Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian PPNBappenas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PEMULIHAN ASET

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

PENEGAKAN HUKUM. Selasa, 24 November

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi setiap orang, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

Bag.I. HUBUNGAN SISTEM PEMASYARAKATAN DENGAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM LAINNYA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik bidang hukum, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dari

Tema: 6 (Rekayasa Sosial dan Pengembangan Perdesaan)

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

BAB IV PENUTUP. dalam tesis ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah adanya kekuasaan berupa hak dan tugas yang dimiliki oleh seseorang

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN

PERAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA WONOGIRI DALAM MENGELOLA, MERAWAT DAN MENYIMPAN BENDA SITAAN NEGARA DAN BARANG RAMPASAN NEGARA

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3

LEMBAGA PENGELOLA ASET TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tanggal 1 Agustus Presiden Republik Indonesia,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 Tentang : Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No c. bahwa dalam praktiknya, apabila pengadilan menjatuhkan pidana tambahan pembayaran uang pengganti, sekaligus ditetapkan juga maksimu

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

2017, No Peraturan Menteri; d. bahwa dalam rangka optimalisasi penanganan barang bukti tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan perlu diatu

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SATGAS SABER PUNGLI DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKOR PERSIAPAN KPK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

2015, No. -2- Pelayanan Hukum di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Ne

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM

TURBULENSI DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Instruksi Presiden RI setelah Rapat Terbatas Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, 17 Januari 2011 Senin, 17 Januari 2011

Pengelolaan Barang Sitaan, Temuan dan Rampasan

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

Laporan Hasil Pertemuan Pelaksana Teknis Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (Knpk) Tahun 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 ten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH BERUPA KENDARAAN PERORANGAN DINAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. didirikan pada setiap ibukota kabupaten atau kota, dan apabila perlu dapat dibentuk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI KPK TENTANG TATA LAKSANA BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM RANG PEMULIHAN ASET PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI HOTEL JS. LUWANSA 21 S.D 23 NOVEMBER 2016

Reformasi Hukum 1. Penetapan Regulasi agar Menghasilkan Regulasi Berkualitas 2. Pembenahan Lembaga / Aparat Penegak Hukum agar tercipta profesionalitas penegak hukum 3. Pembangunan budaya hukum untuk menciptakan Budaya Hukum yang kuat Bagaimana Penataan dan Pemulihan Aset Hasil Tindak Pidana? 2

A. Pemberantasan Pungutan Liar (Saber Pungli) Perpres No.87 Tahun 2016 tanggal 20 Oktober B. Pemberantasan Penyelundupan C. Percepatan Pelayanan SIM, STNK, BPKB dan SKCK D. Relokasi Penghuni Lapas yang Overkapasitas E. Perolehan Layanan Hak Paten, Merk dan Design Penataan dan Pemulihan Aset Hasil Tindak Pidana? 3

Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara (Rupbasan) dibentuk berdasarkan amat Undang Undang NO. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang sarat dengan unsur perlindungan Hak Asasi Manusia. Pembentukan Rupbasan bertujuan untuk menerapkan Check dan Balance melaluiprinsip netralitas dan prinsip pemisahan fungsi pada pelaksanaan Penegakkan Hukum, Perlindungan HAM dan Penyelamatan Aset hasil tindak pidana dalam penyelenggaraan penyimpanan, pengelolaan, penyelamatan dan pengamanan benda sitaan dan barang rampasan negara (basan dan baran). 4

Pada perkembangannya saat ini kejahatan tidak lagi dilakukan dengan cara cara yang sederhana. Kejahatan dilakukan secara terorganisir, melibatkan banyak orang (jaringan) dengan metode dan perangkat yang sangat maju, meliputi kejahatan serius dengan motif ekonomi besar dan mempunyaidayarusakyangluarbiasasecaraekonomi. Tindakan menghukum pelaku tindak pidana secara konvensional dengan mengejar dan menerapkan pidana penjara bagi pelaku (follow the suspect) tidak selalu berhasil mengurangi tingkat kejahatan. Bentuk hukuman selain memberikan efek jera bagi pelaku, harus dapat melucuti pelaku dari potensi ekonomi yang dapat menggerakan atau menghidupkan kembali tindak kejahatan (follow the asset).

WEWENANG RUPBASAN 1. Tanggung jawab fisik atas Basan ada pada Kepala RUPBASAN.(Pasal 30 ayat 3 PP RI No. 27 / 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP) 2. Tanggung jawab juridis atas Basan ada pada pejabat sesuai tingkat pemeriksaan. (Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim) (Pasal 30 ayat 2 PP RI No. 27 / 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP) 3. Di samping tanggung jawab secara fisik atas benda sitaan Kepala RUPBASAN bertanggung jawab atas administrasi benda sitaan;(pasal 32 ayat 1 PP RI No. 27 / 1983 ttg Pelaksanaan KUHAP) 4. Dalam hal benda sitaan tidak mungkin dapat disimpan dalam RUPBASAN, maka cara penyimpanaan benda sitaan tersebut diserahkan kepada Kepala Rupbasan. (Pasal 27 ayat 2 PP RI No. 27 / 1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP) 5. Benda sitaan disimpan di Rupbasan untuk menjamin keselamatan dan keamanannya. (Pasal 27 ayat 3 PP RI No. 27 / 1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP). 6. Di dalam RUPBASAN ditempatkan basan yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam proses peradilan termasuk barang rampasan. (Pasal 27 ayat 1 PP RI No. 27 / 1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP). 6

ISU STRATEGIS ISU INTERNAL 1. Belum Memadainya Gedung Kantor, Gudang dan Pegawai di Rupbasan. 2. Rupbasan belum terbentuk di setiap Kabupaten / Kota,baru terdapat 63 operasional dari 211 Unit sehingga belum terbentuk 148 Unit ( selama hampir 30 tahun ), seharusnya mengikuti jumlah Kabupaten / Kota Se Indonesia yaitu kurang lebih 530. 3. Provinsi yang belum terbentuk Rupbasan adalah Sulawesi Barat. 4. Rupbasan menggunakan gedung bekas Lembaga Pemasyarakatan sebanyak 17 Rupbasan 5. Rupbasan menumpang kepihak lain ( milik pemda ) sebanyak 8 Rupbasan. 6. Rupbasan menyewa gedung sebanyak 2 Rupbasan. 7. Eselonering Rupbasan masih pada Eselon IV belum sama dengan eselonering Polres, Kejari atau Pengadilan di kabupaten/kota, yang sudah eselon III. 8 Biaya pemeliharaan Basan dan Baran Pertahun yang diterima Rupbasan sangat minim sekali 9. Sulitnya mengetahui jumlah nilai nominal setiap basan atau baran di Rupbasan karena tidak tersedia tenaga ahli penilai / penaksir.

ISU EXTERNAL 1. Masih banyak Benda Sitaan yang tidak diserahkan, ditempatkan atau disimpan di Rupbasan. 2. Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang disimpan ditempat lain tidak di informasikan kepada Rupbasan. 3. Kepastian Hukum terhadap batas waktu Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tidak Konsisten mengikuti batas waktu proses pemeriksaan perkara oleh para pihak. 4. Putusan pengadilan terhadap Benda Sitaan hasil tindak pidana tidak diketahui pihak Rupbasan. 5. Pelaksanaan Eksekusi yang tidak tepat waktu yang berakibat menyusutnya secara drastis nilai ekonomis Basan dan Baran di Rupbasan secara sia sia. 6. Rupbasan sebagai Penyelenggara Negara yang melaksanakan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tidak di ikutsertakan dalam hal pemusnahan dan pelelangan.

RPJMN TAHUN 2015-2019 Kerangka Kelembagaan dalam Sub Bidang Hukum Penguatan Kapasitas Rumah Penyimpanan Barang Sitaan (Rupbasan) Peran Rupbasan sangat penting dalam membantu pemulihan keuangan negara. Namun, pemeliharaan barang sitaan sejauh ini justru hanya menyebabkan kerusakan dan turunnya nilai ekonomis barang sitaan. Sehingga dibutuhkan penguatan kapasitas kelembagaan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dalam hal pengembangan sarana prasarana ruang dan biaya pemeliharaan serta membangun sistem administrasi pengelolaan barang sitaan. Dalam penguatan kapasitas ini juga perlu dilakukan pengaturan percepatan lelang barang sitaan melalui peraturan perundang-undangan.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Tanggal 6 Mei 2015 TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA No. AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5 6 Transparansi Pengelolaan Aset Hasil Korupsi 84 Peningkatan akuntabilitas dan Kementerian Hukum Kejaksaan Republik Meningkatnya akuntabilitas Terpublikasi secara reguler dalam transparansi pengelolaan barang sitaan dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Kepolisian dan transparansi website Rupbasan atas pelaksanaan dan rampasan Negara Republik pengelolaan aset oleh fungsi pengelolaan aset yang antara Indonesia, Komisi Rumah Penyimpanan lain memuat informasi data barang Benda Pemberantasan Sitaan Negara (Rupbasan) sitaan yang dikelola (termasuk Korupsi. jumlah, jenis, estimasi nilai, waktu mulai dikelola, kondisinya, dan tindakan yang diambil dalam rangka menyelamatkan barang sitaan) 86 Optimalisasi peran Rumah Penyimpanan Kementerian Hukum Kejaksaan Republik Tersedianya Rupbasan yang Terbangunnya satu percontohan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Kepolisian ideal Rupbasan yang ideal, sedikitnya Negara Republik mencakup: Indonesia a. Infrastuktur b. Manajemen pengelolaan c. SDM 85 Peningkatan koordinasi terkait Kepolisian Negara Kementerian Hukum Adanya akurasi dan Terkirimnya pemberitahuan rutin penyimpanan barang sitaan dan Republik Indonesia, dan Hak Asasi kekinian data terkait setidaknya setiap 3 (tiga) bulan dari Manusi barang rampasan Kejaksaan Republik sitaan dan rampasan yang Kepolisian Negara Republik Indonesia Indonesia disimpan di Rumah dan Kejaksaan Republik Indonesia ke Penyimpanan Benda Sitaan Rupbasan tentang status penanganan 11/21/2016 Negara (Rupbasan) perkara yang barang sitaannya 10 disimpan di Rupbasan atau di tempat

Rekomendasi Hasil Audit BPKP 2014 Akuntabilitas dan kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan kurang memadai yang mengakibatkan benda sitaan dan rampasan negara mengalami penurunan nilai yang sangat signifikan. BPKP menyarankan kepada : a. Kepala Kepolisian Negara RI b. Jaksa Agung RI Untuk meningkatkan keordinasi dalam rangka : 1. Menyusun petunjuk teknis terkait pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara dengan mengacu kepada peraturan bersama antar lembaga penegak hukum tahun 2011 2. Menyusun petunjuk teknis/pelaksanaan tentang pelelangan benda sitaan yang mudah rusak, dan sulit dikelola karna membutuhkan biaya mahal dalam rangka mengurangi dampak penurunan nilai. 3. Menginstruksikan kepada Penyidik Polri dan Penyidik Kejaksaan untuk mengupayakan penyimpanan benda sitaan ke Rupbasan, namun apabila sarana dan prasarana Rupbasan tidak memungkinkan untuk mengyimpan benda sitaan, maka Penyidik tetap melaporkan hasil penyitaan ke Rupbasan. c. Menteri Hukum dan HAM RI agar : 1. Menginstruksikan kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk menyusun sistem dan prosedur teknis perawatan/pemeliharaan setiap benda sitaan 2. Meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan Rupbasan dan untuk biaya pemeliharaan benda siataan 3. Memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Rupbasan dan melakukan upaya penambahan jumlah Rupbasan. 11

Rekomendasi Hasil Audit BPKP 2015 1. Peran Rupbasan dalam penanganan sistem penegakan hukum dan peradilan tindak pidana belum memadai, karna adanya sejumlah kendala dan keterbatasan baik secara internal maupun eksternal 2. Status Hukum Basan/Baran yang ada di Rupbasan tidak jelas 3. Terjadi penurunan nilai ekonomis Basan/Baran yang cukup Material 4. Penyelesaian berakhirnya Basan/Baran tidak jelas sampai kapan 5. Terdapat indikasi benda sitaan dan barang rampasan hasil penanganan tindak pidana tidak disimpan di Rupbasan dan tidak dilaporkan ke Rupbasan setempat 6. Kemungkinan terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan oleh pejabat/pegawai Rupbasan 12

REKAP DATA BASAN KPK DI RUPBASAN DKI JAKARTA JUMLAH BASAN DAN BARAN (UNIT) RUPBASAN KENDARAAN RODA EMPAT DAN TRUK KENDARAAN RODA DUA MESIN JUMLAH RUPBASAN KELAS I JAKARTA SELATAN 73 1 74 RUPBASAN KELAS I JAKARTA PUSAT 56 4 60 RUPBASAN KELAS I JAKARTA BARAT DAN TANGERANG 13 13 JUMLAH TOTAL 142 1 4 147 15

DRAFT RPP TATA KELOLA BASAN BARAN PADA RUPBASAN 1. Benda Sitaan harus berada di Rupbasan Diatur Mengenai Kewajiban Melaporlkan dan menyerahkan Basan ke Rupbasan dalam jangka watu 7 (tujuh) hari setelah dilakukannya penyitaan. Jika tidak dilaporkan dan diserahkan maka Kepala Rupbasan berwenang meminta penetapan hakim untuk memerintahkan penyidik dan penuntut umum agar menempatkan Basan di Rupbasan. 2. Pelelangan Benda Sitaan Kepala Rupbasan berwenang memberikan rekomendasi kepada penanggung jawab yuridis untuk dijual lelang atau untuk diamankan. Hasil lelang berupa uang digunakan sebagai barang bukti dan disimpan dalam rekening bank atas nama rupbasan 3. Kewajiban Penegak Hukum dan Pengadilan larangan penggunaan Benda Sitaan, kewajiban menyampaikan salinan putusan dan atau penetapan surat ijin penyitaan dari Ketua PN wajib menyampaikan tembusan ke Rupbasan. 4. Pemutihan Benda Sitaan yang Statusnya tidak jelas Kepala Rupbasan wajib melakukan klarifikasi kepada penangung jawab yuridis terhadap Basan yang sudah lewat jangka waktunya dan bila tidak mendapatkan klarifikasi Kepala Rupbasan wajib meminta ketentuan Hakim, kemudian mengumumkan penetapan Hakim di media yang dapat diakses masyarakat. Dalam jangka waktu 30 hari setelah pengumuman dimaksud Kepala Rupbasan berhak melaksnakan penetapan tersebut. Hasil pelelngan Basan dalam bentuk uang dimasukan ke kas negara untuk dan atas nama Rupbasan. 16

PENUTUP Menjadi harapan setiap orang, baik sebagai individu, keluarga, masyarakat maupun badan hukum yang bermasalah dengan hukum, barang bukti yang disita oleh negara dapat kembali dalam keadaan baik / sesuai dengan kondisi semula, minimal tidak menjadi lebih buruk dari sebelum dilakukan penyitaan. 17

TERIMA KASIH