HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUREN KABUPATEN SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

Euis Agustin Indah Safitri Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Mike Ahyu Puspita*), Gipta Galih Widodo**), Indri Mulyasari***)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Kehamilan Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PARTISIPASI SUAMI SELAMA MASA KEHAMILAN DESA TAWANG - SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUREN KABUPATEN SEMARANG Ayudiyah Eka Astuti PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN NGUDI WALUYO E-mail : nwu.ac.id ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) menurut SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2007, mencapai angka 248 per 100.000 kh. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan ANC sebanyak empat kali, yaitu pada setiap trimester, satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II sedangkan pada trimester III sebanyak dua kali. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2012, terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Duren yang memiliki ckupan K4 yang paling rendah yaitu sebesar 64,2%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang yaitu sebanyak 182 ibu hamil, dan dilakukan pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yang sesuai dengan criteria inklusi adalah 31 ibu hamil. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher s Exact. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan ibu tentang kunjungan K4 sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (58,1%), sebagian besar status ekonomi rendah (< Rp. 1.208.200) sebanyak 19 responden (61,3%), dan kunjungan K4 ibu hamil sebagian besar dalam kategori ya (kunjungan K4), hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan K4 (p-value=0,008 < 0,05), ada hubungan antara status ekonomi dengan kunjungan K4 (p-value=0,020 < 0,05). Dari hasil penelitian, dijadikan sebagai informasi khususnya para suami yang mempunyai istri hamil agar dapat lebih memahami tentang pentingnya kunjungan kehamilan dalam meningkatkan frekuensi kunjungan kehamilan (K4). Kata kunci : Pengetahuan, Status ekonomi, Kunjungan Kehamilan (K4) ABSTRACT Maternal Mortality Rate (MMR) by IDHS (Indonesian Demographic Health Survey) in 2007, reached 248 per 100.000 live births. Pregnant women are encouraged to do ANC visits four times, in each trimester, and twice for the last trimester. Based on the report of Health Office at Semarang Regency in 2012, in the Working Area of Duren Health Center K4 coverge are 64,2%. The purpose of this study to determine the factors associated with antenatal care visits for pregenant women in Working Area of Duren Health Center Semarang Regency. This research was descriptive correlational research using cross-sectional approach. The population in this study was all pregnant women in Duren health center as many as 182 pregnant women, and the sampels were aken by purposive sampling technique suitable with the inclusion criteria who were 31 pregnant women. Data analysis was done by using fsher s exact test. The results show that a correlation between knowledge with ANC visits (p-value = 0,008 < 0.05), there is a relation between economic status an ANC visits (p-value = 0,020 < 0,05). From the research, it can be an information especially for the husband who has a pregnant wife in order to better understand the importance of participating in prenatal care or to support ANC visits. Keywoeds : Knowledge, Economic status, ANC visits (K4) 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup, meningkatnya umur harapan hidup, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah Angka Kematian Ibu tahun 2011 yaitu 116,01/100.000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 yaitu 116,34/100.000 kelahiran hidup.berkaitan dengan rendahnya kualitas program dalam upaya penurunan AKI pemerintah telah melaksanakan 4 pilar yaitu : KB, ANC, persalinan bersih, dan penanganan masa nifas. Dilanjutkan dengan program MPS (Making Pregenancy Safer) yaitu persalinan oleh tenaga kesehatan, penanggulangan komplikasi, pencegahan kehamilan tidak di inginkan, dan penanganan komplikasi keguguran melalui strategi yaitu semua kabupaten/kota sebagai unit efektif dalam peningkatan program KIA secara bertahap dengan menerapkan kendali mutu (PWS KIA). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan keadaan resiko tinggi dapat di deteksi sejak dini, kemudian mendapat penanganan yang adekuat. Komplikasi kehamilan/persalinan dan resiko tinggi diperkirakan terjadi pada 20% ibu hamil, namun belum terdeteksi secara dini, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu antara lain adalah : derajat kesehatan ibu dan kesiapannya untuk hamil, pemeriksaan antenatal yang diperoleh, pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah persalinan. Tolak ukur keberhasilan pelayanan ANC adalah cakupan kunjungan K1 dan cakupan K4 untuk layanan ANC. Penurunan AKI menjadi tanggung jawab bersama yang memerlukan adanya upaya aktif dan pasif oleh tenaga kesehatan. Upaya tersebut dapat berupa meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil baik K1 (kunjungan pertama) sampai K4 kunjungan ibu hamil minimal 4 kali ke pelayanan kesehatan, terutama untuk ibu hamil yang sulit mengakses peleyanan kesehatan. Dengan kunjungan minimal dapat diketahui secara dini kelainan dan komplikasi pada ibu hamil. Standart yang ditetapkan yaitu minimal 1 kali pada trimester satu, minimal 1 kali pada trimester dua, dan minimal 2 kali kontak pada trimester tiga. Berdasarkan data tingkat Nasional pada tahun 2012 menunjukkan cakupan K4 sebesar 90,18% meningkat dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 88,27%, yang berarti telah mencapai target rencana strategi Kementrian Kesehatan (renstra) untuk cakupan K4 tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes RI, 2013). Dari data Dinas Kesehatan Kab.Semarang cakupan K4 ibu hamil di Kabupaten Semarang pada tahun 2011 sebesar 88,3% mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 89,1%, sedangkan target yang ditetapkan adalah 95% sehingga masih harus lebih ditingkatkan lagi (Dinkes Kabupaten Semarang, 2012). Dari data Dinkes Kab. Semarang yaitu dari 26 puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten semarang didapatkan kunjungan K4 tertinggi yaitu di puskesmas Pringapus sebesar 108,2% sedangkan Kunjungan K4paling rendah yaitu di Puskesmas Duren sebesar 64,2% ( Dinkes Kabupaten Semarang, 2012). Analisis indikator kesehatan ibu K1 dibandingkan K4, apabila Drop Out (DO) K1- K4 lebih dari 10% berarti wilayah tersebut bermasalah dan perlu penusuran dan intervensi lebih lanjut. Drop Out tersebut dapat disebabkan karena ibu yang kontak pertama (K1) dengan tenaga kesehatan, kehamilannya sudah berumur lebih dari 3 bulan. Sehingga diperlukan intervensi peningkatan pendataan ibu hamil yang lebih intensif (PWS KIA). Tinggi rendahnya cakupan K4 menggambarkan perilaku kunjungan ibu hamil. Lauren Green dalam Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku meliputi tiga faktor yaitu: faktor yang mempermudah (predisposing factor), yang mencakup pengetahuan, sikap; faktor yang mendukung (enabling factor) yaitu jarak dengan fasilitas kesehatan, keterpaparan media; dan faktor pendorong (reinforcing factors) yaitu dukungan petugas kesehatan, keluarga dan masyarakat. Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal (pengetahuan, pendidikan, jenis kelamin), dan faktor eksternal (lingkungan, ekonomi, fisik). Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan K4 antara lain adalah faktor pendapatan keluarga/status ekonomi karena ib atau keluarganya tidak mampu 2

membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya (Depkes RI, 2002). Pada sisi lain, kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan kesehatan masih kurang. Dengan situasi ekonomi semakin sulit dan pandangan yang belum menjadikan kesehatan ibu hamil dan melahirkan sebagai kebutuhan pokok yang diprioritaskan, maka masyarakat semakin berkurang untuk berkunjung ke bidan atau ke tenaga medis lainnya untuk memeriksakan kehamilannya. Bagi sebagian anggota masyarakat, biaya pemeriksaan merupakan beban berat akibatnya mereka memilih untuk tidak memeriksakan kehamilannya (Depkes RI, 2002). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra pengelihatan (mata). Masyarakat yang tinggal di desa-desa, mereka tidak selalu dapat membaca pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan kehamilan dan persalinan dari media cetak, terlebih lagi kesadaran masyarakat untuk membeli bahanbahan bacaan baik berupa buku maupun Koran/majalah masih rendah. Akibatnya pengetahuan mereka tentang kesehatan kehamilan pun rendah sehingga mereka kurang memperhatikan kehamilannya (Depkes RI, 2002). Kurangnya dukungan keluarga tidak mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya (Depkes RI, 2002). Padahal dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan nifas. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai karena tidak berfungsi sebagai mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan (petugas tidak melakukan asuhan saying ibu) (Depkes RI, 2002). Padahal fasilitas di tenaga kesehatan sangat berperan penting untuk masyarakat, terlebih pada ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2014 didapatkan data tentang pendidikan ibu yang ada di wilayah puskesmas Duren yaitu sebagian besar ibu memiliki pendidikan SD sebanyak 1002 orang. Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010) mengatakan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam menerima informasi.sedangkan data mengenai ekonomi di wilayah puskesmas Duren berdasarkan mata pencaharian/pekerjaan paling banyak ibu bekerja sebagai karyawan swasta sebesar 305 orang. Menurut Nursalam (2003) mengatakan bahwa bekerja umumnya merupakan menyita waktu yang akan mempunyai pengaruh bagi ibu dalam kehidupan keluarga. Kemudian dilihat dari data K4 di wilayah puskesmas Duren pada tahun 2013 sebesar 74, 9% mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 64, 2%. Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Ekonomi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Ekonomi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab. Semarang?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil terhadap kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. b. Untuk mengetahui gambaran status ekonomi ibu hamil tentang kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. 3

d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. e. Untuk mengetahui hubungan status ekonomi ibu hamil tentang kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang.Brongkol, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang. Kerangka Kerja Penelitian Kerangka Teori Faktor Predisposisi Umur Pengetahuan Pendidikan Pekerjaan Sikap Faktor Pemungkin Penghasilan keluarga/ekonomi Jarak ketempat fasilitas kesehatan Media informasi Fasilitas kesehatan Kunjungan K4 Faktor Penguat Dukungan suami / keluarga Tenaga kesehatan Ket : Gambar 3.1 Kerangka Teori : Variabel yang diteliti Sumber : Notoatmodjo (2008), Winkjosastro (2005), Setiadi (2005), Friedman (2004) 4

Kerangka konsep Variabel bebas Tingkat Pengetahuan tentang ANC Variabel terikat Kunjungan K4 Status Ekonomi Gambar 3.2 kerangka konsep Definisi Operasional METODE PENELITIAN Variabel Definisi Operasioanal Cara ukur Hasil ukur Independent 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan Kemampuaan ibu untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tentang pengertian kunjungan kehamilan, tujuan kunjungan kehamilan, manfaat kunjungan kehamilan, tempat melakukan kunjungan kehamilan, frekuensi kunjungan kehamilan Di ukur dengan kuesioner B no 1-14 dengan criteria penilaian jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban salah diberi nilai 0 (nol) Skor tertinggi 14 dan terendah 0 dengan hasil hitung statistic a. Baik jika skor terakhir 11-14 b. Cukup jika skor terakhir 8-10 c. Kurang jika skor terakhir <8 Skala ukur Ordinal 2. Status ekonomi keluarga ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan Dependent Kunjungan K4 Penghasilan yang didapat keluarga per bulannya Kunjungan ibu hamil periksa selama kehamilan minimal 4 kali atau lebih selama kehamilan yaitu Minimal 1 kali pada trimester 1 Minimal 1 kali pada trimester II Minimal 2 kali pada trimester III Diukur Dengan Kuesioner A No 1, berdasarkan UMR kabupaten semarang 2014 Diukur dengan melihat buku KIA ibu hamil Dengan hasil hitung statistic a. Tinggi : > 1.208.200/bula n b. Rendah : 1.208.200/bula n Di hitung dengan hasil statistic a. Ya kunjungan K4 jika kunjungan minimal 4 kali selama kehamilan b. tidak kunjungan K4 jika kunjungan kurang dari 4 kali selama kehamilan Ordinal Ordinal 5

Hipotesisi penelitian Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007). Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan terhadap kunjungan K4 2. Ada hubungan antara status ekonomi ibu hamil terhadap kunjungan K4 Ruang Lingkup Penelitian 3. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang 4. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 Rancangan Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan (Notoatmodjo, 2012). Alasan menggunakan desain ini karena pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mencari hubungan antara pengetahuan dan status ekonomi (variabel independen) dengan kunjungan K4 ibu hamil (variabel dependen) dengan memperhitungkan jumlah sampel yang akan diteliti. Metode ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian yang pengukurannya/pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat/sekali waktu tertentu (Setiawan. 2011). Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari hubungan variabel independen (pengetahuan dan status ekonomi) dengan variabel dependen kunjungan K4 ibu hamil. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang b. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel penelitian adalah dengan menggunakan cara atau teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin bisa mewakili populasi (Notoatmodjo, 2005). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Teknik Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive (Notoatmodjo, 2010). Sampel pada penelitian ini yaitu semua ibu hamil Trimester III >36 minggu yang melakukan kunjungan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang pada bulan maret 2014 yaitu sebanyak 31 orang. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang diberikan berbentuk kuisioner tertutup artinya pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau isian telah dibatasi 14 pertanyaan atau ditentukan,sehingga jawaban kurang mencangkup atau mencerminkan semua jawaban dari responden. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah (Arikunto, 2002). Uji validitas dalam penelitian ini adalah uji validitas internal. Untuk menghitung validitas maka dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus product moment yang rumusnya sebagai berikut (Arikunto, 2006). Adapun ketentuan pengujiannya apabila nilai R hasil hitung > r table, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Untuk nilai r table dimana N:20, pada taraf signifikan 5% adalah 0,444. Uji validitas dilaksanakan di Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang kepada 20 responden yang memiliki karakteristik seperti sampel tetapi bukan merupakan sampel dalam penelitian ini. Dengan derajat kemaknaan r product moment = 0,444, maka item pertanyaan dan pernyataan yang dinyatakan valid adalah apabila r hitung dari pertanyaan dan pernyataan yang bersangkutan lebih dari 0,444. Berdasarkan uji validitas diperoleh 14 item yang valid dengan nilai 6

r hitung terletak 0,537-0,812, terlihat bahwa nilai-nilai ini lebih besar dari r tabel 0,444, sehingga 14 item dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Perhitungan-perhitungan yang memiliki validitas (Notoatmodjo, 2005). Untuk menguji reliabilitas ini diuji dengan menggunakan rumus Alpha karena dalam analisa data, hasil pengujian instrument merupakan skala bertingkat. Intrumen penelitian dinyatakan reliabel jika nilai alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha Cronbach sebesar 0,869 > r tabel 0,444, sehingga instrumen dinyatakan reliabel. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo, 2010) b. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut dilakukan dengan uji statistik, uji statistik yang digunakan uji Fisher s exact. Untuk kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 terhadap hipotesis apabila p-value <0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna (Ho ditolak). Sedangkan apabila p-value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna (Ho diterima). HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Karakteristik Responden a. Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Umur Frekuensi Persentase (%) < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun 3 24 4 9,7 774 12,9 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 31 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, yang berumur 20-35 tahun, yaitu b. Pendidikan Tabel 5.2 sejumlah 24 orang (77,4%) lebih besar dibandingkan ibu hamil yang berumur <20 tahun, yaitu sejumlah 3 orang (9,7%). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA PT 13 10 7 1 41,9 32,3 22,6 3,2 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 31 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 7

yang berpendidikan SD, yaitu sejumlah 13 orang (41,9%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang c. Pekerjaan Tabel 5.3 berpendidikan perguruan tinggi, yaitu sejumlah 1 orang (3,2%). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT Buruh Wiraswasta Swasta PNS 17 3 7 3 1 54,8 9,7 22,6 9,7 3,2 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 31 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, yang bekerja sebagai IRT, yaitu sejumlah 17 orang (54,8%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja sebagai PNS, yaitu sejumlah 1 orang (3,2%). 2. Analisis Univariat a) Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kunjungan K4 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan tentang Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Cukup Baik 18 13 58,1 41,9 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan K4 di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 18 orang (58,1%) lebih besar dibandingkan ibu hamil dalam kategori baik, yaitu sejumlah 13 orang (41,9). b) Status Ekonomi Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Status Ekonomi Frekuensi Persentase (%) Rendah (< Rp. 1.208.200) Tinggi (> Rp. 1.208.200) 19 12 61,3 38,7 Jumlah 31 100,0 8

Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang yang memiliki status ekonomi rendah (penghasilan < Rp. 1.208.200 per bulan), yaitu sejumlah 19 orang (61,3%) lebih besar dengan yang memiliki status ekonomi tinggi (penghasilan > Rp. 1.208.200 per bulan), yaitu sejumlah 12 orang (38,7%). c) Kunjungan K4 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Kunjungan K4 Frekuensi Persentase (%) Tidak Ya 11 20 35,5 64,5 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel 5.6 di atas, dapat diketahui bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang telah melakukan kunjungan K4, yaitu sejumlah 3. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan K4 20 orang (64,5%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan K4, yaitu sejumlah 11 orang (35,5%). Tabel 5.7 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kunjungan K4 pada Ibu Hamildi Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Pengetahuan Kunjungan K4 Tidak Ya Total P-value OR f % f % f % Cukup 10 55,6 8 44,4 18 100 0,008 15,0 Baik 1 7,7 12 92,3 13 100 Jumlah 11 35,5 20 64,5 31 100 Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan cukup sebagian besar tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 10 orang (55,6%) dan ibu melakukan kunjungan K4 sejumlah 8 orang (44,4%), sedangkan ibu dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan kunjungan K4 sejumlah 12 orang (92,3%) dan ibu yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 1 orang (7,7%). Berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh p-value 0,008. Oleh karena p- value = 0,008 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 15,0, ini artinya responden dengan pengetahuan cukup beresiko 15 kali lebih besar tidak melakukan kunjungan K4 dibandingkan responden dengan pengetahuan baik. 9

b. Hubungan Status Ekonomi dengan Kunjungan K4 Tabel 5.8 Hubungan antara Status Ekonomi dengan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Kab. Semarang, 2014 Status Ekonomi Kunjungan K4 Tidak Ya Total P-value OR f % f % f % Rendah 10 52,6 9 47,4 19 100 0,020 12,22 Tinggi 1 8,3 11 91,7 12 100 Jumlah 11 35,5 20 64,5 31 100 Berdasarkan tabel 5.8, dapat diketahui bahwa ibu dengan status ekonomi rendah sebagian besar yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 10 orang (52,6%) dan yang melakukan kunjungan K4 sejumlah 9 orang (47,4%), sedangkan ibu dengan status ekonomi tinggi sebagian besar yang melakukan kunjungan K4 sejumlah 11 orang (91,7%) dan yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 1 orang (8,3%). Berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh p-value 0,020. Oleh karena p- value = 0,020 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 12,22, ini artinya responden dengan status ekonomi rendah beresiko 12,22 kali lebih besar tidak melakukan kunjungan K4 dibandingkan responden dengan ekonomi tinggi. Pembahasan 1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh responden sebanyak 14 pernyataan yang berisi tentang pengertian kunjungan kehamilan, tujuan kunjungan kehamilan, manfaat kunjungan kehamilan, tempat melakukan kunjungan kehamilan dan frekuensi kunjungan kehamilan. Dari pernyataan tersebut didapatkan sebagian besar responden mengerti tentang pengertian kunjungan kehamilan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Dari hasil penelitian terhadap 31 responden didapatkan bahwa pengetahuan tentang kunjungan K4 dalam kategori cukup sejumlah 18 orang (58,1%) dan dalam kategori baik sejumlah 13 orang (41,9%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kunjungan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Duren lebih banyak dalam kategori cukup. Sesuai dengan pendapat (Emilia, 2008) yang menyatakan bahwa adanya pengetahuan yang cukup akan memotivasi individu untuk bersifat positif dan berperilaku sehat. Menurut pengamat peneliti di lapangan, pengetahuan cukup ini tidak terlepas dari motivasi responden untuk mengumpulkan informasi tentang kunjungan K4 terutama manfaat, tujuan dan kapan kunjungan K4 tersebut dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarga atau tetangga sekitar yang sudah berpengalaman hamil sebelumnya, membaca majalah atau buku-buku yang didalamnya memuat informasi kesehatan terutama kunjungan K4. Adapun sebagian responden masih banyak yang tidak mengetahui tentang tujuan kehamilan, karena ibu hamil hanya mengetahui tujuan kehamilan hanya agar ibu mendapatkan makanan bergizi dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh bayi nanti setelah lahir. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui, setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan dalam teori kognitif merupakan hasil interaksi seseorang dengan lingkungan sosial secara timbal balik yang menghasilkan pengalaman tertentu. Pengetahuan seseorang diproses melalui motivasi dari dalam dirinya sebagai 10

pengalaman yang telah dimiliki. Pengetahuan diperoleh dari usaha seseorang mencari tahu terlebih dahulu terhadap rangsangan berupa obyek dari luar melalui proses sensori dan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sosial sehingga memperoleh pengetahuan baru tentang suatu obyek. Dengan demikian pengetahuan tentang kehamilan dapat diperoleh dari usaha seorang ibu hamil melalui berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya, misalnya melalui perkumpulan PKK didaerah setempat. 2. Gambaran Status Ekonomi Ibu Hamil Tentang Kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang yang berasal dari keluarga ekonomi rendah (berpendapatan < Rp.1.208.200) sejumlah 19 orang (61,3%), sedangkan yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi (berpendapatan > Rp.1.208.200) sejumlah 12 orang (38,7%). Ini berarti bahwa sebagian besar ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang memiliki status ekonomi rendah. Hal ini disebabkan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang tersebut sebagian besar bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan penghasilan yang didapat oleh suami, sehingga hasil pendapatan yang didapat setiap bulannya relative sedikit. Dengan status ekonomi yang rendah dan pemenuhan kebutuhan keluarga, ibu akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan kehamilan kunjungan K4. Sedangkan ibu yang memiliki status ekonomi tinggi akan lebih mudah memenuhi kebutuhan keluarganya dan pemenuhan kebutuhan pemeriksaan kehamilan kunjungan K4. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Azwar (1993) dalam istiarti (2000), bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi, bagi yang berstatus tinggi akan semakin mudah memilih pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya. Pendapatan ibu hamil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang berupa uang dan barang yang diperoleh anggota keluarga yang bersumber dari kerja pokok dan kerja sampingan. 3. Gambaran Pelaksanaan Kunjungan K4 Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang yang ya melakukan kunjungan kehamilan sejumlah 20 orang (64,5%). Hal ini berarti ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang sudah melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap. Hal tersebut kemungkinan dapat di pengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang ANC dan juga di pengaruhi oleh faktor umur, dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak ibu yang berada dalam usia reproduksi yaitu 20-35 tahun sebanyak 24 responden (77,4%) semakin banyak umur maka semakin banyak pengalaman yang didapat, terutama pengalaman tentang kehamilan. Menurut Elisabeth BH (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, serta pengalaman tentang kehamilan juga akan semakin banyak. Sedangkan ibu hamil tidak melakukan kunjungan K4 sebanyak 11 responden (35,5%). Hal ini di pengaruhi oleh pendidikan yang sebagian besar ibu hanya lulusan SD sebanyak 13 responden (41,9%), menurut Poerdji (2008), semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki oleh ibu. Hal ini kemungkinan juga disebabkan oleh kurangnya dukungan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Ibu hanya memeriksakan kehamilannya umumnya hanya jika mengalami keluhan atau gangguan, sehingga jika keluhan atau gangguan pada kehamilannya tidak ada, maka ibu tidak memeriksakan dirinya dan tidak melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Seorang ibu hamil yang masih tidak cukup melakukan kunjungan kehamilan di sarana kesehatan juga dapat disebabkan oleh karena ibu belum memahami mengenai kunjungan pemeriksaan kehamilan. Menurut Depkes RI (2008), Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK), 11

sehingga untuk memenuhi standar ini diharapkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya dan melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap. Terutama pada trimester III kehamilan diharapkan kunjungan ibu hamil terhadap pusat layanan kesehatan lebih meningkat sebab mendeteksi adanya komplikasi juga persiapan. Maka di trimester III diharapkan bisa berkunjungan minimal 2x atau lebih dan bisa dikatakan cukup. Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Menurut Syaifudin (2001), mengklasifikasikan ibu hamil dalam status resiko ringan, sedang dan berat tidak hanya dijadikan patokan lagi, karena semua ibu hamil beresiko tinggi, walaupun dalam kehamilan berjalan normal, namun dalam persalinan bisa terjadi komplikasi tanpa diprediksi sebelimnya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memeriksakan diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal didukung oleh sikap bidan yang baik. Sikap bidan yang baik selama memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu hamil merupakan strategi nyata dalam upaya meningkatkan minat ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur. 4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Berdasarkan uji Fisher s Exact diperoleh p-value 0,008. Oleh karena p- value 0,008 < 0,05, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan cukup yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 10 orang sebesar 55,6% lebih besar dibandingkan dengan yang ya melakukan kunjungan K4 sejumlah 8 orang sebesar 44,4%, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik yang ya melakukan kunjungan K4 sejumlah 12 orang sebesar 92,3% lebih besar dibandingkan dengan yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 1 orang sebesar 7,7%. Ini menunjukkan bahwa ya kunjungan kehamilan secara lengkap lebih banyak dari ibu yang mempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan cukup. Hal ini karena pengetahuan merupakan hal penting yang dapat membentuk sikap dan tindakan seseorang. Jika seseorang mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang suatu hal maka dia tahu bagaimana dia melakukan tindakan. Pengetahuan ini di dapat dari indera manusia dan dapat diperoleh dari lingkungan sekitar dan pengalaman yang mendukung peningkatan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pemahaman responden tentang kemampuan responden untuk memberi jawaban yang benar sesuai pernyataan tentang pengertian kunjungan kehamilan, tujuan kunjungan kehamilan, manfaat kunjungan kehamilan, tempat melakukan kunjungan kehamilan dan frekuensi kunjungan kehamilan. Hal ini dimungkinkan karena seringnya responden mendengar ataupun membaca dari beberapa media mengenai informasi tentang kunjungan K4. Sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang dicakup mempunyai enam tingkatan yaitu 1) tahu, 2) memahami, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesa dan 6) evaluasi. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Murniti (2007) di Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2007, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kujungan pemeriksaan kehamilan dengan nilai p-value 0,01 (p<0,05). Hasil-hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Azawar (2007). 12

Menurutnya semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula ibu melaksanakan antenatal care, karena menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan mengenai kehamilan, pertumbuhan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan, serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai terutama pada ibu primigravida dan ibu yang dari awal sudah mengalami masalah dalam kehamilannya. Bila pengetahuan ibu tentang ANC kurang maka ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menjaga kesehatan kehamilannya. Ibu hanya tau memeriksakan kehamilannya pada saat ia mengalami gangguan, namun jika ibu dalam status kegiatan yang baik, atau tidak ada keluhan maka mereka menganggap tidak perlu melakukan pemeriksaan kehamilan, jadi ibu hanya memeriksakan kehamilan jika ada keluhan saja. Berdasarkan hasil penelitian pada kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang terjadi kesenjangan bahawa terdadapat ibu yang memiliki pengetahuan baik tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 1 orang (7,7%). Oleh karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti sehingga terjadi kesenjangan. Hal ini kemungkinan di karenakan oleh jarak rumah ibu ketempat fasilitas kesehatan yang jauh sehingga ibu tidak melakukan kunjungan K4. 5. Hubungan antara Status Ekonomi dengan Kunjungan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang Berdasarkan uji statistik Fisher s Exact diperoleh p-value 0,020. Oleh karena p-value 0,020 < 0,05, disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki status ekonomi rendah yang tidak melakukan kunjungan K4 sejumlah 10 orang sebesar 52,6% lebih besar dibandingkan yang ya melakukan kunjungan K4 sejumlah 9 orang sebesar 47,4%, sedangkan ibu yang memiliki status ekonomi tinggi yang ya melakukan kunjungan K4 sejumlah 11 orang sebesar 91,7% lebih besar dibandingkan dengan yang tidak melakukan kunjungan kehamilan sejumlah 1 orang sebesar 8,3%. Ini menunjukkan bahwa ya kunjungan kehamilan lebih banyak dari ibu yang memiliki status ekonomi tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki status ekonomi rendah. Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa ibu yang melakukan ANC secara lengkap lebih banyak yang berasal dari ibu yang memiliki status ekonomi tinggi dibandingkan ibu yang memiliki status ekonomi rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat widian (2008). Menurut widian, ekonomi seringkali menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Ibu hamil yang berasal dari keluarga dengan ekonomi yang cukup mempunyai kuasa untuk dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Sebaliknya jika ibu hamil berasal dari keluarga yang kurang maka tentunya ibu masih mempertimbangkan masalah biaya untuk memeriksakan kehamilannya. Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan skunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi disbanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan skunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. Maka dari itu ibu hamil tidak mau memeriksakan kehamilannya karena ibu dan anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2010). PENUTUP Kesimpulan 1. Pengetahuan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang tentang 13

kunjungan kehamilan lebih banyak dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 18 orang (58,1%), sedangkan pengetahuan ibu hamil dalam kategori baik, yaitu sejumlah 13 orang (41,9%). 2. Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang sebagian besar memiliki status ekonomi rendah (penghasilan < Rp. 1.208.200 per bulan), yaitu sejumlah 19 orang (61,3%), sedangkan ibu hamil yang memiliki status ekonomi tinggi (penghasilan > Rp. 1.208.200 per bulan), yaitu sejumlah 12 orang (38,7%). 3. Sebagian besar ibu hamil di Wlayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang melakukan kunjungan kehamilan, yaitu sejumlah 20 orang (64,5%), sedangkan ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan kehamilan, yaitu sejumlah 11 orang (35,5%). 4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang dengan p-value 0,008. 5. Ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kab.Semarang dengan p-value 0,020. Saran Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan, yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, yaitu dengan mengadakan berbagai penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu. 2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya ibu hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan sesuai dengan standar. 3. Bagi Penelitian Selanjtnya Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktorfaktor lain yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan pada ibu. DAFTAR PUSTAKA Adri, (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cakupan Program Pemeriksaan Kehamilan (K1 dan K4) Di Puskesmas Runding Kota Subulussalam Propinsi NAD. Tesis S2 Universitas Sumatera Utara. Medan Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Friedman. 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Hani, Umii, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika Istiarti. (2000). Menanti Buah Hati Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta: Pressindo Manuaba IBG. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Mufdlilah, 2009. ANC Fokus Antenatal Focused. Jogjakarta: Numed Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta: Numed Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2012. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Pantikawati, I. Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Numed Prawirohardjo, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Pusdiknakes, 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes 14

Saifuddin, 2002. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Belajar Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa beta Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Jogjakarta : Nuha Medika. Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 15

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUREN KABUPATEN SEMARANG AYUDIYAH EKA ASTUTI NIM : 030112b006 PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2014 16