BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB I PENDAHULUAN. pada penelitian ini yang bertopik Warna Warni Percintaan dan Gelar Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

ANALISIS PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DAN IMPLIKATUR DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR. Oleh. Sri Astiani 1) Sri Sugiarto 2)

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik tata krama (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1493). Kesopanan juga merupakan amalan tingkah laku yang mematuhi peraturan-peraturan sosial yang terdapat dalam sebuah masyarakat. Seseorang yang tidak mematuhi peraturanperaturan sosial dianggap kurang sopan. Adab sopan santun terwujud juga dalam percakapan, bagaimana si penutur dan mitra tutur dalam menggunakan kata-kata. Kata-kata yang sopan menunjukkan bahwa si penutur merupakan orang yang mengetahui sopan santun dalam pergaulan. Hal ini tentunya berpengaruh dalam pergaulan masyarakat. Demikian juga dengan kata-kata yang kurang sopan juga berpengaruh pada pergaulan masyarakat. Perilaku yang menunjukkan ketidaksopanan lebih tertuju kepada perilaku seseorang yang ditunjukkan secara personal yang bisa menimbulkan suasana konflik dan ketegangan yang lebih besar. Dengan kata lain setiap orang harus bertindak dengan penuh kesopanan antara satu dengan lainnya berdasarkan norma kesopanan yang disepakati dalam sebuah masyarakat. Tindakkan kejahatan juga bisa disebabkan oleh tuturan yang mengandung katakata kurang sopan. Berkata kurang sopan atau memaki orang dengan kata-kata kurang sopan, mengakibatkan orang sakit hati lalu bisa melakukan tindakkan kriminal. Disebabkan karena gagal mengamalkan kesopanan berbahasa, konflik juga terjadi dalam kalangan anak-anak. Peneliti menjumpai anak-anak menghadapi konflik 1

2 apabila bahasa yang diujarkan kepada mereka menyinggung perasaan mereka, kurang sopan dan menyinggung pribadi. Mereka akan menghadapi konflik apabila bahasa yang diujarkan menyindir diri anak-anak dan bahasa yang diujarkan itu mempermalukan mereka dihadapan orang lain. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan anak-anak sekarang yang bersuara lebih lantang dan suka mengeluarkan kata-kata yang menyakiti orang lain. Penggunaan kata sapaan, yang bertujuan menyindir atau mengejek serta bahasa yang kurang sopan dan tidak mematuhi konteks tuturan yang menyebabkan pendengar merasa tersinggung. Hal tersebut juga terjadi pada anak-anak yang tinggal di lingkungan peneliti, yaitu di Desa Lumbir. Peneliti sering menjumpai anak-anak dalam berkomunikasi menggunakan kata-kata yang kurang sopan. Pelanggaran prinsip kesopanan juga sering terjadi dalam komunikasi antar anak. ketika bermain anak mengahadapi konflik salah satu sebabnya adalah bahasa yang diujarkan oleh temannya kurang sopan dan menyinggung perasaan meraka. Salah satu fenomena kebahasaan yang peneliti jumpai adalah tuturan yang diucapkan oleh salah seorang anak yang sedang bermain kelereng: 1. Prayit : Nyong nyilih dire (Saya pijam kelerengnya) Arif : Ajalah Anu nyong geh siji tok (Janganlah kelereng saya cuma satu saja) Prayit : Bangsat disilihi dire geh ora olih! (Bangsat dipinjami kelereng saja tidak boleh!) Arif : wong aku geh gari siji koh maksa! (Kan saya juga tinggal satu kok memaksa!) Prayit : Huh pelit! (Huh Pelit sambil mencubit Arif) Arif : Nangis Tuturan Prayit dalam penggalan tuturan di atas merupakan salah satu tuturan yang melanggar prinsip kesopanan. Menurut Leech (1993: 206-207) Prinsip

3 kesopanan terdiri dari enam maksim yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Tuturan prayit tersebut telah melanggar maksim kebijaksaan. Karena Prayit dalam tuturan tersebut berusaha memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri. Pemakaian kata-kata Bangsat menurut Alwi (2007: 132) kata bangsat mengandung arti kepinding, kutu busuk. Contoh di atas adalah salah satu fenomena yang ditemukan peneliti. Tuturan pelanggaran prinsip kesopanan dan kata kurang sopan tersebut dilontarkan oleh anak yang berumur sekitar 8 tahun yang menyebabkan konflik antar anak. Tidak seharusnya anak berumur 8 tahun menggunakan kata-kata kurang sopan dalam berkomunikasi dengan temannya. Dari tuturan yang melanggar prinsip kesopanan mengakibatkan adanya konflik antar anak seperti yang dicontohkan di atas. Ketika salah seorang anak meminjam kelereng dan tidak diberi, maka anak yang meminjam itu marah. Ketika Prayit tidak diberi kelereng, Prayit mengatakan kata yang tidak sopan serta mencubit Arif. Reaksi dari lawan tutur ketika dikatakan Bangsat yaitu merasa tersinggung dan marah. Dari fenomena tersebut dapat digambarkan bahwa pemakaian kata-kata kurang sopan di kalangan anak-anak dapat mengakibatkan adanya kekerasan. Dari pengamatan peneliti, bahwa anak usia 6-10 tahun jika berkomunikasi dengan temannya menggunakan bahasa yang kurang sopan. Pada masa usia 6-10 penggunaan diksi atau pemilihan kata yang kurang sopan juga terjadi ketika anak sedang berkomunikasi dengan teman-temannya. Hal ini terjadi karena pada masa usia ini waktu anak-anak banyak digunakan untuk bermain dan menonton televisi. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh tontonan televisi yang menyebabkan anak usia 6-10 tahun menggunakan kata yang kurang sopan atau pemilihan kata yang kurang tepat. Serta usia anak 6-10 tahun merupakan usia yang masih labil. Oleh karena itu,

4 tuturan anak 6-10 tahun perlu diadakan penelitian. Jika anak usia 6-10 sudah menggunakan kata yang tidak sopan maka hal itu akan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Ketika anak masih anak-anak maka perlu diajarkan penggunaan bahasa yang sopan untuk berkomunikasi dengan lawan tuturnya. Peneliti mengambil objek penelitian di Desa Lumbir karena di Desa Lumbir banyak anak-anak yang berkomunkasi menggunakan bahasa yang kurang sopan. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji tuturan anak-anak yang ada di lingkungan peneliti. Peneliti meneliti tuturan anak usia 6-10 tahun yang ada di lingkungan peneliti yaitu di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas sebagai objek penelitian karena peneliti sering mendengar kata-kata yang kurang sopan dilontarkan oleh anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar. Desa Lumbir merupakan desa yang wilayahnya sangat luas, yang terdiri dari delapan grumbul yaitu grumbul 1, grumbul 2, grumbul 3, grumbul 4, grumbul 5, grumbul 6, grumbul 7, dan grumbul 8. Dalam penelitian ini peneliti menjadikan grumbul 4 sebagai objek penelitian karena di grumbul 4 terdapat tempat bermain anak-anak yang tidak ada di grumbul lain. Setiap pulang sekolah anak-anak datang ke tempat bermain. Selain itu banyak ditemukan penggunaan kata-kata yang kurang sopan dan melanggar prinsip kesopanan yang dilakukan oleh anak usia 6-10 tahun dari pada Grumbul lain. Permainan yang biasa dimainkan anak-anak adalah bermain kelereng, gobagsodor, sundamanda. Permainan tersebut sering dimainkan oleh anakanak. Peneliti mengambil permainan kelereng, gobagsodor dan sundamanda karena permainan ini merupakan permainan yang dimainkan secara kelompok. Perkumpulan anak yang sedang bermain terjadilah komunikasi antar anak. Dari komunikasi antar anak tersebut menghasilkan tuturan. Tuturan yang dihasilkan oleh anak usia 6-10 tahun adalah tuturan yang melanggar prinsip kesopanan.

5 Dalam berbicara, antara penutur dan lawan tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah kaidah yang mengatur tindakannya. Kaidah-kaidah yang mengatur kesopanan berbahasa adalah prinsip kesopanan. Pemakaian kata-kata kurang sopan yang terjadi pada anak-anak yang ada di lingkungan peneliti belum diteliti dan dideskripsikan secara sistematis. Karena itu, peneliti akan meneliti prinsip kesopanan berbahasa pada anak usia 6-10 tahun di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. Melalui penelitian ini akan dilakukan telaah terhadap tuturan anak usia 6-10 tahun di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelanggaran prinsip kesopanan berbahasa pada anak usia 6-10 tahun di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimanakah seharusnya tuturan yang baik pada anak usia 6-10 tahun berdasarkan prinsip kesopanan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat dijelaskan tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pelanggaran prinsip kesopanan berbahasa pada anak usia 6-10 tahun di desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas berdasarkan maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan hati, maksim kedermawanan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.

6 2. Memberikan pembenaran tuturan yang baik pada anak usia 6-10 tahun berdasarkan prinsip kesopanan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi ilmu bahasa, khususnya kajian pragmatik sebagai ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antar bahasa dengan konteksnya. 2. Manfaat Praktis a. Dengan diketahuinya prinsip kesopanan berbahasa pada anak usia 6-10 tahun, maka hal ini akan menjadikan tambahan kajian prinsip kesopanan pada pelajar atau komunitas masyarakat. b. Sebagai pedoman praktis penulis dan pembaca agar dapat berkomunikasi lisan dengan lancar, tepat, dan sopan. c. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pembinaan bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya dalam menggunakan bahasa yang sopan. E. Sistematika Penelitian Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran mengapa peneliti mengambil judul dan masalah yang akan diteliti. Bab ini juga menjelaskan tujuan penelitian dan manfaat dari penelitian yang akan diteliti. Selanjutnya bagian ini juga akan menjelaskan sistematika penulisan. Dalam bab ini terdiri atas lima sub

7 bab yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab kedua adalah landasan teori. Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk memudahkan pembahasan mengenai hal-hal yang sudah tertulis dalam rumusan masalah. Landasan teori tersebut menguraikan tentang teori-teori yang digunakan peneliti dalam kegiatan penelitian. Landasan teori yang dimaksud adalah: (1) penelitian yang relevan, (2) Bahasa, (3) pragmatik, (4) perkembangan bahasa anak usia 6-10 tahun. Teori pragmatik terdiri dari empat sub bab yaitu pengertian pragmatik, peristiwa tutur, kesopanan bahasa, dan prinsip kesopanan berbahasa. Sedangkan teori perkembangan bahasa terdiri dari tiga sub bab yaitu pengertian anak usia 6-10 tahun, pemerolehan bahasa anak dan perkembangan bahasa anak. Bab ketiga adalah metodologi penelitian. Bab ini memaparkan tentang metode yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah tersedia. Bab ini mencangkup (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) tahap-tahap penelitian. Jenis penelitian yang peniliti gunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data yang digunakan yaitu tuturan anak usia 6-10 tahun dan sumber data yang peneliti gunakan adalah anak-anak usia 6-10 tahun di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. Tahap-tahap penelitian terdiri dari tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Bab empat adalah hasil analisis data dan pembahasan. Bab ini mendeskripsikan tuturan yang melanggar prinsip kesopanan pada anak usia 6-10 tahun. Tuturan tersebut diklasifikasikan berdasarkan prinsip kesopanan yang meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan hati, maksim kedermawanan, maksim kerendahahn hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Setelah diklasifiklasikan, tuturan tersebut diberi penjelasan mengapa tuturan yang

8 disampaikan tersebut melanggar prinsip kesopanan. Setelah diadakan analisis tentang tuturan yang melanggar prinsip kesopanan, selanjutnya tuturan tersebut dilakukan pembenaran supaya tuturan sesuai dengan prinsip kesopanan. Penelitian ini diakhiri dengan bab lima. Bab lima merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran. Kesimpulan berisi simpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian. Selain simpulan, peneliti memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut. Pada akhir skripsi ini juga akan dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang berkaitan dengan penelitian.