mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu atau berkualitas tinggi. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. jalan HOS Notosuwiryo nomor 1 Desa Teluk kecamatan Purwokerto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jalur dan jenjang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

I. PENDAHULUAN. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa dan mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan manusia untuk membangun kehidupan masa kini untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi manusia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi yang baik, mempunyai etika, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tercantum dalam Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 68 tahun 2013 tentang kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa: Kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. (Permendikbud: 2013). Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu adanya upaya dari pemerintah, lembaga dan masyarakat yang peduli untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan melalui Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

2 pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran dan cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai suatu pendidikan yang baik perlu adanya pembelajaran yang merupakan unsur utama. Pembelajaran merupakan interaksi pendidik dengan peserta didik, kemudian peserta didik dengan materi pembelajaran. Interaksi belajar akan ada jika terjadi penyampaian dari guru ke siswa dengan adanya materi pembelajaran didalamnya, sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran yang menghasilkan perubahan terhadap peserta didik sehingga lebih aktif dalam proses belajar. Proses pembelajaran merupakan langkah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik dan sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik. Jika proses pembelajaran berjalan dengan baik maka peserta didik akan merasa nyaman dan aktif selama proses pembelajaran. Sebaliknya, jika proses pembelajaran yang monoton maka cendrung membuat peserta didik menjadi bosan dan pasif. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu dilakukan secara optimal pada semua mata pelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan. Menurut Susilo (Sugiman, 2006: 1) dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak bisa kita pungkiri bahwa matematika memegang peranan penting. Pada mata pelajaran matematika ada materi yang ada keterkaitannya dengan materi pelajaran selanjutnya yang merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Untuk menguasai materi pelajaran

3 matematika pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan materi tertentu sebagai pengetahuan prasyarat, salah satunya yaitu dengan memiliki pemahaman konsep yang baik dengan tujuan mempermudah siwa dalam memahami materi selanjutnya. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih kurang baik. Berdasarkan wawancara terhadap beberapa guru SMP di Provinsi Lampung, dapat terlihat beberapa permasalahan dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP salah satunya SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang masih mendapat pembelajaran yang hanya berupa penjelasan antara lain keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum tampak, siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas atau kurang paham, kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Model pembelajaran yang hanya menjelaskan didepan kelas pada umumnya diterapkan guru SMP dalam pembelajaran matematika menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dan mengabaikan sifat sosial dari belajar matematika itu sendiri. Kenyataan ini menjadi tugas besar bagi seorang guru matematika untuk terus melakukan perbaikan agar terjadi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Salah satu perbaikan yang harus lakukan oleh guru adalah dalam pemilihan model pembelajaran. Guru sebaiknya merancang strategi pembelajaran secara ber-kelompok, sehingga siswa mampu

4 berkomunikasi dengan sesama temannya untuk membangun pengetahuan dari aktivitas belajar kelompok. Agar proses pembelajaran memenuhi hal-hal di atas diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan siswa aktif, lebih bebas mengemukakan pendapat, saling membantu dan berbagi pendapat dengan teman, serta bersama-sama menyelesaikan masalah untuk memperoleh pengetahuan baru. Kondisi yang memungkinkan munculnya hal-hal tersebut yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang disebut pembelajaran kooperatif. Ismail (2003:18) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dengan teman, tatap muka antar teman, mendengarkan diantara anggota, belajar dari teman sendiri didalam kelompok, belajar dalam kelompok kecil, produktif berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa membuat keputusan dan siswa aktif. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe TPS, yang membantu siswa untuk memahami konsep-konsep materi pelajaran. Dengan demikian saya memilih model pembelajaran kooperatif untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini : apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa SMP Negeri 20 Bandar Lampung. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis 2. Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembelajaran matematika, terutama terkait pemahaman konsep matematis siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. 3. Manfaat Praktis Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain : a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran matematika.

6 b. Bagi guru, dapat menjadi alternatif dalam menggunakan model pembelajaran yang efektif dilihat dari penguasaan konsep matematis siswa. c. Bagi kepala sekolah, diharapkan dengan penelitian ini memperoleh imformasi sebagai masukan dalam upaya pembinaan para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. E. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain : 1. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dalam pembelajaran untuk mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Pembelajaran dikatakan efektif bila fersentase siswa yang tuntas lebih dari 65%. 2. Model pembelajaran TPS ( Think Pair Share ) Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dengan cara memproses informasi dengan mengembangkan cara berpikir dan komunikasi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir (Think) atas pertanyaan atau masalah yang diberikan guru secara individu, berpasangan (Pair) untuk berdiskusi dan berbagi (Share) dengan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 3. Pemahaman konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran matematika tentang persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable. Kemampuan siswa dalam pengusaan materi pelajaran,kemampuan berpikir, memahami definisi, pengertian, ciri khusus, isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara efisien dan berani bertindak dengan tepat sehinggga siswa

7 dapat lebih mudah memahami materi selanjutnya dalam pembelajaran matematika pemahaman konsep yang dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa setelah melakukan tes pemahaman konsep dengan menggunakan metode pembelajaran koopratif tipe TPS.