BAB II KETENTUAN DAN SYARAT PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan )

PERATURAN NOMOR XI.B.2: PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

No beserta Peraturan Nomor XI.B.2 yang merupakan lampirannya, menjadi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pembelian Kembali Saham yang Di

HUKUM PERSEROAN TERBATAS (Berdasar UU Nomor 40 Th 2007 tentang Perseroan Terbatas) Oleh: Rahmad Hendra

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

DRAFT LAMPIRAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN MATRIKS ANGGARAN DASAR PT PONDOK INDAH PADANG GOLF Tbk Tgl 22 Juni 2015

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (Perseroan)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan )

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1997 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAH

PIAGAM DIREKSI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-02/PM/2001 TENTANG

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk (Perseroan)

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan )

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek berserta jumlah saham

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-32/PM/2000 TENTANG

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk. TANGGAL 23 MEI 2017

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Usulan Perubahan Anggaran Dasar (AD)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

BAB IV. Rencana Implementasi. Investasi dilakukan untuk dapat membuat Telkom terus melakukan proses

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2015 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk. Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1. Jangka Waktu berdirinya Perseroan Pasal 2

POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk. (Mata Acara Kedua Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Bahan Mata Acara RUPST Tahun Buku PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

TINJAUAN YURIDIS TENTANG MEKANISME GO PRIVATE CONDRO HADI PURNOMO / D Kata Kunci : go private, pemegang saham independen, penawaran tender

LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-412/BL/2009 Tanggal : 25 Nopember 2009 KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU

Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek berserta jumlah saham

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL, Tbk. TANGGAL 27 MEI 2016

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Perseroan ), berkedudukan di Kotamadya

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PENJELASAN MENGENAI MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II KETENTUAN DAN SYARAT PEMBELIAN KEMBALI SAHAM I. Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas A. Ketentuan Untuk Membeli Kembali Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 memperbolehkan Perseroan membeli kembali sahamnya dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan. 2. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh Perseroan sendiri dan/atau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang undangan di bidang pasar modal. 7 Dalam hal ini juga harus dijelaskan pembelian saham kembali oleh perusahaan tidak dapat mengakibatkan pengurangan modal terkecuali saham tersebut ditarik kembali oleh Perseroan. Dan yang dimaksud dengan kekayaan bersih Perseroan adalah seluruh harta kekayaan Perseroan dikurangi seluruh kewajiban Perseroan sesuai dengan laporan keuangan terbaru yang disahkan oleh RUPS dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir 8 7 Pasal 37 Ayat 1 UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 8 Penjelasan Pasal 37 ayat 1 UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 21

Ketentuan Pasal 37 ini merupakan Perbaikan dari Pasal 30 ayat 1 Undang- Undang Nomor 1 tahun 1995, yang diantaranya menyebutkan dimiliki oleh anak perusaahan, suatu frase yang tidak terdapat lagi dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disamping itu pasal ini memberikan pengecualian apabila diatur lain dalam Perundang-Undangan di bidang Pasar Modal. 9 Sebagai konsekuensi dari Ketentuan pasal 37 ayat 1 tersebut Undang- Undang Nomor 40 tahun 2007 juga memberikan ketentuan tentang kondisi yang dapat mengakibatkan suatu proses pembelian saham kembali (buyback) menjadi batal demi hukum. Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembelian yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut diatas (ketentuan Pasal 37 ayat 1) batal oleh hukum. 2. Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksudkan pada ketentuan diatas. 3. Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud pada hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3 (tiga) tahun. Ketentuan jangka waktu 3 (tiga) tahun ini dimaksudkan agar Perseroan dapat menentukan apakah saham tersebut akan dijual atau ditarik kembali dengan cara pengurangan modal. 11 10 9 Prof.Dr H Man S. Sastra wijaya SH SU,Rai Mantili,SH, Perseroan Terbatas Menurut Tiga Undang-Undang halaman 91 10 Pasal 37 ayat 2,3,dan 4 UU No 40 Tahun 2007 22

B. Pembelian Kembali (Buyback) dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mewajibkan proses pembelian kembali saham (buyback) harus terlebih dahulu disepakati dalam forum rapat umum pemegang saham dengan ketentuan. 1. Tidak ditentukan lain dalam Undang-Undang Pasar Modal 2. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melaksanakan buyback sah jika sesuai dengan ketentuan panggilan rapat, kuorum dan persetujuan jumlah suara untuk perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan atau Angggaran Dasar 12 C. Rapat Umum Pemegang Saham Dapat Mengalihkan Kewenangannya Pada Dewan Komisaris Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 memberikan ruang untuk tidak melakukan Rapat Umum Pemegang Saham ketika melaksanakan Pembelian kembali saham, Undang-Undang memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris perseroan terbatas untuk menyetujui proses pembelian kembali yang kewenangannya diberikan melalui proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan jangka waktu paling lama satu tahun dengan opsi untuk perpanjangan selama satu tahun berikutnya. Pengalihan wewenang untuk menyetujui proses pembelian kembali tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 13 Dalam kondisi ini pelaksaan pembelian saham kembali meliputi penentuan tentang saat, cara pemeblian kembali saham, dan jumlah saham yang akan dibeli 11 Penjelasan pasal 37 ayat 4 UU No 40 Tahun 2007 12 Pasal 38 UU no 40 tahun 2007 13 Pasal 39 UU no 40 tahun 2007 23

kembali, tetapi tidak termasuk didalamnya tetapi tidak termasuk hal-hal yang menjadi tugas Direksi dalam pembelian kembali saham, seperti melakukan pembayaran, menyimpan surat saham, dan mencatatkan dalam daftar pemegang saham. 14 D. Ketentuan Terhadap Saham Yang Mengalami Proses Pembelian Kembali Terhadap saham-saham yang mengalami proses pembelian kembali akan diberlakukan ketentuan tertentu dimana ketetuan yang lazim bagi saham yang tidak dalam keadaan sedang dilakukan proses pembelian kembali tidak berlaku lagi bagi saham dalam kondisi buyback Ketentuan-ketentuan tersebut adalah: 1. Saham Tidak dapat mengeluarkan hak suara dalam forum RUPS 2. Tidak diperhitungkan dalam pengambilan kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang Undang dan atau Anggaran Dasar. 3. Saham tidak berhak mendapat deviden. 15 II. Menurut Peraturan Bapepam Nomor XI.B.2 Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Emiten atau Perusahaan Publik dapat membeli kembali sahamnya sesuai ketentuan Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 14 Penjelasan Pasal 39 ayat 1 UU nomor 40 tahun 2007 15 Pasal 40 UU No 40 tahun 2007 24

tentang Perseroan Terbatas tanpa melanggar ketentuan Pasal 91, Pasal 92, Pasal 95 dan Pasal 96 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, sepanjang memenuhi ketentuan peraturan ini. RUPS dilarang mendelegasikan kewenangan untuk membeli kembali saham kepada direksi atau komisaris dalam jangka waktu lebih dari 18 (delapan belas) bulan. Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan rencana pembelian kembali saham kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum RUPS. Rencana pembelian kembali saham wajib memuat informasi sebagai berikut: 1. Perkiraan jadwal dan biaya pembelian saham kembali saham tersebut. 2. Perkiraan penurunan pendapatan emiten atau perusahaan publik sebagai akibat pelaksanaan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan Emiten atau Perusahaan Publik. 3. Proforma laba per saham emiten atau Perusahaan Publik setelah rencana pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan Emiten atau perusahaan publik. 4. Pembatasan harga saham untuk pembelian kembali saham. 5. Pembatasan jangka waktu untuk pembelian kembali saham. 6. Metoda yang akan digunakan untuk membeli kembali saham. 7. Pembahasan dan analisa manajemen mengenai pengaruh pembelian kembali terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan emiten atau perusahaan publik di masa mendatang. 25

8. Rencana emiten atau perusahaan publik terhadap saham yang dibeli kembali: apakah akan dijual kembali atau akan mengurangi modal Emiten atau Perusahaan Publik. Jika pembelian kembali saham dilakukan melalui Bursa Efek, maka wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Transaksi beli dilakukan melalui slah satu anggota bursa. 2. Transaksi beli tidak dapat dilakukan pada saat pembukaan atau penutupan perdagangan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sesudah pembukaan atau 30 (tiga puluh ) menit sebelum penutupan. 3. Tawaran untuk memebli kembali saham harus kebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya. 4. Maksimum pembelian kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya. 5. Maksimum pembelian kembali saham pada setiap hari adalah 25 (dua puluh lima perseratus) dari volume perdagangan harian, dengan ketentuan apabila mengakibatkan pecahan satuan perdagangan,maka pemebelian tersebut dibulatkan menjadi 1(satu ) satuan perdagangan. 6. Orang dalam emiten atau Perusahaan Publik dilarang melakukan tranksaksi atas Saham atau Perusahaan Publik tersebut pada hari yang sama dengan pembelian kembali saham yang dilakukan oleh perusahaan melalui bursa efek. III. Menurut Peraturan Bapepam Nomor XI.B.3 2008 Tentang Pembelian Kembali Saham Emiten Dalam Kondisi Perekonomian Yang Berpotensi Krisis 26

Buyback tidak dapat dilaksanakan begitu saja dalam kondisi normal sebab dalam kondisi normal tindakan buyback adalah sebuah bentuk pelanggaran dalam pasar modal, sebab sebuah perseroan publik tidak boleh menguasai sendiri saham yang telah dikeluarkannya ke dalam bursa, dalam hal ini (emiten menguasai sendiri sahamnya) tentunya bukanlah hal yang patut di pasar modal sebab dapat mengakibatkan perdagangan menjadi semu, dan emiten dapat mengatur sedemikian rupa harga sahamnya sehingga kondisi pasar menjadi tidak sempurna. Buyback adalah sebuah tindakan penyelamatan (rescue) sebagaimana ketentuan Undang-Undang PT memasukkan ketentuan mengenai buyback sebagai instrumen Pelindungan modal dan kekayaan Perseroan. Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis adalah kondisi pasar dimana indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam jangka waktu paling kurang 20 (dua puluh) hari bursa akibat kondisi perekonomian yang tidak mendukung pergerakan harga pasar Efek yang wajar dan dapat bersifat sistemik. Emiten atau Perusahaan Publik dapat membeli kembali sahamnya tanpa melanggar ketentuan Pasal 91, Pasal 92, Pasal 95, dan Pasal 96 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, sepanjang memenuhi peraturan ini. Dalam hal terjadi Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis sebagaimana dimaksud dalam angka 1, maka Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan pembelian kembali sahamnya tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Pembelian kembali saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam kondisi krisis paling banyak 20% (dua puluh perseratus) dari modal disetor. Pembelian kembali saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik hanya dapat 27

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak keterbukaan informasi. Besarnya volume pembelian kembali saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud Peraturan Bapepam LK XI.B.3 dalam satu hari Bursa tidak dibatasi. Emiten atau Perusahaan Publik yang melaksanakan pembelian kembali saham sebagaimana dimaksud Peraturan Bapepam LK XI.B.3 wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK dan Bursa Efek dimana sahamnya diperdagangkan paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan pembelian kembali saham, informasi sebagai berikut: 1. perkiraan jadwal dan biaya pembelian kembali saham tersebut 2. perkiraan menurunnya pendapatan Emiten atau Perusahan Publik sebagai akibat pelaksanan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan emiten atau perusahaan public 3. pembahasan dan analisa manajemen mengenai pengaruh pembelian kemabali saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Emiten atau Perusahaan Publik di masa mendatang Jika pembelian kembali saham dilakukan melalui Bursa Efek, maka transaksi beli dilakukan melalui satu Anggota Bursa Efek. Orang Dalam Emiten atau Perusahaan Publik dilarang melakukan transaksi atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut pada masa pembelian kembali saham yang dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud 16. Saham yang dibeli kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat dijual kembali kepada direktur atau karyawan melalui Employee Stock Option Plan atau Employee Stock Purchase Plan yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan 16 www.bapepam.go.id Kamus Pasar Modal Bapepam LK 28

memperhatikan Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Benturan Kepentingan adalah Benturan Kepentingan perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan. Saham yang dibeli kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat dijual kembali di luar bursa pada nilai pasar wajar, tetapi tidak lebih rendah dari harga pembelian kembali saham tersebut. Saham yang dibeli kembali dapat dijual melalui Bursa Efek dengan ketentuan sebagai berikut: 1. transaksi jual harus melalui salah satu anggota bursa 2. transaksi jual hanya dapat dilaksanakan setelah 30 (tiga puluh hari) sejak pembelian kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dilaksanakan seluruhnya 3. penjualan dilarang dilaksanakan pada saat pembukaan dan penutupan perdagangan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sesudah pembukaan atau (tiga puluh) menit sebelum penutupan 4. penawaran jual harus sama atau lebih tinggi dari harga perdagangan sebelumnya 5. maksimum penjualan kembali saham pada setiap hari adalah 25 % (dua puluh lima perseratus) dari volume perdagangan harian emiten atau perusahaan publik tersebut, dengan ketentuan apabila mengakibatkan pecahan satuan perdagangan maka pecahan tersebut dibulatkan menjadi satu satuan perdangangan. 6. Orang dalam emiten atau Perusahaan publik melakukan tranksasi saham emiten atau perusahaan publik tersebut pada hari yang sama 29

dengan penjualan kembali saham yang dilakukan oleh emiten atau perusahan publik melalui bursa efek. Peraturan Bapepam LK XI.B.3 2008 tentang pembelian kembali saham oleh emiten dalam kondisi pasar yang berpotensi kritis. Pembelian kembali saham ini dapat dilaksanakan dengan ketentuan. 1. Jumlah saham yang dibeli kembali tidak boleh melebihi 10 % (sepuluh persertus) dari jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan terbatas kecuali peraturan perundang-undnagan di bidang pasar modal menyebutkan lain 2. Pembelian kembali saham tersebut tidak mengakibatkan nilai kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah modal ditempatkan dan cadangan wajib yang disisihkan. Sebelum tindakan buyback dilaksanakan terlebih dahulu harus dilakukan Rapat Umum Pemegang saham (RUPS) untuk mematangkan langkah untuk melakukan tindakan buyback. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mendelegasikan tugasnya untuk menyepakati tindakan buyback kepada Dewan Komisaris Perseroan. Buyback dilakukan dengan tranksaksi di bursa efek atau tidak melalui bursa. Transaksi buyback di bursa dilakukan tidak berbeda dengan tranksaksi efek biasa Jika dalam rangka memenuhi peraturan perundang-undangan, Emiten atau Perusahaan Publik menjual saham yang dibeli kembali pada harga yang lebih 30

rendah dari harga pembelian kembali, maka kerugian yang terjadi wajib diungkapkan secara jelas dalam laporan laba rugi Emiten atau Perusahaan Publik. Emiten atau Perusahaan Publik yang sahamnya dicatatkan pada Bursa Efek dilarang membeli kembali sahamnya jika akan mengakibatkan berkurangnya jumlah saham pada suatu tingkat tertentu yang mungkin mengurangi secara signifikan likuiditas saham pada pasar atau dipenuhinya persyaratan delisting saham tersebut dalam Bursa Efek. Kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 1( kondisi krisis) ditetapkan oleh Bapepam dan LK. BAB III PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DI PASAR MODAL A. Pengertian Pasar Modal 31