BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. dinamika selera modern dan teknologi (Asti dkk., 2011: 9). Perkembangan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. (malam) batik untuk menutup bagian-bagian yang dikehendaki tidak berwarna,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. kontemporer dengan sumber ide space invaders sebagai busana remaja laki-laki

JURUSAN KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Pada kontemporer ini, anak muda cenderung menjadi geek (orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB V PENUTUP. Fenomena batik lukis di indonesia, diawali di Yogyakarta, kemudian. merebak di Surakarta. Tahun 1970-an, Tanto Suheng merupakan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

Misi. Tujuan. Visi. Memberikan pendidikan terjangkau di bidang fesyen untuk semua lapisan masyarakat

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1


I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

III. METODE PENCIPTAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV VISUALISASI. sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB II. A. Kajian Pustaka

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

BAB III METODE PENCIPTAAN

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk menyebutkan kain batik yang dihasilkan pengrajin batik dari daerah Blora,

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Kemajuan teknologi dan perkembangan aspirasi konsumen sekarang telah membuka berbagai peluang baru dalam dunia pembuatan produk tekstil, tidak terkecuali batik yang seiring waktu menjadi sebuah produk yang mengikuti dinamika selera modern dan teknologi (Asti dkk., 2011: 9). Perkembangan dan perubahan konsumen ini membuka peluang yang menguntungkan salah satunya dalam pemenuhan busana atau fesyen batik kontemporer untuk segmen anak muda. Batik kontemporer sendiri adalah batik yang diidentikkan dengan batik kreasi baru yakni batik yang berkembang dari segi gaya, motif, serta pengembangan teknik-teknik batik. Motif dan isen tergantung kepada si pencipta. Satu hal lagi yang menjadi ciri batik kreasi baru tidak memiliki keterkaitan dengan tradisi tertentu (Sewan,1980: 15). Seiring perkembangan jaman masyarakat menerima batik kreasi baru sebagai batik kontemporer. Menurut Biranul Anas dkk, batik kontemporer mampu menjawab tuntutan zaman yang menuntut sesuatu mengandung kebaruan, mempunyai karakter khusus (unik), dan sesuai dengan semangat zaman mengikuti perkembangan corak lingkungan usaha yang ditandai oleh kesementaraan atau trend (Biranul Anas dkk, 1997: 240-246). Batik kontemporer menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang lebih ekspresif, tidak terikat dengan tradisi tertentu, dan sesuai dengan semangat zaman (kekinian). Fakta ini ditandai dengan commit banyaknya to user permintaan pasar terhadap batik 1

digilib.uns.ac.id 2 kontemporer sehingga mendatangkan nilai ekonomi dan mendorong kreativitas seniman, desainer, maupun pengrajin batik untuk menciptakan beragam kreasi batik kontemporer (Kompas, 2/10/2009). Mempertimbangkan fakta-fakta di atas, penulis tertarik mengembangkan desain batik kontemporer untuk proyek Tugas Akhir dengan judul, Circuit Board sebagai Sumber Ide Pengembangan Desain Motif Batik Kontemporer. Batik kontemporer menjadi landasan utama proyek Tugas Akhir ini karena batik kontemporer membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam batik baik dari segi visual, teknik, dan semangat penciptaan yang tidak terkungkung oleh batasan-batasan yang selama ini dianggap pakem dalam batik. Pada proyek tugas akhir ini penulis menawarkan tiga hal sebagai kekuatan proyek perancangan ini, yaitu, pertama, ide pengembangan visual, sengaja penulis mengambil visual circuit board. Ide ini diambil dengan alasan circuit board (dapat) mewakili perkembangan zaman dan tidak dapat dipisahkan dengan anak muda zaman sekarang yang selalu uptodate akan hal-hal yang baru. Dari segi visual dan estetis, circuit board menawarkan visual unik berupa alur-alur garis geometris yang ritmis yang dapat memberikan efek ilusif bagi yang melihat maupun yang memakainya. Dan yang tidak kalah penting, selama ini belum ada batik kontemporer yang mengolah visual circuit board sebagai motif. Kedua, menekankan pada pengembangan desain. Pengembangan desain di sini merujuk pada pemikiran Bram Palgunadi, pengembangan desain yang merujuk pada kegiatan (action) yang berimplikasi pada proses mendesain, metode, dan produk (Bram,2007). Pengembangan desain ini berimplikasi

digilib.uns.ac.id 3 memandang batik sebagai pengembangan perupaan yang berhubungan dengan teknologi rintang warna. Mempertimbangkan konsep pengembangan ini maka batik dapat dieksplorasi dengan baragam gagasan garap rupa lebih kreatif dengan memadukan perkembangan teknologi olah visual (komputer desain) dengan melibatkan teknologi pada proses produksinya. Untuk itu, proyek Tugas Akhir ini menggunakan teknik sablon malam dingin sebagai pencapan rintang. Sablon malam sendiri dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sablon dan batik. Pada sablon malam, materi yang dicetak pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik printing konvesional. Setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya (Asti, dkk., 2011: 23). Ketiga, semangat kontemporer atau kekinian dalam desain. Proyek perancangan Tugas Akhir ini sengaja menampilkan desain visual (motif) berbau teknologi yang berkesan modern, futuristik, garap rupa detail yang rapi, dan rasa estetis yang lebih kekinian. Olah desain dengan semangat kontemporer ini menjadi elemen kekuatan utama di era industri kreatif. Sebab, demikian menurut Stoneman, tampilan visual yang dapat dirasakan dan terlihat menjadi alasan utama pemilihan produk. Inovasi, pengalaman estetis, dan kebaruansebuah produk dapat ditutup dengan inovasi visual atau desain (Stoneman, 2010). Tiga poin di atas menjadi kekuatan desain dan nilai diferisiansi produk pada perancangan Tugas Akhir ini. Muara dari perancangan ini adalah membuat produk batik kontemporer yang mengedepankan inovasi, kompetitif, dan mengikuti perkembangan corak lingkungan usaha yang ditandai oleh

digilib.uns.ac.id 4 kesementaraan (trend). Mengingat persaingan di dunia tekstil makin terbuka, usaha dibidang batik harus berani memunculkan diversifikasi produk inovatif. B. Studi Pustaka Hingga saat ini, belum ada karya batik kontemporer yang mengolah sumber ide visual circuit board. Begitu juga batik kontemporer yang menggunakan pencapan rintang dengan sablon malam belum banyak yang menggerjakan. Untuk itu, kajian pustaka ini akan memilih beberapa buku maupun artikel yang berkaitan dengan batik kontemporer, pencapan rintang, circuit board, dan konsep pengembangan desain baik yang dicetak maupun yang berada di website. Untuk memahami proyek perancangan Tugas Akhir ini pertama-tama perlu mengetahui apa itu Circuit Board. Printed Circuit Board (PCB) atau Papan Rangkaian Tercetak adalah papan rangkaian yang digunakan sebagai tempat penghubung jalur konduktor dan penyusunan letak komponen-komponen elektronika. Sedang yang dimaksud dengan jalur konduktor adalah sistem pengkabelan antar komponen sebagai bagian dari hubungan data dan kelistrikan pada komponen tersebut. Macam-macam bentuk PCB yang umumnya terdapat di pasaran adalah PCB Matrix Strip Board (Papan Matriks Bergaris) bentuknya terdiri atas susunan lubang-lubang dan PCB Cooper Clad (Berlapis Tembaga) yang terbuat dari bahan ebonite atau fiber glass yang salah satu atau kedua sisinya dilapisi oleh lapisan tembaga (Sugianto.2007: 5). Ilmu yang mempelajari alat-alat teknologi ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain

digilib.uns.ac.id 5 pembuatan circuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi (Moch., 2008: 1). Jalur-jalur penghubung konduktor dan penyusunan letak komponenkomponen elektronika pada circuit board tersebut membentuk garis-garis dan bidang yang menarik secara visual. Menariknya visual circuit board ini bahkan dipadankan ke aliran seni lukis modern yaitu kubisme karena terwujud dari bentuk-bentuk geometris, futurisme aliran yang mengimbangi segala sesuatu yang serba cepat dan dinamis, dan optic art yang memanfaatkan ilusi mata (Hery, dkk. 2014: 26-35). Selain dipadankan dengan aliran-aliran seni di atas, secara khusus visual circuit board dipandang memiliki kemiripan dengan karya Paul Klee, pelukis Eropa (1879 1940), yang gaya lukisannya dipengaruhi oleh aliran seni ekspresionisme, kubisme, dan surealisme. Kemiripan ini bisa dilihat dari lukisan Paul Klee yang menggunakan garis dan bentuk geometris dan blok warna cerah yang bervasiasi (www.paulklee.net). Visual circuit board juga dianggap mirip dengan karya-karya lukis Joan Miro (1893-1983) dengan gaya lukisannya yang mengarah ke surealisme yang didasarkan pada unsur garis dan titik dengan fiturfitur ekspresif seperti berbagai macam makhluk dan bentuk dengan komposisi warna-warna primer (www.joanmiro.net). Kompleksitas dan keunikan visual circuit board menawarkan visualitas yang merangsang imajinasi seniman untuk mengembangkan ke dalam karya-karya seni visual dan desain. Circuit board yang terdiri dari unsur garis dan titik yang dimodifikasi sedemikian rupa menghasilkan keseluruhan penampakan visual yang

digilib.uns.ac.id 6 kompleks. Dalam desain, penggunaan elemen garis secara proporsional akan menghasilkan sensasi yang luar biasa sehingga menentukan karakter desain secara keseluruhan. Jika diamati dengan cermat garis dapat mempengaruhi dan mengungkapkan ekspresi tertentu termasuk keindahan. Hal ini dapat dilihat dalam karya batik di mana susunan visual batik mengolah secara kreatif unsur garis dan titik yang bertentangan, berbeda, tanpa menghiraukan aturan-aturan tertentu, justru dapat menghasilkan komposisi yang indah (Riyanto dkk. 1997: 4-5&7). Olahan rupa bersumber dari circuit board dapat dikembangkan menjadi desain motif batik kontemporer. Pertimbangan dari pengembangan ini melihat pengertian Batik Kontemporer atau batik modern sendiri yakni semua macam jenis batik yang motif dan gaya tidak seperti batik tradisional, tidak terikat aturan tertentu seperti pada isen-isen, dan bersifat bebas (Sewan, 1980). Perkembangan batik kontemporer atau batik modern ini dimulai sejak tahun 1967 dan mendapat sambutan pada tahun 1970. Pada tahun 1970 para seniman dan masyarakat mulai menerima dan mengakui adanya batik modern. Setelah itu para seniman mulai mengembangkan batik non tradisional atau batik modern. Beberapa jenis batik dalam batik modern ini antara lain: (1) gaya abstrak minimalis (2) gaya gabungan (3) gaya lukisan (4) gaya khusus cerita lama, terkadang seperti campuran antara nyata dan abstrak. Dan mungkin banyak gaya lain lagi tergantung dari pelukis atau seniman yang mengembangkan (1980: 15). Dalam teknik permbuatan batik kontemporer menganut gaya bebas yakni tidak harus mengikuti urutan proses sebagai mana batik tradisional. Dari pemikiran inilah penciptaan batik yang modern merupakan salah satu bentuk

digilib.uns.ac.id 7 kreatifitas dan upaya memajukan teknik batik yang semula dianggap tradisional, kuno menjadi lebih terkini. Seperti yang diungkapkan Michael Dove, tradisional tidak harus berarti terbelakang. Budaya tradisional selalu mengalami perubahan yang dinamis, oleh karena itu budaya tradisional tidak merubah ketradisionalan itu sendiri (Dove, 1985: xv). Pengembangan desain batik kontemporer ini menjadi penting mengingat batik kontemporer menjadi salah satu jenis batik yang diminati saat ini. Hal ini ditunjukan dengan tingginya pesanan motif-motif kontemporer. Batik dengan motif kontemporer merupakan modifikasidari motif-motif yang telah ada sebelumnya. Biasanya motif tersebut diterapkan pada busana batik dengan model yang rumit. Tingginya pesanan batik tersebut seiring dengan semakin beragamnya model batik sehingga dapat digunakan untuk kegiatan nonformal seperti busana pesta, pakaian untuk berpergian, dan pakaian sehari-hari (Asti, dkk. 2011: 52). Pengembangan desain batik kontemporer didukung oleh pengembangan teknologi proses produksi tekstil. Salah satu pengembangan yang dilakukan oleh pelaku industri batik adalah sablon malam dingin (cair) menggunakan screen sablon dan pemalaman dengan malam dingin atau warna. Sablon malam atau screen sablon digunakan untuk pembuat motif dengan teknik cetak saring atau yang kita kenal dengan istilah printing atau sablon. Teknik printing atau sablon adalah menyaring zat pewarna melalui motif diatas kain hingga menghasilkan motif tertentu. Namun pada teknik sablon malam yang dilakukan bukan menyaring zat pewarna, melainkan menyaring malam yang sudah dicairkan ke atas lembaran kain. Selanjutnya kain tersebut mengalami proses pewarnaan dan

digilib.uns.ac.id 8 penghilangan lilin malam seperti teknik batik lain (Lucky, dkk. 2013: 7-8). Proses ini banyak digunakan dalam pembuatan batik kreasi baru dan batik-batik diluar Jawa (Riyanto dkk. 1997: 15-16). Dalam dunia tekstil, sablon malam tersebut disebut sebagai pencapan rintang. Menurut Complete Textile Glossary pencapan rintang adalah metode pencapan dimana sebuah desain dapat diproduksi yang pertama dengan membubuhi perintang pada desain yang diinginkan, kemudian kain diwarna, yang pada hal ini, desainnya akan tetap bewarna putih meskipun bagian kain yang lain telah diwarna atau xara yang kedua dengan memasukan perintang dan pewarna menjadi pasta pada desain. Dalam hal ini, warna dari desain tidak terpengaruh oleh pencelupan selanjutnya dari latar belakang kain (Complete Textile Glossary, 2001). Menurut Adji Isworo Josef cara pencapan rintang dilakukan dengan menggunakan pasta yang dapat menghalangi pewarnaan serat, sehingga bagian kain yang tertutup oleh pasta cap tidak dapat terwarnai saat kain dicelup. Hasil motifnya adalah motif putih diatas dasar berwarna. Cara pewarnaan dengan pencapan rintang yang paling dikenal adalah proses pembuatan batik. dalam pembuatan batik, kain akan dicap dengan lilin (malam), sehingga pada saat dilakukan pencelupan bagian yang tertutup lilin akan menolak warna yang terlarut dalam air. Tetapi selain dengan bahan yang menolak air, seperti dalam pembuatan batik. Pencapan rintang juga dapat dilakukan dengan mencapkan bahan kimia yang dapat menghalangi zat warna berikatan dengan serat. Misalnya untuk zat warna yang dapat mewarnai serat bila dalam keadaan alkalis, maka dalam

digilib.uns.ac.id 9 pencapan rintangnya kain harus dicap dengan zat yang bersifat asam, agar zat warna tidak dapat mewarnai serat pada kain, begitu pula sebaliknya (Adji, 1993: 34-35). Sedang menurut Sunarto pencapan rintang ialah saat zat perintang dicapkan pada bahan, kemudian bahan dicelup dengan zat warna, zat perintang bekerja secara fisika maupun kimia menghalangi pengikatan antara zat warna dan kain sehingga fiksasi zat warna pada tempat tempat yang dicap terhalang. Hasil yang diperoleh dalam pencapan rintang berupa motif corak putih (rintang putih) dan motif corak warna (rintang warna). Jenis zat perintang ada dua macam yakni zat perintang yang bekerja secara fisika misalnya malam, lilin yang banyak dipakai dalam pembuatan kain batik. Jenis yang kedua yaitu zat perintang yang bekerja secara kimia, misalnya ZnO2, TiO2, BaSO4, asam, alkali, zat pengoksi, dan zat pereduksi (Sunarto, 2008: 280). C. Fokus Permasalahan 1. Bagaimana merancang motif batik kontemporer dengan sumber ide circuit board dengan memakai perintang warna teknik sablon malam dingin? 2. Bagaimana mengaplikasikan motif batik kontemporer circuit board untuk busana kasual wanita remaja?