TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DITINJAU DARI USIA IBU, PARITAS, USIA GESTASI DAN BERAT BADAN LAHIR DI RSUD SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK MENYUSUI POSISI, PERLEKATAN DAN KEEFEKTIFAN MENGHISAP - STUDI PADA IBU MENYUSUI DI RSUD SIDOARJO. Abstrak

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ABSTRACT. Bibliography : 13 ( ) Keywords : Knowledge mother, Implementation Techniques truthful Breastfeeding

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN. Ayundha Rizky F.

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Jurnal Delima Harapan Volume 9 No.8 (Agustus 2017-Januari 2018)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

Transkripsi:

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DITINJAU DARI USIA IBU, PARITAS, USIA GESTASI DAN BERAT BADAN LAHIR DI RSUD SIDOARJO Evi Rinata, Dini Iflahah *) *) Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadiyah Sepanjang Sidoarjo Korespondensi : evi.rinata@yahoo.com ABSTRACT Breastfeeding is a natural process where nearly all mother can breastfeed her baby without help from others, but in fact not all mother can breastfeed with the correct technique of breastfeeding. Based on previous studies, in Primary Health Care of Waru, 75% breastfeed mothers with wrong technique. This research is analytic with cross sectional design, using the primary data and secondary data. The sampling using the probability sampling, with the simple random sampling technique. The sample used as much as 45 persons of breastfeeding mothers than 50 population. The data was presented in the form of the frequency tabulation and cross tabulation, and then was analyzed with the test of the chi-square and the fisher exact with α = 0,05. The result of this research showed maternal age 19 years old (93,3%), multipara (68,9%), level of education senior high school (44,4%), work as house wife (68,9%), pervaginam labour (57,8%) and cesarean section (42,2%), gestation age 37 weeks (93,3%) and birth weight 2500 grams (93,3%). Most of breastfeeding technique was incorrect (53,3%) and correct breastfeeding technique (46,7%). The majority of respondent has no breast problem (82,2%). There is statistically no relationship between maternal age (p=0,142), parity ( 2 count=0,96), gestational age (p=0,142) and birth weight (p=0,142) with correct technique of breastfeeding Keywords: Maternal age, parity, gestation age, birth weight, breastfeeding practice ABSTRAK Menyusui merupakan proses alamiah dimana hampir semua ibu dapat menyusui bayinya tanpa bantuan dari orang lain, namun kenyataannya tidak semua ibu dapat menyusui dengan teknik menyusui yang benar. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Waru terdapat 75% ibu menyusui dengan teknik yang salah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu, paritas, usia gestasi dan berat badan lahir dengan teknik menyusui yang benar. Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi dengan teknik belah-lintang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang masih dirawat inap dan ibu yang datang untuk menyusui bayinya di RSUD Sidoarjo berjumlah 50 ibu menyusui dengan besar sampel 45 orang. Sampling menggunakan probability sampling, dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan format pengumpulan data dan lembar observasi kemudian dianalisis dengan uji chi-square dan exact fisher dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas usia ibu adalah dewasa 19 tahun (93,3%), paritas multipara (68,9%), pendidikan SMA (44,4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (68,9%), jenis persalinan normal pervaginam (57,8%) dan operasi caesar (42,2%), usia gestasi 37 minggu (93,3%) dan berat badan lahir bayi 2500 gram (93,3%). Sebagian besar teknik menyusui masih salah (53,3%) dan teknik menyusui yang benar (46,7%). Mayoritas ibu tidak memiliki masalah pada payudara (82,2%). Secara statistik tidak ada hubungan antara usia ibu (p=0,142) paritas ( 2 hitung=0,96), usia gestasi (p=0,142) dan berat badan lahir (p=0,142) dengan teknik menyusui yang benar Kata Kunci : Usia ibu, paritas, usia gestasi, berat badan lahir, teknik menyusui yang benar Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 51

PENDAHULUAN Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan bukan hal yang baru, walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga perlu adanya pengetahuan dan latihan yang tepat (Roesli,2000). Kenyataan di lingkungan sekitar kita, masih banyak anggapan yang salah mengenai menyusui diantaranya adalah banyaknya ibu-ibu yang merasa ASInya kurang, tubuh menjadi gemuk, takut payudara turun dan bayi terlihat kurang montok (Riksani, 2012). Fakta menunjukkan terdapat 40% wanita yang tidak menyusui bayinya karena banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan payudara (Cuningham, 2009). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 angka kematian bayi masih tinggi yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup, angka tersebut masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDG s) tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di negeri berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI akan memiliki resiko 6-10 kali lebih tinggi meninggal pada beberapa bulan pertama kehidupan (Henderson, 2009). Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan UNICEF telah memutuskan untuk memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan dan ibu yang melahirkan agar memberikan ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi hingga berumur 4 atau 6 bulan. Dalam perkembangannya, ASI eksklusif 6 bulan dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Berdasarkan praktek berbasis bukti, menyusui secara optimal dapat mencegah kematian bayi pada anakanak dibawah 5 tahun sebanyak 13%, sementara itu praktek pemberian makanan pendamping ASI yang tepat akan menghasilkan pengurangan 6 % kematian balita (WHO, 2009). Kepmenkes No.450/2003, merekomendasikan agar ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012). Hasil penelitian Goyal, et al (2011) mengemukakan bahwa cara menyusui yang benar dapat dipengaruhi oleh paritas, usia, status pekerjaan ibu, masalah payudara, usia gestasi, dan berat badan lahir. Ditambahkan oleh Riksani (2012) faktor yang mempengaruhi cara menyusui yang benar antara lain rendahnya pengetahuan dan informasi tentang menyusui yang benar, penatalaksanaan rumah sakit yang sering kali tidak memberlakukan rawat gabung, dan tidak jarang fasilitas kesehatan yang justru memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Pengalaman dan pendidikan wanita sejak kecil juga mempengaruhi sikap mereka yang berkaitan dengan menyusui (WHO/UNICEF, 1994). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Coca et al (2008) didapatkan masalah yang paling sering dialami oleh ibu menyusui adalah puting susu lecet. Sekitar 57,4% ibu yang menyusui mengalami puting lecet/nyeri dan paling banyak dialami oleh ibu primipara sebanyak 54,9%. Masalah puting susu lecet ini 95% terjadi pada wanita yang menyusui bayinya dengan posisi yang tidak benar. Kesalahan dari teknik menyusui dikarenakan posisi bayi yang menyusu tidak sampai areola hanya pada puting susu saja. Kesalahan lain juga bisa disebabkan saat ibu menghentikan proses menyusui kurang hati-hati (Maryunani, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik menyusui sangat penting dalam keberhasilan menyusui. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 52

keberhasilan menyusui antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu post partum tentang cara perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar. Namun fenomena yang ada menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan tersebut belum berhasil sepenuhnya. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Waru Sidoarjo, 75 % teknik menyusui yang dilakukan oleh ibu masih salah. Keadaan tersebut menunjukkan masih banyak ibu menyusui belum dapat menggunakan teknik yang benar. Oleh karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan teknik menyusui yang benar ditinjau dari usia ibu, paritas, usia gestasi, dan berat badan lahir di RSUD Sidoarjo METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu bagaimana hubungan antara HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Usia Responden Mayoritas usia responden berusia dewasa ( 19 tahun) sebesar 93,3% dan sebagian kecil (6,7%) yang berusia remaja < 19 tahun. Paritas Responden Pada tabel 2 diketahui bahwa mayoritas (68,9%) paritas ibu menyusui adalah multipara. Pendidikan Responden Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden usia ibu, paritas, usia gestasi dan berat badan lahir dengan teknik menyusui yang benar di RSUD Sidoarjo yang diukur pada saat yang sama sehingga tiap subyek penelitian diobservasi satu kali saja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang masih di rawat inap dan ibu yang datang untuk menyusui bayinya di RSUD yang berjumlah sekitar 50 ibu menyusui dengan besar sampel 45 orang. Sampling dalam penelitian ini menggunakan probability sampling, dengan teknik simple random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas : usia ibu, paritas, usia gestasi, dan paritas. Variabel terikat : teknik menyusui yang benar. Data dikumpulkan menggunakan format pengumpulan data untuk menelusuri rekam medik dan lembar observasi untuk menilai teknik menyusui. Data yang telah didapatkan kemudian dilakukan uji statistic dengan uji Chi- Square dan Eksak Fisher adalah SMA (44,4%) dan sebagian kecil dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi (8,9%). Pekerjaan Responden Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas (68,9%) responden adalah ibu rumah tangga. Jenis Persalinan Responden Sebagian besar jenis persalinan responden adalah pervaginam/normal (57,8%) dan sebanyak 42,2% jenis persalinannya operasi caesar. Usia Gestasi Responden Dari tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas (93,3%) usia gestasi adalah 37 minggu Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 53

Berat Badan Lahir Mayoritas berat badan lahir adalah 2500 gram sebanyak 93,3% berdasarkan tabel 7 Masalah Payuudara Responden Dari tabel 8 diketahui mayoritas responden tidak memiliki masalah pada payudara (82,2%). Sebagian kecil (17,8%) responden yang mengalami masalah pada payudara dan yang paling banyak adalah puting susu datar. Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Usia Responden Usia Jumlah Persentase (%) Remaja (< 19 tahun) 3 6,7 Dewasa ( 19 tahun) 42 93,3 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Paritas Responden Paritas Jumlah Persentase (%) Primipara (1 x) 14 31,1 Multipara (>1x) 31 68,9 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 9 20 SMP SMA PT 12 20 4 26,7 44,4 8,9 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT 31 68,9 PNS Swasta Wiraswasta 1 10 3 2,2 22,2 6,7 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan Responden Jenis Persalinan Jumlah Persentase (%) Pervaginam 26 57,8 Operasi Caesar 19 42,2 Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 54

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Usia Gestasi Usia Gestasi Jumlah Persentase (%) < 37 mgg 3 6,7 37 mgg 42 93,3 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Berat Badan Lahir Jumlah Persentase (%) < 2500 gr 2500 gr 3 42 6,7 93,3 Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Masalah Payudara Responden Masalah Payudara Jumlah Persentase (%) Bermasalah 8 17,8 Tidak bermasalah 37 82,2 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui Teknik Menyusui Jumlah Persentase (%) Benar Salah 21 24 46,7 53,3 Tabel 10. Tabel Silang Hubungan Usia Ibu dengan Teknik Menyusui yang Benar Usia Ibu Teknik Menyusui Total Presentase Benar Salah (%) Remaja (<19th) 0 (0%) 3 (100%) 3 100 Dewasa ( 19th) 21 (50%) 21 (50%) 42 100 Total 21 24 45 P value = 0,142 > 0,05 Tabel 12. Tabel Silang Hubungan Paritas dengan Teknik Menyusui yang Benar Paritas Teknik Menyusui Total Presentase Benar Salah (%) Primipara (1x) 5 (35,7%) 9 (64,3%) 14 100 Multipara (>1x) 16 (51,6%) 15 (48,4%) 31 100 Total 21 24 45 2 hitung = 0,96 < 2 tabel = 3,84 Tabel 13. Tabel Silang Hubungan Usia Gestasi dengan Teknik Menyusui yang Benar Usia Gestasi Teknik Menyusui Total Presentase Benar Salah (%) < 37 Mgg 0 (0%) 3 (100%) 3 100 37 Mgg 21 (50%) 21 (50%) 42 100 Total 21 24 45 P value = 0,142 > 0,05 Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 55

Tabel 14. Tabel Silang Hubungan Berat badan Lahir dengan Teknik Menyusui yang Benar Berat Badan Lahir Teknik Menyusui Total Presentase Benar Salah (%) < 2500 gr 0 (0%) 3 (100%) 3 100 2500 gr 21 (50%) 21 (50%) 42 100 Total 21 24 45 P value = 0,142 > 0,05 Tehnik Menyusui Dari 45 responden yang teknik menyusuinya masih salah sebanyak 53,3% dan responden dengan teknik meyusui benar (46,7%) seperti terlihat pada tabel 9. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara usia, paritas, usia gestasi responden dan berat badan lahir bayi dengan teknik menyusui yang benar. Pada tabel 10 terlihat bahwa pada usia dewasa ( 19 tahun) separuh responden (50%) tehnik menyusui yang dilakukan salah. Sedangkan responden dengan usia 19 tahun seluruhnya salah dalam teknik menyusui. Demikian juga dengan paritas terlihat bahwa responden multipara sebagian besar benar dalam teknik menyusui (51,6%) dan jumlah responden yang masih salah sebesar 48,4%. Paritas primipara mayoritas (64,3%) salah dalam teknik menyusui bayinya. Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa dari 42 bayi dengan usia gestasi 37 minggu memiliki hasil yang sama (50%) antara yang menyusu dengan teknik yang benar dan yang salah. Sedangkan bayi dengan usia gestasi < 37 minggu seluruhnya (100%) teknik menyusu salah. Hal yang sama dapat diamati pada variabel berat badan lahir. Bayi dengan berat badan lahir 2500 gram teknik menyusu 50% sudah benar dan separuhnya 50% masih salah. Bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram seluruhnya (100%) menyusu dengan teknik yang salah. PEMBAHASAN Gambaran Usia Ibu yang Menyusui Mayoritas ibu menyusui berusia dewasa ( 19 tahun) sebanyak 93,3%. Hal ini dapat dihubungkan dengan faktor pendidikan. Tingkat pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan sudah mulai membaik, sehingga banyak calon ibu yang baru menikah setelah menyelesaikan pendidikan. Selain itu pada usia 19 tahun seseorang memasuki usia dewasa sehingga cara berfikir akan lebih matang dan lebih siap untuk menikah, berperan sebagai orang tua dalam melakukan perawatan pada bayi khususnya pemberian ASI melalui teknik menyusui yang benar. Sesuai dengan teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani (2001) semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja. Gambaran Paritas Ibu yang Menyusui Paritas ibu menyusui sebagian besar adalah multipara (68,9%). Apabila dilihat dari usia mayoritas ibu menyusui berusia 19 tahun. Hal ini kemungkinan anak yang dilahirkan saat ini bukanlah anak yang pertama. Paritas multipara kemungkinan dikarenakan banyak keluarga ingin memiliki anak dengan jenis kelamin yang berbeda, keinginan ini membuat mereka Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 56

memilih mempunyai anak lebih dari satu. Hal tersebut sesuai dengan program pemerintah yang mencanangkan dua anak lebih baik dalam menciptakan keluarga berkualitas, yang tercermin melalui hasil ICPD yakni Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran. Dimana setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anak yang dimiliki serta jarak anak yang diinginkan (BKKBN, 2008). Gambaran Usia Gestasi Bayi Usia gestasi bayi mayoritas 37 minggu sebesar 93,3%. Usia gestasi ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kebutuhan nutrisi ibu selama hamil. Ibu yang melakukan kunjungan ANC (Antenatal Care) ke tenaga kesehatan akan mendapatkan konseling tentang kebutuhan nutrisi ibu selama hamil, dan pemantauan kondisi janin seperti DJJ (denyut jantung janin), sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang hingga usia kehamilan aterm. Selain itu dengan sosial ekonomi yang cukup membuat ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi karena ibu dapat membeli makanan sesuai dengan kebutuhannya. Gambaran Berat Badan Lahir Hasil penelitian menunjukkan mayoritas berat badan lahir normal 2500 gram. Hal ini sesuai dengan usia gestasi yang juga mayoritas aterm 37 minggu. Berat badan lahir bayi dipengaruhi oleh faktor nutrisi selama hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi adalah tingkat pendidikan ibu. Pada ibu yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas dan lebih mudah menerima konseling yang diberikan oleh tenaga kesehatan seperti kebutuhan nutrisi ibu hamil. Menurut Bobak (2005) pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan nutrisi ibu hamil dan perkembangan janin. Selain itu berat badan lahir dapat dipengaruhi dari usia gestasi 37 minggu, dimana bayi sudah dalam keadaan cukup bulan/ aterm yang memungkinkan bayi memiliki berat badan lahir normal. Pada usia gestasi 37 minggu organ tubuh bayi sudah terbentuk sempurna, termasuk paru-paru, rata-rata berat badannya 2500 gram (Varney, 2006). Gambaran Teknik Menyusui di RSUD Sidoarjo Jumlah ibu yang menyusui dengan teknik yang benar dan teknik yang salah hampir seimbang. Sebagian besar ibu yang menyusui dengan teknik yang salah ini dikarenakan ketidaktepatan pada proses perlekatan dan keefektifan mengisap bayi. Kesalahan teknik menyusui dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: faktor payudara, beberapa ibu memiliki masalah pada payudara misalnya puting susu datar yang dapat membuat bayi kesulitan dalam melakukan perlekatan saat proses menyusu. Faktor pengalaman, pada ibu yang sudah pernah menyusui akan memiliki gambaran tentang teknik menyusui. Faktor pengetahuan, kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar dapat memberikan anggapan bahwa menyusui itu suatu proses yang alami sehingga setiap ibu yang melahirkan menganggap dapat menyusui bayi dengan benar tanpa harus dipelajari. Selain itu hanya sebagian petugas kesehatan yang mendampingi dan memberikan informasi tentang teknik menyusui yang benar. Hubungan Usia Ibu dengan Teknik Menyusui yang Benar Hasil uji Eksak Fisher menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ibu dengan teknik menyusui yang benar. Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 57

Ketidakberhasilan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kondisi bayi yang kurang baik. Kondisi bayi saat lahir juga dapat mempengaruhi, yang berupa gangguan sistem pernafasan. Bayi tidak dapat melakukan hisapan secara efektif sehingga tidak dapat menyusu dengan benar. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Riksani (2012) pada bayi yang mengalami gangguan pernafasan akan memiliki masalah dalam hal menyusu. Hubungan Paritas dengan Teknik Menyusui yang benar di RSUD Sidoarjo Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas dengan teknik menyusui yang benar. Dapat disimpulkan paritas bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi teknik menyusui, karena terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah jenis persalinan dan informasi dari petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas paritas ibu adalah multipara. Pada ibu multipara akan memiliki pengalaman dalam menyusui, dan pengalaman itu dapat dijadikan sebagai gambaran menyusui saat ini. Menariknya dalam penelitian ini, ibu dengan paritas multipara masih banyak yang menyusui dengan teknik yang salah. Hal ini menurut penulis disebabkan oleh jenis persalinan ibu yang kebanyakan melahirkan secara operasi caesar yang membuat tidak dilakukannya rawat gabung, sehingga ibu tidak dapat menyusui sewaktu-waktu. Menyusui yang terjadwal dapat mengakibatkan masalah menyusui (Khasan, 2011). Hubungan Usia Gestasi dengan Teknik Menyusui yang Benar Dari hasil uji Exact Fisher secara statistik didapatkan tidak ada hubungan antara usia gestasi dengan kejadian teknik menyusui yang benar. Ini menunjukkan bahwa selain usia gestasi terdapat faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan teknik menyusui, diantaranya keadaan bayi saat dilakukan penelitian. Dari hasil penelitian mayoritas usia gestasi 37 minggu. Bayi dengan usia gestasi aterm akan memiliki kondisi yang lebih baik karena organ tubuh bayi sudah terbentuk sempurna. Bayi memiliki kemampuan reflek mencari, menghisap dan menelan dengan baik, sehingga dapat mendukung keberhasilan teknik menyusui. Hal yang menarik dari bayi usia gestasi 37 minggu didapatkan banyak ibu dengan bayi usia aterm menyusui dengan teknik yang salah. Menurut hasil observasi kesalahan ini terjadi karena kondisi bayi yang bermasalah saat lahir, yaitu persalinan dengan operasi caesar, ketuban mekonium, gangguan sistem pernafasan dan bayi ikterus. Pada bayi yang bermasalah ini tidak dilakukan rawat gabung, bayi hanya dapat menyusu pada waktu-waktu yang ditentukan. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Teknik Menyusui yang Benar Dari hasil uji Exact Fisher secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan teknik menyusu yang benar. Artinya bayi yang lahir dengan berat badan normal atau berat badan rendah tidak mempengaruhi teknik menyusui. Kenyataanya pada penelitian ini menunjukkan bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram dan usia gestasi 37 minggu sebagian tidak dapat menyusu dengan benar. Menurut penulis dari hasil observasi yang dilakukan hal ini disebabkan karena sebagian ibu melahirkan dengan operasi Caesar. Pada bayi yang lahir dengan operasi Caesar akan cenderung malas untuk menyusu Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 58

dan kurang merespon saat disusui, karena masih adanya pengaruh obat bius yang di masukkan pada saat persalinan. Riksani (2012) mengemukakan bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar dapat mengakibatkan bayi mengantuk dan kurang responsif selama beberapa hari. Karena obat bius yang diberikan saat persalinan, bayi akan lambat untuk melakukan perlekatan pada puting susu dan menghisap. SIMPULAN Mayoritas ibu yang menyusui di RSUD Sidoarjo adalah berusia 19 tahun, paritas > 1, usia gestasi 37 minggu dan berat badan lahir 2500 gram. Sebagian besar kesalahan dalam teknik menyusui karena ketidaktepatan pada proses perlekatan dan keefektifan menghisap bayi. Jumlah antara ibu yang menyusui dengan teknik benar hasilnya berimbang dengan yang menyusui dengan teknik salah. Tidak ada hubungan antara usia, paritas, usia gestasi, dan berat badan lahir bayi dengan teknik menyusui yang benar. Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyusui antara lain jenis perslinan, pengetahuan, dan informasi dari petugas kesehatan. DAFTAR PUSTAKA BBKBN. 2008. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. Jakarta: BKKBN Bobak, Lowdermik, dan Jesen. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Cunningham, G. dkk. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC Coca KP, Gamba MA, Silva RS, Freitas V, Abrão AC. 2009. Does breastfeeding position influence the onset of nipple trauma?rev Esc Enferm. USP;43:442-8. Fraser, D.M. dan Cooper, A.M. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC Goyal. AS, Banginwar, Ziyo F, and Toweir AA. 2011. Breastfeeding practices: Positioning, attachment (latch-on) and effective suckling A hospital-based study in Libya. J Family Community Med. 2011 May-Aug; 18(2): 74 79 Khasana, N. 2011. ASI Atau Susu Formula ya? Jogjakarta: FlashBooks Maryunani, A. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: Trans Info Medika Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat Roesli, U. 2000. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Varney, H. dkk. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC World Health Organization (WHO). 2009. Infant and Young Child Feeding. Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals; Session 1 : The Importance of Infant and Young Child feeding and recommended practices; pp. 5 6 Midwiferia / Vol. 1 ; No.1 / April 2015 59