TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP KERUGIAN PT BERDASARKAN DOKTRIN BUSINESS JUDGEMENT RULE

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

EKSISTENSI DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS. Oleh : Raffles, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. juga tidak dapat melakukan tindakannya sendiri. 1 Agar dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan

Analisis pemahaman..., Kristanto, FH UI, BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. pajak, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: dengan adanya beberapa teori yaitu Doctrine of strict liability atau

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISARIS DALAM MELAKUKAN KEPENGURUSAN PERSEROAN TERBATAS

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor

Direksi mempunyai tugas dan wewenang ganda yaitu melakukan pengurusan dan menjalankan perwakilan perseroan Direksi yang mengurus dan mewakili

Oleh : Griyo Mandraguna I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. dan harta kekayaan para pendiri atau pemegang sahamnya. 3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY RELATIONSHIP

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN DIREKSI YANG DILAKUKAN ATAS NAMA PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN AKIBAT DARI PEMBUBARAN PERSEROAN

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan: 1. Batasan Kewenangan dan Intervensi yang Dimiliki Komisaris

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

BAB I PENDAHULUAN. separate entity dan limited liability yang dikenal di dalam Perseroan Terbatas.

BAB II PENGATURAN DIREKSI MENURUT KETENTUAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS. perseroan yang paling tinggi, serta yang berhak dan berwenang untuk

BAB II PEMBUBARAN DAN TANGGUNGJAWAB LIKUDIATOR

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

BAB II KEDUDUKAN PENGURUS PERSEROAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN A. Ketentuan Umum tentang Perseroan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya disebut Perseroan ) adalah badan hukum yang merupakan

TANGGUNG JAWAB PRIBADI DIREKSI TERHADAP PERBUATAN HUKUM PERSEROAN YANG MERUGIKAN PIHAK KETIGA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tanggung Jawab Direksi Terhadap Kerugian Yang Diderita Perseroan

Kewenangan, Tanggung Jawab, Resiko, dan Direksi serta Business Judgment Rule. Miko Kamal. SH (Bung Ha(a), LL.M (Deakin) PhD (Macquarie)

Lex Privatum, Vol. IV/No. 5/Juni/2016. Kata kunci: Tanggungjawab, Direksi, Kepailitan, Perseroan Terbatas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Doktrin piercing the corporate veil ditransplantasi ke dalam sistem hukum

PERANAN, KEWENANGAN DAN KEDUDUKAN DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN TERBATAS SANGANA TIMOR LUMBAN SIANTAR ABSTRACT

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG DOKTRIN BUSINESS JUDGMENT RULE DI INDONESIA

KEJAHATAN KORPORASI (CORPORATE CRIME) OLEH: Dr. Gunawan Widjaja,SH.,MH.,MM

ANALISIS TERHADAP KEWAJIBAN DIREKSI PERSEROAN DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM. Disusun Oleh : Andri Wihanjaya N.P.M.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terelakkan lagi, dimana Indonesia berada di tengah dan dalam kancah

Oleh : Puspaningrum 9

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB II KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS

PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI KARENA KELALAIAN ATAU KESALAHANNYA YANG MENGAKIBATKAN PERSEROAN PAILIT

TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI & KOMISARIS BUMN PERSERO

PENERAPAN PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE DI INDONESIA. Alum Simbolon 1 Abstrak

Prika Susrawita Siregar ABSTRAK

Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

PROBLEMATIKA STATUS KEKAYAAN NEGARA DALAM PERMODALAN BUMN PERSERO Oleh: Amanda Savira Karin

KEPEMILIKAN SAHAM MAYORITAS OLEH DIREKTUR UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. struktur yang memberi ciri pada sistem, maka dapat bertahan sebagai kesatuan. 1

TUGAS DAN WEWENANG SERTA TANGGUNG JAWAB DIREKSI MENURUT UU NO. 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS. Oleh : Frankiano B.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DIREKSI PERSEROAN TERBATAS

Definisi Perseroan Terbatas menurut Pasal 1 angka 1 UUPT adalah sebagai

Agustino Sandy Permana et al., Pertanggung Jawaban Direksi Perseroan Terbatas Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum...

BAB II KEDUDUKAN PENGURUS YAYASAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DI INDONESIA

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PT TRIKOMSEL OKE Tbk.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terkenal adalah peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat, yaitu kasus Smith

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI PADA SEBUAH PERSEROAN TERBATAS MENURUT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN Oleh : Jonas Lukas 2

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

BAB III PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL DALAM TANGGUNG JAWAB DIREKSI PADA SEBUAH PERSEROAN TERBATAS DAN DAMPAK PENERAPANNYA

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengambil keputusan bisnis walaupun berisiko. Keputusan yang diambil dapat saja

TANGGUNG JAWAB HUKUM INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENJAMIN (CORPORATE GUARANTOR) ATAS UTANG ANAK PERUSAHAAN DALAM KEPALITAN Jes Simalungun Putra Purba

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERHADAP PERSEROAN YANG DINYATAKAN PAILIT. Angga Pramodya Pradhana Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun

BAB II RUANG LINGKUP KEDUDUKAN DIREKSI PERSEROAN TERBATAS. perseroan yang paling tinggi, serta yang berhak dan berwenang untuk

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

ANALISIS HUKUM PENERAPAN DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL PADA PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG BERBENTUK BUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

FAJAR EKO PRABOWO WENNY SETIAWATI FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM KEKHUSUSAN HUKUM TENTANG KEGIATAN EKONOMI DEPOK JANUARI 2013

BAB II PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULE DALAM BADAN USAHA MILIK NEGARA. 2.1 Perseroan Sebagai Badan Hukum Lahir Dari Proses Hukum

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS PT TRIKOMSEL OKE Tbk.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. Sebagai salah satu badan usaha yang berbadan hukum yang diatur

TRANSAKSI SELF DEALING DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERSEROAN INDONESIA

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

BAB II PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULE DI DALAM PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI PADA PERSEROAN TERBATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut, termasuk doktrin hukum dari negara Common Law System.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah mengakibatkan kelumpuhan perekonomian nasional. termasuk akibat ketidakberdayaan sektor swasta nasional yang

Oleh Ni Wayan Anggita Darmayoni I Gede Yusa. Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

DAFTAR PUSTAKA. Budirto, Agus, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Mataram : Ghalia Indonesia, 2009

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE. Hj. MUSKIBAH, SH. M.Hum.

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB LIKUIDATOR DALAM PEMBERESAN HARTA PERSEROAN YANG DIBUBARKAN ANGELINE ABSTRACT

AKIBAT HUKUM PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN ATAU AKUISISI TERHADAP STATUS PERUSAHAAN MAUPUN STATUS PEKERJA PADA PT (PERSEROAN TERBATAS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah PT Rajawali Nusindo yang mengelola bidang usaha

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP KERUGIAN PT BERDASARKAN DOKTRIN BUSINESS JUDGEMENT RULE Oleh : I Made Sanditya Edi Kurniawan Made Gde Subha Karma Resen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT : The paper entitled Responsibility of the Directors for damages Limited Liability Companies based on the doctrine of Business Judgment Rule. This paper uses analytical methods and normative uum approach. Director is an important organ in which the Board of Directors of a Limited Liability Company has a function and a very central role in the paradigm of limited liability company. Based on these functions when the Director makes a decision that hurt the company, based on the doctrine of Business judgment rule, directors of a company are not liable for damages arising from an act of decision-making, if the directors act in good faith and based on careful nature. Key Word : Responsibility, Board of commissioners, Bankruptcy, Incorporated company. ABSTRAK : Makalah ini berjudul Tanggung jawab Direksi terhadap kerugian PT berdasarkan doktrin Business Judgement Rule. Makalah ini menggunakan metode analisis normatif dan pendekatan perundang-undangan. Direksi merupakan organ penting dalam suatu Perseroan Terbatas dimana Direksi mempunyai fungsi dan peranan yang sangat sentral dalam paradigma perseroan terbatas. Berdasarkan fungsinya tersebut ketika Direksi membuat suatu keputusan yang merugikan perseroan, berdasarkan doktrin Business judgement rule direksi suatu perseroan tidak bertanggungjawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan, apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik dan sifat hati-hati. Kata Kunci : Business Judgement Rule, Direksi, Tanggung Jawab. I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadaan Perseroan Terbatas atau selanjutnya disebut PT, di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT). Dimana dalam pasal 1 angka 1 UUPT dijelaskan bahwa PT adalah badan hukum atau bisa disebut dengan recht persoon dimana merupakan suatu persekutuan modal yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT dan peraturan pelaksanaannya. karena statusnya sebagai badan hukum suatu PT disamakan seperti manusia yang memiliki sifat, kepribadian dan kehendak yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapannya, Agar dapat melakukan 1

kegiatannya, maka diperlukan alat perlengkapan yang disebut organ perseroan yang terdiri dari tiga macam yaitu RUPS, Direksi dan Komisaris. 1 Dari ketiga organ tersebut dapat dilihat salah satu organ penting dalam PT adalah Direksi karena merupakan organ PT yang memiliki tugas mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar 2 serta bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan tujuan perseroan 3 (pasal 1 angka 5 dan pasal 92 ayat (1) UUPT). Hal ini karena direksi mempunyai kewenangan yang diberi oleh undang-undang dalam menjalankan fungsi pengurusan dan perwakilan perseroan terbatas sehingga tidak memerlukan kuasa dari Perseroan. 4 Hakekat dari sebuah perwakilan adalah bahwa seseorang melakukan sesuatu perbuatan untuk kepentingan orang lain atas tanggung jawab dari orang yang mewakilkan itu. Permasalahan yang timbul kemudian adalah karena Direksi memiliki kewenangan yang besar sesuai pemaparan di atas bilamana Direksi dalam melakukan tindakan pengambilan keputusan yang menyebabkan kerugian pada PT. Bagaimanakah tanggung jawab direksi terhadap kerugian PT berdasarkan doktrin Business Judgement Rule? B. TUJUAN Makalah ini bertujuan untuk melakukan analisis yuridis terkait dengan permasalahan, sehingga diperoleh pemahaman tentang Tanggung jawab Direksi terhadap kerugian PT berdasarkan doktrin Business Judgement Rule II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian yuridis normatif yang dikaji dengan pendekatan perundang-undangan (the statute approach) 1 Gatot Supramono, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Cetakan Kelima, PT Penerbit Djambatan, Jakarta, Hal. 9. 2 M.Hadi Subhan, 2008, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma dan Praktik di Peradilan, edisi pertama, cet.ke- 1, Prenada Media Group, Jakarta, hal.225 3 Lihat pasal 1 angka 5 dan pasal 92 ayat (1) UU NO 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106 4 M.Yahya Harahap,2009, Hukum Perseroan Terbatas, Edisi 1, Cetakan kedua, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 349 2

artinya suatu masalah akan dilihat dari aspek hukumnya dengan menelaah peraturan perundang-undangan, kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang dibahas. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN Tanggung Jawab Direksi terhadap kerugian PT berdasarkan doktrin Business Judgement Rule Doktrin hukum Business Judgement Rule berasal dari sistem common law yang merupakan turunan dari Hukum Korporasi di Amerika Serikat. Dalam penerapannya doktrin ini mencegah pengadilan-pengadilan di Amerika untuk mempertanyakan pengambilan keputusan usaha oleh Direksi yang diambil dengan itikad baik, dalam arti direksi suatu perusahaan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan, apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik dan sifat hati-hati. Doktrin ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi Direksi, sehingga tidak perlu memperoleh justifikasi dari pemegang saham atau pengadilan atas keputusan mereka dalam pengelolaan perusahaan. Dalam penerapan Business Judgement Rule seorang direksi dalam membuat suatu keputusan dari suatu perusahaan dapat bertindak atas dasar informasi yang dimilikinya, dengan itikad baik dan dengan keyakinan bahwa tindakan yang diambil adalah semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi direksi agar dalam melakukan tugasnya, tidak perlu takut terhadap ancaman tanggung jawab pribadi. Sebab, para hakim pada umumnya tidak memiliki keterampilan kegiatan bisnis dan baru mulai mempelajari permasalahan setelah terjadi fakta-fakta. 5 Doktrin ini pada prinsipnya mencegah campur tangan judisial terhadap tindakan direksi yang didasari itikad baik dan kehati-hatian, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang sah menurut hukum. Dimana, tanggung jawab tersebut harus dijalankan berdasarkan prinsip Tanggung jawab fiduciary duty dan duty to skill and care, adapun yang dimaksud dengan tugas fiduciary duty dari seorang direksi dalam hal ini adalah tugas yang terbit secara hukum (by the operation of law) dari suatu hubungan fiduciary antara direksi dan perusahaan yang dipimpinnya, sehingga seorang direksi haruslah mempunyai kepedulian dan kemampuan (duty of care and skill), itikad baik, loyalitas, dan kejujuran terhadap 5 Wikipedia, the free encyclopedia, Business Judgment Rule, http://en.wikipedia.org/wiki/business_judgment_rule, diakses terakhir pada tanggal 14 Junil 2013 pukul 11:30 PM. 3

perusahaannya dengan derajat yang tinggi (high degree). Karena kedudukannya yang bersifat fiduciary maka tanggung jawab dari direksi menjadi sangat tinggi (high degree). Tidak hanya dia bertanggung jawab ketidakjujuran yang disengaja (dishonesty), tetapi bertanggung jawab juga secara hukum terhadap tindakan mismanajemen, kelalaian atau kegagalan atau tidak melakukan sesutu atau yang penting bagi perusahaan. 6 Secara umum doktrin Business Judgment Rule dianut dalam UUPT terdapat dalam pasal 97 UUPT yang menyebutkan bahwa Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, bukan terhadap keuntungan atau kerugian perseroan dan wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik serta penuh tanggung jawab. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. bilamana Anggota Direksi melakukan kesalahan yang merugikan perseroan, Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian tersebut apabila dapat membuktikan:(a)kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; (B)Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; (C)Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan (D) Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Menurut Pasal 97 UUPT di atas, syarat Direksi dapat dimintakan tanggung jawab secara pribadi adalah bersalah atau lalai menjalankan tugas kepengurusannya dengan tidak beritikad baik dan tidak penuh tanggung jawab 7 karena seorang direksi haruslah menjalankan tanggung jawabnya berdasarkan prinsip fiduciary duties dan duty of skill and care. Direksi dapat dipertanggungjawabkan secara pribadi harus memenuhi syarat adanya kerugian yang timbul dari kesalahan atau kelalaiannya. Adanya kesalahan dan kelalaian dari Direksi dilihat dari tindakannya yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan. Dilihat dari substansinya tindakan tersebut tidak didasarkan atas itikad baik dan prinsip kehati-hatian (duty to act in good faith, duty of care, duty of loyalty) sehingga merugikan perseroan. 131. 6 M.Hadi Subhan, Op.cit, hal.227-228 7 Rachmadi Usman, 2004, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Alumni, Bandung, hal. 4

III. KESIMPULAN Seorang direksi berdasarkan prinsip-prinsip tanggungjawab direksi haruslah menjalankan tanggung jawabnya secara penuh dengan mempunyai kepedulian dan kemampuan (duty of care and skill), itikad baik, loyalitas, dan kejujuran terhadap perusahaannya dengan derajat yang tinggi (high degree). Jika prinsip tanggungjawab direksi tersebut dikaitkan dengan doktrin Business Judgement rule, maka seorang direksi suatu perusahaan tidak bertanggungjawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan, apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik, sifat hatihati, serta dapat mebuktikan bahwa seorang direksi tersebut memang tidak bersalah sesuai dengan apa yang telah dicantumkan pada Pasal 97 ayat (5) UUPT yang mengatur mengenai syarat seorang direksi tidak dapat dipertanggung jawabkan atas suatu kerugian PT. IV. DAFTAR PUSTAKA Gatot Supramono, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Cetakan Kelima, Penerbit Djambatan, Jakarta M. Hadi Shubhan, 2008, Hukum Kepailitan, Cetakan Kedua, Kencana Prenada Media Group, Jakarta M. Yahya Harahap, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta Rachmadi Usman, 2004, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Alumni, Bandung Wikipedia, the free encyclopedia, Business Judgment Rule http://en.wikipedia.org/wiki/business_judgment_rule diunduh tanggal 14 Junil 2013. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 5