Perbandingan COP Pada Refrigerator Dengan Refrigeran CFC R12 Dan HC R134a Untuk Panjang Pipa Kapiler Yang Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN COP PADA REFRIGERATOR DENGAN REFRIGERAN CFC R12 DAN HC R134a UNTUK DIAMETER PIPA KAPILER YANG BERBEDA. Abstraksi

berkembangnya entah sudah berapa banyak mesin yang tercipta hingga saat ini. Mulai dari bentuk pengoperasiannya yang secara manual hingga otomatis. Me

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Perbandingan Koefisien Prestasi (CoP) pada Refrigerator dengan Refrigeran CFC R12 dan HC R134a untuk Panjang Pipa Kapiler yang Berbeda

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Pengaruh Aplikasi Refrigeran Hidrokarbon Terhadap Performansi Mobile Air Conditioning

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DAN COP PADA AC SPLIT 900 WATT MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON MC-22 DAN R-22

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN KONSUMSI LISTRIK PADA AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN R-22 DENGAN AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN MC-22 SUHARTO JONI SANTOSO (L2F304279)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERANCANGAN LEMARI ES HOT AND COOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

PENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON (HC) DALAM BISNIS PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

ANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK. Abstrak

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

Oleh: Daglish Yuliyantoro Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

PENGUJIAN REFRIGERAN HYCOOL HCR-22 PADA AC SPLITE SEBAGAI PENGGANTI FREON R-22

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR. Ir.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk keperluan tersebut di atas, pada alat rumah tangga dibuatkan suatu pendingin, dengan tujuan antara lain:

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

MUSICOOL HYDROCARBON REFRIGERANT OVERVIEW

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

Menggunakan Musicool HC yang Hemat Listrik & Ramah Lingkungan Pada Mesin AC Sebagai Pengganti Freon

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

Pengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigrasi

Pengaruh High Pressure Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigerasi Dengan Menggunakan R-134a Dan Refrigeran Hidrokarbon

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut memerlukan suatu alat untuk mengkondisikan udara. didalam ruangan bangunanbangunan tersebut seperti Air Conditioner

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Transkripsi:

Perbandingan COP Pada Refrigerator Dengan Refrigeran CFC R12 Dan HC R134a Untuk Panjang Pipa Kapiler Yang Berbeda Risza Helmi. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin. helmi_29@yahoo.com Abstraksi Mesin-mesin pendingin pada saat ini telah banyak berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Umumnya mesin ini digunakan untuk pengawetan makanan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, dan industri petrokimia. Salah satu dari mesin pendingin ini adalah refrigerator. Bahan/zat pendingin pada refrigerator disebut refrigeran atau dikenal dengan nama freon. Bermacam-macam refrigeran telah banyak dipakai manusia sebagai fluida pada refrigerator, salah satunya yang dapat merusak lingkungan seperti CFC (Cloro Floro Carbon), untuk mengurangi hal tersebut maka harus dilakukan penggantian refrigaran yang ramah lingkungan, penggantian refrigeran memiliki pengaruh cukup besar terhadap suhu yang dihasilkan di dalam evaporator. Pada penelitian ini, dilakukan ujicoba untuk mengganti refrigeran CFC R12 ke HC R134a pada refrigerator satu pintu dan mengganti ukuran panjang pipa kapiler dengan ukuran 1.75m, 2.00m, 2.25m sebagai acuan dasar perbandingan. Ini dilakukan untuk mengetahui mana yang lebih baik dan efisien dari kedua refrigeran CFC R12 ke HC R134a, serta manakah yang menghasilkan suhu dingin dan COP tertinggi. Setelah dilakukan perhitungan didapat COP tertinggi 4.06 untuk refrigerant HC R134a dan suhu evaporator terendah -16 untuk refrigerant HC R134a. Kata kunci : Refrigeran, pipa kapiler, Suhu dan COP I. Pendahuluan Pada dewasa ini khususnya di perkotaan mesin pendingin merupakan suatu peralatan yang dapat dijumpai pada hampir setiap perkantoran, gedung-gedung, dan rumah tangga. Mesin pendingin dapat berfungsi sebagai refrigerator, freezer, chiller baik untuk kebutuhan Air Conditioning maupun untuk menunjang proses produksi. Dalam mesin pendingin terdapat beberapa komponen utama yaitu: evaporator, kompresor, kondensor, alat ekspansi/pipa kapiler, dan refrigeran. Refrigeran atau dikenal dengan nama Freon yaitu fluida / zat pendingin yang memegang peranan penting dalam sistem pendingin. Pada mesin Refrigerator banyak digunakan refrigeran yang mengandung bahan kimia CFC ( Cloro Floro Carbon), karena memiliki sifat stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen Refrigerator. Akan tetapi setelah mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk ODS (Ozone Depleting Subtance), yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan ozon. Sebagai pengganti CFC telah banyak dicipkan refrigerant yang tidak merusak lingkungan, salah satunya HC (Hidrocarbon) yang memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukan dengan nilai ODP (Ozon Depleting Potential) nol, dan GWP (Global Worming Potential) yang dapat

diabaikan, karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral. II Landasan Teori 2.1 Mesin Pendingin Mesin-mesin pendingin pada dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan seirama dengan kemajuan teknologi dan peningkatan taraf hidup. Penggunaan yang umum adalah untuk mengawetkan makanan. Pada suhu biasa (suhu kamar) makanan cepat menjadi busuk (karena pada temperatur biasa bakteri akan berkembang cepat). Sedangkan pada suhu 4,4 o C atau 40 o F (suhu yang biasa untuk pendinginan makanan), bakteri berkembang sangat lambat sehingga makanan akan lebih tahan lama. Jadi di sini kita mengawetkan makanan-makanan tersebut dengan cara mendinginkannya. Gambar 2.2 Mesin pendingin dalam industri pangan [1] Juga pada kendaraan-kendaraan pengangkut daging/sayuran/ikan ke tempat-tempat yang jauh dilengkapi mesin pendingin agar tidak busuk sampai di tempat tujuan. Demikian pula pada pengangkut yang menggunakan jasa angkutan laut agar barang-barang tersebut tidak cepat busuk juga didinginkan dengan mesin pendingin. Di atas sudah diterangkan bahwa selain untuk mengawetkan makanan, mesin pendingin juga bisa masuk menyejukkan ruangan. Sekarang banyak kita jumpai gedung-gedung pertemuan, gedung bioskop, kantor-kantor yang ber AC, juga kereta api, bus, mobil pribadi. 2.2 Refrigerator Gambar 2.1 Macam-macam mesin pendingin [1] Kegunaan lain dari mesin pendingin adalah penyejuk ruangan, mendinginkan minuman (beverage cooling), untuk membuat es batu, es mambo dan lain-lain. Untuk keperluan rumah tangga misalnya ibu-ibu biasanya menyimpan susu, sayuran, buah-buahan, daging dan lain-lain dalam kulkas supaya lebih tahan lama.untuk mengawetkan dalam jumlah yang lebih besar misalnya kita temui pada tempat pemotongan ternak/butcher, untuk penyimpanan udang, ikan laut, dan lain lain. Dahulu manusia makan dari hasil berburu binatang. Setelah mereka makan secukupnya, sisanya lalu mereka tinggalkan begitu saja, karenanya pada esok hari sisa makanan tersebut menjadi busuk. Kemudian setelah berburu menjadi sukar, mereka lalu mengusahakan agar sisa makanan tersebut dapat disimpan untuk dimakan pada keesokan harinya. Mereka menyimpan makanan tersebut pada suatu tempat yang dingin. Mereka menggali suatu lubang yang tidak dapat ditembus oleh sinar matahari atau di dalam gua. Di situ mereka mendapatkan suatu ruangan yang suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu udara di luar. Usaha mereka masih sangat

sederhana, maka hanya memperoleh perbedaan suhu yang sangat kecil. Makanan hanya dapat disimpan dalam waktu yang singkat saja. Manusia terus berusaha untuk dapat menyimpan makanan lebih lama dan tidak terjadi perubahan pada : rasa, warna, aroma atau bau harumnya. Lambat laun manusia mengetahui bahwa mendinginkan makanan, selain membuat makanan dapat disimpan lebih lama, juga dapat membuat makanan lebih enak rasanya. Misalnya buah dan minuman yang didinginkan rasanya menjadi lebih enak. Sudah sejak 1000 tahun sebelum Masehi, berbagai bangsa di beberapa negara telah berusaha untuk mendinginkan ruangan atau makanan. Orang Mesir menguapkan air di atas rumah, sehingga suhu di dalam rumah menjadi dingin. Orang India mengipasi air agar lebih cepat menguap. Udara disekitarnya akan menjadi dingin karena air yang menguap mengambil panas dari sekitarnya. Bangsa Yunani mengambil salju dari puncak gunung untuk mendinginkan makanan, minuman dan ruangan. Pada tahun 1850 mulai dipakai mesin pendingin yang memakai kompresor dengan bahan pendingin udara. Karena kapasitas mendinginkan dari udara rendah, kemudian dipakai lain macam bahan pendingin yaitu ammonia. Keburukan ammonia yaitu beracun, maka penggunaannya untuk lemari es masih sangat terbatas. Manusia masih mencari lain macam bahan pendingin yang lebih aman dan sempurna. Sekarang hampir semua lemari es memakai kompresor dengan bahan pendingin freon. 2.2.1 Fungsi refrigerator Mengawetkan makanan dapat diusahakan dengan dikeringkan, diasap, diasinkan (diberi garam), dirempahi (diberi rempah-rempah), dibuat manisan dan didinginkan. Dahulu manusia mendinginkan makanan dengan tujuan agar makanan dapat disimpan lebih lama dan tidak membusuk, meskipun sebab terjadinya pembusukan ini tidak mereka ketahui. Sekarang terjadinya pembusukan ini telah diketahui, disebabkan oleh jasad renik (microbes) yang ada di dalam bahan makanan, yaitu: kuman, lumut, jamur dan lainlain. Pada suhu udara ruang dalam keadaan yang lembab, jasad renik dapat berkembang biak dengan cepat sekali. Pada suhu ruang yang lebih tinggi, jasad renik dapat berkembang biak lebih cepat lagi, sehingga jumlahnya berlipat ganda, menjadi ratusan, ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah semula. Telah diselidiki bahwa pada suhu 10 o C adalah batas suhu yang paling baik dimana jasad renik sukar berkembang biak, sedangkan bahan makanan masih dapat disimpan dalam keadaan baik. Pada suhu di bawah 0 o C, zat cair di dalam sayuran dan buah-buahan akan membeku dan mengembang. Perubahan wujud dan volume ini dapat merusak sayuran dan buah-buahan, maka harus dihindarkan. Bahan makanan yang mengandung banyak air, terutama buah-buahan, maka harus dihindarkan. Bahan makanan yang mengandung banyak air, terutama buah-buahan dan sayur mayur harus disimpan di atas titik beku dari zat cair, antara 3-10 o C. Suhu tersebut harus dipertahankan di dalam lemari es.

Untuk menyimpan film dan bahan kimia, suhunya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Menyimpan dengan didinginkan tidak akan membuat barang-barang yang disimpan menjadi lebih baik mutu dan keadaannya, juga tidak untuk membuat steril, tetapi hanya mengusahakan agar bahan makanan tidak cepat membusuk dan menjadi rusak. Jadi tujuan dari mendinginkan di dalam refrigerator yaitu : 1. Agar dapat menyimpan makanan lebih lama dalam keadaan tetap baik. 2. Membuat buah dan minuman lebih enak rasanya. 3. Untuk menyimpan film dan bahan kimia tertentu agar tidak rusak. 4. Untuk membuat es. Gambar 2.8 Lemari es dua pintu [1] 2.3 Komponen refrigerator yang dialiri bahan pendingin Komponen refrigerator (lemari es) yang penting yaitu bagian yang dialiri bahan pendingin terdiri dari : 1. Kompresor 2. Kondensor 3. Penguap (evaporator) 4. Akumulator (accumulator) 5. Pengering dan saringan (filter drier) Komponen-komponen tersebut dihubunghubungkan dengan pipa dari logam sehingga membentuk suatu sistem. Waktu kompresor sedang bekerja, bahan pendingin dimampatkan, sehingga tekanannya menjadi tinggi. Bahan pendingin mengalir ke kondensor, pipa kapiler, evaporator, akumulator dan melalui saluran hisap kembali ke kompresor. Waktu kompresor baru berhenti bekerja, bahan pendingin juga terus mengalir dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah sampai tekanan di dalam sistem menjadi sama. 2.4 Bahan Pendingin (Refrigeran) Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor, bahan pendingin ini disebut refrigeran. Karakteristik thermodinamika refrigeran antara lain meliputi temperatur pengupan, temperatur pengembunan, dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendinginan (misal untuk pendinginan udara atau pengawetan beku) diperlukan refrigeran dengan. Gambar 2.19 Contoh Bahan Pendingin (refrigeran) [2] 2.6 Karakteristik Termofisika Hidrokarbon Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan pengganti CFC dan HCFC harus memperhatikan beberapa

hal diantaranya titik didih pada tekanan normal, kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus diperhatikan untuk menjamin apakah tekanan operasi sama dengan CFC untuk menghindari keperluan penggantian peralatan tekanan tinggi seperti kompresor. Sifat fisika refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium Pertamina, menunjukkan bahwa hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu menggantikan refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC-22 menggantikan R-22 dan MC-134 menggantikan R-134a. Sifat fisika dan termodinamik hidrokarbon MUSICOOL memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih baik, keawetan umur kompresor, dan hemat energi. Beberapa parameter perbandingan kinerja MUSICOOL terhadap refrigeran sintetik pada sistem refrigerasi dengan beban 1 TR pada suhu kondensasi 100 o F dan suhu evaporator 40 o F. 2.8 Prestasi Daur Kompresi Uap Standar Dengan bantuan diagram entalpitekanan, besaran yang penting dalam daur kompresi uap dapat diketahui. Besaran-besaran ini adalah kerja kompresi, laju pengeluaran kalor, dampak refrigerasi, koefisien prestasi (COP), laju alir massa untuk setiap kilowatt refrigerasi, dan daya per kilowatt refrigerasi. Kerja kompresi (kilojoule per kilogram) merupakan perubahan entalpi pada proses 1-2 dalam Gambar 2.20, atau h 1 h 2. Hubungan ini diturunkan dari persamaan aliran energi yang mantap (steady flow of energy) h 1 + q = h 2 + w dengan perubahan energi kinetic dan potensial diabaikan, karena dalam kompresi diabatik perpindahan kalor q nilainya nol, kerja w sama dengan h 1 h 2. Perbedaan entalpi merupakan basaran negatif, yang menunjukkan bahwa kerja diberikan pada sistem. Walaupun kompresor tersebut dari jenis torak, di mana alirannya terputus-putus, tidak mantap, tetapi proses 1-2 masih menyatakan kerja kompresor. Pada jarak yang tak jauh dari kompresor aliran menjadi mulus dan mendekati mantap. Pengetahuan tentang kerja kompresi memang sangat diperlukan karena merupakan bagian biaya operasi sistem yang terbesar Gambar 2.20 Daur kompresi uap standar dalam diagram tekanan-entalpi (3) Keterangan : 1 2 : Kompresi reversible adiabatic dari uap jenuh. 2 3 : Pembuangan panas pada tekanan konstan secara reversible desuperheating dan kondensasi. 3 4 : Ekspansi irreversible pada entalpi konstan dari cair jenuh ke tekanan evaporatif. 4 1 : Penyerapan panas reversible pada tekanan konstan untuk penguapan

ke uap jenuh. Gambar 2.21 Diagram aliran [3] Pelepasan kalor dalam kilojoule per kilogram adalah perpindahan kalor dari refrigerant pada proses 2-3, yaitu h 3 h 2. Pengetahuan ini juga berasal dari persamaan aliran energi yang mantap, dimana energi kinetik, energi potensial, dan kerja dikeluarkan. Harga h 3 h 2 negatip menunjukkan bahwa kalor dikeluarkan dari refrigerant. Nilai pelepasan kalor diperlukan untuk merancang kondensor, dan untuk menghitung besarnya aliran cairan pendingin kondensor. Dampak refrigerasi dalam kilojoule perkilogram adalah kalor yang dipindahkan pada proses 4 1, atau h 1 h 4. Besarnya harga bagian ini sangat penting diketahui karena proses ini merupakan tujuan utama dari seluruh sistem. Koefisien prestasi dari daur kompresi uap standar adalah dampak refrigerasi dibagi dengan kerja kompresi : Koefisien prestasi = h1 h4 h h 2 1 semakin besar volume langkah kompresor, dalam ukuran meterkubik perdetik. Daya untuk setiap kilowatt refrigerasi merupakan kebalikan dari koefisien prestasi, dan suatu sistem refrigerasi yang efisien akan memiliki nilai daya per-kilowatt rfrigerasi yang rendah, tetapi mempunyai koefisien prestasi yang tinggi. Rumus dasar: (a) Dampak refrigerasi: h 1 h 4 (kj / kg) (b) Laju pendauran refrigeran laju alir = Kompresi uap s tan dar Dampak refrigerasi (c) Daya kompresor (m o ) Laju pendauran x Kerja kompresor (kw) Dimana = kerja kompresi = h 2 h 1 (kj /kg) h (d) COP ( h 1 2 h4 ) h (e) Koefisien prestasi Koefisien prestasi = 1 Kompresi uap s tan dar Daya kompresor (f) Daya kompresor per Kilowatt refrigerasi Daya refrigerasi = Daya kompresor Kompresi uap s tan dar Kadangkala laju alir volume dihitung pada seksi masuk kompresor, atau titik keadaan 1. Laju alir volume merupakan petunjuk kasar ukuran fisik kompresor. Semakin besar laju tersebut, III METODE PENELITIAN 3.1 Jalannya Penelitian Setelah mesin refrigerator dan alat yang diperlukan semuanya lengkap, selanjutnya perlu

dilakukan penyetelan alat dan tes kebocoran. Mula-mula dilakukan pemvakuman yang berarti mengosongkan atau menghampakan sistem dari udara dan kotoran. Jika sistem yang bekerja di dalamnya masih ada udara, pada saluran buang (Discharge line) akan menyebabkan suatu gangguan karena udara tidak dapat diembunkan pada suhu dan tekanan pengembunan refrigeran. Disamping itu udara dapat menaikan temperatur dan tekanan pada saluran buang dari kompresor yang dapat menyebabkan korosi dan merusak kompresor. Gambar 3.1 Mesin refrigerator Setelah itu pengisian refrigeran dilakukan secara perlahan-lahan dengan menghidupkan kompresor. Pengisian refrigeran ini sampai dianggap cukup, keadaan ini ditandai bila refrigeran pada sight glass tidak ada gelembung uap, hal ini menunjukan bahwa fasa uap seluruhnya berubah menjadi fase cair setelah keluar kondensor. Pengambilan data dilakukan setelah mesin berjalan selama 30 menit. Datadata yang dicatat yaitu tekanan dan temperatur. Gambar 3.2 Mesin vakum 3.2 Proses pengujian Pengujian dilakukan dengan menyiapkan semua bahan dan alat-alat lainya, yang pertama diuji adalah refrigeran CFC R12 Prestogaz pada refrigerator dengan merubah ukuran pipa kapiler yaitu panjang 1.75 m, 2.00 m, dan 2.25 m. Setelah ketiga pipa kapiler tersebut diambil datanya, refrigeran CFC R12 Prestogaz diganti dengan HC R134a Hycool. Penggantian ini dilakukan untuk mengetahui tekanan dan temperatur pada kedua refrigeran tersebut lalu membandingkannya. Manakah yang memiliki suhu dingin terendah di dalam evaporator dengan COP terringgi pada refrigerator satu pintu. Bahan Baku : 3 buah Pipa kapiler dengan ukuran panjang 1.75 m, 2.00 m, dan 2.25 m Refrigeran CFC R12 Prestogaz (net 1 kg). Refrigeran HC R134a Hycool (net 5 kg Alat bantu khusus : Kunci pas ukuran 10 inch Tang Selotip pipa Detector Timbangan elektrik Selang ber nut (penghubung) Mesin vakum Mesin recovery

NO Gambar 3.4 Flow chart urutan proses pengisian refrigeran dan pengambilan data Langkah pengujian: Start Pemasangan pipa kapiler Pemakuman refrigerator Pengisian refrigeran Mengecek kebocoran 1. Dimulai dengan memasang salah satu pipa kapiler yang telah dirol pada kedua sisi nut dengan menggunakan kunci pas. Tak lupa sebelumnya draad pada nut pipa di pasangkan selotip pipa untuk meminimalisir kebocoran gas. YES Pengambilan data suhu dan tekanan Finish 2. Setelah itu memasang selang ber nut antara katup pengisian refrigran dan mesin vakum untuk divakum selama 20 menit. 3. Setelah selesai, selang ber nut pada vakum dicabut lalu dipasangkan pada katup tabung refrigran yang dialasi dengan timbangan digital. Katup tabung refrigran sedikit demi sedikit dibuka bersamaan dengan penekanan tombol on pada refrigerator hingga refrigran yang terisi ke dalam refrigerator mencapai 130 gram. Saat itu kita dapat pula mendeteksi apabila kedua sisi nut pipa kapiler mengalami kebocoran gas dengan menggunakan detektor yang ujungnya ditempelkan ke kedua sisi nut pipa kapiler tersebut. Apabila detektor menemukan kebocoran, dia akan berbunyi keras. Saat itulah kita harus mengencangkan nut pipa kapiler tersebut dengan menggunakan kunci pas sampai detektor tidak berbunyi keras lagi. Bila telah selesai selang Ber nut tersebut dapat dicabut dari katup tabung refrigran. 4. Mengamati dan mencatat data perubahan tekanan dan temperatur per 30 menit. 5. Setelah itu memasang selang ber nut antara katup pengisian refrigran dan mesin recovery untuk disimpan dalam tabung kosong. 6. Kemudian melakukan penggantian pipa berikutnya. 7. Setelah ketiga pipa dengan refrigeran CFC R12 Prestogaz diambil datanya. 8. Kemudian mengganti refrigeran CFC R12 Prestogaz dengan HC R134a Hycool

dengan langkah pengujuian yang sama, hanya ada beberapa perbedaan dalam pengisian refrigerannya. Pada CFC R12 Prestogaz, refrigeran yang masuk dalam sistem adalah gas, jadi refrigeran diisikan dengan posisi tabung berdiri, sedangkan pada HC R134a Hycool, refrigeran diisikan dengan posisi tabung terbalik agar refrigeran yang masuk berupa fluida cair. Dan perbedaan lainya setelah selesai pengambilan data refrigeran CFC R12 Prestogaz disimpan dalam tabung kosong agar tidak merusak lingkungan, sedangkan HC R134a Hycool dibuang ke alam bebas. Dalam pengisian dan pembuangan HC R134a Hycool jauhkan dari sumber api karna HC R134a Hycool mempunyai sifat mudah terbakar (Flammable). 3.3 Analisa data Data dari hasil pengujian berupa tekanan dan temperatur selanjutnya dplot pada diagram P-h untuk refrigeran CFC R12 Prestogaz dan HC R134a Hycool. Dari pembacaan ini diketahui besarnya harga entalpi pada setiap titik yaitu h 1, h 2, h 3, h 4 (kj/kg), kemudian dimasukan ke dalam rumus untuk mengetahui nilai laju aliran massa refrigeran, efek refrigerasi, kerja kompresi dan koefisien prestasi (COP). Kemudian membandingkan kedua refrigeran tersebut, manakah yang labih baik setelah pengujian yang dilakukan dengan tiga buah kapiler ukuran panjang yang berbeda. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penghitungan hasil uji coba Koefisien prestasi (COP) adalah bentuk penilaian dari suatu mesin refrigerasi, semakin besar COP menunjukan bahwa kerja mesin tersebut semakin baik. Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, barulah kita dapat menghitung nilai dampak refrigerasi, nilai laju pendauran refrigerasi, nilai daya kompresor dan nilai COP dari kedua refrigeran tersebut. Tabel data yang telah diisipun dapat dibuat tampilannya secara grafik agar dapat dilihat lebih jelas perbedaan hasil yang didapat dari kedua refrigeran tersebut. 4.1.1 Refrigeran CFC ukuran pipa kapiler Panjang 1.75 m, ID 0,28 mm Spesifikasi refrigeran; Tipe Refrigeran : CFC R12 Merek Refrigeran : Prestogaz (net 1 kg) Jumlah yang diisikan : 130 gram Spesifikasi pipa kapiler; Panjang (L) : 1.75 m Diameter dalam (ID) : 0,28 mm Bentuk : lurus Gambar 4.2 Diagram aliran refrigeran pada refrigerator

Tabel 4.1 Hasil uji coba refrigerant CFC. Bentuk pipa kapiler lurus, panjang 1.75 m. b. Laju pendauran refrigeran dapat dihitung dengan membagi kapasitas refrigerasi dengan dampak refrigerasi. Laju alir = 0,154 110.274 kw kj / kg = 0,001396 kg/det c. Daya yang dibutuhkan oleh kompresor adalah kerja kompresi per-kilogram dikalikan dengan laju aliran refrigeran. Daya kompresor = (laju aliran refrigeran) (h2-h1) = (0,001396 kg/det) (377 kj/kg 341.780 kj/kg) 1.1 Suhu Pengembunan : 33 0 C Suhu Penguapan : -23 0 C Kompresi uap standar : 0,154 kw h1 : 341.780 kj/kg h2 : 377 kj/kg h3=h4 : 231.506 kj/kg a. Dampak refrigerasi h1 h4 = 341.780 kj/kg 231.506 kj/kg = 110.274 kj/kg = (0,001396 kg/det) (35.22 kj/kg) = 0,0491 kw d. Koefisien prestasi adalah kapasitas refrigerasi dibagi dengan daya kompresor. Koefisien prestasi = atau, h1 h4 COP= - h2 h1 = 3,13 0,154 kw 0,0491 kw 341.780 kj / kg 231.506 kj / kg = 377 kj / kg 341.780 kj / kg 110.274 kj / kg = = 3,13 35.22 kj / kg Gambar 4.3 Diagram tekanan - entalpi untuk sistem dalam uji coba refrigeran CFC. Bentuk pipa kapiler lurus, panjang 1.75 m 4.1.2 Refrigeran HC ukuran pipa kapiler Panjang 1.75 m, ID 0,28 mm

Tabel 4.2 Hasil uji coba refrigerant HC. Bentuk pipa kapiler lurus, panjang 1.75m 4.1.4 Refrigeran HC ukuran pipa kapiler Panjang 2.00 m, ID 0,28 mm Tabel 4.4 Hasil uji coba refrigerant HC. Bentuk pipa kapiler lurus 2m Grafik, Panjang Pipa 2.00 m 5 Gambar 4.5 Grafik suhu kedua refrigerant yang memakai pipa panjang 1.75m 4.1.3 Refrigeran CFC ukuran pipa kapiler Panjang 2.00 m, ID 0,28 mm Tabel 4.3 Hasil uji coba refrigerant CFC. Bentuk pipa kapiler lurus 2m T. Evaporator ( C) 0-5 REFRIGERANT CFC R12-10 REFRIGERANT HC R134a -15-20 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Menit (t) Gambar 4.8 Grafik suhu kedua refrigerant yang memakai pipa 2m 4.1.5 Refrigeran CFC ukuran pipa kapiler Panjang 2.25 m, ID 0,28 mm Tabel 4.5 Hasil uji coba refrigerant CFC. Bentuk pipa kapiler lurus, 2.25m

4.1.6 Refrigeran HC ukuran pipa kapiler Panjang 2.25 m, ID 0,28 mm Tabel 4.6 Hasil uji coba refrigerant HC. Bentuk pipa kapiler lurus, 2.25m besar dibandingkan refrigeran CFC R12 Prestogaz dan pemakaian refrigeran lebih banyak CFC R12 Prestogaz dibandingkan HC R134a Hycool. 2. Suhu terendah yang dihasilkan oleh refrigeran CFC R12 Prestogaz : -14 0 C, pada pipa yang berukuran panjang 1.75m, sedangkan suhu terendah yang dihasilkan oleh refrigeran HC R134a Hycool : -16 0 C, pada pipa yang berukuran panjang 2.25m. Daftar Pustaka [1]. Karyanto, E., Emon Paringga, Teknik Mesin Pendingin, Volume 1, CV. Restu Agung, Jakarta, 2005. Grafik, Diameter Pipa 2.25 m [2]. Saito.H., Arismunandar, Penyegaran Udara, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1981. T. Evaporator ( C) 20 15 10 5 0-5 -10-15 -20 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Menit (t) REFRIGERANT CFC R12 REFRIGERANT HC R134a [3]. Stocker.W.f.,Jones,.J.W., Ahli Bahasa Hara Supratman, Refrigerasi Dan Pengkondisian Udara, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1994. [4]. Sumanto, Dasar-Dasar Mesin Pendingin, Andi Offset, Yogyakarta, 1994. Gambar 4.11 Grafik suhu kedua refrigeran yang memakai pipa ID 0,54 V Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dari refrigeran CFC dan HC dengan ketiga pipa kapiler, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: [5]. http://www.ashrae.org. [6]. http://www.up-3.com. 1. Dari hasil analisa kedua refrigeran dengan menggunakan tiga pipa kapiler yang ukurannya berbeda, maka dapat diketahui bahwa pada pipa kapiler ukuran l 2.25 m refrigeran HC R134a Hycool suhu di evaporator lebih dingin dan COPnya lebih