BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, yang disebut dengan Desentralisasi adalah penyerahan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan baik berupa Undang-Undang (UU) maupun

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi. menjadi suatu fenomena yang umumnya sering terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja pemerintah merupakan hal yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan pengalaman kepada masyarakat daerah atas ketimpangan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. harus ditingkatkan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya kepada publik. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era reformasi yang diikuti dengan diberlakukannya kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen keuangan daerah tidak terlepas dari perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 35

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : HARYONO,SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yang kemudian menjadi latar belakang penelitian adalah dipaparkannya opini auditor eksternal dalam sebuah situs internet yang mengatakan bahwa kinerja pemerintah daerah yang tercermin dalam laporan keuangan masih jauh dari memuaskan karena belum transparan dan akuntabel. Penyebab tidak tercapainya transparansi dan akuntabilitas adalah karena kinerja dan laporan keuangannya belum disusun berdasarkan Peraturan-pemerintah No.24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan, dan juga belum adanya sistem yang memadai. Hal tersebut nantinya akan berkaitan dengan terwujudnya masyarakat yang maju, makmur, sejahtera, dalam tatanan kehidupan yang aman, nyaman, tentram, dan damai serta pemerintahan yang adil, bertanggungjawab, dan jujur yang merupakan dambaan setiap lapisan masyarakat. Pemerintah harus dapat menjadi suatu lembaga yang memberikan kenyamanan, kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh warga negaranya. Namun pada kenyataannya, sektor pemerintahan sering dianggap sebagai ladang pemborosan, inefisiensi, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Anggapan tersebut harus dapat dihapuskan dengan menciptakan good governance yang terbebas dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Hal ini menyebabkan adanya tuntutan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Transparansi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pengelolaan keuangan daerah serta digunakan untuk mengambil kebijakan berdasarkan informasi laporan keuangan yang dihasilkan, sedangkan akuntabilitas menyangkut pelaporan pelaksanaan tanggung jawab dalam mengelola secara tepat

dan efektif dan penggunaan sumber daya, serta palaporan kepada publik atas operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Seiring dengan banyaknya tuntutan akuntabilitas sektor publik yang lebih tertuju pada pemerintah daerah, laporan pertanggungjawaban kepala daerah pun tampaknya menjadi sangat strategis, terlebih karena Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang sudah semakin sadar akan hak konstitusionalnya. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta peraturan pelakasanaannya, maka sejak saat itu manajemen pemerintah memasuki era baru. Prinsip dasar dari undang-undang tersebut pada hakekatnya adalah otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberi wewenang mengurus dan mengatur semua urusan yang diserahkan dan dilimpahkan oleh pemerintah pusat. Kewenangan tersebut antara lain membuat kebijakan dan memberi pelayanan, peningkatan peran serta prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/rakyat. Dengan perubahan kewenangan tersebut membawa konsekuensi logis bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan perubahan/pembaharuan dalam manajemen pemerintahan. Salah satu bentuk perubahan yang sedang dialami sekarang antara lain dalam Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan disebutkan bahwa laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setidak-tidaknya meliputi: Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan Selain Laporan Realisasi APBD, laporan lainnya adalah merupakan hal baru dalam administrasi keungan daerah. Didalam Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara antara lain diperbaharui pula pengaturan mengenai

pengelolan pelaksanaan APBD, penyelenggaraan akuntansi, dan sistem informasi manajemen keuangan daerah. Laporan pertanggungjawaban (LPJ) tersebut merupakan sarana akuntabilitas publik yang diharapkan dapat mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi secara transparan, akuntabel, dan melibatkan partisipasi masyrakat. Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam upaya memenuhi Undang-Undang No.17 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 yaitu dalam hal penyusunan laporan keuangan daerah akan memulainya untuk tahun 2006. Dengan menyusun laporan keuangan tersebut diharapkan menjadi salah satu bentuk penyediaan informasi dan upaya transparansi keuangan daerah serta salah satu bentuk media akuntabilitas atas amanah yang diemban. Dengan adanya laporan keuangan daerah diharapkan dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kepada publik sehingga masyarakat diharapakan akan semakin partisipatif dalam mendukung jalannya kepemerintahan sebagaimana diharapkan dalam konsep Otonomi Daerah sesuai Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas tersebut salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengharuskan pemerintah untuk menyusun suatu laporan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan dengan melaksanakan kegiatan akuntansi keuangan daerah. Agar transparansi dan akuntabilitas dapat terjamin, diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik, sistem tersebut dijalankan melalui Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD). Dengan adanya manfaat atas pelaksanaan sistem tersebut, diharapkan dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah dan pemerintah daerah memiliki kemampuan dalam menyusun laporan pertanggungjawaban. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat mendukung terciptanya transparansi dan akuntabilitas diperkuat oleh adanya Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 yang menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk peraturan daerah.

Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bersangkutan. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan keharusan bagi pemerintah daerah. Meskipun bukan suatu kewajiban, paling tidak sebagai acuan atau pedoman agar tidak terlalu jauh menyimpang dari kemauan dan kebutuhan pemerintah secara keseluruhan. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang transparan dan akuntabel diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang lebih bertanggung jawab, jujur, dan adil. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan di atas maka penulis memilih judul: Manfaat Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. 1.2 Identifiksasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) sudah bermanfaat bagi pemerintah daerah Kabupaten Indramayu. 2. Apakah transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu sudah terwujud. 3. Apakah manfaat Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) sudah bermanfaat bagi pemerintah daerah Kabupaten Indramayu. 2. Untuk mengetahui transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu sudah terwujud. 3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan berguna bagi: a. Penulis Sebagai salah satu alat bantu untuk mengetahui dan memahami manfaat pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) dalam upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan suatu pemerintah daerah. b. Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu Sebagai salah satu cara untuk memberikan suatu wacana kepada Pemerintah Daerah mengenai pentingnya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) sebagai upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah. c. Pihak Lain Sebagai sumbangan pemikiran, ilmu pengetahuan, maupun sebagai informasi bagi akuntansi sektor publik dan sebagai pertimbangan bagi pembaca yang akan atau sedang menyusun skripsi dengan pokok bahasan yang sama terutama terkait dengan akuntansi keuangan daerah. 1.5 Kerangka Pemikiran Lembaga pemerintah selain berperan sebagai lembaga politik juga berperan sebagai lembaga ekonomi, lembaga pemerintah yang melakukan aktifitas ekonomi

dengan melakukan berbagai bentuk pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan melakukan berbagai upaya untuk memperoleh penghasilan yang digunakan untuk menutupi biaya tersebut. Pada pelaksanaan pemerintah khususnya keuangan, baik pada pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah diperlukan sistem akuntansi yang dapat menghasilkan informasi guna pelaksanaan dan pengawasan terhadap lembaga pemerintah tersebut. Sebagai upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, terutama pada pemerintah daerah, Sistem Akuntansi Kaeuangan Daerah (SAKD) adalah jalan keluarnya. SAKD merupakan suatu sistem yang mengatur serangkaian prosedur akuntansi yang dilaksanakan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dengan adanya manfaat atas dilaksanakannya sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah dan laporan keuangannya Menurut Mardiasmo (2002:14), menyatakan bahwa: Tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi serta memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab secara tepat dan efektif program dan pengunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil opersi pemerintah dan penggunaan dana publik Dengan kata lain tujuan akuntansi sektor pubik tersebut berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu penyedia informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat infomasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari perencanaan stratejik, pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Menurut Abdul Halim (2004:34), mengemukakan Akuntansi Keuangan Daerah adalah:

Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah ynag memerlukan Abdul Halim (2004:142), mengemukakan laporan keuangan adalah: Informasi keuangan yang disusun oleh suatu entitas bagi kepentingan pihak internal maupun eksternal dari entitas tersebut Pihak-pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA), investor, kreditur, donator, analis ekonomi, rakyat, pemerintah daerah lain, dan pemerintah pusat. Berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 pasal 232 ayat 3 tentang pedoman pengelolaan keuangan, menyatakan bahwa: Sistem akuntansi keuangan daerah meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer Dari pengertian tersebut, dapat diamati bahwa dalam perkembangan sektor publik saat ini adalah semakin perlunya pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik. Tuntutan akuntabilitas publik terkait dengan perlunya dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Mardiasmo (2002:18), menyatakan bahwa: Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkualitas dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan

Mardiasmo (2002:20), menyatakan bahwa: Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan mengungkapkan segala aktifitasnya dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertanggungjawaban tersebut Agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ditetapkan dalam suatu Peraturan Pemerintah dan disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas maka penulis merumuskan hipotesis, yaitu Manfaat Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) dapat Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu yang beralamat di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 E Indramayu, dengan waktu penelitian dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober 2007.