PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2000 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Nomor : 40 TAHUN 2000 Tentang : Pedoman Tata Kerja Komisis Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

TATA LAKSANA PENYUSUNAN DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH) DAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

3. Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH) DAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG TATA KERJA KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BIRO HUKUM DAN HUMAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI GULA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR TAHUN 2007 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HXDUP BAG1 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK MEMILlKI DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup wajib memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup; b. bahwa pada kenyataannya masih terdapat usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup dan sudah bejdan, namun tidak mempunyai dokumen pengelolaan lingkungan hidup; c. bahwa berdasarkan kewenangan Menteri Negara Lingkungan Hidup, perlu diambil suatu kebijakan yang dapat dijadikan sebagai acuan dan dasar hukum bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan tetapi tidak memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Dokumen Pengelolaan dan Pernantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Tidak Memilik. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup; Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 1

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nornor 125, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Umsan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provhsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 6. Keputusan Menteri Negara Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BAG1 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK MEMILIKI DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut DPPL adalah suatu dokumen yang berisi informasi dan data mengenai suatu usaha dan/atau kegiatan serta kajian evaluasi tentang darnpak dari usaha dan/atau kegiatan yang teiah berjalan terhadap lingkungan hidup serta memuat langkah-langkah pengelolaan dan pemantauan untuk mencegah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. 2. Usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan adalah usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan kegiatan fisik baik dari tahap konstruksi sarnpai dengan operasi. 3. Dokumen pengelolaan lingkungan hidup adalah dokumen yang berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). 4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. (1) Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang sudah berjalan narnun tidak memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup wajib menyusun DPPL. (2) Dalam melakukan penyusunan DPPL, penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dapat merninta bantuan konsultan. (3) Penyusun DPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki sertifikat pelatihan penyusun AMDAL dan memiliki pengetahuan di bidang rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji. (1) Tata laksana penyusunan DPPL adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Format penyusunan DPPL adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11 Peraturan Menteri ini. 3

Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 ayat (1) mengajukan permohonan DPPL kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. (1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota melakukan penilaian terhadap Dokumen DPPL yang diajukan oleh penanggungung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangannya. (2) Menteri melakukan penilaian DPPL terhadap: a. usaha dan/atau kegiatan yang potensial berdarnpak negatif pada masyarakat luas dan/atau menyangkut pertahanan dan kearnanan seperti: eksploitasi rninyak dan gas, pembangunan kilang rninyak, pembangunan bandar udara internasional, pembangunan pelabuhan samudera, dan/atau pengolahan limbah terpadu Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); b. usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi lebih dari satu wilayah provinsi; c. usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah laut di atas 12 (duabelas) mil; dan d. usaha dan/atau kegiatan yang berada di lintas batas negara. (3) Gubernur melakukan penilaian DPPL terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berada: a. di lokasi lebih dari satu wilayah kabupaten/kota; b. di lintas kabupaten/kota; dan c. di wilayah laut paling jauh 12 (duabelas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/ kota. (4) Bupati/Walikota rnelakukan penilaian DPPL terhadap usaha dan/atau kegiatan di Iuar kewenangan Menteri dan/atau Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3). (5) Mekanisme DPPL tidak diberlakukan terhadap usaha dan/atau kegiatan pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir, pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir non reaktor, submarine tailing, teknologi rekayasa genetika, penambangan bahan galian radioaktif, dan pembangunan industri amunisi dan bahan peledak.

Menteri dapat melakukan pcngawasan terhadap pelaksmam penilaian DPPL pang dilakukan oleh Gubemur danjatau Bupati/Walikota sebagahana dimaksud d h Pad5 ayat (3) dan ayat (4). Pcjabat pemberi izin wqjib mencantumkan persyaratan dan kewajiban sebagaimana tercanturn dalam DPPL ddam izin usaha dan/atau kegiatan. Penyusunan DPPL tidak mcmbebaskan pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dari sanksi hufnun sesud dengan peraturan pewdang-mdatlgan apabila ditemukan adanya pcrmaran dan/atau kerusakan Lingkungan hidup akibat dad usaha dan/atau kegiatannya. Segala b e d pcmbiayaan ddam penyusunan dan penilaian DPPL dibebankan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan. Peratwan Menteri ini mulai berlaku pada tang@ ditetapkan- Ditetapkn di Jakarta pada tanggal :25 September 2007 ttd Ir. Rachmat W1toeh.

Lampiran I Perahran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :12 Tahun 2007 Tanggal : 25 September 2007 TATA LAKSANA PEWUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PElMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (DPPL) 1 Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) memberikan sosialisasi kepada Provinsi/Kabupaten/Kota berkaitan dengan rencana pemberlakuan Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) bagi kegiatan yang telah berjalan tetapi tidak memiliki dokumen pengelolaan lingkungan. 2 Provinsi/Kabupaten/Kota melalui instansi yang mengelola lingkungan hidup diwajibkan melakukan sosidsasi dan inventarisasi terhadap usaha dan/atau kegiatan yang termasuk dalam kriteria wajib menyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL). 3 Hasil inventarisasi oleh Kabupaten/Kota disampaikan kepada Provinsi. Selanjutnya provinsi akan memverifikasi hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Kabupaten/Kob sebelum disampaikan kepada Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 4 Terhadap hasil verifikasi daftar inventarisasi yang dilakukan oleh provinsi, Kementerian Negara Lingkungan Hidup akan mengevaluasi dan memberikan pengesahan. Berdasarkan hasil pengesahan daftar inventarisasi tersebut, Kernenterian Negara Lingkungan Hidup akan menerbitkan Surat Perintah menyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) yang disampaikan kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota. 5 Pelaksanaan penilaian teknis Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) dilaksanakan oleh instansi yang mengelola lingkungan hidup di tingkat Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya. Untuk efisiensi dan efektifitas, penilaian diarahkan untuk dilakukan oleh unit kerja yang selama ini melakukan penilaian AMDAL/UKL-UPL. Penilaian Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) tidak dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL karena Komisi Penilai AMDAL sudah memiliki tugas tersendiri yang spesifik dari Gubernur/Bupati/Walikota.

6 Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diperintahkan untuk menyusun Dohmen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) melakukan kajian sesuai format Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL). 7 Hasil penyusunan Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) diserahkan kepada instansi yang mengelola lingkungan hidup untuk dilakukan penilaian. Apabila diperlukan, instansi yang mengelola lingkungan hidup dapat melakukan verifikasi lapangan untuk menunjang proses penilaian 8 Bagi proses penilaian yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota, diwajibkan untuk melibatkan instansi yang mengelola Iingkungan hidup di Provinsi. i 9 Hasil pedaian Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) yang dilakukan oleh itlstansi lingkungan hidup dan telah memenuhi persyaratan, disampaikan kepada Menteri atau Gubernur atau Bupati atau Walikota sesuai kewenangannya untuk kemudian dikeluarkan Surat Keputusan atas Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL). Surat Keputusan atas Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) yang diterbitkan oleh Provinsi dan KabupatenlKota ditembuskan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup. Sedangkan Surat Keputusan atas penilaian Dokumen Pengelolaan d m Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) yang diterbitkan Kabupaten/Kota ditembuskan kepada Provinsi. 10 Semua langkah-langkah pengelolaan dart pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) diperlakukan setara dengan RKL-RPL dari hasil proses AMDAL. Dengan demikian Dokumen Pengelolaan dm Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) wajib dicantumkan dalam ketentuan izin usaha dan/ atau kegiatan. 11 Seluruh kewajiban yang tercantum dalam Dokumen Pengelolaan dm Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) wajib dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dan dilaporkan secara berkala kepada instansi yang mengelola lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya. 12 Pelaksanaan mekanisme Dokumen Pengelolaan dm Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) berlaku efektif 2 (dua) tahun sejak tanggal Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Ir. Rachmat Witoelar. 2

Lampiran I1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nornor : 12 Tahun 2007 Tanggal : 25 September 2007 FORMAT DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (DPPL) Format Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) dalam pedoman ini merupakan persyaratan minimal yang wajib dimuat dalarn penyusunan Dok-umen Pengelolaan dan Pernantauan Lingkungan Hidup (DPPL). Dengan dernikian, penyusun dianjurkan untuk melengkapi Dokurnen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) dengan informasi lain yang relevan dan menyusunnya dalarn sistematika yang logis. Penyusun dapat juga membandingkan dengan pedoman penyusunan AMDAL dan/atau penyusunan UKL UPL. Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup setidaknya memuat hal-ha1 sebagai berikut: (DPPL) Pada bab ini diinformasikan indentitas perusahaan, perizinan yang telah dimiliki dan latar belakang kegiatan. 2. Ruang Lingkup Pada bab ini diinformasikan deskripsi kegiatan utama dan kegiatan pendukung yang meliputi: a. Kegiatan yang telah be jalan; b. Pengelolam dm pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan (apabila tidak pernah rnelakukan pengelolaan lingkungan, ha1 ini agar diinformasikan di dalam bagian ini). 3. Kajian evaluasi terhadap kegiatan yang berjalan Pada bab ini dicantumkan dampak lingkungan yang timbul dari usaha danlatau kegiatan yang sedang dan akan berjalan. Kajian evaluasi darnpak dilakukan dalam rangka menentukan (kuantifikasi) seberapa jauh/besar langkah-langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang hams dilakukan untuk setiap darnpak.

Kuantifikasi dampak ini hams dikaji dengan menggunakan metode ihiah yang sesuai untuk setiap dampak. Salah satu contoh sederhana adalah: hasil pengukwan BOD akan rnenentukan dimensi unit pengolahan limbah cair yang diperlukan atau hasil pengukuran/perhitungan volume sampah padat akan rnenentukan dirnensi tempat penimbungn. Hasil evaluasi selanjutnya menjadi arahan bagi rencana pengelolaan lingkungan d m rencana pemantauan lingkungan. 4. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dm Rencana Pernantauan Lingkungan Hidup. Pada Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ini diuraikan dan dilengkapi dengan matrik yang berisi: a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup darnpak dan sumber dampak; b. Tolok ukur darnpak, untuk mengukur komponen yang terkena dampak berdasarkan baku mutu standar; c. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup; d. Upaya pengelolaan lingkungan hidup; e. Lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan (peta, sketsa, gambar); f. Periode pengelolaan lingkungan yang memuat kapan dan berapa lama kegiatan pengelolaan dilaksanakan; g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup, yang memuat: 1) Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan lingkungan; 2) Pengawas pengelolaan lingkungan. Pada Rencana Pernantauan Lingkungan Hidup (RPL) diuraikan dan dilengkapi dengan matrik yang berisi: a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup dampak d m sumber darnpak, b. Parameter lingkungan hidup yang dipantau c. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup d. Metode pemantauan lingkungan hidup, yang memuat:

1) Metode pengumpulan dm analisis data; 2) Lokasi pemantauan lingkungan hidup; 3) Jangka wakhl dan frekuensi pemantauan. +hy e. Institusi pernantauan lingkungan hidup, yang memuat: 1) Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pemantauan lingkungan; 2) Pengawas pemantauan lingkungan. Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Ir. Rachrnat Witoelar. n aslinya 4 -