BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Globalisasi ekonomi, penyebaran internet dan teknologi informasi (TI) dan peningkatan inovasi dan ilmu pengetahuan dalam bidang industri telah memodifikasi proses penciptaan nilai dalam perusahaan. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan mesin-mesin industri, tetapi lebih kepada inovasi, informasi dan knowledge sumber daya manusia yang dimilikinya. Pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan tersebut pada prinsipnya telah mendorong munculnya new economy. Dalam new economy yang dikenal dengan knowledge-based economy atau ekonomi berbasis pengetahuan, sumber nilai ekonomi perusahaan tidak lagi tergantung pada produksi barang-barang dan materi tetapi pada penciptaan dan manipulasi intellectual capital (IC) (Ricceri, F.2004). Perubahan dari model bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), menyebabkan perusahaan harus dapat meningkatkan pengetahuan bisnis mereka untuk dapat mencapai competitive advantagedalam bisnis mereka, pengetahuan bisnis ini disebut juga intellectual capital(ic). Hal ini juga menyebabkan kesulitan untuk memperkirakan nilai sebuah perusahaan, karena tidak hanya aset fisik, tetapi kita juga harus memperkirakan nilai intellectual 1
2 capital (IC) dari sebuah perusahaan. Kesulitan ini dikarenakan sifat intellectual capital (IC) yang bersifat aktiva tidak berwujud (intangible asset). aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (PSAK No. 19). Di luar negeri sejak dulu intellectual capital (IC) telah menjadi fokus utama manajemen perusahaan dalam mencapai misi dan tujuan perusahaan. Sebagai contoh kita dapat melihat Negara Swiss, Swiss merupakan Negara yang terkenal dengan perusahaan-perusahaan penghasil coklat terbaik di dunia, uniknya di Negara ini tidak ada satupun lahan pohon kakao penghasil coklat, tetapi mereka mendatangkannya dari Negara lain seperti Pantai Gading dan Ghana. Hal ini membuktikan bahwa selain sumber daya/aktiva fisik, sumber daya tidak berwujud dalam pengertian ini intellectual capital (IC) adalah merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan. Sesuai yang tertulis dalam websitewww.portalhr.com (2007), dapat kita lihat dari deretan perusahaan raksasa seperti Toyota Motor Company, Samsung Group, Yahoo, Unilever, dan Nokia, rasanya setiap orang tidak meragukan lagi keberhasilan strategi yang mereka terapkan. Percaya atau tidak, perusahaan perusahaan ini memulai keberhasilan mereka dengan memfokuskan strategi bukan hanya ke hal-hal yang bersifat pencapaian target dan revenue semata, tetapi membangun perusahaan berbasis pengetahuan atau knowledge based enterprise. Bagi perusahaan yang sudah menjalankan konsep knowledge based enterprise ini, pengetahuan menjadi
3 sumber daya yang paling penting danstrategis bagi perusahaan. Organisasi perusahaan harus selalu mencari cara untuk mengelola pengetahuan yang terdapat pada diri masing-masing individu anggotanya untuk menghasilkan produk, jasa maupun solusi yang berkualitas dan bersaing, sehingga perusahaan tersebut dapat mencapai competitive advantage-nya. Hal ini juga yang membedakan antara sifat perusahaan di Indonesia dan sifat perusahaan di Jepang. Kegiatan usaha di Indonesia yang lebihterfokus pada pemanfaatan sumber daya alam dan kurang memperhatikan faktor intellectual capital (IC), hanya memaksimalkan penggunaan input yang berupa kekayaan alam untuk mencapai output yang diinginkan, tanpa memikirkan suatu inovasi ataupun peningkatan kemampuan produksi pada produk mereka. Hal ini menjadikan kita terlalu tergantung pada sumber daya tertentu tanpa kita melihat dan memanfaatkan sumber daya lain yang potensial. Oleh karena itu meski kegiatan usaha di Indonesia telah berjalan puluhan tahun, tapi kemajuan kegiatan usaha kita sangatlah rendah. Berbeda dengan Jepang walaupun memiliki sumber daya alam yang sangat kurang, tetapi dengan kemampuan mereka untuk mengembangkan intellectual capital(ic). Bertolakbelakang dengan meningkatnya pengakuan IC dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat terhadap IC perusahaan belum dapat ditetapkan. Misalnya, Pulic (1998; 1999; 2000) tidak mengukur secara langsung IC perusahaan, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient VAIC ). Komponen utama
4 dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA value added capital employed), human capital (VAHU value added human capital), dan structural capital (STVA structural capital value added). Menurut Pulic (1998), tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemapuan yang melekat pada mereka). Lebih lanjut Pulic (1998) menyatakan bahwa intellectual ability (yang kemudian disebut dengan VAIC ) menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan. Diketahui bahwa investor cenderung akan membayar lebih tinggi atas saham perusahaan yang memiliki sumber daya intelektual yang lebih dibandingkan terhadap perusahaan dengan sumber daya intelektual yang rendah. Harga yang dibayar oleh investor tersebut mencerminkan nilai perusahaan. Market value terjadi karena masuknya konsep modal intelektual yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadiah (2012) dan I Gede (2012) bahwa intellectual capital memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap nilai pasar perusahaan (Market value). Terbukti bahwa semakin tinggi intellectual capital perusahaan, mala nilai perusahaan akan meningkat dan membuat sahamnya akan diminati oleh para investor sehingga permintaan akan saham
5 perusahaan tersebut akan naik dan meyebabkan harga saham menjadi naik. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made (2011) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan real estate menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara intellectual capital dengan nilai pasar perusahaan Ketika sesorang yang akan melakukan investasi di suatu perusahaan akan melihat dan menganalisis seperti apa kondisi perusahaan terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah investasi tersebut dapat memberikan keuntungan yang diharapkan (Anthony, 2015). Kinerja keuangan perusahaan meupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Rina, 2012). Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual beli saham suatu perusahaan.sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2015) menunjukan bahwa kinerja keuangan dilihat dari ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan yang dilihat dari NPM berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anthony (2015) menunjukan bahwa ROA berpengaruh positif
6 signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin s Q dan ROE juga memberikan hasil yang positif terhadap Tobin s Q. Hasil penelitian yang beragam dan seringkali kontradiktif mengenai IC dan kinerja keuangan menunjukkan bahwa masih terjadi research gap. Hal ini semakin menguatkan bahwa penelitian lebih lanjut penting untuk dilakukan. Hal ini juga didukung dengan semakin vitalnya peranan IC dan kinerja keuangan bagi perusahaan modern karena sulit ditiru dan bersifat tak tergantikan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan nilai perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Intellectual Capital dan Kinerja Keuanngan terhadap Nilai Pasar Perusahaan pada Perusahaan LQ-45 Tahun 2012-2014 yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. B. Rumusan masalah penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan pertanyaan penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap
7 nilai perusahaan. b. Untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 2. Kontribusi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: a. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat. b. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi tambahan untuk mengukur kinerja perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan nilai pasar perusahaan yang didasarkan pada informasi intellectual capital. c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bias digunakan sebagai referensi perluasan penelitan selanjutnya