Ekspektasi konsumen jasa adalah keyakinan tentang penghantaran jasa yang berfungsi sebagai standar atau titik referensi dalam bertindak, dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia yang sempat terpuruk pada tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu indikator keberhasilan dari suatu usaha.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Internet sendiri berasal dari kata Interconnection Networking

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya dan

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan deregulasi saat ini, persaingan di berbagai bidang

1 BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengkajian, percobaan dan berbagai cara lainnya untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada pengaruh citra Ali Türkyılmaz and Coskun Ozkan, et al (2007)

BAB I PENDAHULUAN. negeri yang relatif tinggi, yang mencapai rata-rata 15 persen per tahun. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya di Indonesia. Selain memiliki obyek wisata alam dan obyek wisata belanja, saat ini

BAB VII KUALITAS JASA DAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya berbagai pembangunan hotel, maka banyak pemilik modal

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan yang memasarkan jasa-jasa mereka.

BABI PENDAHULUAN. 1996). Jasa adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membuka usaha sendiri. Banyaknya usaha bisnis di bidang yang sama, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dimasa depan adalah masyarakat dengan perilaku hidup sehat, memiliki

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KUALITAS PELAYANAN TERKAIT DENGAN KEPUASAN KONSUMEN DALAM INDUSTRI JASA

BAB I PENDAHULUAN. urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA MENCIPTAKAN KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENGELOLAAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Jumlah Pelanggan Sumber : PDAM Tirta Pakuan, 2008

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini dikenal dengan berbagai julukannya,

BAB I PENDAHULUAN. persen. Sepanjang tahun 2011, penjualan mobil dari pabrik ke dealer telah mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang

BAB I. Situasi yang sama juga tampak di kota-kota besar, salah satunya ialah kota

BAB II. KAJIAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. a. Hadiati dan Ruci (1999) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan sejenis yang bergerak dalam bidang yang

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

PENDEKATAN PUBLIC RELATION (PR) DLM PENINGKATAN KAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. periode pencerahan di Eropa pada abad ke-18 setelah itu sampai ke Indonesia. Sejak

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK HANDPHONE DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. kesan positif ataukah sebaliknya. Interaksi ini disebut sebagai a moment of truth,

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

objek evaluasi konsumen ketika konsumen mengkonsumsi jasa. Selain itu Gronroos (1994) juga mempertanyakan keberadaan paradigma marketing mix, yang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada pengaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan tempat wisata, dan salah satunya yaitu kawasan Puncak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Untuk membahas dan menghasilkan permasalahan lebih lanjut, penentuan

BAB 1 PENDAHULIAN. Di era hiperkompetitif seperti sekarang ini dunia usaha sedang bergerak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dan Keller,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB I PENDAHULUAN. merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih. seberapa banyaknya kepuasan konsumen.

BAB II URAIAN TEORITIS. Krisviyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. (Kotler, 2009:399) bahwa konsumen mendapatkan service expectation dari banyak

BAB I PENDAHULUAN. maju harus dapat memberikan pelayanan baik lewat promosi yang tepat serta

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan usaha bisnis menjadi semakin ketat. Para produsen istilahnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan apapun bentuk produk yang dihasilkan. Tjiptono (2008:85)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Service menurut Gronroos (1990). A SERVICE IS AN ACTIVITY OR SERIES OF ACTIVITY OF MORE OR LESS INTANGIBLE

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di negara ini, banyak

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

KEPUASAN KONSUMEN Kepuasan konsumen adalah keadaan yang dicapai bila produk sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen dan bebas dari kekurangan (Juran, 1992). Kepuasan konsumen dapat didefinisikan pula sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Menurut Roland T Rust (1996), penyedia jasa harus memperhatikan apa yang konsumen persepsikan atas jasa yang diberikan, tetapi juga bagaimana mereka dapat merasakan kepuasan. Kedalaman dari perasaan ini merupakan hasil dari tingkat seberapa jauh persepsi dari konsumen dapat sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Secara umum tingkat kepuasan konsumen (=Z) dapat digambarkan sebagai rasio tingkat persepsi konsumen (=P) atas jasa yang diterima dengan tingkat ekspektasi (=E) mengenai jasa yang seharusnya diterima (Z = P/E). Idealnya rasio ini melebihi satu yang berarti bahwa jasa yang didapatkan melebihi harapan, atau ada harapan yang tidak diduga (diantisipasi) terpuaskan (Z 1). Bila hal ini tercapai, maka pelanggan akan sangat puas dan bila dilakukan terus menerus pelanggan akan bahagia dan menjadi loyal. Jika Z < 1 pelanggan tidak terpenuhi kebutuhan dan keinginannya. Perbedaan antara pelayanan yang diterima dengan yang diharapkan (kepuasan) harus diminimalisasi agar hasilnya mendekati atau lebih dari satu, yaitu dengan mengelola kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada penyerahan jasa. Penyedia harus memperbaiki kualitas jasa setiap saat dan semakin agresif untuk mengadakan penelitian akan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Menurut Zeithaml, kepuasan konsumen dipengaruhi oleh persepsi atas kualitas jasa, persepsi atas harga, serta faktor situasional dan faktor personal. Kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh kualitas produk atau barangbarang yang diberikan pada pelanggan dalam proses penyerahan jasa. Ekspektasi konsumen Proses penilaian kualitas jasa oleh pelanggan dimulai sebelum ia berinteraksi dengan penyedia jasa itu sendiri. Sebelum berinteraksi, pelanggan melaklukan penilaian penjajakan untuk menimbang-nimbang apakah penyedia jasa akan bisa memenuhi kebutuhannya. Dibenak pelanggan terbentuk jasa yang diharapkannya (expected service) yang dirasa pantas untuk diterimanya jika ia melakukan pembelian.

Ekspektasi konsumen jasa adalah keyakinan tentang penghantaran jasa yang berfungsi sebagai standar atau titik referensi dalam bertindak, dimana performansi sebagai pertimbangan. Menurut Roland T Rust (1996), tingkatan ekspektasi konsumen dibagi atas : a. Will expectation, yaitu tingkatan rata-rata dari kualitas yang diprediksi berdasarkan semua informasi yang diketahui. Ini merupakan tingkat ekspektasi yang sering disalahartikan oleh konsumen dan peneliti. Ketika konsumen mengatakan jasa ini telah memenuhi keinginan saya, berarti jasa ini lebih baik dari yang mereka prediksi akan terjadi. b. Should expectation, yaitu apa yang konsumen rasakan sepantasnya mereka terima dari transaksi. Sangat sering apa yang mereka rasakan seharusnya terjadi lebih baik dari yang merka pikir akan terjadi. c. Ideal expectation, yaitu apa yang terjadi dalam keadaaan terbaik. Ini berguna sebagai barometer dari kesempurnaan Ekspektasi-ekspektasi ini secara kuat dipengruhi oleh pengalaman buruk, maka will expectation akan turun, demikian sebaliknya, should expectation akan cenderung tetap naik, dan tidak akan pernah turun. Valerie dan Zeithaml membagi ekspektasi konsumen jasa ke dalam dua tingkatan yaitu : a. Jasa yang dinginkan (desired service), yaitu tingkatan pelayanan yang diharapkan akan diperoleh dan merupakan paduan dari apa yang dianggap konsumen dapat dilakukan dan harus dilakukan. b. Jasa yang dianggap cukup (adequate service), yaitu tingkat pelayanan yang masih dapat diterima konsumen. Daerah diantara kedua tingkatan ekspektasi ini disebut zona toleransi (zone of tolerance). Kedua tingkatan ekspektasi ini berbeda untuk masingmasing konsumen dan juga berbeda pada kategori dan level pemberi jasa yang berbeda. Misalnya ekspektasi untuk restoran mahal berbeda dengan ekspektasi untuk restoran fast food. Faktor-faktor yang mempengaruhi desired service adalah : Faktor penguat pemilihan jasa (enduring service intensifiers) adalah faktorfaktor individu atau kelompok yang mempengaruhi harapan konsumen secara stabil dalam meningkatkan sensitivitasnya terhadap jasa. Misalnya ekspektasi dasar terhadap jasa (derived service expectation), yang dapat terjadi bila ekspektasi konsumen dikendalikan oleh orang lain atau sekelompok orang. Faktor penguat lain adalah personal service philosophy, yaitu sikap dasar dari konsumen tentang arti jasa dan sikap yang pantas dari penyedia jasa.

Keinginan pribadi (personal needs), adalah faktor yang sangat penting untuk membentuk tingkat desired service. Keinginan pribadi dapat masuk pada banyak kategori termasuk fisik, sosial, dan psikologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adequate service expectation adalah: Faktor penguat sementara (transitory service intensifiers), yaitu faktor pribadi yang sifatnya sementara, yang membuat konsumen lebih wasdpada terhadap kebutuhan jasa (lebih peka) Alternatif-alternatif penyedia jasa lain (perceived service alternatives), yaitu persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapannya terhadap suatu kualitas semakin besar. Keterlibatan dan pemahaman pelanggan (self-perceived servive role), yaitu persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatan dan pemahaman terhadap produk dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Apabila konsumen terlibat dalam proses penyampaian jasa dan jasa yang terjadi tidak begitu baik, maka pelanggan tidak bisa menimpakan kesalahan sepenuhnya pada pihak penyedia jasa. Perkiraan jasa (predicted service), yaitu tingkat pelayanan yang dipercayai konsumen akan mereka peroleh. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspektasi konsumen secara keseluruhan adalah : Janji-janji pelayanan eksplisit (explicit service promises), yaitu isyarat-isyarat yang berhubungan dengan jasa selain janji-janji eksplisit yang membantu untuk menyimpulkan, pelayanan yang seharusnya diberikan. Syaratsyarat itu didominasi oleh harga dan hal-hal yang nyata berkenaan dengan jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication). Pengalaman masa lampau (past experience), yaitu pengalaman pribadi dalam menerima jasa yang sangat berkesan dan mempengaruhi tingkat harapan terhadap pelayanan berikutnya. Bila pengalaman yang didapatkan bagus, maka ia cenderung akan menharapkan pengalaman itu setidaknya akan terjadi lagi, tetapi bila pengalaman itu jelek, maka ia akan menurunkan tingkat harapannya terhadap apa yang diterima dalam pelayanan berikutnya, tetapi tingkat harapannya, terhadap apa yang seharusnya diterima cenderung naik.

Model ekspektasi konsumen jasa menurut Valerie dan Zeithaml adalah sebagai berikut : Persepsi konsumen Takeuchi dan Quelch (1983) mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan berdasrkan waktu sebelum, pada saat dan sesudah membeli atau mendaptkan suatu pelayanan, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Sebelum produk membeli Image (citra) dan nama perusahaan Pengalaman sebelumnya Opini dari orang lain (teman) Reputasi penyedia jasa Publikasi produl Harga performansi) diiklankan (untuk yang Saat membeli produk Sesudah membeli produk Spesifikasi performansi Kemudajan instalasi dan penggunaan Komentar dari penjual Penanganan perbaikan, produk pengaduan, jaminan Kondisi atau Ketersediaan sub persyaratan jaminan produk (elemen-elemen produk) Kebijaksanaan Efektivitas pelayanan perbaikan dan purna jual (termasuk pelayanan retention) Program-program Keandalan produk pendukung Harga (untuk Performansi komparatif performansi) yang ditetapkan Kualitas jasa sangat dipengaruhi oleh persepsi konsumen. Persepsi konsumen lebih mengacu pada perasaan konsumen terhadap jasa yang diterimanya, berdasarkan apa yang dibayangkan dan diterimanya. Bila jasa yang diterimanya lebih besar dari yang dibayangkan, maka ia akan merasa puas, dan kualitas perusahaan atau produk akan dipersepsikan tinggi, sebaliknya jika ia merasa bahwa jasa yang diberikan tidak sesuai yang diharapkannya, maka akan terjadi ketidakpuasan dan kualitas jasa dipersepsikan rendah.

Tidak semua persepsi konsumen benar, karena sifatnya sangat subyektif. Oleh karenanya, penyedia jasa harus mengantisipasi dan mengendalikan kemungkinan munculnya persepsi jelek dan keluhan yang seharusnya tidak terjadi. Selain itu perusahaan harus peka dan selektif terhadap semua keluhan dan informasi yang disampaikan konsumen. Persepsi konsumen terhadap jasa yang diterimanya dipengaruhi oleh : Cara penyampaian jasa (Service encounters) Setiap peristiwa dalam penyampaian jasa, seringkali secara potensial dapat menjadi hal kritis dalam menjamin kepuasan dan loyalitas konsumen. Jika seorang konsumen berinteraksi dengan sebuah perusahaan untuk pertama kalinya, penyamapaian jasa pertama kali akan menciptakan kesan pertama (first impression) terhadap organisasi. Pada situasi ini, konsumen seringkali belum mempunyai dasar penilaian terhadap organisasi, sehingga interaksi pertama ini akan sangat penting dalam membentuk persepsi konsumen akan kualitas. Ketika seorang pelanggan telah mempunyai banyak interaksi dengan sebuah perusahaan, setiap penyampaian jasa sangat penting dalam membentuk citra gabungan (kumulatif/menyeluruh) akan perusahaan dalam ingatan konsumen. Setiap pengalaman positif akan menambah citra gabungan terhadap mutu yang tinggi, sementara interaksi negatif akan membuat konsumen merasa ragu atau tidak pasti akan kualitas perusahaan. Gabungan pengalaman-pengalaman tersebut membuat konsumen menerka-nerka kualitas perusahaan dan merasa tidak pasti atas apa yang diharapkan akan diterimanya pada kunjungan berikutnya. Terdapat tiga tipe penyampaian jasa, yaitu tanpa kontak langsung dengan manusia (remote encounters), kontak dengan manusia (phone encounters), dan cara kontak langsung (face-to-face encounters). Bukti pelayanan (Evidence of Service) Ada tiga kategori bukti pelayanan, yaitu yang berhubungan dengan orang (people evidence), misalnya keramahan, pengetahuan, dan kesabaran karyawan; bukti proses (process evidence), misalnya kemampuan perusahaan menyelenggarakan jasa sesuai janjinya; dan bukti fisik (physical evidence), misalnya kebersihan dan kenyamanan tempat pelayanan.

Image perusahaan Image perusahaan adalah persepsi tentang suatu organisasi yang ada dalam ingatan konsumen dan dibangun konsumen melalui komunikasi, misalnya iklan, humas, citra fisik, komunikasi dari mulut ke mulut dan oleh pengalaman nyata terhadap perusahaan Image perusahaan dapat menjadi penyaring yang mempengaruhi persepsi konsumen atas pelayanan perusahaan. Image positif akan meredam kekecewaan atas pelayanan yang jelek, atau konsumen yang mempunyai image sangat positif terhadap perusahaan, ketika mengalami sebuah pengalaman buruk tidak akan menyebabkan akibat fatal terhadap kepuasannya, karena image positif dapat mengurangi pengalaman buruk. Image negatif akan menyebebkan konsumen cepat marah dan tidak puas apabila terjadi pengalaman buruk dan perlu banyak pengalaman baik untuk mengubah keseluruhan image buruk tersebut. Harga Harga jasa banyak mempengaruhi persepsi, kualitas, kepuasan dan niali jasa. Karena jasa tidak berwujud dan sering sulit dinilai sebelum terjadinya pembelian, maka harga seringkali dikaitkan sebagi indikator pendukung yang mempengaruhi harapan dan persepsi jasa. Pada harga yang tinggi, konsumen akan menuntut kualitas yang tinggi dan persepsi mereka akan mempengaruhi ekspektasinya, sebaliknya bila harga rendah, konsumen akan meragukan kemampuan perusahan untuk menyampaikan jasa.