PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI KEMENTERIAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG

NO. PERTANYAAN JAWABAN

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

SURAT - EDARAN NOMOR : SE 30 TAHUU 2017 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

KEPUTUSAN DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA NOMOR HK.03.05/1.2/4693/2015

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

2 Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-U

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

~ 1 ~ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/306/2014 TENTANG

2017, No Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK.10 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KEGIATAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG) PADA SATUAN KERJA POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS II SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS H PEDOMAN PENANGANAN GRATO7KASIDILINGKUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURANBUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang- U n d a n g N o m o r 2 8 T a h u n t e n t a n g Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Ko

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Nomor : 992 /BAN-PT/AK/ Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Pemberitahuan asesmen lapangan BAN-PT

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 58 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

-1- BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 6 TAHUN2017 TENTANG

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KESEHATAN PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada acara Rapat Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015 Padang, 16 Maret 2015

2

DASAR HUKUM 1. Undang Undang No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. 2. Undang Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. 3. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 4. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 5. Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012 2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 2014. 6. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 3

PENGERTIAN KORUPSI (Menurut UU No 31 Tahun 1999Jo.UU No 20 Tahun 2001 ) Pasal 2 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara, atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun, denda paling sedikit Rp200.000.000,- dan paling banyak Rp1.000.000.000,- 4

POSISI INDONESIA BERDASARKAN IPK DI ASEAN TAHUN 2013 Negara Skor CPI Peringkat Singapura 86 5 Hong Kong 75 15 Taiwan 61 36 Korea Selatan 55 46 China 40 80 Filipina 36 94 Indonesia 32 114 Vietnam 31 116 Timor Leste 30 119 Myanmar 21 157 Posisi Indonesia Tahun 2012 : Skor 32, Peringkat 118 5

Problem Korupsi Indonesia: Korupsi Birokrasi dan Korupsi Politik 5,0 4,5 Jasa Kesehatan dipersepsikan korup oleh masyarakat 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 Media; 2,4 Lembaga Keagamaan; 2,7 Lembaga Masyarakat Sipil; 2,8 Militer; 3,1 Jasa Pendidikan; 3,2 Jasa Kesehatan; 3,3 Pengusaha; 3,4 Pegawai Negeri Sipil; 4,0 Partai Politik; 4,3 Peradilan; 4,4 Parlemen; 4,5 Skala 1-5, Skor 1 berarti tidak korup sama sekali, sedangkan Skro 5 berarti sangat korup Polisi; 4,5 Sumber: Global Corruption Barometer (2013) 6

30 jenis tindak pidana korupsi, dikelompokkan menjadi 7 (tujuh), yaitu: 1. Kerugian keuangan Negara; 2. Suap-menyuap; 3. Penggelapan dalam jabatan; 4. Pemerasan; 5. Perbuatan curang; 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan; dan 7. Gratifikasi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) 7

PENGERTIAN GRATIFIKASI Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001, Penjelasan Pasal 12B ayat (1), Gratifikasi adalah : Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 8

Pengertian Gratifikasi Pasal 12 B UU No.31/1999 jo UU No.20/2001 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai Rp. 10.000.000 atau lebih pembuktian bahwa suap dilakukan oleh penerima Nilai kurang Rp. 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan suap dilakukan oleh penuntut umum TIDAK berlaku bila lapor ke KPK dalam waktu 30 hari kerja 9

KETENTUAN TERKAIT GRATIFIKASI PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS: Pasal 4 Setiap PNS dilarang: menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya. Pasal 13 Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap Larangan: menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 8. 10

Mengapa Pengendalian Gratifikasi Menjadi PRIORITAS Kementerian Kesehatan 11

12

13

HASIL ASSESSMENT PERSEPSI BUDAYA ANTI KORUPSI PEGAWAI DI 10 SATKER TERPILIH (2013) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 77% 80% 84% 94% 85% 83% 64% 68% Kebutuhan hidup & Persepsi Gratifikasi Skor Nilai Terendah Rata-rata Pegawai beranggapan bahwa pendapatan belum cukup untuk kebutuhan hidup dan GRATIFIKASI adalah hal wajar 14

(Kepmenkes No.232 Tahun 2013 tentang Strakom PBAK) 15

16

17

PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES 1. Terbentuknya Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) di lingkungan Kemenkes berdasarkan Keputusan Inspektorat Jenderal Kemenkes Nomor 01.T.P.S.17.04.215.10.3445 tertanggal 30 Juli 2010. 18

2. PENANDATANGANAN KOMITMEN IMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK di Lingkungan Kementerian Kesehatan oleh Menteri Kesehatan RI bersama seluruh pejabat Esselon I pada tanggal 16 Desember 2010 19

3. Tahun 2011 Penandatanganan Tata Kelola Pemerintahan yang baik Kadinkes Provinsi/ Kab/ Kota, Kepala Satker Daerah dan para Kepala Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kemenkes 20

Salah Satu Isi Komitmen Implementasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.. pimpinan serta seluruh pejabat struktural, pegawai fungsional, dan seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Berkomitmen untuk tidak meminta atau pun menerima hadiah atau gratifikasi dalam bentuk apapun, kapanpun, dimanapun dan dari siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung atas nama pribadi atau lembaga dari seluruh stakeholders. 21

KOMITMEN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHAN TIPIKOR DENGAN MITRA KERJA TANGGAL 2 APRIL 2014 22

11 Stakeholders yang telah menandatangani Komitmen Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tipikor: 1. Perhimpunan Seluruh RS Seluruh Indonesia (PERSI) 2. Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) 3. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) 4. PT. Indofarma 5. PT. Biofarma 6. PT. Kimia Farma 7. Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 8. Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) 9. Internasional Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) 10. PT.Phapros 11. PT. Rajawali Nusantara Indonesia 23

ISI KOMITMEN 1. TIDAK MEMBERI / MENERIMA SUAP, GRATIFIKASI, UANG PELICIN DAN ATAU FASILITAS YANG DIANGGAP SUAP; 2. TIDAK MEMBIARKAN ADANYA PRAKTIK SUAP; 3. MELAPORKAN SETIAP PENERIMAAN GRATIFIKASI YANG DIANGGAP SUAP; 4. MENJAGA LINGKUNGAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI; 5. MENDORONG UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN MASING- MASING; 6. MEWAJIBKAN SEMUA ANGGGOTA ASOSIASI UNTUK MELAKUKAN PAKTA INTEGRITAS. 24

Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi antara Kemenkes dengan Mitra disaksikan Pimpinan KPK Jakarta, 02/04/2014

MENKES MENERBITKAN PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN: 1. PERMENKES NO 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES 2. KEPMENKES No. HK.02.02/MENKES/ 306/2014 TENTANG JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 26

HAL-HAL YANG DIATUR DALAM PERMENKES NO.14 TAHUN 2014 1 KATEGORI GRATIFIKASI 2 UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI 3 MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI 4 KETENTUAN LAINNYA 27

KATEGORI GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP DIANGGAP SUAP TERKAIT KEDINASAN TIDAK TERKAIT KEDINASAN 28

...Lanjutan Kategori Gratifikasi Gratifikasi yang dianggap suap adalah gratifikasi yang diterima oleh Aparatur Kementerian Kesehatan yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima Gratifikasi yang tidak dianggap suap adalah gratifikasi yang diterima oleh Aparatur Kementerian Kesehatan yang tidak berhubungan dengan jabatan dan tidak berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima 29

GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada: 1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran produk; 2. Cash back yang diterima instansi digunakan untuk kepentingan pribadi ; 3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan publik atau proses lainnya; 4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu produk. 30

PENJELASAN JENIS GRATIFIKASI YANG DIANGGAP SUAP MENURUT KEPMENKES NO. HK.02.02/MENKES/306/2014 JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 31

MARKETING FEE Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ lainnya : 1. Sebelum jenis obat tertentu diresepkan atau alat direkomendasikan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 2. Karena meresepkan obat atau mengusulkan/ menetapkan merk atau jenis alat tertentu untuk digunakan 3. Proses pemasukan jenis obat/ alkes ke dalam daftar obat/formularium 4. Karena penetapan jenis dan merk alkes sehubungan KSO 32

Cashback Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ bank/ hotel/lainnya terkait: 1. Pengelolaan gaji, pinjaman dan tabungan pegawai 2. Penginapan/ hotel/ biro travel terkait kontrak atau pelaksanaan pertemuan atau perjadin 33

Pengadaan Barang/Jasa Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari mitra kerja/ rekanan/lainnya terkait: 1. Pada saat sebelum/ sesudah proses pengadaan barang/ jasa 2. Pemeriksaan laboratorium, radiologi, pengiriman resep keluar rumah sakit, dll 34

Sponsorship Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ rekanan/lainnya terkait: 1. Menghadiri penelitian baik sebagai peserta/ narasumber 2. Keperluan pribadi/ dinas tanpa melalui institusi 3. Pembiayaan short course kesehatan di dalam/luar negeri kepada individu atau pribadi 35

Layanan Publik Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ rekanan/lainnya terkait, a.l : 1. Pasien didahulukan dalam pelayanan/ mendapatkan fasilitas ruang rawat inap 2. Penetapan kelas dan/ atau akreditasi rumah sakit 3. Pengujian laboratorium (pengaturan jadwal pemeriksaan sampel, pengaturan petugas sampling dll) 4. Pengaturan jadwal uji kalibrasi, permintaan tambahan layanan 36

GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 1. Gratifikasi Tidak dianggap suap Terkait Kedinasan: Meliputi gratifikasi yang diperoleh namun tidak terbatas pada: Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar, workshop, konfrensi pelatihan dll) Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti honor, transport akomodasi sesuai standar biaya yang berlaku di instansi pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai wajar, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima. Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan tertentu ysng dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan. 37

PENJELASAN JENIS GRATIFIKASI YANG TIDAK DIANGGAP SUAP TERKAIT KEDINASAN MENURUT KEPMENKES NO. HK.02.02/MENKES/306/2014 JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 38

CINDERAMATA Pemberian yang berbentuk barang sebagai penghargaan atas keikutsertaan dalam suatu kegiatan tertentu yang ditujukan kepada instansi atau wakil instansi yang berlaku umum, misalnya : 1. Seminar kit 2. Plakat 3. Cindera mata kunjungan 39

KOMPENSASI Pemberian kompensasi yang diterima terkait kedinasan, misalnya : 1. Honor sebagai pembicara/ kegiatan mengajar 2. Penerimaan honor yang tidak terdapat konflik kepentingan dalam rangka peresmian pembukaan sarana/ institusi baru 3. Penerimaan pembiayaan ganda pada komponen kegiatan pelatihan berupa transportasi, akomodasi dan uang saku yang dibiayai APBN, namun pada akhir kegiatan juga mendapatkan pembiayaan dari pihak lain 4. Kompensasi dalam rangka promosi produk yang diberikan melalui kepada satuan kerja untuk kepentingan pengembangan institusi 40

SPONSORSHIP Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan tertentu yang dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel : 1. Dalam rangka perayaan/ hari besar institusi (Doorprize, event, olahraga dsb) oleh sponsor, produsen, distributor obat/ alkes 2. Penerimaan dari Bank pengelola dana APBN yang diberikan melalui Kepala Satuan Kerja dalam rangka pengembangan institusi 3. Penerimaan dari sponsor untuk penelitian kepentingan pengembangan formularium, pengembangan alkes dsb. 41

.LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan : a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga (kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/isteri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dg penerima gratifikasi. b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat yang tidak ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap. c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk menggunakan anggaran negara; 42

.LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP e. Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan menyangkut kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, pensiun yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; f. Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang dialami penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan; g. Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau souvenir yang berlaku umum; h. Hidangan, sajian yang berlaku umum; i. Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan/kompetisi. j. Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham pribadi yang berlaku umum; k. Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan langsung/pihak lain yang berwenang. 43

Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UPG adalah Unit pelaksana program pengendalian gratifikasi 44

.Lanjutan UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI UPG Kemenkes : Analisa, pelaporan, monev ke KPK terkait Gratifikasi Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UPG Unit Utama : Penerima laporan dari aparatur Kemenkes, klarifikasi dan mengumpulkan berkas terkait gratifikasi UPG Unit Pelaksana Teknis : Penerima laporan dari aparatur Kemenkes, klarifikasi dan mengumpulkan berkas terkait gratifikasi 45

MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di lingkungan Kemenkes dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG Kemenkes, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG UPT disertai bukti tanda terima dari UPG Kemenkes. Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK, harus memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti tanda terima dari KPK. Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam proses hukum 46

PELAPORAN GRATIFIKASI KPK 30 hari 15 hari 5 hari UPG Kemenkes 5 hari UPG Unit Utama 5 hari UPG Unit Pelaksana Teknis Aparatur Kemenkes

UPG KEMENKES MEMPEROLEH PENGHARGAAN UPG TERBAIK YANG TELAH MENERAPKAN PELAPORAN GRATIFIKASI SECARA ONLINE DARI KPK 48

PELAPORAN GRATIFIKASI ONLINE DAPAT DIAKSES PADA WEBSITE www.itjen.kemkes.go.id DIGUNAKAN KHUSUS BAGI PEGAWAI/ APARATUR KEMENKES 49

SANKSI TIDAK MELAPORKAN PENERIMAAN GRATIFIKASI : Dapat diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) 50

KETENTUAN LAIN Setiap pihak ketiga yang bekerja atau menjadi mitra Kementerian Kesehatan wajib menandatangani pakta integritas 51

Terima kasih website = www.itjen.kemkes.go.id email = itjen@kemkes.go.id 52