ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA DI KELAS. Johan Subur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB III METODE PENELITIAN. di lapangan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB II KAJIAN TEORITIK

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORITIK

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

CREATIVE PROBLEM SOLVING: BAGAIMANA PENGARUHNYA TERHADAP KREATIVITAS SISWA?

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

Agus Prianggono 1, Riyadi 2, Triyanto 3

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SD DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

R. Azmil Musthafa et al., Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam...

PROFIL KREATIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

TAHAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK YANG MENGARAH PADA PEMECAHAN MASALAH (POLYA)

KREATIVITAS SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERBUKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS AKSELERASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA TERBUKA. Eni Defitriani Universitas Jambi

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POLA BARISAN BILANGAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

JURNAL. Oleh: DANIK RATNAWATI Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom. 2. Feny Rita Fiantika, S.Pd.

*Keperluan korespondensi, HP: ,

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2015 DALAM PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

PRISMA 1 (2018)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

Kreativitas. MIF Baihaqi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015

PENERAPAN MODEL SITUATION-BASED LEARNING PADA MATERI SIFAT- SIFAT DAN JARING-JARING BANGUN RUANG SEDERHANA DI KELAS IV SDN PASEH 1 SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Transkripsi:

ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA DI KELAS Johan Subur Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Subang johan_subur@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari latar belakang pemikiran mengenai perlunya meningkatkan hasil belajar matematika sebagai respon terhadap gejala melemahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika khususnya dalam proses pengembangan kreativitas siswa. Proses pembelajaran yang terpaku pada buku teks tanpa menelaah lebih jauh kreativitas siswa baik dari pemberian materi maupun soal matematika serta jarangnya pemberian soal pemecahan matematika mengakibatkan sulit diketahuinya perkembangan kreativitas siswa. Hal ini terjadi pada SDN Angkasa I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Oleh karena itu perlu pengkajian kreativitas siswa untuk mengetahui perkembangan kreativitas siswa berdasarkan kemampuan matematika siswa. Sehingga peneliti membuat judul penelitian ini Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Di Kelas VI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kreativitas siswa berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa matematika siswa Kelas VI SDN Angkasa I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Dari hasil penelitian, kemampuan matematika siswa mempengaruhi kreativitas siswa, makin tinggi tingkat kemampuan matematika makin tinggi pula kreativitasnya. Kata kunci: kreativitas, masalah matematika, kemampuan matematika, kelas VI sekolah dasar ABSTRACT This study departs from the rationale of the need for improving mathematics learning outcomes in response to symptoms of weakening the quality of processes and outcomes of learning mathematics in particular in the process of developing student creativity. The learning process that focused on textbooks without further examine students creativity both from giving material and math problems as well as lack of provision makes it difficult math problem solving creativity of students known developments. This happens on SDN I district Kalijati Space Subang. Therefore it is necessary to know the students creativity assessment students creativity development based mathematical skills of students. So the researchers made the title of this study Analysis Student Creativity In Problem Solving Based Mathematics Mathematical Ability Level VI classes. This study aims to determine the description of the creativity of students by ability level math students math students SDN Space VI Class I district Kalijati Subang. From the research, mathematical skills of students affects students creativity, the higher the rate the higher the capability mathematical creativity. Keywords: creativity, math problems, math ability, class VI elementary school PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang` Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Bagi siswa selain untuk menunjang dan mengembangkan ilmu-ilmu lainnya, matematika juga dipergunakan untuk bekal terjun dan bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat. Salah satu dari beberapa aspek yang terdapat dalam tujuan pembelajaran matematika dalam standar kompetensi kurikulum 2006 yang harus dikembangkan dalam diri siswa adalah kreativitas. Kreativitas merupakan suatu bidang yang sangat menarik untuk dikaji namun cukup rumit sehingga menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Menurut Supriadi (2001) kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda tergantung pada bagaimana orang mendefinisikannya. Tidak ada satu definisipun yang dianggap dapat mewakili 50

pemahaman yang beragam tentang kreativitas atau tidak ada satu definisipun yang dapat diterima secara universal. Munandar (2009), menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusisolusi baru atau gagasan-gagasan baru yang menunjukan kefasihan, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir. Ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif (nonaptitude).ciri kognitif dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas dan kefasihan. Sedangkan ciri nonkognitif dari kreativitas meliputi motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif. Kreativitas yang baik meliputi ciri kognitif maupun ciri non kognitif merupakan salah satu potensi yang penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Kreativitas yang menuntut sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), asli (originality), menguraikan (elaboration) dan dirumuskan kembali (redefinition) yang merupakan ciri berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Munandar, 2009). Dalam kenyataannya, kreativitas siswa dalam matematika belum diperhatikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi pada SD Negeri Angkasa I, kegiatan pembelajaran sudah difokuskan pada siswa. Siswa dibentuk dalam kelompok belajar dan bertanggung jawab atas LKS yang diberikan guru. Namun soal yang diberikan sebatas pada materi yang diajarkan yang telah didahului dengan contoh oleh guru, bukan merupakan masalah matematika. Pemberian soal rutin seperti itu membuat siswa hanya menguasai teknik penyelesaian yang sudah dicontohkan sebelumnya dan tidak memberikan ruang bagi siswa berkreasi dengan pengalaman matematika sebelumnya. Hal itu, sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2006 yaitu agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, memecahkan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Masalah matematika hanya akan bisa dipecahkan jika siswa memiliki motivasi, kemampuan berpikir kreatif, keterampilan dan pengetahuan akan masalah yang diberikan di samping aspek lainnya. Dengan begitu kreativitas siswa yang ada pada siswa bisa diketahui dan dimunculkan. Seperti menurut Sternberg (2006) kreativitas sudah jelas terdapat pada anak-anak. Dengan demikian usaha kita untuk memunculkan kreativitas yang ada pada siswa semaksimal mungkin. Mc Cabe (dalam Daniel Fasko, 2000) mengungkapkan bahwa ada hubungan antara tinggi skor IQ verbal dalam matematika dengan kreativitas yang tinggi yang diukur dengan Torrance Test of Creative Thinking (TTCT). Sedangkan menurut Livne dan Milgram (2006) mengungkapkan bahwa kecerdasan umum dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan matematika namun tidak dapat memprediksi kemampuan kreatif dan sebaliknya kemampuan kreatif tidak dapat memprediksi kemampuan matematika siswa. Berdasarkan kenyataan ini, penulis tertarik untuk melihat dan mendeskripsikan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan tingkat kemampuan matematika. Kajian ini memungkinkan 51

diperolehnya sumbangan pengetahuan baru dalam melihat kemampuan dan kreativitas siswa dan bagaimana memanfaatkannya. Sehingga kreativitas yang ada pada siswa bisa dimunculkan semaksimal mungkin. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang artinya sebagai penelitian yang datanya diperoleh dengan cara mengumpulkannya dari pengalaman empiris di lapangan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini adalah deskriptif, yang selanjutnya disebut deskriptif kualitatif, artinya bahwa penelitian ini bermaksud melakukan penyelidikan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek/subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Robert, S Bogdan dan Sari Knope Biklan, 1982). Metode ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana kondisi di lapangan, proses apaapa saja yang telah berlangsung dengan cara diagnosa dan menerangkan hubungan yang terjadi di lapangan dengan kajian teori, untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang ada sekarang, yang kesemuanya disusun secara sistematis berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan (Moleong, 2005). Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI SD Negeri Angkasa I Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang, sekolah yang sudah RSBI, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan kreativitasnya serta dari observasi lapangan ternyata guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreativitas siswa, sehingga belum diketahui pasti bagaimana kretivitas siswa dalam memecahkan masalah. Tehnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui dokumentasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut dapat diharapkan dapat saling melengkapi, sehingga diperoleh suatu informasi yang diharapkan. 1. Tes Menurut (Arikunto, 2006) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 2. Dokumen Dokumen adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku-buku notulensi, makalah, peraturanperaturan, buletin-buletin, catatan harian dan sebagainnya (Arikunto, 2006). 3. Wawancara Esterberg (dalam Sugiyono, 2012) mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pedoman wawancara tetap membantu para peneliti untuk berfokus pada topik penelitian. Kebebasan ini dapat membantu pewawancara untuk menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan isi dan situasi kepada orang-orang yang diwawancara (Lindlof dan Taylor, 2002). Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidaktidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 52

2012: 137). Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti bertindak sebagai peran utama, serta penelitian ini lebih menekankan proses dan hasil dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan instrumen pendukung sebagai berikut: 1. Indikator Kreativitas Dalam penelitian ini kreativitas dilihat dari aspek proses kreatif dan poduk kreatif yakni kefasihan/kelancaran (fluency), keluwesan/luwes (flexibility), kebaruan (novelty) serta keterincian (elaboration). 2. Soal Tes Kemampuan Matematika Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan matematika siswa secara keseluruhan, butir soal tes ini tidak terbatas pada sebuah materi tertentu namun matematika secara umum yang pernah dipelajari siswa. 3. Soal Tes Pemecahan Masalah Soal tes pemecahan masalah terdiri dari dua buah soal yang digunakan untuk mengetahui bagaimana siswa memecahkan masalah kemudian ditelusuri kreativitasnya berdasarkan indikator yang ditetapkan 4. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dalam penelitian ini berupa pertanyaan garis besarnya saja. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman (Sugiyono, 2012). Miles and Huberman (Sugiyono, 2012), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Prosedur Penelitan Kegiatan penelitian tersebut dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan pokok, yaitu: 1. Tahap Persiapan 1) Orientasi lapangan atau observasi ke sekolah 2) Pengkajian teori kreativitas dan penyusunan indikator kreativitas 3) Pengembangan instrumen a. Menyusun kisi-kisi soal tes kemampuan matematika b. Menyusun instrumen soal tes kemampuan matematika c. Menyusun instrumen soal pemecahan masalah. d. Validasi instrumen oleh ahli e. Uji coba instrumen f. Menyiapkan instrumen dan administrasi penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap ini adalah kegiatan utama penelitian yang meliputi : 1) Memberikan soal tes kemampuan metematika dengan tujuan memperoleh gambaran pengelompokan kemampuan siswa. 2) Pemilihan subjek berdasarkan tiap tingkat kemampuan matematika yakni masing-masing 2 siswa dari kelompok dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi. 3) Memberikan soal pemecahan masalah dan hasilnya akan dianalisis dengan indikator kreativitas dan diadakan wawancara terhadap subjek penelitian. 3. Tahap Penyelesaian 1) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian 2) Penyusunan laporan hasil penelitian 53

HASIL PENELITIAN 1. Kreativitas Siswa Kemampuan Rendah Untuk Masalah Bangun Datar Pada masalah bangun datar, subjek memenuhi dua aspek kreativitas yakni kefasihan dan keterincian. Aspek fleksibilitas tidak terpenuhi karena subjek tidak terbiasa mengerjakan masalah atau soal matematika bangun datar dengan cara yang biasa dipelajari di kelas. 2. Kreativitas Siswa Kemampuan Rendah Untuk Masalah Bilangan Bulat Pada masalah bilangan bulat, subjek memenuhi dua aspek kreativitas yakni kefasihan dan keterincian. Subjek menampikan kreativitas yang kurang karena hanya mampu memenuhi dua indikator kreativitas. Siswa dengan kemampuan rendah memecahkan masalah atau membuat penyelesaian yang mudah dan menghindar dari kecenderungan halhal yang sulit. Hal ini diduga diakibatkan karena malas ataupun kurangnya latihan dalam mengembangkan kreativitas. 3. Kreativitas Siswa Kemampuan Sedang Untuk Masalah Bangun Datar Pada masalah geometri, subjek memenuhi keempat aspek kreativitas yakni kefasihan, kebaruan, dan keterincian. Dibandingkan dengan subjek pada tingkat kemampuan rendah masalah bangun datar, subjek pada tingkat ini menunjukan perbedaan kemampuan dapat menunjang kemampuan untuk kreatif. Subjek juga menunjukkan ketertarikannya dengan memecahkan masalah matematika dengan menampilkan pemecahan masalah yang berbeda dengan subjek yang lain hanya saja sudut pandang dalam menyelesaikan masalahnya subjek masih kurang karena kebiasaan subjek yang selalu terpaku pada penyelesaian standar atau rumus yang biasa dipelajari di kelas. 4. Kreativitas Siswa Kemampuan Sedang Untuk Masalah Bilangan Bulat Pada masalah aljabar, subjek memenuhi dua aspek kreativitas yakni kefasihan dan keterincian. Hampir serupa dengan siswa pada tingkat kemampuan rendah untuk masalah bangun datar, siswa pada tingkat kemampuan sedang pun tidak memenuhi dua aspek yang paling ditekankan atau merupakan tingkat teratas dalam mendefinisikan individu yang kreatif. Kecenderungan ini disebabkan siswa cenderung terpaku pada pola yang ada yakni dalam menggambar bangun ruang harus diketahui rumusnya. Siswa pada tingkatan ini pun tidak menunjukan kreativitas yang lebih dari tingkatan sebelumnya dimana hanya dua dari empat indikator yang dapat terpenuhi. 5. Siswa Kemampuan Tinggi Untuk Masalah Bangun Datar Pada tingkat ini, siswa cenderung memenuhi keempat aspek kreativitas yakni kefasihan, kebaruan, fleksibilitas dan keterincian. Siswa pada tingkat kemampuan ini telah menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kedua tingkat sebelumnya. Nampaknya siswa pada tingkat ini siswa menyukai tantangan menginginkan penampilan yang berbeda dengan tingkat yang lainnya dilihat dari jawaban subjek yang beda dari yang lainnya. 6. Siswa Kemampuan Tinggi Untuk Masalah Bilangan Pada kemampuan ini subjek memenuhi tiga aspek indikator kreativitas yaitu kefasihan, fleksibilitas dan keterincian. Siswa pada tingkat kemampuan ini telah menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kedua tingkat sebelumnya. Meskipun belum menemukan yang baru tapi memiliki cara yang banyak dalam menemukan jawaban untuk menyelesaikan masalah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1. Kreativitas siswa pada aspek proses dan produk dalam memecahkan masalah matematika dengan tingkat kemampuan 54

matematika rendah siswa hanya mampu memenuhi dua indikator kreativitas yaitu kefasihan dan keterincian dari empat indikator kreativitas yang telah ditentukan. 2. Kreativitas siswa pada aspek proses dan produk dalam memecahkan masalah matematika dengan tingkat kemampuan matematika sedang. Subjek memenuhi tiga aspek kreativitas yakni kefasihan, kebaruan, dan keterincian dari empat indikator kreativitas yang telah ditentukan. 3. Kreativitas siswa pada aspek proses dan produk dalam memecahkan masalah matematika dengan tingkat kemampuan matematika tinggi. Pada tingkat ini, siswa cenderung memenuhi keempat aspek kreativitas yakni kefasihan, kebaruan, fleksibilitas dan keterincian. Meskipun masih ada kekurangan dalam menyelesaikan masalahnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara Basuki, H. (2005). Pengembangan Kreativitas. [Online]. Tersedia: http:/repository.gunadarma.ac.id:8000/ kommit2004_psikologi_012_362. pdf. [18 November 2011] Bogdan, R S. (1982). Qualitative Research for education an Introduction to Theory and Methods. Boston. Allynan Bacon Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta: Depdiknas. Fasko, D. (2000). Education and Creativity. Creativity Research Journal. Vol. 13, Nos. 3 & 4, 317 327 Hardianti, T. (2010). Intelegensi dan Kreativitas, Adakah Hubungan di Antara Keduanya?http://edukasi. kompasiana.com/2010/11/18/intelegensi-dan kreativitas adakah-hubungan-di-antara-keduanya/ Hudoyo, H. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri Malang Lindlof, T. R. & Taylor, B. C. (2002). Qualitative communication research methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications Livne and Milgram. (2006). Academic Versus Creative Abilities in Mathematics: Two Components of the Same Construct? [Online]. http://www.psychologieaktuell.com/fileadmin/download/ PschologyScience/2-2008/13_Holling.pdf. [7 Juni 2012] Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung. PT. Remaja Rosda Karya Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Robinson, J.R. (2008). Webster`s Dictionary Defenition of Creativity. Online Journal of Workforce Education and Development. Volume III. P 3-4 Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Pusat pengembangan dan penataran guru. Shadiq, F. (2004). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Pusat pengembangan dan penataran guru. Sternberg, R. J. (2006). The nature of creativity. Creativity Research Journal. 18 (1). p. 93-94 Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian.bandung: Alfabeta Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA 55