MASA DEPAN LULUSAN PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

REGULASI MUTU PELAYANAN KESEHATAN- KEDOKTERAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN. Dr. dr. Fachmi Idris, M.

NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

Layakkah Menjadi Political Act. (Menuju Indonesia yang Lebih Sehat: Resolusi atas Konsep dan Implementasi yang Dijalankan)

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas, kesejahteraan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

PELAKSANAAN DOKTER KELUARGA DI INDONESIA. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

IMPLEMENTASI PARADIGMA NASIONAL DALAM BIDANG KESEHATAN MENUJU TERCAPAINYA INDONESIA SEHAT

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug

Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

Peran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

ANTARA MUTU DAN BIAYA DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) SEBAGAI SISTEM PENDANAAN KESEHATAN MASYARAKAT DI MASA DEPAN

Pemeliharaan Kesehatan. Masyarakat) & DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

FERRY EFENDI MAKHFUDLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer. Oleh dr. Erdiyanto, DK (Ketua PDKI Cabang Jambi)

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sakit pengelolaan swasta pun semakin berkembang pesat. Hal ini tidak pelak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Perbedaan Kinerja Jaminan Kesehatan Bali Mandara dari segi Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan

DR. dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

MODUL 2 MASALAH KESEHATAN DALAM KELUARGA

KONTRIBUSI KB DALAM PENINGKATAN HDI PROVINSI DIY. Oleh ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

Makalah Tentang Masalah Kesehatan

UPAYA PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ( IPM ) KALBAR DENGAN PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

Transkripsi:

MASA DEPAN LULUSAN PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA, PALEMBANG 2007

Daftar Isi 1. Pendahuluan 2. Format Pelayanan Kesehatan dan Masa Depan Dokter 3. Pelayanan Kesehatan Keluarga sebagai Masa Depan Pengabdian Lulusan Dokter 4. Penutup

Masa Depan Lulusan Pendidikan Dokter di Indonesia Oleh: Dr. dr. Fachmi Idris M.Kes 1 Pendahuluan Memprediksikan masa depan lulusan pendidikan dokter di Indonesia tidak akan terlepas dari format pelayanan kesehatan pada masa mendatang. Format kesehatan masa depan itu sendiri sifatnya sangat dinamis, terkait dengan berbagai faktor yang ada. Namun demikian, paling tidak dengan melihat berbagai regulasi yang ada dan rencana implementasinya, kita dapat memprediksi format pelayanan kesehatan berdasarkan: 1) Implementasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN); 2) UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN); dan 3) Undang-Undang Praktik Kedokteran (UUPK). Di luar tiga hal di atas, kondisi real dan tantangan bidang kesehatan akan membentuk atau memesan jenis pendidikan kedokteran yang diharapkan. Indikator internasional untuk mengukur kondisi real dan tantangan tersebut sekaligus melihat mengukur keberhasilan pembangunan (kesejahteraan, termasuk di sini kesehatan ) satu bangsa adalah capaian Mellenium Development Goal s (MDG s) dan Human Development Index (HDI). MDG s atau sasaran pembangunan millennium menggambarkan target-target yang harus dicapai setiap bangsa pada tahun 2015. Sebagian besar (bahkan hampir separuhnya), berhubungan dengan pembangunan kesehatan, yaitu: 1) upaya penurunan angka kematian anak; 2) upaya peningkatan kesehatan ibu; 3) perang terhadap penyakit menular, yaitu: HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya; serta 4) pemeliharaan lingkungan (termasuk kesehatan lingkungan). HDI atau Indeks Pembangunan Manusia menggambarkan atau merupakan agregat dari tiga domain yang menggambarkan kondisi satu bangsa pada saat ini. Tiga domain ini dapat dikatakan domain utama dalam pembangunan, yang menggambarkan hasil pembangunan : 1) kesehatan, di urutan pertama; 2) pendidikan, di urutan kedua; dan 3) ekonomi (income), di urutan ke tiga. Saat 1 Ketua Umum PB IDI/Dosen FK UNSRI

ini HDI Indonesia tidak begitu menggembirakan, di tahun 1995 Indonesia menempati juara ke 95, yang kemudian di tahun 2003 melorot menjadi juara ke 112. Apabila dibandingkan dengan negara yang baru merdeka, yaitu Vietnam, Indonesia terlihat disalip oleh Vietnam. Di tahun 1995 Vietnam menempati juara ke 117, kemudian di tahun 2003 naik menjadi juara ke 95. Hasil assessment Departemen Kesehatan, mendapatkan bahwa dalam bidang kesehatan ada lima Permasalahan Bangsa Saat ini, yaitu: 1) Rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang ditandai dengan tingginya AKB, AKBa, AKI, & proporsi balita dengan gizi kurang; 2) Masih tingginya angka kematian akibat penyakit menular serta trend meningkatnya penyakit tidak menular; 3) Persoalan kesenjangan kualitas kesehatan dan akses yankes bermutu, baik antar: wilayah/daerah, gender, dan kelompok status sosial ekonomi; 4) Masalah kualitas, kuantitas dan distribusi nakes; dan 5) Masalah pembiayaan yang sumbernya sedikit, namun alokasi dan sistem pembiayaan tidak optimal. Format Layanan Kesehatan dan Masa Depan Lulusan Dokter Kondisi-kondisi di atas, yaitu target MDGS s, Nilai HDI dan lima permasalahan utama ini akan menjadi dasar dalam memformat pelayanan kesehatan masa depan termasuk format masa depan lulusan pendidikan dokter. Buah dari kondisi-kondisi di atas, pemerintah RI, kemudian melakukan reformasi kesehatan, yang dimulai dengan mengamandemen UUD 1945. Pasal kesehatan yang diamandemen dapat dilihat pada pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan Kelanjutannya adalah, DPR RI kemudian mengesahkan UU SJSN yang di dalamnya mengatur tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk seluruh rakyat Indonesia. Inti dari JKN ini adalah, setiap warga bangsa berhak mendapatkan pelayanan akan kebutuhan kesehatan dasar dengan berdasarkan prinsip-prinsip asuransi sosial bidang kesehatan. UU SJSN dan prinsip asuransi kesehatan ini kemudian mendorong terbitnya SKN baru pada tahun 2004 (Kepmenkes No. 131/MENKES/SK/II/2004). Dalam SKN tersebut tergambar format pelayanan kesehatan masa depan (khususnya untuk format layanan dokter tingkat pertama) berbunyi: Sejalan

dengan pengembangan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan pelayanan kesehatan individu melalui Puskesmas. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu menerapkan konsep dokter keluarga kecuali di daerah yang sangat terpencil yang masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas Format layanan ini kemudian diperkuat dengan terbitnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 (PerPres RI No. 7 Tahun 2005). Dalam Perpres tersebut, khususnya pada Bab 28, Huruf d, No 4, Angka 6: tertulis tentang rencana Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga. Dengan demikian, keberadaan hasil amandemen UUD 1945, terbitnya UU SJSN, pembaharuan SKN dan keberadaan RPJMN 2004, telah menghasilkan format baru pelayanan kesehatan yang akan sangat terkait dengan masa depan lulusan pendidikan dokter di Indonesia. Pelayanan Kedokteran Keluarga sebagai Masa Depan Pengabdian Lulusan Dokter Guna memenuhi perubahan format tersebut di atas maka orientasi pendidikan kedokteran haruslah memperhatikan area pengelolaan masalah kesehatan masa depan, yang isinya antara lain: 1) Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat; 2) Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit; 3) Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit; 4) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan; 5) Mengelola sumber daya manusia dan sarana-prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan dokter keluarga. Dokter masa depan melalui pelayanan kedokteran keluarga di dalam sistem kesehatan akan dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi, meningkatkan pemerataan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan, mengintegrasikan usaha pencegahan dan pengobatan, fisik dan psikologi, penyakit akut dan kronis dan mengusahakan kolaborasi dan koordinasi pelayanan kesehatan dengan tim kesehatan secara lebih efisien dan efektif dari segi biaya, serta mengintegrasikan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

Dokter keluarga akan menjadi penghubung dan jembatan yang efektif antara pelayanan rumah sakit dan pelayanan kesehatan pada layanan primer. Hal ini terdukung dengan keberadaan konsep pelayanan ini yang oleh WHO dinamakan sebagai Five Star Doctor atau dokter bintang lima. Dengan konsep ini, seorang dokter keluarga mempunyai kompetensi seabagai: 1) Care provider/menyediakan pelayanan kedokteran; 2) Decision maker/pengambil keputusan, termasuk jenis pelayanan dan rujukan apa yang diperlukan untuk ke rumah sakit yang dipilih; 3) Communicator/Komunikator; 4) Community leader/pemimpin kesehatan di masyarakat; dan 5) Manager of healthcare resources/manajer dari sumber kesehatan yang ada. Akhirnya, Dokter keluarga-lah yang memegang peran sentral dalam sistem pelayanan kesehatan untuk mencapai kualitas, efektifitas biaya, serta keadilan bagi setiap orang untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Itulah kira-kira masa depan yang harus diperankan oleh lulusan pendidikan kedokteran di Indonesia. Penutup Masa Depan Lulusan Pendidikan Dokter di Indonesia sangat tergantung pada orientasi pelayanan kesehatan yang akan dikembangkan oleh pemerintah. Bagaimanapun juga pemerintah, dalam hal ini Depkes, adalah user utama atas serapan lulusan dokter masa depan. Orientasi pelayanan berbasis komunitas (Community Oriented Medical Service) dengan orientasi pendidikan yang juga berbasis komunitas (Community Oriented Medical Education), harus bergeser menjadi pelayanan berbasis keluarga (Family Oriented Medical Service) dengan orientasi pendidikan yang juga berbasis pada pendekatan keluarga (Family Oriented Medical Education) Dokter lulusan masa depan dengan format pelayanan kesehatan yang akan dikembangkan akan lebih mudah untuk mencapai Visi Indonesia Sehat yang berbasis paradigma sehat (menjaga rakyat yang sehat agar tetap sehat). Pelayanan kesehatan berbasis dokter keluarga telah terbukti di berbagai negara dapat menjadi gate keeper dalam pelayanan kedokteran dengan mengutamakan kendala mutu dan kendali biaya yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan. Itulah harapan dan masa depan lulusan pendidikan dokter di Indonesia.

Daftar Bacaan: 1. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta, 2004. 2. Gan, L.G., et al., A Primer on Family Medicine Practice, Singapore International Foundation. Singapore, 2004 3. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003 4. McWhinney, I.R., A Text Book of Family Medicine, 2nd Edition, Oxford University Press, 1997. 5. Star, P., The Social Transformation of American Medicine, Basic Book, Inc., Publisher, New York, 1982.