PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

Oleh: A.A. Gede Agus Mahayana I Gusti Ayu Agung Ariani Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG BERBENTUK BUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI UDARA NIAGA

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

A. Latar Belakang Masalah

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

Kata kunci :Upaya Hukum, Transportasi udara

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN APABILA TERJADI KECELAKAAN AKIBAT PILOT MEMAKAI OBAT TERLARANG

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

TANGGUNG GUGAT PRODUCT LIABILITY DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

PENGATURAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A BAGI PELAKU USAHA TOKO MODERN MINIMARKET

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

Keywords : protection, Insurance, compensation

KAJIAN YURIDIS TERHADAP LEGALITAS PENGOPERASIAN OJEK DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

DIMAS WILANTORO NIM: C.

TANGGUNG JAWAB PROVIDER DALAM HAL TERJADI KECELAKAAN YANG MENIMPA PELAKU OLAHRAGA KEDIRGANTARAAN MICROLIGHT/AUTOGYRO

PERTANGGUNGJAWABAN PT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEKERJA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA CV SINAR KAWI DI TAMPAKSIRING GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENGANGKUTAN TERNAKMELALUI KAPAL LAUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN MEREK YANG TELAH TERDAFTAR OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pengangkutan dapat dilakukan melalui darat, laut

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Cet. 1. Jakarta : Sinar Grafika, 2009

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA ATAS KESELAMATANNYA : STUDI PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS ( UPT ) TRANS SARBAGITA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

Transkripsi:

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT Oleh I Made Bagus Suardana Made Maharta Yasa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The regulation principle of responsibility by faults in the event evenemen on land transport. Ground transportation as the dominant tools of transport in Indonesia. Application of the laws does not regulate road traffic compensation losses suffered by third parties in the delivery of goods by public transport. The purpose this paper, to explain the inconsistencies by the rule in providing compensation to the third party. The method used in this paper studies the method by comparing the normative provisions by laws. To obtain legal protection, peoples must pay extra of the diversion of risk. Keywords: Transportation, Ground, Compensation, Responsibility ABSTRAK Pengaturan prinsip tanggung jawab karena kesalahan apabila terjadi evenement pada pengangkutan darat. Pengangkutan darat sebagai sarana pengangkutan dominan di Indonesia. Penerapan undang undang lalu lintas jalan tidak mengatur ganti kerugian yang diderita oleh pihak ketiga dalam pengiriman barang melalui angkutan umum. Tujuan dari penulisan ini, untuk menjelaskan adanya ketidak konsistenan dalam UULLAJ dalam memberikan ganti kerugian terhadap pihak ketiga. Metode yang digunakan dalam tulisan ini metode penelitian normatif dengan membandingkan ketentuan peraturan perundang undangan. Untuk mendapatkan perlindungan hukum masyarakat harus mengeluarkan biaya tambahan melalui pengalihan resiko. Kata Kunci: Pengangkutan, Darat, Ganti Kerugian, Tanggung Jawab I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan ekonomi nasional di segala bidang dengan diimbangi kepastian hukum yang mempertimbangkan kepentingan pelaku usaha. Salah satu bidang yang sangat berkembang adalah bidang transportasi darat yang menjadi peranan penting untuk mempersingkat jarak dan waktu dalam memenuhi target keuntungan para pelaku usaha. Transportasi atau angkutan darat dalam hal ini sebagai sarana pengangkutan dominan di Indonesia mengalami peningkatan mengikuti perkembangan pembangunan nasional. 1

Dengan telah ditetapkan peraturan perundang undangan yang terbaru tentang lalu lintas angkutan jalan, yaitu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (UULLAJ) sebagai kajian utama penulis dalam bidang angkutan darat. Pada pengangkutan dengan kendaraan umum, pengusaha pengangkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang, atau pihak ketiga, karena kelalaian atau kesalahan dalam melaksanakan pelayanan pengangkutan. 1 1.2 TUJUAN Penulisan ini bertujuan untuk memahami bahwa pada UULLAJ tidak memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang memihak kepada pihak ketiga atau penerima barang, terhadap kerusakan barang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. Undang undang ini hanya memberikan hak dan kewajiban kepada pelaku usaha untuk memberikan ganti kerugian, dengan membebankan pembuktian kepada pengirim maupun penerima barang terhadap adanya kesalahan atau kelalaian pada pihak perusahaan angkutan umum. Sehingga tulisan ini difokuskan untuk menganalisis pengaturan prinsip tanggung jawab karena kesalahan apabila terjadi evenement pada pengangkutan darat. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan penelitian normatif, dimana dilakukan dengan cara meneliti undang undang lalu lintas angkutan jalan. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan yang dilakukan oleh penulis, mencakup penelitian terhadap asas asas, sistematik hukum di bidang pengangkutan darat. 2 Dari bahan bahan hukum tersebut penulis melakukan analisis dengan cara perbandingan pada Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Kitab Undang Undang Hukum Dagang dan UULLAJ. Penulis memaparkan, bahwa pertanggung jawaban terhadap barang pada alat angkutan umum yang menimbulkan kerugian atau kerusakan, oleh pihak ketiga yang menderita kerugian wajib membuktikan kesalahan pengangkut dalam hal ini perusahaan angkutan umum atau orang yang dipekerjakan oleh perusahaan tersebut. II.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Abdulkadir Muhammad, 2008, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hal.50. 2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan singkat, Raja Grafindo Persada, Hal. 14. 2

2.2.1 Pengaturan Prinsip Tanggung Jawab Karena Kesalahan Pada Pengangkutan Darat UULLAJ merupakan peraturan khusus mengenai pengangkutan darat yang mengatur angkutan umum yang mengangkut orang dan/ atau barang. H.M.N. Purwosutjipto mengatakan, bahwa kewajiban pengangkut ialah menyelenggarakan pengangkutan barang mulai dari tempat pemuatan sampai tempat tujuan dengan selamat. 3 Peraturan perundang undangan tentang pengangkutan di Indonesia menganut prinsip tanggung jawab karena kesalahan dan prinsip tanggung jawab karena praduga. Sesuai dengan prinsip tanggung jawab karena kesalahan, setiap kerugian yang disebabkan oleh perusahaan angkutan umum wajib untuk memberikan kerugian. Bahwa pengaturan mengenai ganti kerugian terhadap pihak ketiga tersebut sebagaimana yang tercantum pada Pasal 194 UULLAJ sebagai aturan khusus, dapat diberikan apabila dapat dibuktikan kerugian tersebut disebabkan oleh kesalahan perusahaan angkutan umum. UULLAJ sebagai aturan khusus tidak memberikan perlindungan hukum kepada pihak ketiga atau penerima barang, karena tidak dapat menerapkan Pasal 1365 Kitab Undang Undang Hukum Perdata dengan membayar ganti kerugian tanpa melalui jalur pengadilan. Pasal 194 UULLAJ sebagai aturan khusus merupakan penerapan Pasal 470a Kitab Undang Undang Hukum Dagang sebagai aturan umum hukum pengangkutan yang membebankan kepada pihak ketiga untuk membuktikan kesalahan pada perusahaan angkutan umum untuk mendapatkan ganti kerugian. Kelemahan Pasal 194 ayat 1 UULLAJ dengan tidak memberikan perlindungan hukum terhadap penerima barang atau pihak ketiga, apabila barang yang diterima mengalami kerusakan atau cacat yang penyebabnya adalah perusahaan angkutan barang harus dengan pembuktian terhadap alat angkutan maupun kelalaian dari orang yang dipekerjakan oleh perusahaan tersebut menjadikan prinsip tanggung jawab karena kesalahan tidak mencerminkan unsur kepastian hukum, sehingga akan tidak efektif apabila diterapkan. 2.2.2 Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Umum Apabila terjadi Evenement Pada Pengangkutan Darat 3 Purwosutjipto, 1981, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum Pengangkutan, Djambatan, Jakarta, Hal. 34. 3

Pasal 189 UULLAJ mewajibkan perusahaan angkutan umum untuk mengasuransikan tanggung jawabnya sebagaimana yang tercantum pada Pasal 188 UULLAJ, mengganti kerugian kepada penumpang atau pengirim barang yang disebabkan oleh kelalaian dalam pelayanan angkutan umum tersebut. Terhadap pihak ketiga sebagai penerima yang pada waktu penyerahan tersebut tidak terlihat dari luar adanya kerusakan dengan barang yang diterima, akan mengalami kesulitan pada saat mengajukan tuntutan ganti kerugian disebabkan ketidaksesuaian dengan Pasal 194 ayat 1 UULLAJ. Dengan pemberlakuan Pasal 194 ayat 1 UULLAJ, perusahaan angkutan umum tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, sedangkan disisi lain pihak ketiga atau penerima barang akan mengalami kesulitan untuk membuktikan kesalahan dari pengangkut (kecuali pihak ketiga ikut serta dalam pengangkutan).terkait dengan hal ini diperlukan upaya pemberitahuan kepada pengirim barang untuk mengalihkan resiko kerugian (sesuai dengan Pasal 189 UULLAJ) selain asuransi yang diberikan oleh perusahaan angkutan umum sebelum terjadinya pengangkutan. Melalui pengalihan resiko apabila terdapat kerusakan barang yang diakibatkan oleh perusahaan angkutan umum, penerima dapat langsung melakukan klaim kepada perusahaan asuransi yang dibayarkan oleh pengirim barang. Secara tidak langsung biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengiriman barang akan menjadi lebih tinggi, akan tetapi jika terjadinya evenement pengirim maupun penerima barang tidak dibutuhkan pembuktian adanya kelalaian perusahaan angkutan umum. Terhadap pembayaran ganti kerugian dalam pengalihan resiko tanggung jawab, sesuai dengan prinsip ganti kerugian yang tercantum pada Pasal 246 Kitab Undang Undang Hukum Dagang mengenai asuransi yang mewajibkan pihak asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung apabila terjadi kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita tertanggung karena terjadi evenement atau suatu peristiwa yang tidak tentu. Pengalihan resiko yang dilakukan oleh pengirim barang, untuk menyeimbangkan antara kerugian yang diderita oleh penerima yang diberikan oleh perusahaan asuransi dengan memberikan nilai atau harga barang yang dialihkan resikonya. Pengalihan resiko terhadap barang yang diberlakukan untuk asuransi kerugian, diberikan terhadap barang yang kepentingannya dapat dinilai dengan uang. 4

III. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, penulis dapat memberikan suatu kesimpulan yaitu, adanya ketidakkonsistenan pengaturan prinsip tanggung jawab karena kesalahan apabila terjadi evenement pada pengangkutan darat khususnya pada ketentuan Pasal 188 UULLAJ yang mewajibkan perusahaan angkutan umum untuk memberikan ganti kerugian karena lalai dalam melaksanakan pelayanan, namun disisi lain diperlukan upaya pembuktian dari pihak ketiga atau penerima barang sesuai dengan ketentuan Pasal 194 UULLAJ. Pengirim dan penerima barang dapat melakukan upaya perlindungan terhadap barang kiriman agar mendapatkan ganti kerugian dengan melakukan pengalihan resiko melalui asuransi kerugian, untuk mendapatkan kepastian hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 246 Kitab Undang Undang Hukum Dagang yang akan membayarkan kerugian tanpa pembuktian apabila nilai atau harga barang disebutkan sesuai dengan kepentingan yang dilindungi dan dapat dinilai dengan sejumlah uang. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Abdulkadir, 2008, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung Purwosutjipto, H.M.N., 1981, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum Pengangkutan, Djambatan, Jakarta. Soekanto Soerjono, dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) terjemahan R. Subekti dan Tjitrosudibio, 2009, Cet.ke Empatpuluh, Pradnya Paramita, Jakarta. Kitab Undang Undang Hukum Dagang, 2011, Cet.V, Citra Umbara, Bandung. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan 5