INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

dokumen-dokumen yang mirip
ISIAN 8 (DELAPAN) INDIKATOR PENILAIAN EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT / LOMBA KELURAHAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013

INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015

2. Jarak Geografis INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lingkup Tugas. : Ketua RW : - POSISI / JABATAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN LINGKUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM. Lampung Tengah di Kecamatan Seputih Agung yang awal mulanya adalah daerah

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

POTENSI SOSIAL BUDAYA DI PEDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG MONITORING DAN EVALUASI PARTISIPATIF (PERLOMBMN KELURAHAN)

DATA POKOK DESA RANTAU JAYA UDIK KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PEJAMBON KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DESA PEJAMBON NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI SWADAYA DAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PAM LINMAS BAGI PEMBINA LINMAS KECAMATAN KABUPATEN SEMARANG

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II PELAYANAN SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

KECAMATAN GUNUNG TALANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2009

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Tugas Umum Pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PERADABAN OLEH PEMERINTAH DESA CIMINDI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN WINA HERMAWATI ABSTRAK

RUKUN WARGA 028. : 02/028/ TWA/VII/2017 : Permohonan bantuan dana untuk Prasarana Lingkungan dan Perlengkapan Operasional RW 028 : Satu set Proposal

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN MAHAKAM ULU

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

MAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DI WIL DIY. Oleh: Dewi Emiliana Sakti, SH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah Padukuhan Padangan adalah salah satu padukuhan di Desa Nglegi,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

c. mendistribusikan...

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG


PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BIDANG PARTISIPASI MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA RUKUN WARGA 08, KELURAHAN GAMER KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR. Nomor: RW.08/AD-ART/2014/REV.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

Transkripsi:

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kelurahan Kedungmundu perlu adanya kerjasama antara Pemerintah Kelurahan dengan Babinkamtibmas, Babinsa Lembaga Mayarakat yang ada, seksi keamanan RT, RW, Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat [ FKPM ] serta dukungan semua masyarakat. Dengan kegiatan kegiatannya antara lain : Mengikut sertakan pelatihan Linmas Mengikut sertakan linmas dalam rangka pelatihan penanggulangan bencana alam dan banjir. Meningkatkan kegiatan Pos kamling/pam Swakarsa di lingkungan RT/RW. Meningkatkan Sarana dan prasarana Poskamling di masing-masing RT/RW Dengan selalu berkomunikasi dan koordinasi dengan semua elemen keamanan yang ada, maka di Kelurahan Kedungmundu dalam kurun waktu tahun 2011 s/d 2012 dalam keadaan aman dan kondusif. 1. Konflik Sara Alhamdulillah, di wilayah Kelurahan Kedungmundu selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 tidak pernah terjadi konflik SARA dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu konflik antar kelompok, antar etnis maupun konflik yang berbau agama. Analisis /Keterangan Masyarakat Kelurahan Kedungmundu yang terdiri dari bermacam-macam golongan / etnis selama dua tahun terakhir dalam menjalin kehidupan bermasyarakat sangatlah harmonis. Hal ini terbukti dengan tidak pernah terjadi adanya konflik sara di wilayah Kelurahan Kedungmundu. Tingkat kesadaran warga dalam menghormati agama lain maupun kepentingan kelompok yang lain sangat tinggi. Sehingga dengan saling hormat- menghormati antar warga akan tercipta kehidupan yang harmonis.

2. Perkelahian Kasus Perkelahian di Kelurahan Kedungmundu selama tahun 2011 dan 2012 bahkan hingga sekarang tidak ada atau belum pernah terjadi. Analisis / Keterangan : Di Kelurahan Kedungmundu walaupun banyak terdapat sekolahan SMP sampai Perguruan tinggi, tidak pernah terjadi adanya perkelahian ataupun tawuran seperti yang sekarang baru ngetren masalah tawuran pelajar. Ini disebabkan adanya komunikasi timbal balik antara pendidik maupun para murid dan orang tua murid. Sehingga segala permasalahan dapat diselesaikan dengan musyawarah. 3. Pencurian dan Perampokan Kasus pencurian yang terjadi di Kelurahan Kedungmundu selama 2 tahun ini adalah sebagai berikut : - Tahun 2011 = 7 kasus - Tahun 2012 = 0 kasus Analisis / Keterangan : Melihat dari kasus pencurian tersebut di atas, adanya penurunan kejadian pencurian di Wilayah Kelurahan Kedungmundu.Ini disebabkan karena adanya pembinaan maupun sosialisasi dari Pemerintah Kelurahan bekerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas serta lembaga Kelurahan terkait tentang pentingnya keamanan lingkungan dengan mengoptimalkan siskamling. 4. Perjudian Kasus perjudian di Kelurahan Kedungmundu yang ditangani Kepolisian selama tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut : - tahun 2011 = Nihil - tahun 2012 = Nihil Analisis / Keterangan Selama tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat bahwa kasus perjudian di Kelurahan Kedungmundu tidak ada. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hukum telah meningkat. Di samping itu juga

tak lepas dari pembinan dan sosialisasi para penegak hukum yang bekerjasama dengan Pemerintah Kelurahan ataupun instansi terkait, sehingga angka kriminalitas di Kelurahan dapat ditekan. 5. Narkoba Kelurahan Kedungmundu Selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2011 dan 2012 tidak ada kasus narkoba atau nihil. Analisis / Keterangan Dalam kasus narkoba khususnya para pemuda sudah menyadari tentang bahaya akibat penyalahgunaan narkoba. Sehingga selama tahun 2011 dan 2012 tidak ada kejadian / kasus masalah narkoba. Kondisi seperti ini disebabkan karena pihak kelurahan dan Babinkamtibmas maupun Babinsa tidak henti-hentinya mensosialisasi masalah bahaya Narkoba terhadap generasi muda. 6. Prostitusi Prostitusi yang sering di identikkan dengan lokalisasi, di Kelurahan Kedungmundu tidak ada kejadian / kasus. Walaupun masih ada tempattempat panti pijat maupun salon. Dimana tempat-tempat tersebut merupakan rawan prostitusi. Tetapi selama tahun 2011 dan 2012 tidak ada kasus maupun laporan dari warga sekitar tempat-tempat tersebut. Analisis / Keterangan Dalam uraian di atas tidak adanya Kasus prostitusi di kelurahan Kedungmundu ini akibat dari pengendalian ataupun pendataan yang rutin dilakukan oleh Pihak Kelurahan. Sehingga setiap saat dapat memantau dan mengawasi kegiatan panti pijat maupun salon. 7. Pembunuhan Kasus pembunuhan di Kelurahan Kedungmundu selama tahun 2011 dan 2012 tidak ada atau nihil. Analisis / keterangan : Seringnya mengikuti kegiatan pembinaan mental baik di masjid dan tempattempat ibadah lain, menyebabkan jiwa dan mental menjadi lebih teruji. dengan mental yang baik akan dapat mengendalikan diri dalam

menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan sehingga hal hal yang mengarah kepada kejahatan dapat dicegah. Termasuk pembunuhan. 8. Kejahatan Seksual Kejahatan seksual yang terjadi di Kelurahan Kedungmundu selama tahun 2011 dan 2012 tidak ada / nihil. 9. Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan dalam rumah tangga yang lebih di kenal dengan KDRT dalam tahun 2011 dan 2012 di Kelurahan Kedungmundu tidak ada kasus. Analisis / Keterangan Kasus KDRT merupakan salah satu kasus kriminalitas baru yang pada saat ini telah dilindungi dengan UU dan berpayung hukum sehingga pelanggaran terhadap perbuatan ini dapat diancam dengan hukuman. Dengan sering disosialisasikannya KDRT kepada masyarakat menyebabkan kejadian kasus ini tidak ada. 10. Penculikan Kejadian Penculikan di Kelurahan Kedungmundu selama tahun 2011 dan 2012 tidak ada atau belum pernah terjadi. 11. Partisipasi Masyarakat dalam Keamanan Swakarsa Sebagai wujud peran serta masyarakat dalam keamanan dan ketertiban secara swakarsa di lingkungan masing masing adalah partisipasinya dalam kegiatan Siskamling, di Kelurahan Kedungmundu adanya Kelompok Siskamling dan berdirinya Poskamling yang tersebar di RT RT menjadi bukti kepedulian warga masyarakat yang terdata sebagai berikut : ~ Tahun 2011 jumlah Pos Kamling = 44 buah ~ Tahun 2012 jumlah Pos Kamling = 44 buah Analisis / Keterangan : ~ Jumlah Pos Kamling selama setahun tidak bertambah, ini sudah termasuk cukup bagus, mengingat tidak mudah mendapatkan lahan di RT / RW yang bisa didirikan Pos Kamling, belum menggali dana pembangunannya secara swadaya murni masyarakat, yang biasanya dilaksanakan dengan jimpitan

tiap malam sebagai bagian kegiatan Siskamling / Ronda lingkungan dari rumah ke rumah. ~ Meskipun jumlah Pos Kamling yang ada tidak sebanyak jumlah lembaga RT / RW yang ada, namun Siskamling tetap dilaksanakan di setiap lingkungan RT / RW untuk antisipasi gangguan kejahatan yang mungkin terjadi. 12. Rasio Anggota Hansip / Linmas dengan Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang menjadi Anggota Hansip / Linmas tahun 2011 jumlahnya 35 orang dan tahun 2012 ada peningkatan 20 orang, sehingga menjadi 55 orang, dimana pada kegiatan Pemilu telah membaktikan diri membantu pengamanan pada 25 TPS yang tersebar di 9 RW. Pada kondisi terakhir perlu adanya peremajaan / pengkaderan lagi karena sebagian ada anggota yang pindah, meninggal, non aktif, lanjut usia, beralih kegiatan lain, dsb. Sebagian besar adalah Anggota Hansip lama dengan pengabdian lebih dari 15 tahun yang masih penuh kesetiaan dan dedikasi tinggi untuk ikut berbakti bela negara, dari pengalaman dan ketrampilannya tersebut sebagian telah tersalurkan menjadi Satpam Perumahan / Perusahaan.

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR JUMLAH TAHUN 2011 TAHUN 2012 PERUBAHAN DARI TAHUN 2011 KE 2012 KETERANGAN 1. Konflik Sara 1. Konflik antar Kelompok 2. Konflik antar Etnis 3. Konflik Berbau Agama 2. Perkelahian 1. Kasus Perkelahian 2. Kasus perkelahian yang menimbulkan korban jiwa 3. Kasus perkelahian yang menimbulkan luka parah 3. Pencurian dan Perampokan 1. Kasus pencurian / perampokan 2. Kasus pencurian/prampokan dengan kekerasan 3. Kasus pencurian / perampokan dg pelaku dari desa setempat. 7 kasus 0 kasus -7 kasus -100 % 0 kasus 0 0 kasus 0 % 4. Perjudian Kasus Perjudian

5. Kasus Narkoba 1. Jumlah kasus narkoba yang pelakunya penduduk setempat. 2. Jumlah penduduk yang menjadi korban narkoba 6. Prostitusi Kasus Prostitusi 7. Pembunuhan Jumlah kasus pembunuhan Jumlah kasus pembunuhan dengan korban penduduk setempat Jumlah kasus pembunuhan dengan pelaku penduduk desa setempat. 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 8. Kejahatan Seksual Jumlah kasus perkosaan Jumlah kasus perkosaan pada anak Jumlah kasus kehamilan diluar nikah

9. Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan terhadap istri Kekerasan terhadap suami Kekerasan terhadap anak Kekerasan terhadap anggota keluarga lain. 10. Penculikan Jumlah kasus penculikan 11 Partisipasi Masy. dlm Keamanan Swakarsa 1. Jumlah Pos Siskamling 44 unit 44 Unit 0 unit 0 % 2. Jumlah anggota hansip 35 org 55 Org 20 org 57 % 3. Jumlah kelompok ronda 20 Org 25 Org 5 Org 25 % 4 Jumlah Pos Siskamling dengan sarana alat-alat keamanan lengkap 1 unit 2 Unit 1 unit 100 %