiliki beberapa syarat, yaitu : A. Kejernihan (Appearance) Minyak tidak boleh mengadung suspensi atau endapan (sedimen). B. Konduktivitas Panas (Thermal Conductivity) Konduktivitas panas adalah kemampuan isolator minyak menghantarkan panas. Minyak transformator harus memiliki daya hantar panas yang baik agar udara panas dengan cepat dapat disirkulasikan dan temperatur transformator akan tetap terjaga. C. Massa Jenis (Density) Massa jenis isolator minyak mineral ini lebih kecil dibanding air, yaitu tidak boleh melebihi 0,859 g/cm 2 pada suhu 20 o C. Selain itu, jika minyak bermassa jenis rendah, maka partikel-partikel yang ada di dalam minyak akan segera mengendap pada dasar tangki. Hal ini sangat membantu dalam mempertahankan homoginetas minyak. D. Kekentalan ( Viscosity) Kekentalan merupakan suatu tahanan dari cairan untuk mengalir kontinyu dan merata. Viskositas sangat penting pada isolasi cair. Hal ini dikarenakan viskositas berpengaruh pada kemurnian isolasi cair (banyaknya kontaminan partikel padat) dan pendinginan suatu peralatan listrik. Isolasi cair yang baik haruslah mempunyai viskositas yang rendah sehingga kemungkinan isolasi cair terkontaminasi akan kecil. Selain itu jika viskositas isolasi cair rendah, proses sirkulasi isolasi cair pada peralatan listrik akan berlangsung dengan baik sehingga akhirnya pendinginan inti dan belitan transformator dapat berlangsung dengan sempurna. E. Titik Nyala (Flash Point) Titik nyala suatu minyak merupakan peryataan dimana minyak dapat dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum uap yang dihasilkan menjadi api yang berbahaya. Karakteristik titik nyala menentukan terjadinya penguapan dalam minyak. Jika titik nyala minyak rendah, maka minyak mudah menguap. Ketika minyak menguap, volumenya berkurang, minyak semakin kental dan campuran dengan udara di atas permukaan minyak membentuk bahan yang dapat meledak. 14

F. Titik Tuang (Pour Point) Titik tuang adalah temperatur dimana minyak baru saja mengalir ketika didinginkan dibawah kecepatan perubahan suhu. Minyak dengan titik tuang yang rendah akan berhenti mengalir pada suhu yang rendah. Minyak tranfsormator sebaiknya memiliki titik tuang yang rendah sehingga minyak tidak berhenti mengalir pada suhu yang cukup rendah. Adapun syarat ini tidak terlalu penting dalam pemakaian minyak transformator di Indonesia mengingat iklim di Indonesia yang tropis dan temperaturnya yang cukup tinggi cenderung tetap. Titik tuang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang akan menggunakan minyak isolasi. Selain syarat-syarat yang telah dijelaskan di atas, minyak transformator juga harus mempunyai kekuatan dielektrik dan tegangan tembus yang tinggi, tidak merusak material isolasi dan material lain trafo, dan memiliki struktur kimia yang stabil agar usia pelayanannya lebih panjang. c. Jenis-jenis isolasi cair 1. Minyak Isolasi Mineral Minyak isolasi mineral adalah minyak isolasi yang bahan dasarnya berasal dari minyak bumi yang diproses dengan cara destilasi. Minyak isolasi hasil destilasi ini harus mengalami beberapa proses lagi agar diperoleh tahanan isolasi yang tinggi, stabilitas panas yang baik, mempunyai karakteristik panas yang stabil, dan memenuhi syarat syarat teknis yang lain. Minyak isolasi mineral banyak digunakan pada transformator daya, kabel, pemutus daya (CB), dan kapasitor. Dalam hal ini minyak isolasi dapat berfungsi sebagai bahan dielektrik, bahan pendingin, dan pemadam busur api. 2. Minyak Isolasi Sintetis Penggunaan minyak isolasi mineral masih memiliki keterbatasan karena memiliki sifat yang mudah beroksidasi dengan udara, mudah mengalami pemburukan serta sifat kimianya yang dapat berubah akibat kenaikkan temperatur yang terjadi ketika memadamkan busur api saat peralatan beroperasi. Penggunaan minyak isolasi sintetis untuk masa akan yang datang diharapkan mampu menutupi keterbatasan keterbatasan minyak isolasi mineral. Oleh sebab itu saat ini banyak dikembangkan penelitian penelitian tentang kemungkinan 15

pemakaian dari beberapa jenis minyak isolasi sintetis pada peralatan tegangan tinggi. Minyak isolasi sintetis adalah minyak isolasi yang diolah dengan proses kimia untuk mendapatkan karakteristik yang lebih baik. Sifat sifat penting dari minyak isolasi sintetis bila dibandingkan dengan minyak isolasi mineral adalah : 1. Kekuatan dielektriknya diatas 40 kv. 2. Harganya murah, sukar terbakar, dan tidak mengendap. 3. Berat jenisnya adalah 1,56 dan jika dicampur dengan air, minyak isolasi berada di bawah permukaan air sehingga mempermudah dalam proses pemurnian dan pemisahan kadar air dalam minyak. 4. Mempunyai daya hantar panas yang sama dengan minyak isolasi mineral. 5. Pada kondisi pemakaian yang sama dengan minyak mineral, uap lembab akan menyebabkan oksidasi yang berlebih serta penurunan kekuatan dielektrik lebih cepat pada minyak sintetis bila dibandingkan dengan minyak mineral akan tetapi karena umurnya lebih panjang dan sifat pendinginnya lebih baik, maka pada beberapa pemakaian minyak isolasi sintetis banyak digunakan. d. Teori kegagalan isolasi cair Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinuitas sistem menjadi terganggu. Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada material isolasi padat, material isolasi cair, dan juga material isolasi gas. Kegagalan pada material isolasi cair ini disebabkan oleh : 1. Teori kegagalan murni atau elektronik (yang merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas), artinya dalam proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. 2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi. Adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dan penyebab kegagalan total dari zat cair dengan adanya gelembung pada zat cair dan tercampurnya material isolasi cair. 16

3. Teori kegagalan bola cair Ketidakmurnian yang tidak stabil dalam medan listrik (misalnya bola-bola air) dapat merupakan jembatan bertahanan rendah diantara elektroda dan dapat mengakibatkan kegagalan. 4. Teori kegagalan ketidakmurnian padat Ketidakmurnian (misalnya butiran penghantar padat) dapat menyebabkan pembesaran medan listrik setempat. Apabila medan dalam zat cair melebihi nilai kritis titik tertentu maka di tempat itu zat cair akan gagal dan dapat menyebabkan kegagalan total. C. PERALATAN PERCOBAAN 1. 1 buah Transformer Penguji 100kV/10kVA (TEO 100/10) 2. 3 buah Connecting Rod (V) 3. 2 buah Connecting Cup (K) 4. 2 buah Floor Pedestal (F) 5. 1 buah Support Insulator (IS) 6. 1 buah bejana pengujian dengan elektroda Rogohwski (MF) 7. 1 buah Earthing / Grounding Switch (ES) 8. 1 buah Measuring Capacitor 100kV, 100pF (CM) 9. 1 buah Electrode (EL) 10. 2 buah Elektrode tipe jarum 11. 2 buah Elektrode tipe lempengan (flat) 12. Kavel pengontrol jarak antar electrode OT 275-AKF 13. Instumen Pengukuran Digital (DMI 551) 14. Isolator zat cair (minyak trafo, minyak torsi, minyak kelapa, dll) D. RANGKAIAN PERCOBAAN 17

Gambar 1 E. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susun rangkaian seperti gambar 1. 2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gelembung pada minyak. 3. Diamkan selama beberapa saat agar menghilangkan gelembung udara yang masih mungkin terjadi. 4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5cm. 5. Hubungan bejana berisi isolator zat cair dengan rangkaian percobaan. 6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya. 7. Catat besarnya tegangan gagal. 8. Matikan alat percobaan. 9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan gelembung udara sewaktu terjadi kegagalan. 10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm. 11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9. 18

MODUL 5 PENGUJIAN KETIDAKMURNIAN ISOLASI ZAT CAIR I. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair 2. Mengetahui pengaruh ketidakmurnian padat terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair II. DASAR TEORI Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain: 1. Isolasi tersebut sudah lama dipakai 2. Berkurangnya kekuatan dielektrik 3. Karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress ) yang harus dilawan dengan gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya, sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut bercampur dengan bahan pengotor (impurity), seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal. III. PERALATAN PERCOBAAN 1. 1 buah Transformer Penguji 100kV/10kVA (TEO 100/10) 2. 3 buah Connecting Rod (V) 3. 2 buah Connecting Cup (K) 4. 2 buah Floor Pedestal (F) 5. 1 buah Support Insulator (IS) 6. 1 buah bejana pengujian dengan elektroda Rogohwski (MF) 19

7. 1 buah Earthing / Grounding Switch (ES) 8. 1 buah Measuring Capacitor 100kV, 100pF (CM) 9. 1 buah Electrode (EL) 10. 2 buah Elektrode tipe jarum 11. 2 buah Elektrode tipe lempengan (flat) 12. Kavel pengontrol jarak antar electrode OT 275-AKF 13. Instumen Pengukuran Digital (DMI 551) 14. Isolator zat cair (minyak trafo, minyak torsi, minyak kelapa, dll) 15. Pengotor/ketakmurnian padat (arang bubuk,dll) 16. Pengotor/ketakmurnian cair (air) IV. RANGKAIAN PERCOBAAN Gambar 1 V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susun rangkaian seperti gambar 1. 2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak menumbulkan gelembung pada minyak. 3. Masukkan satu cup arang bubuk sebagai partikel ketakmurnian padat pada isolator zat cair dalam bejana, aduk hingga rata. 20

4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5 cm. 5. Hubungkan bejana berisi minyak dengan rangkaian percobaan. 6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya. 7. Catat besarnya tegangan gagal. 8. Matikan alat percobaan. 9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan gelembung udara sewaktu terjadi kegagalan. 10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm. 11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9. 12. Ulangi percobaan untuk jumlah partikel ketakmurnian padat (bubuk arang) sebanyak 2 dan 3 cup (isi ulang bejana dengan isolator zat cair yang baru). 21