NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2016 SEBESAR 99,65 ATAU NAIK 0,55 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU FEBRUARI 2017 SEBESAR 103,79 ATAU NAIK 0,83 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2016 SEBESAR 98,11 ATAU TURUN 1,67 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2016 SEBESAR 99,41 ATAU NAIK 2,10 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2017 SEBESAR 103,50 ATAU TURUN 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,90, NAIK 0,64 PERSEN DIBANDING JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU SEPTEMBER 2016 SEBESAR 99,11 ATAU NAIK 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JANUARI 2017 SEBESAR 102,94 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2015 SEBESAR 96,44 ATAU TURUN 1,14 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN MARET 2011 TURUN 1,21 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN NOVEMBER 2013 NAIK 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 102,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JULI 2017

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

Transkripsi:

No. 03/01/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN Pada bulan Desember 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 102,23 atau naik sebesar 1,60 persen dibanding NTP November 2016 sebesar 100,62. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,49 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,11 persen. NTP Desember 2016 sebesar 102,23 dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan petani relatif lebih baik dibandingkan keadaan pada tahun 2012 dan pada bulan Desember 2016 mengalami surplus sebesar 2,23 persen. Surplus ini terutama terjadi pada petani subsektor perikanan (NTNP=111,06), subsektor tanaman pangan (NTPP= 104,03) dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPPR=102,87). Kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan Desember 2016 terjadi pada empat subsektor penyusun NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan NTP sebesar 2,30 persen, subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,34 persen, subsektor hortikultura yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,98 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,14. Sementara itu, subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,22 persen. JIka dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Sumatera, NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-2 dari 10 provinsi. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 114,25 atau naik sebesar 1,21 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya sebesar 112,88. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 1

Sejak Desember Tahun 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Desember 2016 (2012 = 100) Rincian Indeks Gabungan Riau November'16 Desember'16 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Indeks Harga yang Diterima Petani 127.75 129.65 1.49 Indeks Harga yang Dibayar Petani 126.96 126.82-0.11 Konsumsi Rumah Tangga 130.41 130.16-0.19 Bahan Makanan 140.25 139.13-0.80 Makanan Jadi 129.46 130.17 0.55 Perumahan 116.20 116.20 0.00 Sandang 124.26 124.65 0.31 Kesehatan 122.13 122.87 0.60 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 117.07 117.18 0.10 Transportasi dan Komunikasi 122.38 122.58 0.16 BPPBM 113.17 113.48 0.27 Bibit 115.95 116.04 0.07 Obat-obatan & Pupuk 111.75 111.98 0.20 Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 106.15 106.22 0.07 Transportasi 122.69 123.07 0.32 Penambahan Barang Modal 116.36 116.53 0.14 Upah Buruh Tani 110.27 110.63 0.33 Nilai Tukar Petani 100.62 102.23 1.60 Nilai Tukar Usaha Pertanian 112.88 114.25 1.21 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Desember 2016 Riau sebesar 102,23 atau naik sebesar 1,60 persen dibanding NTP November 2016 sebesar 100,62. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan, sementara harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU DESEMBER 2016 (2012 = 100) Bulan Subsektor % Perub. November'16 Desember'16 [1] [2] [3] [4] 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.69 133.23 1.17 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128.29 128.08-0.17 c Nilai Tukar Petani (NTPP) 102.65 104.03 1.34 2 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.68 123.63 0.78 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127.61 127.36-0.20 c Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.13 97.07 0.98 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.84 131.62 2.16 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128.13 127.95-0.14 c Nilai Tukar Petani (NTPR) 100.56 102.87 2.30 4 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.16 119.94-0.18 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.77 121.82 0.03 c Nilai Tukar Petani (NTPT) 98.68 98.46-0.22 5 Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) 136.85 137.18 0.25 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.39 123.52 0.10 c Nilai Tukar Petani (NTNP) 110.90 111.06 0.14 5.1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) 143.90 144.45 0.38 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.87 123.01 0.11 c Nilai Tukar Petani (NTN) 117.12 117.43 0.27 5.2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.18 126.19 0.01 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.18 124.28 0.08 c Nilai Tukar Petani (NTPi) 101.61 101.54-0.07 R i a u a Indeks Harga yang Diterima (It) 127.75 129.65 1.49 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126.96 126.82-0.11 c Nilai Tukar Petani (NTP) 100.62 102.23 1.60 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 3

Dari lima subsektor penyusun NTP, terdapat empat subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di Provinsi Riau. Kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,34 persen, subsektor hortikultura yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,98 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan NTP sebesar 2,30 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,14. Sementara itu, subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,22 persen seperti terlihat pada Tabel 2. 1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Desember 2016, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 129,65. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen jika dibandingkan dengan It pada November 2016 sebesar 127,75. Kenaikan It terjadi pada 4 (empat) subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan It sebesar 1,17 persen, subsektor hortikultura mengalami kenaikan It sebesar 0,78 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan It sebesar 2,16 persen dan subsektor perikanan mengalami kenaikan It sebesar 0,25 persen. Penurunan It terjadi pada subsektor peternakan yang mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Desember 2016 di Provinsi Riau turun sebesar 0,11 persen dibanding Ib November 2016, yaitu dari 126,96 menjadi 126,82. Penurunan Ib terjadi tiga subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,17 persen, subsektor tanaman hortikultura yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,20 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,14 persen. Sementara itu, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami kenaikan Ib masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Desember 2016, NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 1,34 persen dibandingkan dengan NTPP bulan November 2016, yaitu dari 102,65 pada November 2016 menjadi 104,03 pada Desember 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 4

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2016 (2012 = 100) Subsektor dan Kelompok November'16 Bulan Desember'16 % Perub. [1] [3] [4] [5 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.69 133.23 1.17 - Padi 127.53 128.70 0.92 - Palawija 143.42 146.03 1.82 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128.29 128.08-0.17 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.70 130.36-0.26 - Indeks BPPBM 115.17 115.66 0.43 2 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.68 123.63 0.78 - Sayur-sayuran 122.93 124.22 1.05 - Buah-buahan 122.53 123.15 0.51 - Tanaman obat 116.35 116.35 0.00 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127.61 127.36-0.20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.79 130.47-0.24 - Indeks BPPBM 112.32 112.38 0.06 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.84 131.62 2.16 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 128.84 131.62 2.16 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128.13 127.95-0.14 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.74 130.47-0.20 - Indeks BPPBM 113.54 113.83 0.25 4 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.16 119.94-0.18 - Ternak Besar 123.58 124.28 0.56 - Ternak Kecil 126.05 126.29 0.19 - Unggas 113.30 111.62-1.48 - Hasil Ternak 125.93 125.56-0.29 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.77 121.82 0.03 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.74 129.56-0.14 - Indeks BPPBM 109.51 109.89 0.35 5 Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) 136.85 137.18 0.25 - Tangkap 143.90 144.45 0.38 - Budidaya 126.18 126.19 0.01 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.39 123.52 0.10 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.95 127.00 0.04 - Indeks BPPBM 115.93 116.21 0.24 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) 143.90 144.45 0.38 - Penangkapan Perairan Umum 141.31 141.36 0.04 - Penangkapan Laut 144.73 145.44 0.49 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.87 123.01 0.11 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.00 127.04 0.03 - Indeks BPPBM 114.39 114.73 0.30 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) 126.18 126.19 0.01 - Budidaya Air Tawar 126.18 126.19 0.01 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.18 124.28 0.08 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.88 126.94 0.05 - Indeks BPPBM 118.26 118.45 0.16 BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 5

Naiknya indeks harga yang diterima petani untuk subsektor tanaman pangan/padi & palawija ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 0,92 persen dan kelompok palawija sebesar 1,82 persen (khususnya gabah, jagung dan ketela pohon/ubi kayu). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen (khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam ras dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen (khususnya upah menuai/memanen, sewa tanah ladang, upah menanam dll). b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Desember 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen, yaitu dari 96,13 pada November 2016 menjadi 97,07 pada Desember 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,20 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 1,05 persen dan kelompok buah-buahan sebesar 0,51 persen (khususnya cabai rawit, terung panjang, kacang panjang, ketimun dll). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,24 persen (khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam ras dll). Sementara ittu, indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen (khususnya insektisida, urea dll). c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Desember 2016, NTPR mengalami kenaikan sebesar 2,30 persen, yaitu dari 100,56 pada November 2016 menjadi 102,87 persen pada Desember 2016. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 2,16 persen, sementara itu indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,14 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,16 persen (khususnya kelapa sawit dan karet). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,20 persen (khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam ras dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen (khususnya upah menuai/memanen, pupuk kandang/kompos dll). d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Desember 2016, NTPT mengalami penurunan indeks sebesar 0,22 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,18 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok unggas sebesar 1,48 persen dan kelompok hasil ternak sebesar 0,29 persen (khususnya ayam ras pedaging, ayam buras, itik/bebek dan telur ayam buras). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,35 persen (ampas tahu, bibit sapi potong, pur dll). Semetara itu, indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,14 persen (bawang merah, cabai merah, daging ayam ras dll). Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 6

e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Desember 2016, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,10 persen. It pada Desember 2016 mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya It pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,38 persen dan kelompok budidaya ikan sebesar 0,01 persen (khususnya udang, baung, mas, nila dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 persen (khususnya ongkos angkutan dalam kota, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,24 persen (khususnya solar, umpan, upah memanen, ikan segar/rucah dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,11 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 0,04 persen dan kelompok penangkapan perairan laut sebesar 0,49 persen (khususnya udang, baung, gabus, patin dll). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen (khususnya ongkos angkutan dalam kota, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,30 persen (khususnya solar, umpan dll). 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2016, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan It sebesar 0,01 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,08 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,01 persen (khususnya mas, nila, gurame dan bawal). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen (khususnya ongkos angkutan dalam kota, rokok kretek filter dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,16 persen (upah memanen, ikan segar/rucah, pelet dll). 4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Kenaikan NTP terjadi di 9 (sembilan) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,60 persen, kemudian diikuti Provinsi Bengkulu yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,37 persen, Provinsi Sumatera Barat yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,31 persen, Provinsi Bangka Belitung yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,27 persen, Provinsi Jambi yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,26 persen, Provinsi Lampung yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,22 persen, Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,75 persen, Provinsi Sumatera Utara yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,73 persen dan Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,63 persen. Penurunan NTP hanya terjadi di Provinsi NAD yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,14 persen seperti terlihat di Tabel 4. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 7

Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Desember 2016 (2012 = 100) It Ib NTP No. Provinsi Indeks % Perub. Indeks % Perub. Indeks % Perub. [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 NAD 120.11 0.25 125.24 0.40 95.90 (8) -0.14 2 SUMUT 129.65 0.92 127.66 0.19 101.56 (3) 0.73 3 SUMBAR 122.58 1.10 125.24-0.21 97.87 (7) 1.31 4 RIAU 129.65 1.49 126.82-0.11 102.23 (2) 1.60 5 JAMBI 126.38 1.33 125.02 0.07 101.09 (4) 1.26 6 SUMSEL 118.82 1.17 124.48 0.53 95.45 (9) 0.63 7 BENGKULU 119.96 1.54 126.78 0.17 94.62 (10) 1.37 8 LAMPUNG 130.32 1.58 123.97 0.36 105.12 (1) 1.22 9 BABEL 120.53 1.45 120.73 0.17 99.84 (5) 1.27 10 KEPRI 118.95 0.94 120.59 0.19 98.63 (6) 0.75 Ket: ( ) = Peringkat 5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada bulan Desember 2016, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,19 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya IKRT pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,80 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga lainnya mengalami kenaikan, sebagai berikut: kelompok makanan jadi, rokok & tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,55 persen, kelompok sandang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,31 persen, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,60 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,10 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,16 persen. IKRT pada kelompok pengeluaran sandang masih relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2016 (2012 = 100) Bulan Perubahan Kelompok Pengeluaran November'16 Desember'16 Desember 16 thd November 16 [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 130.41 130.16-0.19 Bahan Makanan 140.25 139.13-0.80 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 129.46 130.17 0.55 Perumahan 116.20 116.20 0.00 Sandang 124.26 124.65 0.31 Kesehatan 122.13 122.87 0.60 Pendidikan, Rekreasi, & OR 117.07 117.18 0.10 Transportasi & Komunikasi 122.38 122.58 0.16 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 8

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2016, terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,21 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,49 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,27 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP terjadi pada tiga subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,74 persen, subsektor hortikultura mengalami kenaikan indeks sebesar 0,72 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan indeks sebesar 1,90 persen.. Indeks NTUP pada subsektor perikanan relatif stabil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, subsektor peternakan menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami penurunan indeks NTUP yaitu sebesar 0,53 persen seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Desember 2016 (2012=100) Sub Sektor November'16 Desember'16 Perubahan (%) Desember'16 thd November'16 [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan 114.34 115.19 0.74 2. Hortikultura 109.22 110.01 0.72 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 113.47 115.63 1.90 4. Peternakan 109.73 109.15-0.53 5. Perikanan 118.04 118.05 0.00 a. Tangkap 125.81 125.91 0.08 b. Budidaya 106.70 106.54-0.15 Riau 112.88 114.25 1.21 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.03/11/14/Th. XVIII, 3 Januari 2017 9