I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
IbM GURU MAPEL DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI SHARE RESOURCE BERBASIS WEB SECARA KOLABORATIF

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN APLIKASI OPEN SOURCE

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum TIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VII SMP Negeri I Baki Tahun Ajaran 2007/2008)

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1, Hal

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

A. Judul. B. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

APLIKASI SOFTWARE GEOMETRI Ipah Muzdalipah1), Ratna Rustina2)

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rofi Putra Pratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

SKRIPSI. Unruk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANDHI BAGUS SETIYAWAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah

b. Bagaimana respon siswa terhadapgame aljabar shoot apabila diterapkan dalam proses pembelajaran?

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Erly Wahyuni¹, Estu Widodo² dan Shobbah Sabilil M 1 Dosen FKIP UMM Dosen TI UMM ABSTRAK Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu karakteristik pada pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013. Dengan adanya hal tersebut, guru dituntut dapat mengintegrasikan serta mengimplementasikan TIK dalam pembelajaran dalam bentuk pemanfaatan media yang lebih aktraktif sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, dan dapat memotivasi pesera didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Namun, permasalahan yang dihadapi mitra dalam menyongsong kurikulum 2013 di SPM Muhammadiyah 4 Malang dan MTS Surya Buana Malang adalah SDM (para guru) belum bisa memanfaatkan TIK secara optimal terutama pada pembuatan dan penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan presentation file, dalam hal ini software yang digunakan adalah Microsoft Office Power Point (PPT). Solusi yang ditawarkan bagi mitra adalah dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi guru dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian guru dalam menyediakan media pembelajaran dengan memanfaatkan PPT serta memperhatikan karakter peserta didik yang akan dicapai. Kegiatan I b M ini dilakukan dengan menggunakan metode pelaksanaan melalui beberapa tahapan, yaitu : a) Pelatihan ( pembuatan media pembelajaran berbasis TIK dengan PPT, b) Pendampingan : penerapan penggunaan media pembelajaran dengan PPT, dan c) Evaluasi dan Refleksi. Indkator keberhasilan kegiatan ini ditandai dengan a) Guru mampu menentukan jenis media interaktif, b) Guru mampu menyusun manual penggunaan media pembelajaran berbasis TIK yang telah dikembangkan, dan c) Guru mampu mengintegrasikan serta mengimplementasikan media ke dalam rancangan pembelajaran berbasis TIK. Kemampuan yang diperoleh guru dan sekolah dicirikan dalam tahap applying yaitu sudan adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran Kata kunci : guru MTS dan SMP, media pembelajaran, TIK Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 276

1. PENDAHULUAN Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk jaringan komputer. Berbagai teknologi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia dan organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Salah satu karakteristik pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan kata lain guru dituntut dapat mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran dalam bentuk pemanfaatan media yang lebih aktraktif sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis TIK dengan tujuan untuk dapat memberikan kemudahan dan kesempatan yang lebih luas kepada siswa dalam belajar. Hasil pemetaan yang dilakukan Tim Penelitian dan Pengabdian Blockgrant FKIP UMM tahun 2014 untuk Sekolah Menengah Pertama se-malang Raya mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi dikategorikan menjadi 4 model. Kategori pertama adalah tahap transforming dicirikan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK sebagai alat yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. Kategori kedua adalah tahap infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka untuk meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran. Kurikulum mulai menggabungkan subjek pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata. Tahap ke tiga adalah tahap applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak tertentu. Tahap ke empat adalah tahap emerging dicirikan dengan pemanfaatan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 277

TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan. SMP Surya Buana Malang dan SMP Muhammadiyah 4 Malang adalah 2 sekolah mitra yang dikategorikan memiliki tahapan model emerging. Meskipun berada dalam kategori model yang sama, MTs Surya Buana dan SMP Muhammadiyah 4 Malang memiliki beberapa perbedaan jika ditinjau dari standard kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan. Guru di SMP/MTs Surya Buana Malang berjumlah 24 orang dengan pendidikan S-1. Para guru yang sudah mendapatkan serifikat pendidik sebagai guru profesional sebanyak 14 orang. Sekolah memiliki guru tetap 16 orang dan guru tidak tetap 8 orang. 4 orang guru sudah pernah mengikuti pelatihan pembelajaran berbasis TIK. Sementara itu SMP Muhammadiyah 4 Malang memiliki 15 guru tetap dengan pendidikan S-1, 9 orang diantaranya sudah mendapatkan predikat sebagai guru profesional. Dari ke 15 guru tersebut 2 orang diantaranya pernah mengikuti pelatihan pembelajaran berbasis TIK. Ditinjau dari standar proses, pada indikator penyiapan perangkat pembelajaran, penyusunan rancangan pembelajaran baik di SMP/MTs Surya Buana Malang maupun di SMP Muhammadiyah 4 Malang belum menunjukkan kegiatan yang mendorong partisipasi aktif siswa. Selanjutnya, permasalahan yang dihadapi kedua sekolah mitra tersebut dalam proses pembelajaran di kelas yaitu a) masih didominasi oleh penggunaan media yang konvensional dan belum sepenuhnya memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi, b) kemampuan guru yang belum terampil dalam mendesain media pembelajaran berbasis TIK dengan PPT sebagai alat bantu mengajar yang mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007 yang menuntut guru untuk mampu menggunakan media pembelajaran di sekolah sekaligus dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran dan Permendiknas No 103 tahun 2014 tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 diperlukan adanya media pembelajaran atau bahan ajar multimedia. yang mendukung. Menurut Rayandra (2011), bahan ajar multimedia merupakan bahan ajar yang Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 278

berbasis teknologi multimedia, yaitu penggabungan dari dua unsur media yang berbeda. Dan saat kini tersedia banyak program ( software) yang bisa diandalkan untuk mengembangkan bahan ajar multimedia untuk semua mata pelajaran. Untuk menuju ke arah sistem pembelajaran yang berbasis TIK tentu saja diperlukan kesiapan baik SDM maupun aspek pendukungnya baik itu fasilitas software maupun hardware. Berdasarkan hasil penelitian oleh Aprillah (2013) ditinjau dari kesiapannya menyongsong abad 21 dan penerapan kurikulum 2013, guru masih terlihat belum siap dan belum punya langkah antisipatif tentang apa yang akan dilakukannya. Selanjutnya guru masih belum siap dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran sampai dengan menyusun media pembelajaran interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Ditinjau dari kebutuhan siswa, taraf perkembangan intelektual usia anak sekolah menengah pertama termasuk dalam kategori formal operasional. Pada kategori tersebut, kemampuan mengingat dan memproses informasi dari guru kepada siswa cukup kuat. Untuk mentransfer ilmu pengetahuan guru kepada siswa diperlukan media pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Permasalahan yang dihadapi mitra yaitu SMP/MTs Surya Buana dan SMP Muhammadiyah 4 Malang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah mitra belum menggunakan media pembelajaran yang memanfaatkan TIK, maka salah satu alternatif solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi guru tentang pembuatan dan penggunaan media pembelajaran berbasis PPT yang interaktif. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan guru sekolah menengah pertama mengantisipasi pesatnya teknologi dalam penerapan kurikulum 2013. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pengabdian dengan judul IbM Guru Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama. Melalui kegiatan ini, harapannya mampu meningkatkan keterampilan dan kemandirian para guru dalam penyediaan media pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan PPT sesuai dengan tujuan program IbM. 2. METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini diawali dengan pengenalan berbagai jenis media pembelajaran, jenis-jenis PPT dan aplikasi office lainnya sebagai aplikasi penunjang. Selanjutnya guru dilatih untuk membuat media dengan PPT sekaligus megintegrasikan media tersebut ke dalam proses pembelajaran. Pelatihan dan Pendampingan Guru MTS dan SMP dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kegiatan Awal Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 279

Tim Pengabdian : Pemetaan upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi. Guru Mapel Sekolah Menengah Pertama: Permasalahan yang dihadapi sekolah berkaitan dengan SDM nya antara lain : kemampuan guruguru dan staf administrasi sekolah dalam TIK masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum, sekolah juga masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK. 2. Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis TIK dengan PPT Tim Pengabdian : Solusi yang ditawarkan kepada mitra yang pertama adalah Pelatihan. Kegiatan diawali dengan proses sosialisasi program pengabdian. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang integrasi TIK dalam Kurikulum 2013. Guru Mapel Sekolah Menengah Pertama : Perserta kegiatan dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok materi PPT objek dan Animasi. Diharapkan masing2 kelompok akan menularkan ilmunya kepada peserta lainnya. masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional dan belum sepenuhnya memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi, kemampuan guru yang belum terampil dalam mendesain media pembelajaran berbasis TIK dengan PPT (power point) Indikator mampu menentukan jenis media interaktif dan membuat manual yang akan dikembangkan mampu mengintegrasikan media kedalam rancangan pembelajaran berbasis TIK Tahap Applying Gambar 1. Metode Pelaksanaan Kegiatan Tim pengabdian dan guru SMP pada pelaksanaan kegiatan I b M Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 280

3. Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK Tim Pengabdian : Rancangan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang dihasilkan oleh peserta dalam bentuk draft, selanjutnya akan dikembangkan menjadi produk media pembelajaran. Guru Mapel Sekolah Menengah Pertama : Pada tahap ini, para guru akan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan rancangan pengembangan yang telah dissepakati serta kolaborasi dengan tim pengabdian dalam rangka pembuatan manual penggunaan media pembelajaran berbasis TIK. 4. Implementasi Media Pembelajaran Berbasis TIK Tim Pengabdian : Media pembelajaran berbasis TIK yang telah dibuat akan diimplementasikan pada pembelajaran di kelas pada masing-masing sekolah. Saat pembelajaran, guru akan didampingi oleh tim pengabdian. Guru Mapel Sekolah Menengah Pertama : Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan rencana pembelajaran dan media yang telah disepakati. 5. Evaluasi dan Refleksi Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap efektivitas perangkat pembelajaran dan media berbasis IT yang telah diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya tim pengabdian dan guru akan bekerjasama menyusun manual penggunaan media berbasis IT yang telah dikembangkan. 6. Indikator Keberhasilan a. Sekolah sudah mengadaptasi kurikulum berbasis TIK b. Guru mampu menentukan jenis media interaktif, c. Guru mampu membuat manual penggunaan media pembelajaran berbasis TIK yang telah dikembangkan dan, d. Guru mampu mengintegrasikan media kedalam rancangan pembelajaran berbasis TIK. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan mulai tanggal 26 Maret 2016 di sekolah mitra yaitu SMP Surya Buana Malang dan SMP Muhammadiyah 4 Malang dalam bentuk pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis TIK sehingga pelaksanaannnya memerlukan tempat dengan fasilitas TIK sebagai medianya. Pelaksanaan kegiatan di SMP Muhammadiyah 4 di ruang kelas dengan fasilitas TIK yang telah disediakan pihak sekolah sedangkan di MTS Surya Buana diadakan di laboratorium komputer. Kegiatan ini dihadiri oleh para guru sebanyak 15 orang di MTS Suraya Buana sedangkan di SMP Muhammadiyah 4 sebanyak 11 orang. Kegiatan dilaksanakan seminggu 1 kali sesuai Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 281

permintaan mitra yaitu pada hari Jum at di SMP Muhammadiyah 4 dan hari Sabtu di MTS Surya Buana. Pelatihan Pelatihan yang disampaikan oleh Tim pengabdian dimulai dengan tanya jawab tentang pembelajaran berbasis TIK untuk mengetahui secara umum kebutuhan dan kemampuan awal guru. Para guru 90 % telah menggunakan Operating System (OS) Windows 7 untuk menjalankan software Microsoft Office Power Point 2007 & 2010. Sedangkan file PPT yang pernah dibuat umumnya menggunakan Basic PPT, dan hanya 2 % dari 12 peserta yang menggunakan menu yang ada pada Microsoft Office Power Point seperti screenshoot, Smart Art, hyperlink dan lain lainnya. Dalam pelatihan ini para peserta diajarkan bagaimana insert objek dan animasi baik secara dasar maupun detail dalam penggunaan PPT untuk mengajar. Berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan awal peserta, selanjutnya kegiatan pelatihan dimulai dengan pengenalan PPT secara mendasar serta jenis jenis software sejenis PPT dan software pendukung yang lainnya misalnya Microsoft Office Word (Word) dan Microsoft Office Excel (Excel). Setelah mengetahui hal tersebut, selanjutnya berdasarkan identifikasi awal bahwa yang sering digunakan para guru pada umumnya adalah Word sedangkan Excel kadang kadang dipakai dan jarang menggunakan PPT. Penyampaian materi selanjutnya tentang pengaturan desain dan layout. 90 % dari para peserta masih belum mengetahui bagaimana cara-cara menggunakan dan menerapkannya satu persatu secara detail, sehingga kegiatan ini memerlukan waktu yang agak lama kurang lebih 2 jam. Setelah istirahat kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan memberikan materi insert action & hyperlink, trigger dan applikasi sound dan video. Pendampingan Pada Minggu ke 3 kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan yaitu para guru didampingi oleh Tim PPMI-UMM, mencoba, membuat dan mengaplikasi PPT dengan mendesain RPP dengan materi ajar masing-masing dengan fasilitas TIK. Satu persatu para peserta mendapat kesempatan untuk mengkonsultasikan pembuatan PPT dan mendesain media pembelajarannya sesuai rencana yang dibuat. Setelah selesai membuat PPT berdasarkan mapel masing-masing, para guru mencoba memaparkan hasil PPT mereka. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 282

Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi, setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan para guru sudah mampu membuat sendiri materi ajar dengan PPT yang kreatif sesuai standard sebagai media yang komunikatif dan inovatif (Prastowo, 2011). Setelah kegiatan pelatihan dan pendampingan selesai diberikan evaluasi melalui kuesioner untuk mengukur kebermanfaatan dan umpan balik peserta dengan adanya kegiatan seperti ini. Dari hasil kuesioner yang diberikan dapat disimpulkan bahwa para peserta sangat senang dan tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Hal ini terbukti dari kehadiran mereka sampai selesai dan dari hasil produk PPT dan media yang mereka buat termasuk kategori baik. Selanjutnya para peserta berkeinginan dan berharap adanya kegiatan lanjutan, oleh karena itu Tim PPMI-UMM berencana membuat program kegiatan lanjutan sesuai dengan kebutuhan mitra yaitu tentang pemanfaatan resource untuk pembelajaran menggunakan E-learning yaitu : a) membuat File, b) URL, c) dll. Program ini masih bekerjasama dengan mitra sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan media berbasis TIK sebagai bekal mereka menyongsong kurikulum 2013. 4. KESIMPULAN Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa a) Program pelatihan dan pendampingan pembuatan PPT sebagai media pembelajaran sangat membantu para guru dalam mendesain pembelajaran supaya lebih menarik dan dapat meningkatan kemampuan guru dalam meningkatkan kapasitasnya secara mandiri dalam mengajar berbasis TIK. b) Media pembelajaran sebagai sumber belajar berbasis TIK dengan PPT sangat membantu guru dalam berkreasi. c) Panduan pembuatan PPT animasi dan objek sangat dibutuhkan dan membantu kinerja guru terutama dalam mendesain PPT pembelajaran. SARAN 1. Pelatihan pembuatan Power Point untuk pembelajaran perlu diberikan bagi para guru sebagai media untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mendesain pembelajaran supaya siswa lebih aktif dan tertarik untuk mengikuti pelajaran. Kegiatan ini perlu dilakukan secara kontinyu. 2. Program ini dilihat sangat efektif, oleh karena itu program ini perlu ada kontrol dan monitor secara berkelanjutan agar implementasinya bisa maksimal. Oleh karena itu perlu adaya komitmen dari pihak sekolah secara tertulis terhadap keberlanjutan dari program ini supaya kebermanfatannya bisa dirasakan dan diterapkan dalam pengajaran selanjutnya. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 283

DAFTAR PUSTAKA [1] Aprillah, Ahmad. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 dan Kesiapan Guru, Mataram: FKIP Unram (download). [2] Kebijakan TIK dalam Kurikulum 2013 bagian 1 http://video.kemdikbud.go.id/video/play/kebijakan-tik-dalam-kurikulum-2013-bagian-1 [3] Kebijakan TIK dalam Kurikulum 2013 bagian 2 http://video.kemdikbud.go.id/video/play/kebijakan-tik-dalam-kurikulum-2013-bagian-2 [4] Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru [5] Peraruran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 18 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum [6] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas [7] Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kurikulum 2013 [8] Peraruran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah [9] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. [10] Rayandra, Asyhar 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press [11] Tim Dosen FKIP UMM. 2014. Profil Guru SMP se Malang Raya. (Re search Block Grant FKIP). [12] UNESCO Office in Bangkok: ICT in Education. http://www.unescobkk.org/education/ict/ Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 284