PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT. Oleh Andi Muliati AM

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Telp & Fax (0271)

DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Kp. Dadapan RT 06/07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah - INDONESIA

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tuntutan dari pascapelaksanaan In Service Learning 1, maka peserta berkeharusan menindaklanjutinya dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PEDOMAN PELAKSANAAN. PERMENDIKNAS Nomor 28 Tahun (Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah)

PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang terangkum dalam kesimpulan sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON ASESOR PENILAIAN POTENSI KEPEMIMPINAN (APBN-P) DAN DIKLAT CALON ASSESOR PENILAIAN MAKALAH KEPEMIMPINAN (APBN-P)

PELAPORAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK) DAN OBSERVASI GURU YUNIOR DALAM KEGIATAN ON THE JOB LEARNING

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN. Nomor : 800 / 0017 / 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA)

Misi LPPKS-Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

A. Tujuan Pelatihan Asesor

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN SEBUAH UPAYA MENGASAH KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono Korwi LPPKS

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam arti

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Telp & Fax (0271)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

WALIKOTA PROBOLINGGO

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Pelaksanaan Rekrutmen Calon Kepala sekolah di Kota Palangka Raya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PETUNJUK TEKNIS SELEKSI CALON KEPALA SD NEGERI DAN KEPALA SMP NEGERI

OUTLINE. Bimbingan Teknis Mentor Calon Pengawas Sekolah Hotel Aston Bali, 2 s.d. 6 Agustus /08/2016

05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

UU PERPUSTAKAAN ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN BAGI SEKOLAH/MADRASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

05/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN LABORAN BERPRESTASI

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

Transkripsi:

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT Oleh Andi Muliati AM Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi (1998) bahwa Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurutnya perilaku nakal peserta didik. Dengan semakin kompleknya tuntutan tugas kepala sekolah dan tuntutan kinerja, disisi lain perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan kemampuan secara professional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sejalan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah dimana salah satu standar yang dimaksud adalah standar manajerial yang kompetensinya adalah bagaimana Kepala Sekolah dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah. Selain itu bagaimana kepala sekolah mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal. Untuk itu perlu program penyiapan calon kepala sekolah sebagaimana ditekankan dalam Permendiknas nomor 28 tahun 2010 pasal 3 bahwa Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon

kepala sekolah. Sekaitan dengan hal tersebut maka, diaharapkan kabupaten/kota melalui dinas pendidikan akan mendapatkan kepala sekolah yang handal, professional, memiliki visi dan misi yang mampu mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju sekolah yang berkualitas. A. Pengertian Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memilih guru-guru berpotensi dan berpengalaman terbaik yang siap menerima tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Prosesnya mencakup dua tahapan, yakni (1) rekruitmen (seleksi administrasi & seleki akademik), dan (2) pendidikan dan pelatihan. B. Tujuan Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah 1. Mendapatkan calon-calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi dan pengalaman terbaik di bidang kepemimpinan sehingga yang bersangkutan dapat menjalankan tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah secara efektif. 2. Mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh calon kepala sekolah/madrasah untuk menjalankan tugas kepemimpinan dan manajemen secara efektif dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. 3. Memberikan pengalaman belajar yang memadai dan bisa menjadi stimulan terhadap proses pengembangan keprofesian berkelanjutan calon kepala sekolah/madrasah di masa yang akan datang. C. Sasaran Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah Sasaran penyiapan kepala sekolah/madrasah adalah guru-guru yang berpotensi untuk mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan penyiapan calon kepala sekolah, kita perlu mengidentifikasi secara sistematis potensi seorang calon kepala sekolah sejak dari tahap rekrutmen. Penerapan sistem rekrutmen yang dapat memilah dan memilih calon kepala sekolah yang sangat berpotensi pada era pendidikan kita saat ini. Demikian juga pendidikan dan pelatihan yang akan diikuti oleh calon kepala sekolah.

D. Seleksi Akademik calon Kepala Sekolah/Madarasah Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan penulisan makalah kepemimpinan, sebagai rangkaian program rekruitmen calon kepala sekolah/madrasah. 1. Tujuan Seleksi Akademik adalah: Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang meiliki rekomendasi professional tentang penguasaan lima kompetensi kepala sekolah/madrasah dan pengembangan keprofesiannya dari kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah; Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi kepemimpinan yang baik; Menilai pengetahuan, wawasan, gambaran gaya/corak/karakteristik kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan yang pernah dilakukan dan dimiliki oleh para calon kepal sekolah/madrasah. Sebelum dilaksanakan seleksi akademik maka, kegiatan yang harus diikuti oleh guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah adalah (a) pengusulan calon oleh kepala sekolah dan atau pengawas, (b) seleksi administrasi yang dijelaskan sebagai berikut : a. Pengusulan Calon Pengusulan guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui langkan-langkah pengumuman, identitas guru potensial, penyiapan berkas usulan, dan pengajuan usulan calon kepala sekolah. Guru potensial yang memenuhi persyaratan dapat diusulkan kepada dinas pendidikan/kantor kementrian agama oleh kepala sekolah/madrasah atau bersama-sama dengan pengawas. b. Seleksi Administrasi Seleksi administrasi dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen guru sebagai calon kepala sekolah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seleksi adminstrasitif dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementeria Agama/Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota melalui panitia seleksi yang di tunjuk dan ditetapkan.yang kemudian dilakukan seleksi akademik. 2. Materi seleksi Akademik Seleksi akademik meliputi penilaian terhadap: Rekomendasi dari kepala sekolah/madrasah (lampiran 5) Rekomendasi dari pengawas sekolah/madrasah (lampiran 6) Penilaian kinerja sebagai guru/dp3 Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) Makalah kepemimpinan 3. Pelaksanaan a. Alokasi Waktu PPK Proses pelaksanaan Penilaian Potensi Kepemimpinan Kepala/Madrasah KS/M) diatur sebagai berikut. (PPK- No. Kegiatan Alokasi Waktu 1. Instrumen respon situasional I.a. 30 menit 2. Instrumen respon situasional I.b. 30 menit 3. Instrumen kreativitas dan pemecahan 45 menit masalah 4. Instrumen pengambilan keputusan 60 menit berbasis bukti 5. Wawancara 10 menit /peserta b. Prosedur PPK Kegiatan PPK-KS/M dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: Menjelaskan tata tertib peserta; Menjelaskan petunjuk pengisian lembar respon; Membagikan instrumen dan lembar respon; Memberi waktu pengisian respon sesuai mekanisme pelaksanaan PPK- KS/M; Memberitahu ketika waktu menunjukkan kurang 5 menit dari batas waktu yang disediakan;

Mengumpulkan instrumen dan hasil respon peserta; Menyerahkan hasil respon peserta kepada asesor untuk dinilai; c. Penulisan Makalah Kepemimpinan Makalah ditulis tangan Menggunkan tinta biru Jumlah halaman mimimal 4 lembar Waktu: 4 jam d. Pelaksanaan Wawancara Persiapan administrasi wawancara (5 menit) Proses wawancara (10-45 menit per peserta) Moderasi penilaian (10 menit per peserta) e. Asesor Penilaian seleksi akademik oleh asesor yang telah mengikuti pelatihan asesor dan memiliki sertifikat. Asesor seleksi akademik memberikan nilai pada hari terakhir kegiatan seleksi akademik. Seleksi akademik dilakukan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Solo bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Perguruan Tinggi. E. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai negeri sipil. Lembaga Diklat kedepan hedaknya mampu menunjukkan profesionalitas dalam penyelenggaraan diklat sehingga mampu menghasilkan output dan outcome yang benar-benar memiliki manfaat baik peningkatan kinerja, perbaikan sistem organisasi dan manajemen, maupun memiliki kemampuan dalam menentukan strategi kegiatan yang mampu membawa perubahan positif pada masyarakat sehingga diklat dirasakan sebagai suatu kebutuhan bukan sebagai beban tugas. Perlu paradigma baru dalam diklat yang mencakup sistem dan strategi yang mampu menjawab terhadap perubahan situasi dan kondisi, terutama beriringan dengan pengembangan IPTEK dengan landasan etika dan moral yang kokoh.

Dalam kaitannya dengan penyiapan calon kepala sekolah maka, bagi peserta yang lulus seleksi administrasi dan akademik maka, berhak mengikuti pendidikan pelatihan (Diklat) dengan pola 300 jam atau setara dengan tiga bulan. Diklat calon kepala sekolah/madrasah programnya dikemas dalam 3 tahap dengan model In- Service Learning 1 On-the Job Learning In-Service Learning 2. In-Service Learning 1 (IN-1) yaitu pembelajaran melalui kegiatan tatap muka. On-the Job Learning (OJL) adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata. Sedangkan In-Service Learning 2 (IN-2) adalah kegiatan tatap muka untuk mempresentasikan dan merefleksikan hasil On-the Job Learning. Model ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek pengetahuan kognitif dan pengalaman empirik. Hal ini sesuai dengan karakteristik peserta diklat sebagai adult learner. Kegiatan In-Service Learning 1 berupa tatap muka antara peserta diklat dengan nara sumber dan atau fasilitator. Kegiatan ini diselenggarakan dalam durasi minimal 70 (tujuh puluh) jam pelajaran @ 45 menit. Materi diklat mencakup materi umum, materi inti dan materi penunjng. Pada akhir kegiatan In-Service Learning 1 peserta menyusun Rencana Tindakan yang akan diimplementasikan pada saat On-the-Job Learning. Tahap kedua adalah On-the-Job Learning, yakni pelaksanaan rencana tindakan yang telah disusun pada saat In Service Learning 1. OJL dilaksanakan melalui berbagai kegiatan nyata di dua tempat: sekolah sendiri dan sekolah lain yang jenjangnya lebih tinggi atau sama selama 3 (tiga) bulan atau setara dengan 200 jam pelajaran, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas dilakukan selama 150 (seratus lima-puluh) jam pelajaran. b. Kegiatan OJL di sekolah lain dilakukan minimal 50 (lima-puluh) jam pelajaran. c. Jika di daerah calon tidak terdapat sekolah lain yang jenjangnya lebih tinggi atau sama, maka kegiatan OJL dapat dilakukan di sekolah tempat calon bertugas. d. Dalam melaksanakan kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas maupun di sekolah lain yang bersangkutan tetap menjalankan tugasnya sebagai guru.

e. Dalam kegiatan OJL peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah mengimplementasikan materi-materi pelatihan yang diperoleh dalam kegiatan In- Service Learning 1, yang dituangkan dalam rencana tindakan. f. Pada akhir kegiatan OJL peserta diharuskan mengumpulkan sejumlah tagihan. Tahap ke tiga, In-Service Learning 2, dilaksanakan dalam durasi 30 (tiga puluh) jam pelajaran. Dalam kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap portofolio calon kepala sekolah/madrasah. Portofolio adalah sejumlah tagihan terhadap pelaksanaan OJL yang dikumpulkan oleh calon kepala sekolah/madrasah dalam satu folder. Penilaian juga dilakukan melalui presentasi hasil OJL dan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut dalam konteks peningkatan kompetensi calon kepala sekolah/madrasah. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh fasilitator dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta diklat dalam mencapai tujuan pembelajaran, menggunakan macam-macam metode pembelajaran antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok (discussion), Latihan (exercise), studi kasus (case study), curah pendapat (brainstorming), seminar (seminar), penugasan (resitation), simulasi (simulation), bermain peran (role playing), demonstrasi (demonstration), praktek kerja lapangan (PKL) atau metode do-looklearn, tugas baca (Reading), metode proyek (project) atau studi mandiri, dan metode discovery. Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan penulisan makalah kepemimpinan. Sedangkan pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan pemberian pengalaman teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan calon pada dimensi kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Penilaian dilakukan oleh Tim Asesor untuk seleksi akademik yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan asesor dan dinyatakan lulus serta memiliki sertifikat, demikian juga fasilitator atau Master trainer yang memberikan materi pada pendidikan dan pelatihan.

Peserta yang telah mengikuti dan lulus seleksi akademik dan diklat menerima sertifikat kepala sekolah/madrasah, dicatat dalam database nasional dan diberi Nomor Unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk. Selanjutnya pengangkatan kepala sekolah pada satuan pendidikan dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota. REFERENSI 1) Ahmaddiputra, dkk. 1986. Pendiklatan Orang Dewasa. Jakarta: Karunika. 2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendiklatan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 3) Soleh Suaedy, Drs, MM, http://.www.google.com/ Penerapan Berbagai Metode Pembelajaran Dalam Kegiatan Diklat 4) Program penyiapan calon kepala sekolah, LPPKS,Kemendikbud, 2011 5) Pemendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. 6) Permendinas nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasa Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. 7) Petujuk Teknis seleksi akademik, LPPKS, 2011 8) Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah, LPPKS, Kemdikbud 2011.