BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menerima pelajaran agama di sekolah umum (Dirjen Kelembagaan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Saat belajar siswa tidak lepas dari sumber belajar. Sumber belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alami, perubahan selalu terjadi pada setiap sistem akibat pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal. Melalui perubahan terjadilah pergeseran, penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya dapat membentuk sistem yang baru. 1 Perubahan dan perkembangan dunia pendidikan dan pembelajaran dewasa ini semakin pesat, seiring dengan perkembangan budaya manusia dalam menghasilkan cipta, rasa, karsa, rupa dan rekayasa. Hasil dari perkembangan tersebut maka sudah pasti lahirnya model produk-produk terbarukan sebagaimana dalam dunia pendidikan dan pembelajaran lebih sering kita kenal dengan istilah inovasi pendidikan. 2 Pendidikan mempunyai makna yang cukup pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas luas, secara umum, manusia, pengembangan potensi, kecakapaan dan kerakteristik generasi ke arah yang diharapkan masyarakat. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi ini berlangsung dalam satu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan 1 Ishak Abdullah dkk., Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) 1. 2 Ibid,.. 1. 3 Nana S. Sukmadinata dkk., Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2012), 1.

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya, Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Secara umum, tujuan pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang termaktub dalam UU No 20 Tahun 2003 diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuannya terarah pada peningkatan kemampuan, baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kegiatan kependidikan dan pembelajaran tidak lagi sekedar menyampaikan dan menerima informasi, tetapi mengolah informasi sebagai masukan pada usaha peningkatan kemampuan. Untuk mendukung ketercapaian dari tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan agama dipandang memiliki peranan yang sangat vital dalam membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. Untuk itu diperlukan pelaksanaan pendidikan agama yang lebih kondusif dan lebih prospektif. 5 4 Permendikbud Nomor 60 Tahun 2013. 5 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, Dari Pradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (PT.Raja.Grafindo Persada, 2009), 71.

Terutama di tingkat sekolah dasar (SD), karena menjadi dasar dalam pembentukan karakter siswa. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (MI), membantu peserta didik dalam membangun pondasi awal dalam pembentukan kepribadian, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, karena dalam struktur Ajaran Islam, pendidikan akhlaq adalah yang paling penting. Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada pembentukan akhlaq yang mulia dan penuh kasih sayang. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya masih menekankan pengetahuan sikap yang normatif dan kurang menarik. Pendidik masih menempatkan diri sebagai pendakwah yang terkesan sebagai pemberi petunjuk, perintah, dan aturan yang membuat peserta didik jenuh dan bosan. Pendidik juga jarang memberikan keteladanan dengan sikap dan perilaku. Berdasarkan alasan tersebut, karena proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan di sekolah, maka sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami karakteristik materi, peserta didik dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model-model pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran akan variatif, inovatif dan konstruktif dalam merekontruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik. 6 6 Hamzah B. Uno dkk., Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 105.

Persoalan yang dihadapi para pendidik ketika proses pembelajaran berlangsung adalah bagaimana cara mengemas kegiatan Pendidikan Agama di sekolah, sehingga peserta didik mempunyai penguasaan terhadap materi dan mampu mengembangkan aspek kogninif, afektif dan psikomotorik dalam dirinya dengan baik dan maksimal. Peneliti memandang perlu, untuk melakukan penelitian tentang strategi pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) pada sekolah tingkat dasar (SD). Peneliti memilih dua lembaga pendidikan tingkat dasar sebagai objek penelitian yaitu SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, menemukan bahwa SD Muhammadiyah Ponorogo adalah lembaga Pendidikan Dasar yang berada di daerah perkotaan dan berada pada deretan sekolah dasar favorit. Strategi pembelajaran PAI pada sekolah ini, yaitu menekankan pada penguasaan tiga aspek, kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bapak M.Khoirudin guru PAI SD Muhammadiyah Ponorogo, kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk mendukung pembelajaran pendidikan agama Islam dengan melaksanaan sholat Dhuha berjamaah dan tartil al-qur an yang bertempat di kelas masing-masing sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Disamping itu juga diadakan sholat Shubuh berjamaah dan pengajian setiap minggunya khusus untuk kelas 6. Adapun untuk kegiatan santunan ke panti asuhan dilaksanakan setiap tanggal 10 pada bulan Muharram. 7 Sedangkan MI (Madrasah Ibtidaiyah) Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo adalah madrasah setingkat pendidikan dasar yang berada di 7 Diskusi dengan M. Khoirudin Guru PAI SD Muhammadiyah Ponorogo, tanggal 12 Januari 2016.

daerah pedesaan yang tepatnya berada di Desa Grogol Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, tetapi mampu menunjukkan eksistensi diri sebagai lembaga pendidikan Islam yang mampu bersaing dan menjadi sekolah favorit di daerahnya. Menurut M Sulomo, strategi pembelajaran PAI yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pambinaan baca al Qur an yang dilakukan setiap pagi dengan harapan selama belajar di lembaga tersebut setiap peserta didik minimal khatam al Qur an satu kali dan dilanjutkan dengan sholat Dhuha. Guru mengadakan evaluasi terprogram tentang praktik ibadah amaliyah, dengan catatan belum bisa melanjutkan materi praktik sebelum siswa tersebut mampu dan lancar dalam melaksanakan ibadah tersebut dan adanya metode hafal tulis untuk materi al Qur an dan Hadits. 8 Berdasarkan fenomena tersebut, dan mengingat pentingnya penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga peneliti mengambil judul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo. B. Rumusan Masalah. Merdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini difokuskan pada strategi pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo, dengan rumusan masalah sebagaimana berikut : 1. Bagaimana strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo? 8 Wawancara dengan M Sulomo guru PAI MI Nurul Huda Grogol Sawoo tanggal 28 Januari 2016.

2. Apa perbedaan implementasi strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo? 3. Apa relevansi dari implementasi strategi pmbelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan kualitas pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo? C. Tujuan Penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagaimana berikut : 1. Mendeskripsikan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponrogo. 2. Mendeskripsikan aspek-aspek perbandingan tentang strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo. 3. Mendeskripsikan tentang relevansi aplikasi dari strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan kualitas peserta didik di SD Muhammadiyah dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo. D. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Secara spesifik manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, bahan reflektif dan konstruktif dalam pengembangan keilmuan Pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat Praktis. a. Hasil penelitian ini bisa dijadikan informasi elementer dan masukan bagi pemegang kebijakan di tingkat pemerintah dan sekolah dalam mengeluarkan kebijakan yang khususnya berkaitan dengan pembelajaran PAI bagi peserta didik. b. Masukan dan sekaligus ajakan kepada para pendidik Pendidikan Agama Islam di sekolah/atau madrasah dalam melaksanakan pembelajaran PAI yang kreatif dan inovatif. E. Sistematika Pembahasan. Secara keseluruhan, penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing disusun secara rinci dan sistematis sebagaimana berikut: Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab kedua, landasan teori yang memuat kajian tentang strategi pembelajaran dan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah serta karakter sekolah/madrasah berkualitas. Bab ketiga, merupakan metodologi penelitian yang berisi tentang metode penelitian, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber dan tehnik

pengumpulan data, tehnik analisis data, pengecekan keabsahan data dan kesulitankesulitan dan cara pemecahannya. Bab keempat, menjelaskan dengan rinci tentang lokasi penelitian, SD Muhammadiyah Ponorogo dan MI Nurul Huda Grogol Sawoo Ponorogo yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, dasar dan tujuan, sistem pendidikan dan potensi sumber daya manusia dari lokasi penelitian dan memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu serta penjelasan hasil yang diperoleh tertang strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Disamping itu juga menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan serta relevansi dari penggunaan strategi pembelajaran terhadap peningkatan kulitas peserta didik di kedua lembaga tersebut. Bab kelima. adalah penutup, yang menguraikan jawaban dari permasalahan yang diajukan dalam penelitian tesis berupa kesimpulan dan saransaran, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan lampiran-lampiran.